Identifikasi Masalah BENTUK DAN FUNGSI TUTURAN DIREKTIF DALAM KOMIK LES AVENTURES DE TINTIN ET MILOU SERI L’ÉTOILE MYSTÉRIEUSE KARYA HERGÉ.

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pragmatik

Pragmatik merupakan cabang linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu Nadar, 2009:2. Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang tergramatisasikan atau disandikan dalam struktur suatu bahasa. Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan kata lain, membahas segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara tuntas oleh referensi langsung pada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang diucapkan Tarigan, 2009: 30-31. Sedangkan menurut Sudaryat 2009: 121 pragmatik menelaah hubungan tindak bahasa dengan konteks waktu, tempat, keadaan pemakainya, dan hubungan makna dengan aneka situasi ujaran. Lebih lanjut dijelaskan oleh Wijana dan Rohmadi 2009:4 bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Untuk memahami definisi ini, perhatikan contoh dialog berikut: 4 Ayah : Bagaimana ujian matematikamu? Anton : Wah, hanya dapat 45, Pak. Ayah : Bagus, besok jangan belajar. Nonton terus saja. 5 Awas presidennya datang Wijana dan Rohmadi, 2009: 4 Kata “bagus” dalam dialog 4 tidak bermakna “baik” atau “tidak buruk”, tetapi sebaliknya. Sementara dialog 5 digunakan untuk menyindir. Kata “presiden” bukan bermakna “Kepala Negara”, tetapi bermakna seseorang secara ironis pantas mendapatkan sebutan itu. Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks. Sehubungan dengan keterikatan konteks ini tidak hanya “bagus” dalam dialog 4 bermakna “buruk”, tetapi “besok jangan belajar” dan “nonton saja terus” juga sebenarnya mengandung makna “besok rajin-rajinlah belajar” dan “hentikan hobi menontonmu”. Pentingnya konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijana 1996:2 yang menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat oleh konteks, dan oleh Searle, Kiefer dan Bierwich melalui Nadar 2009: 4 yang menegaskan bahwa “pragmatics is concern with the way in which the interpretation of syntactically defined expressions depends on the particular conditions of their use in context “ pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji makna dari suatu bahasa yang ada hubungannya dengan konteks atau situasi tertentu.

B. Tindak Tutur

Dalam suatu komunikasi terdapat suatu tuturan atau tindak tutur. Tindak tutur atau yang sering disebut dengan tindak ujar merupakan bagian dari kajian