Data Penelitian Pembahasan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dengan mendownload laporan keuangan sampel perusahaan food and beverage tahun 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan masi aktif pada tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan , terdapat sejumlah 10 perusahaan food and beverage yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati pada periode 2010-2013. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengelola data menggunakan Microsoft Exel dan juga software SPSS, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujin asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Universitas Sumatera Utara 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Statitik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimu m Maximum Mean Std. Deviation BCI 40 3.00 428.00 266.9750 146.17894 BOD 40 .00 1.00 .8500 .36162 IO 40 5.00 938.00 616.0000 262.01125 AC 40 5.00 666.00 599.9000 200.82622 BP 40 6337.00 471982.00 71758.1250 98544.32696 DC 40 21.00 713.00 374.6500 199.55663 PC 40 559.00 13892.00 9297.5500 4385.50454 EMP 40 -2.14E8 3.60E8 -7.4736E6 9.89164E7 Valid N listwise 40 Sumber: Hasil Olahan SPSS 18.0, 2014 Universitas Sumatera Utara 1. Variabel proporsi dewan komisaris independen BCI memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 3,00 dan nilai maksimum 428,00 dengan rata-rata sebesar 266,9750 dan standar deviasi 146,17894. 2. Variabel ukuran dewan komisaris BOD memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 1,00 dengan rata- rata sebesar 0,8500 dan standar deviasi 0,36162. 3. Variabel kepemilikn institusional IO memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 5,00 dan nilai maksimum 938,00 dengan rata- rata sebesar 616,0000 dan standar deviasi 262,01125. 4. Variabel komite audit AC memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 5,00 dan nilai maksimum 666,00 dengan rata-rata sebesar 599,9000 dan standar deviasi 200,82622. 5. Variabel rencana bonus BP memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 6337,00 dan nilai maksimum 471982,00 dengan rata-rata sebesar 69686,3421 dan standar deviasi1,00723E5 . 6. Variabel perjanjian hutang DC memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 21,00 dan nilai maksimum 713,00 dengan rata-rata 374,6500 sebesar dan standar deviasi 199,55663. 7. Variabel biaya politik PC memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum 559,00 dan nilai maksimum 13892,00 dengan rata-rata sebesar 9297,5500 dan standar deviasi 4385,50454. Universitas Sumatera Utara 8. Variabel manajemen laba EMP memiliki jumlah sampel N sebanyak 40 nilai minimum -2,14E8 dan nilai maksimum 3,60E8 dengan rata-rata sebesar -7,4736E6 dan standar deviasi 9,89164E7. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya, dan sebaliknya jika pola distribusi tidak normal dan terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya jauh dari garis diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Histogram Dependen Variabel : EMP Manajemen Laba Gambar 4.1 Histogram Dependen Manajemen Laba EMP Sumber: hasil olahan SPSS 18.0, 2014 Kurva histogram diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena kurva histogram memiliki kemiringan seimbang kekiri dan kanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regresion Standarized Residual Sumber: Hasil olahan SPSS 18.0,2014 Kurva P-Plot yang menunjukkan penyebaran tititk-titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis digonal. Hal ini berarti data pada variabel yang digunakan, yaitu variabel manajemen laba berdisrtibusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitin ini juga menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Jika angka probabilitas α=0,05 maka variabel tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas α=0,05 maka variabel terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 9.27613566E 7 Most Extreme Differences Absolute .188 Positive .188 Negative -.111 Kolmogorov-Smirnov Z 1.189 Asymp. Sig. 2-tailed .118 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil olahan SPSS 18.0,2014 Dari hasi pengolahan data pada tabel 4.2 diperoleh besarnya nilai Kolomogorov-Smirnov adalah 1,189 dan signifikan pada 0,118. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, hal ini berarti data residual berdistrubusi normal. Setelah data berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor Universitas Sumatera Utara VIF dari tiap-tiap variabel independen bebas. Jika nilai tolerance value 0,001 dan VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas Ghozali, 2006. Tabel 4.3 Hasil Uji Mulkolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie nts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 7.629E7 1.016E8 .751 .458 BCI -120752.580 126376.183 -.178 -.956 .346 .788 1.269 BOD 8.471E7 7.770E7 .310 1.090 .284 .341 2.936 IO -36501.507 73808.115 -.097 -.495 .624 .719 1.391 AC -135339.788 149630.066 -.275 -.904 .372 .298 3.358 BP -29.624 181.690 -.030 -.163 .872 .839 1.192 DC -42683.193 88087.563 -.086 -.485 .631 .870 1.149 PC -187.177 4508.273 -.008 -.042 .967 .688 1.454 a. Dependent Variable: EMP Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,788; 0,341; 0,719; 0,298; 0,839; 0,870; 0,688 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai kurang dari 10 yaitu 1,269; 2,936; 1,391; 3,353; 1,192; 1,149; 1,454. Dengan demikian disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian residual suatu pengamatan lain tetap maka disebut homokesdastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, Ghozali 2006. Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, yaitu dengan menggunakan metode grafik. Metode ini mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan ktiteria sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terukur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatter Plot Sumber: Hasil olahan spss 18.0, 2014 Dari grafik scatterplot telihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu residual pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 periode sebelumnya.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala Autokorelasi pada peneilitian ini dideteksi dengan menggunakan percobaan dari The Runs Test. Pengambilan Universitas Sumatera Utara keputusan dari metode ini adalah jika nilai Asymp Sig. 2-tailed diatas taraf nyata 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.4 The Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -2.94648E6 Cases Test Value 20 Cases = Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 22 Z .160 Asymp. Sig. 2-tailed .873 a. Median Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,873 lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa apabila nilainya diatas 5 atau 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik yang pengolahan datanya menggunakan software SPSS. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan simultan. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Berikut ini menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS 18.0 for windows. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.629E7 1.016E8 .751 .458 BCI -120752.580 126376.183 -.178 -.956 .346 BOD 8.471E7 7.770E7 .310 1.090 .284 IO -36501.507 73808.115 -.097 -.495 .624 AC -135339.788 149630.066 -.275 -.904 .372 BP -29.624 181.690 -.030 -.163 .872 DC -42683.193 88087.563 -.086 -.485 .631 PC -187.177 4508.273 -.008 -.042 .967 a. Dependent Variable: EMP Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: EMP=7,629-120752,580BCI+8,471BOD-36501,507IO-135339,788AC- 29,624BP-42683,193DC-187,177PC+e Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Konstanta sebesar 7,629 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas BCI, BOD, IO, AC, BP, DC, PC maka tingkat manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 7,629. 2. Koefisien regresi BCI sebesar -120752,580 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan Universitas Sumatera Utara manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -120752,580. 3. Koefisien regresi BOD sebesar 8,471 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar 8,471. 4. Koefisien regresi IO sebesar -36501,507 bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -36501,507. 5. Koefisien regresi AC sebesar -135339,788 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -135339,788. 6. Koefisien regresi BP sebesar -29,624 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -29,624. 7. Koefisien regresi DC sebesar -42683,193 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan Universitas Sumatera Utara manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -42683,193. 8. Koefisien regresi PC sebesar -187,177 menunjukkan bahwa apabila setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan manajemen laba perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia sebesar -187,177. 4.2.4 Uji Hipotesis 4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut adalah hasil penghitungan koefisien determinasi hipotesis: Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 .347 a .121 -.072 1.02406E8 a. Predictors: Constant, PC, BOD, DC, BP, BCI, IO, AC sumber: Hasil olahan SPSS 18.0, 2014 Pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan, dimana nialai R sebesar 0,347 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara manajemen laba variabel dependen dengan proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang, biaya politik variabel Universitas Sumatera Utara independen mempunyai tingkat hubungan yang sangat rendah yaitu sebesar 34,7. R Square sebesar 0,121 berarti 12,1 manajemen laba mampu diprediksiskan oleh proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang, biaya politik sisanya 87.9 oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. Nilai Adjust R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,72 berarti 7,2. Angka ini mengidentifikasikan bahwa manajemen laba mampu diprediksikan oleh proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang, biaya politik sisanya 92,8 oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square . Jika variabel lebih dari dua maka yang digunakan adalah Adjusted R Square. Kemudian standard error of the estimate adalah 1,02406 dimana

4.2.4.2 Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam penelitian mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Ghozali 2005. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F Universitas Sumatera Utara pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≤ 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≥ 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Uji Signifikan Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.601E16 7 6.573E15 .627 .730 a Residual 3.356E17 32 1.049E16 Total 3.816E17 39 a. Predictors: Constant, PC, BOD, DC, BP, BCI, IO, AC b. Dependent Variable: EMP Sumber: Hasil olahan SPSS 18.0,2014 Berdasarkan hasil SPSS diperoleh dari sig 0.730 lebih besar dari 0,05 artinya secara bersamaan variabel-variabel bebas yaitu proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage. Hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut: N = jumlah sampel = 40 Universitas Sumatera Utara k = jumlah seluruh variabel = 8 df1 = derajat pembilang = k-1 = 7 df2 = derajat penyebut = n-k = 32 Pada tingkat signifikan α = 0,05 diperoleh F tabel = 2.312. Maka F hitung 0,627 F tabel 2,312, artinya secara serempak variabel-variabel bebas yaitu proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage.

4.2.4.3 Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik secara parsial berpengaruh seginifikan terhadap variabel terikatnya manajemen laba. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Uji Signifikan Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 7.629E7 1.016E8 .751 .458 BCI -120752.580 126376.183 -.178 -.956 .346 BOD 8.471E7 7.770E7 .310 1.090 .284 IO -36501.507 73808.115 -.097 -.495 .624 AC -135339.788 149630.066 -.275 -.904 .372 BP -29.624 181.690 -.030 -.163 .872 DC -42683.193 88087.563 -.086 -.485 .631 PC -187.177 4508.273 -.008 -.042 .967 a. Dependent Variable: EMP Sumber: Hasi olahan SPSS18.0,2014 1. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Variabel BCI memiliki Nilai t hitung 0,956 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,346 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya BCI secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010- 2013. 2. Pengaruh Ukuran Dewan Direksi Variabel BOD memiliki Nilai t hitung 1,090 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,284 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya BOD secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Variabel IO memiliki Nilai t hitung 0,495 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,624 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya IO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010- 2013. 4. Pengaruh Komite Audit Variabel AC memiliki Nilai t hitung 0,904 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,372 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya AC secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. 5. Pengaruh Rencana Bonus Variabel BP memiliki Nilai t hitung 0,163 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,872 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya BP secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Universitas Sumatera Utara 6. Pengaruh Perjanjian Hutang Variabel DC memiliki Nilai t hitung 0,485 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,631 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya DC secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. 7. Pengaruh Biaya Politik Variabel PC memiliki Nilai t hitung 0,042 t tabel 1,6938 dan nilai signifikansi 0,967 0,05 maka dapat disimpulkan H a ditolak H diterima, artinya PC secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013.

4.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil uji-F yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa secara simultan serempak variabel proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial proporsi dewan komisaris independen X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,346 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa banyaknya jumlah anggota komisaris independen dalam perusahaan belum berhasil mengurangi manajemen laba yang terjadi. Hasil ini sesuai dengan penelitian frety siagian 2011. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayati Nasution 2010. Pada variabel ukuran dewan direksi X2 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,284 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa banyaknya jumlah anggota dewan direksi dalam perusahaan belum berhasil mengurangi manajemen laba yang terjadi dalam perusahaan. Penelitian ini bertentangan penelitian Rettiani 2010 yang berhasil meneliti bahwa ada hubungan yang signifikan ukuran dewan direksi dengan manajemen laba. Pada variabel kepemilikan Institusional X3 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,624 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi manajer dalam melakukan manajemen laba dikarenakan kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan terdiri dari satu atau lebih institusi dan juga terdapat perbedaan besaran presentase kepemilikan institusional yang dimiliki oleh institusi dan besaran ukuran institusi Universitas Sumatera Utara itu sendiri, dimana institusi kecil kurang aktif memberi tekanan pada kinerja manajemen perusahaan dibanding dengan institusi yang lebih besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rettiani 2011. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan 2010. Pada variabel komite audit X4 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,372 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa hal ini diduga disebabkan karena pengangkatan komite audit oleh perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporte governance di perusahaan. penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawan 2010. Pada variabel rencana bonus X5 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,872 0,05. Pengaruh tidak signifikan rencana bonus terhadap praktik manajemen laba dikarenakan manajer menentukan target kisaran bonus yang tidak tercantum dalam laporan keuangan tahunan perusahaan, sehingga tidak dapat ditelusuri apakah laba yang diperoleh telah mencapai target bonus minimal atau melewati target bonus maksimal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Novrianto 2008. Universitas Sumatera Utara Pada variabel perjanjian hutang X6 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,631 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa hal ini diduga disebabkan karena tidak tercantum dalam laporan keuangan perjanjian antar kreditur dengan perusahaan tentang pembayaran utang, contohnya tentang batas terakhir pembayaran utang. Sehingga tidak dapat ditelusuri apakah batas pembayaran utang perusahaan sudah lewat atau tidak. Jika sudah lewat batas pembayaran maka perusahaan harus membayarkan denda sesuai dengan kesepakatan dengan kreditur. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Novianto 2010. Pada variabel biaya politik X7 diperoleh hasil bahwa secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,967 0,05. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Novianto 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yang mempengaruhi praktik manajemen laba. Pertama, variabel mekanisme good corporate governance meliputi proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional dan komite audit. Kedua, variabel motivasi manajemen laba meliputi rencana bonus, perjanjian hutang dan biaya politik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara simultan, mekanisme good corporate governance proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional, komite audit tidak memberi pengaruh signifikan terhadap dilakukannya praktek manajemen laba pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam tahun penelitian. 2. Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, kepemilikan institusional dan komite audit, rencana bonus, perjanjian hutang, dan biaya politik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktek manajemen laba Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance and Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 36 92

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2008-2010)

1 28 108

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 53 95

ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 11 63

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Goveranance dan Motivasi Manajemen Laba Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di Bursa

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Goveranance dan Motivasi Manajemen Laba Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

0 0 10

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN MOTIVASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

0 0 11

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANACE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 24