Batasan Masalah BENTUK DAN FUNGSI TUTURAN DIREKTIF DALAM KOMIK LES AVENTURES DE TINTIN ET MILOU SERI L’ÉTOILE MYSTÉRIEUSE KARYA HERGÉ.

“presiden” bukan bermakna “Kepala Negara”, tetapi bermakna seseorang secara ironis pantas mendapatkan sebutan itu. Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks. Sehubungan dengan keterikatan konteks ini tidak hanya “bagus” dalam dialog 4 bermakna “buruk”, tetapi “besok jangan belajar” dan “nonton saja terus” juga sebenarnya mengandung makna “besok rajin-rajinlah belajar” dan “hentikan hobi menontonmu”. Pentingnya konteks dalam pragmatik ditekankan oleh Wijana 1996:2 yang menyebutkan bahwa pragmatik mengkaji makna yang terikat oleh konteks, dan oleh Searle, Kiefer dan Bierwich melalui Nadar 2009: 4 yang menegaskan bahwa “pragmatics is concern with the way in which the interpretation of syntactically defined expressions depends on the particular conditions of their use in context “ pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji makna dari suatu bahasa yang ada hubungannya dengan konteks atau situasi tertentu.

B. Tindak Tutur

Dalam suatu komunikasi terdapat suatu tuturan atau tindak tutur. Tindak tutur atau yang sering disebut dengan tindak ujar merupakan bagian dari kajian pragmatik. Setiap tuturan yang diucapkan memiliki sebuah makna yang dapat menghasilkan suatu tindakan maupun suatu pengaruh dalam diri mitra tutur. Tindak tutur adalah sepenggal tutur yang dihasilkan sebagai bagian dari interaksi sosial Sumarsono,2008:323. Selanjutnya, dalam bukunya yang berjudul How To Do Things With Words Austin 1962:94 menyatakan bahwa “speech act is the action to say something is to do something, or in saying something we do something, and even by saying something we do something” tindak tutur merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatakan sesuatu adalah melakukan sesuatu, atau ketika kita mengatakan sesuatu kita melakukan sesuatu dan bahkan dalam mengatakan sesuatu kita melakukan sesuatu. Dengan kata lain dalam suatu tindak tutur terdapat suatu makna yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuah tindakan. Searle melalui Wijana, 1996 : 17 -22 mengklasifikasikan sebuah tuturan menjadi tiga tindakan yaitu tindak lokusi locutionary act, tindak ilokusi illocutionary act, dan tindak perlokusi perlocutionary act. 1. Tindak lokusi locutionary act Yang dimaksud dengan tindak lokusi adalah tindak tutur yang semata- mata menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini sering disebut sebagai “The Act of Saying Something”. Wijana mencontohkan dalam kalimat berikut: 6 Ikan paus adalah binatang menyusui. 7 Jari tangan jumlahnya lima. Wijana, 1996: 16