SMAsederajat. Berdasarkan p sign = 0,044 0,05 didapatkan bahwa ada perbedaan perilaku cyberloafing yang signifikan berdasarkan tingkat
pendidikan.
d. Masa Kerja
Analisa statistik yang digunakan adalah uji oneway anova, karena peneliti membandingkan rata-rata lebih dari dua kelompok. Berdasarkan hasil
pengolahan data, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 24. Perbandingan Mean Berdasarkan Masa Kerja
Cyberloafing Masa Kerja
N Mean
F Signifikansi
1-5 25
43.04
2,061 0,067
6-10 28
38.00 11-15
12 37.33
16-20 9
39.22 21-25
8 35.50
26-30 7
32.57 31-35
1 30.00
Dari tabel 24 di atas, dapat dilihat bahwa mean cyberloafing pada subjek dengan masa kerja 1-5 tahun adalah yang paling tinggi dibandingkan mean
cyberloafing pada kategori masa kerja yang lain. Mean cyberloafing paling rendah terdapat pada subjek dengan masa kerja 31-35 tahun. Akan tetapi, tidak
terdapat perbedaan perilaku cyberloafing yang signifikan ditinjau dari masa kerja, p = 0,067 0,05.
Universitas Sumatera Utara
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini membahas tentang pengaruh kontrol diri terhadap perilaku cyberloafing pada pegawai perpustakaan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah
“kontrol diri berpengaruh negatif terhadap perilaku cyberloafing”. Hasil analisis data mendukung hipotesis penelitian tersebut di mana didapatkan bahwa kontrol
diri berpengaruh negatif terhadap perilaku cyberloafing. Artinya adalah semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki oleh pegawai, maka hal itu dapat mengurangi
frekuensi perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh pegawai tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan pada populasi pegawai di salah satu
perpustakaan negeri menunjukkan bahwa kontrol diri berpengaruh negatif terhadap perilaku cyberloafing dengan R sebesar 0,510 dan p = 0,000. Sumbangan
efektif variabel kontrol diri terhadap perilaku cyberloafing adalah sebesar 26. Sedangkan 74 lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, seperti faktor organisasi maupun faktor situasional. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan Ozler dan Polat
2012 yang mengatakan bahwa kontrol diri merupakan salah satu faktor individu yang menyebabkan munculnya perilaku cyberloafing. Kontrol diri sebagai salah
satu sifat personal individu berperan dalam memunculkan perilaku cyberloafing. Ada tiga alasan yang dapat menyebabkan pengaruh kontrol diri terhadap
perilaku cyberloafing. Pertama, ketika instansi maupun perusahaan tidak membatasi penggunaan internet pegawai, maka salah satu faktor yang paling
berpengaruh terhadap munculnya cyberloafing adalah faktor internal pada individu yaitu sifat personal, salah satunya kontrol diri Ozler Polat, 2012.
Universitas Sumatera Utara