Hambatan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi

NPWP. Dan dalam tempo yang telah ditentukan berdasarkan surat himbauan yang telah diajukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam jangka waktu satu minggu atau 7 tujuh hari kerja wajib pajak tidak juga mendaftarkan diri ke KPP tempat dimana dia berdomisili atau bertempat tinggal. Adapun tata cara pelaksanaan dari pengukuhan wajib pajak secara jabatan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Petugas pendaftaran wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak menerima data wajib pajak yang telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan secara jabatan dari petugas pelaksana kegiatan ekstensifikasi maupun kantor penyuluhan pajak. b. Selanjutnya data-data tersebut diteliti dan disesuaikan dengan data yang ada di master file untuk mengetahui apakah wajib pajak telah terdaftar sebelumnya atau tidak. Jika dalam hal wajib pajak telah pernah terdaftar, maka kepadanya akan diberikan NPWP yang sama dengan yang dimiliki sebelumnya. c. Setelah itu petugas mengisi formulir permohonan pendaftaran dan selanjutnya menandatanganinya.

B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Dalam melaksanakan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi diperlukan data Orang Pribadi dan Badan yang penghasilannya diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang akurat agar dalam pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi sesuai dengan tujuan dan sasaran Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang telah ditetapkan. Ketika Kantor Pelayanan Pajak Pratama melaksanakan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi biasanya dihadapkan pada beberapa masalah yang menjadi penghambat bagi kelancaran Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam melaksanakan Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi. Perubahan selalu diiringi dengan upaya untuk menyesuaikan keadaan agar perubahan tersebut tidak memberikan dampak negatif. Direktorat Jenderal Pajak selalu melakukan pembenahan terhadap peraturan perpajakan khususnya yang menyangkut dengan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi, namun tidak selamanya kegiatan ekstensifikasi berjalan dengan lancer, hal ini disebabkan karena adanya hambatan-hambatan, antara lain sebagai berikut : a. Ketidaktahuan, yaitu Wajib Pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan-ketentuan perundang-undangan perpajakan tersebut. b. Kesalahpahaman, yaitu Wajib Pajak salah menafsirkan ketentuan Perundang-undangan Perpajakan. c. Wajib Pajak memberikan laporan,data-data, dan keterangan yang tidak sesuai dengan bentuk usaha yang dilakukan. d. Data statistik seperti : Pemda, lembaga pendidikan assosiasi profesi, assosiasi usaha Orang Pribadi yang berpenghasilan diatas PTKP yang dibutuhkan aparat pajak dalam membuat kebijakan tak tersedia secara memadai. e. Kurang mengertinya Wajib Pajak akan adanya kewajiban perpajakan atas usaha yang dijalankan. Setiap Orang Pribadi atau Badan Usaha yang menjalankan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dikenakan pajak atas usaha yang dilakukannya itu. Orang Pribadi atau Badan tersebut harus memiliki NPWP. Tetapi kadang Wajib Pajak kurang mengerti bahwa atas usaha yang dijalankan itu dirinya dikenakan pajak sehingga ia tidak mendaftarkan dirinya memperoleh NPWP. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang perpajak f. Wajib Pajak masyarakat enggan atau merasa sulit mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. g. Kendala utama dari masyarakat untuk memiliki NPWP adalah pertimbangan manfaat langsung yang didapat. Karena pajak tidak memberikan imbalan langsung kepada masyarakat, maka untuk apa punya NPWP. Untuk mengatasi kendala tersebut aparat pajak melakukan beberapa usaha untuk mengatasinya yaitu : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melakukan studi pelatihan, mengadakan lomba penulisan tentang perpajakan bagi siswa tingkat SMP sampai Perguruan Tinggi, keadaan semacam ini dapat memicu minat masyarakat untuk mengkaji permasalahan perpajakan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya peranan pajak bagi pembangunan. 2. Meningkatkan upaya penyuluhan yang dilakukan pemerintah melalui DJP sehingga semua lapisan masyarakat akan mengerti hak dan kewajiban perpajakannya. Peranan pemerintah dalam hal ini DJP, mengutamakan masalah penyuluhan tersebut dengan membentuk Direktorat Penyuluhan Perpajakan di lingkungannya. Strategi yang ditempuh adalah : a. Melakukan Promosi pajak secara serentak, pemberdayaan masyarakat, serta pencerahan petugas pajak. b. Pembukaan Homepage DJP di internet yang dapat diakses oleh siapapun dari seluruh penjuru dunia. Homepage tersebut menyajikan informasi yang cukup memadai mengenai ketentuan perpajakan sehingga masyarakat yang mengakses internet dapat memperoleh secara gratis. c. Pemberian brosur perpajakan secara gratis ditempat pendidikan, pusat perbelanjaan maupun tempat hiburan diharapkan pemebrian brosur perpajakan gratis dapat mendorong masyarakat secara sukarela memenuhi kewajiban perpajakannya. 3. Peningkatan programrencana kerja yang jelas, terarah, menyeluruh dan berkesinambungan terhadap Ekstensifikasi dan Intensifikasi Wajib Pajak. 4. Pemberlakuan tindakan administrasi dan sanksi pidana yang lebih ketat terhadap Wajib Pajak yang tidak menanggapi secara positif tindakan Ekstensifikasi dan Intensifikasi Wajib Pajak. 5. Melakukan Pemeriksaan untuk mengkonfirmasikan kebenaran data yang disampaikan.

C. Hasil Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perpajakan