Alam dalam Citraan Citraan dalam Puisi
lain berdasarkan perbandingan ataupun analogi ciri semantik yang umum dengan yang khusus secara proporsional dan melalui perbandingan dengan memerhatikan
potensialitas kata-kata sehingga mendapatkan citraan maupun gagasan baru. Bahasa mempunyai keterbatasan, yakni hanya dapat mengungkap apa
yang menjadi realitas indrawi Wachid, 2005: 62-63. Pengalaman keindraan ini salah satunya dikomunikasikan melalui citraan kepada pembaca. Citraan yang
berwujud penggambaran alam menjadi lebih hidup. Peran kata-kata pertama kali sebagai pendukung imaji, baru pendukung dunia intusi Hidayati, 2006: 80.
Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat untuk mentransformasikan pikiran, gagasan, maupun perasaan-perasaan
estetik dalam puisi yang di dalamnya mengandung citra, majas, metafora, dan simbol Maulana, 2012: 177. Bahasa sastra memiliki sifat antara lain emosional,
konotatif, bergaya berjiwa, dan ketidaklangsungan ekspresi. Emosional, berarti bahasa sastra mengandung ambiguitas yang luas yakni penuh homonim,
manasuka atau kategori-kategori tak rasional; bahasa sastra diresapi peristiwa- peristiwa sejarah, kenangan dan asosiasi-asosiasi. Bahasa sastra konotatif, artinya
bahasa sastra mengandung banyak arti tambahan, jauh dari hanya bersifat referensial Wellek Warren, 1990: 22-25.
Bahasa sebagai bentuk ekspresi puisi memiliki sejumlah unsur yang membentuk kesatuan formal dalam bentuk puisi. Sejalan dengan hal tersebut,
Teeuw 1984: 76 menyatakan bahwa puisi menggunakan bahasa yang khas, yaitu bahasa yang berbeda dengan bahasa sehari-hari yang dianggap umum untuk
menunjukkan pemakaian bahasa yang khusus, sehingga dalam menafsirkan puisi
juga harus memakai konvensi sastra yakni bahasa yang bersifat konotatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alam yang dimanfaatkan penyair
dalam aspek citraan puisi memiliki karakter terhadap kecenderungan bahasa puisi. Citraan alam dalam puisi ditandai melalui kata-kata yang menunjukkan
penggunaan objek alam. Alam dalam hal ini dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di bumi atau dunia kenyataan. Definisi alam yang luas tersebut perlu
dibatasi sebagai perwujudan representasi alam dalam puisi. Batasan ini dilakukan sesuai kajian penelitian, pengertian aspek citraan dalam puisi, dan temuan dalam
konteks isi puisi-puisi. Aspek alam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan atau alam secara natural yang terdapat di sekitar manusia.
Alam yang termasuk dalam kajian ini dapat diartikan sebagai lingkungan hidup. Perwujudan aspek citraan alam dalam puisi berhubungan dengan sumber
inspirasi kreatif penciptaan puisi, bahasa yang dihasilkan dan dimanfaatkan oleh penyair dalam puisi-puisinya, representasi alam yang banyak dihadirkan, dan D.
Zawawi Imron sebagai penulis puisi yang dikenal sebagai penyair alam, yakni berbakat alam dan selalu konsisten memanfaatkan alam dalam puisi-puisinya.
Oleh sebab itu, berdasarkan teori-teori tersebut, perwujudan citraan alam akan dianalisis terhadap jenis citraan, objek alam, fungsi puitik, bentuk deskripsi, dan
penafsiran citraan alam yang berhubungan antar aspek puisi.