4. Daya banding Comparability
Suatu informasi dikatakan bermanfaat jika informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan.
2.1.3 Laba
Chariri dan Ghozali 2003 menyatakan bahwa laba adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Laba mengandung
makna bersih atau neto yaitu sebagai net income atau penghasilan bersih untuk suatu periode. Laba menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan
tercantum dalam laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk
periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.
Secara umum, informasi keuangan yang tercantum dalam laporan laba rugi bermanfaat untuk 1 menilai keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dan
efisiensi manajemen, 2 membuat taksiran jumlah laba dimasa yang akan datang, 3 menilai rentabilitas atau profitabilitas modal yang ditanamkan oleh pemilik.
2.1.4 Corporate Governance
2.1.4.1 Definisi Corporate Governance
Corporate Governance pertama kali dikenalkan oleh Cadbury tahun 1992
dengan definisi sebagai berikut, “ A set a rules that define the relationship between shareholder, manager, creditor, goverment, employee, and other internal
and external stakeholder in respect to the right and responsibility” International
Good Practive Guidance IFA 2009 Corporate governanace di definisikan
Universitas Sumatera Utara
sebagai serangkaian praktik dan tanggung jawab yang dilakukan oleh dewan komisaris dan eksekutif manajemen dengan tujuan memberi arahan-arahan yang
strategis, memastikan bahwa tujuan yang diinginkan dapat tercapai, memastikan bahwa semua resiko dapat dikelola dengan benar, memastikan bahwa sumber
daya organisasi digunakan secara bertanggungjawab. Pedomanan Umum Good Governance Indonesia 2006 menyatakan
bahwa good corporate governance GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha disuatu negara. Penerapan GCG dapat mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang
kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang
berkesinambungan. Definisi good corporate governance di atas menunjukkan bahwa good
corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan antara
semua pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan dan menjadi sistem yang berkaiatan erat dengan kepercayaan. Penerapan good corporate governance dalam
satu perusahaan bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengendalian yang tersistem baik untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta menunjang
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2 Asas-Asas Corporate Governance
Komite Nasional Kebijakan Governance pada tahun 2006 telah mengeluarkan pedoman umum Good Corporate Governance Indonesia. Pedoman
GCG merupakan panduan bagi perusahaan dalam membangun, melaksanakan dan mengkomunikasikan praktik GCG kepada pemangku kepentingan. Dalam
pedoman tersebut KNKG Komite Nasional Kebijakan Governance 2004, memaparkan azas-azas GCG sebagai berikut :
1. Transparansi Transparency
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Akuntabilitas Accountability
Harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas Responsibility
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak
saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan Fairness
Melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.3 Prinsip-prinsip Corporate Governance