Analisis Data METODE PENELITIAN
pada kata
detik
dan
titik
. Perulangan bunyi ini menimbulkan irama liris dan merdu yang membangun kesan sendu.
Pada bait kedua, diksi “matahari” tampak berperan kuat pada pemilihan kata
mata, waktu, kaca menggala, cahaya, api, dan nyala
yang digunakan membangun deskripsi ini. Pada baris pertama bentuk metafora yang dihasilkan
yakni
matahari yang juga mata waktu
tersebut, juga mempergunakan personifikasi melalui pilihan kata “mendesak” aku lirik. Personifikasi ini memberi
kesa n “matahari” menjadi subjek atau seolah-olah memiliki sifat seperti manusia
yang berhubungan dengan deskripsi baris selanjutnya
Untuk menerjemahkan cahayanya menjadi api dan nyala
. Penggabungan kata-kata yang tampil tersebut berfungsi dalam membangkitkan tanggapan dan mengembangkan makna secara
kiasan. Deskripsi kata-kata di bait ini memunculkan pola repetisi yang didominasi vokal a dan i, sehingga menimbulkan penekanan dalam batin yang secara
visual ditampilkan dalam kaitannya dengan bait ketiga. Deskripsi pada bait ketiga ini ditemukan penggunaan citraan yang tampil
menyuguhkan gerak benda-benda
Di udara menari kapak, senapan, biola, gendang, dan sejenis debu
, lalu membangkitkan rekaman peristiwa secara cepat melalui citraan auditif
menyanyi buku-buku, kertas arsip
,
hendak turut memutar tasbihku.
Personifikasi benda-benda yang tampak menari dan menyanyi tersebut mengkonkretkan gambaran terhadap peristiwa yang terjadi. Hal ini ditegaskan
pada baris
Jangan dulu Di sini Amsterdam.
Aku lirik memberikan penjelasan hubungan dari apa yang menyebabkannya
di sini bergumpal
bait pertama dan
“menerjemahkan cahaya” bait kedua dalam deskripsi
Akan kukubur dendam sejarah
Sia-sia memberhalakan derita
. Puisi ini mengungkapkan kegelisahan dan kerinduan aku lirik yang berada
di Amsterdam yang digambarkan dalam suasana yang penuh “orang-orang yang menghargai waktu dan sibuk bekerja”. Bait keempat ditemukan simile melalui
kata
selaksa
pada baris delapanbelas dan sembilan belas yang mengandaikan sosok
Ibu dan kampung
sebagai tempat tinggal yang dirasakan dekat meskipun berada di tempat yang jauh. Kerinduan yang dirasakan oleh aku lirik dalam
deskripsi puisi ini terjadi akibat dari “keasingan”, dan “terbayang pohon pinang”, dan “olle ollang”. Diksi tersebut secara konkret mewakili perasaan dan pemikiran
aku lirik yang merasakan asing dan sepi sehingga membangkitkan ingatan aku lirik mengenai sejarah dan kerinduan yang mendalam pada Ibu dan kampung.
Aspek citraan alam yang digunakan dalam puisi memperlihatkan gambaran alam yang muncul di dalam imajinasi. Penggambaran alam yang
tampak menonjol tersebut diperoleh dari gabungan beberapa jenis indra sebagai karakteristik citraan yang dapat ditemukan dalam puisi. Hasil analisis dari
perwujudan tersebut dapat diketahui adanya berbagai hal yang menghubungkan aspek citraan alam sebagai bentuk ekspresi bahasa puisi yang membawa
pengalaman indra menghasilkan bayangan visual berupa objek alam. Berdasarkan identifikasi diperoleh kecenderungan kata-kata terhadap jenis
indra yang bersifat visual atau penglihatan. Data yang telah dianalisis tersebut menunjukkan bahwa kumpulan puisi
Refrein di Sudut Dam
menggunakan berbagai jenis aspek citraan dari deskripsi bahasa puisi yang memunculkan