Keabsahan Data METODE PENELITIAN

mendesakku menjadi kaca menggala Untuk menerjemahkan cahayanya menjadi api dan nyala Di udara menari kapak, senapan, sapu, biola, gendang dan sejenis debu Menyanyi buku-buku, kertas arsip hendak turut memutar tasbihku Jangan dulu Di sini Amsterdam Akan kukubur dendam sejarah Sia-sia memberhalakan derita Ibu dan kampungku selaksa kilometer jauhnya Tapi terasa berbatas tabir saja Segenap keasingan akan lebur dengan menyemai cinta ke hati salju Terbayang pohon pinang dekat sumur dulu tempatku mandi menyuruhku jangan sembunyi Olle ollang darahku makin gelombang Puisi berjudul “Refrein di Sudut Dam” di atas, dapat diidentifikasi dari struktur pembangun di dalamnya. Puisi tersebut tersusun dari dua puluh lima baris yang terbagi menjadi enam bait. Kata-kata yang menyusun puisi ini dapat diidentifikasi dalam hubungan yang saling membentuk kesatuan puisi. Pada bait pertama baris satu dan dua, diksi “Amsterdam” digunakan sebagai bentuk metafora yang diperbandingkan dengan “terminal”. Pada baris ketiga ditemukan penggunaan kiasan sinekdoke dengan detik-detik yang serasa mahal . Diksi tersebut juga menghasilkan paradoks dalam baris 3 sampai 6 masa silam dan masa depandi sini bergumpalmenyesali titik-titik gagal . Deskripsi pada bait pertama ini juga digunakan perulangan bunyi berpola sajak akhir al pada kata “terminal”, “mahal”, “bergumpal”, dan “gagal”. Perulangan kata juga ditemukan pada kata detik dan titik . Perulangan bunyi ini menimbulkan irama liris dan merdu yang membangun kesan sendu. Pada bait kedua, diksi “matahari” tampak berperan kuat pada pemilihan kata mata, waktu, kaca menggala, cahaya, api, dan nyala yang digunakan membangun deskripsi ini. Pada baris pertama bentuk metafora yang dihasilkan yakni matahari yang juga mata waktu tersebut, juga mempergunakan personifikasi melalui pilihan kata “mendesak” aku lirik. Personifikasi ini memberi kesa n “matahari” menjadi subjek atau seolah-olah memiliki sifat seperti manusia yang berhubungan dengan deskripsi baris selanjutnya Untuk menerjemahkan cahayanya menjadi api dan nyala . Penggabungan kata-kata yang tampil tersebut berfungsi dalam membangkitkan tanggapan dan mengembangkan makna secara kiasan. Deskripsi kata-kata di bait ini memunculkan pola repetisi yang didominasi vokal a dan i, sehingga menimbulkan penekanan dalam batin yang secara visual ditampilkan dalam kaitannya dengan bait ketiga. Deskripsi pada bait ketiga ini ditemukan penggunaan citraan yang tampil menyuguhkan gerak benda-benda Di udara menari kapak, senapan, biola, gendang, dan sejenis debu , lalu membangkitkan rekaman peristiwa secara cepat melalui citraan auditif menyanyi buku-buku, kertas arsip , hendak turut memutar tasbihku. Personifikasi benda-benda yang tampak menari dan menyanyi tersebut mengkonkretkan gambaran terhadap peristiwa yang terjadi. Hal ini ditegaskan pada baris Jangan dulu Di sini Amsterdam. Aku lirik memberikan penjelasan hubungan dari apa yang menyebabkannya di sini bergumpal bait pertama dan

Dokumen yang terkait

Sajak “Tembang Rohani” Karya Zawawi Imron Kajian Semiotik Riffaterre

0 8 16

BAHASA FIGURATIF DAN CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI Bahasa Figuratif Dan Citraan Pada Kumpulan Puisi Diksi Para Pendendam Karya Badruddin EMCE Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Bahasa Di SMA.

0 2 13

BAHASA FIGURATIF DAN CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI Bahasa Figuratif Dan Citraan Pada Kumpulan Puisi Diksi Para Pendendam Karya Badruddin EMCE Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Bahasa Di SMA.

0 2 17

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI TUHAN KITA BEGITU Citraan Dalam Kumpulan Puisi Tuhan Kita Begitu Dekat Karya Abdul Hadi W. M.: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Di SMA.

0 2 11

CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI KETERBATASAN TAK TERBATAS KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian Dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika Dan Implementa

0 2 13

CITRAAN PADA KUMPULAN PUISI KETERBATASAN TAK TERBATAS KARYA ISKANDARSYAH BERIAN DAN PEMAKNAANNYA: TINJAUAN STILISTIKA DAN Citraan Pada Kumpulan Puisi Keterbatasan Tak Terbatas Karya Iskandarsyah Berian Dan Pemaknaannya: Tinjauan Stilistika Dan Implementa

0 5 14

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK.

0 2 26

BAHASA FIGURATIF DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI KUPELUK BAHASA FIGURATIF DAN CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI KUPELUK KAU DI UJUNG UFUK KARYA AKHMAD TAUFIQ: TINJAUAN STILISTIKA.

0 1 14

ANALISIS STILISTIKA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KUMPULAN PUISI MATA BADIK MATA PUISI KARYA D. ZAWAWI IMRON.

0 0 11

CITRAAN DALAM LIMA SAJAK KARYA AJIP ROSIDI DARI KUMPULAN PUISI TERKENANG TOPENG BETAWI

0 0 17