Pemungutan pajak hiburan didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. Dasar hukum dalam
pemungutan pajak hiburan di Kota Medan. 1.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota
Medan 4.
Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004, tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah
Kota Medan.
B. Subjek dan Objek Pajak Hiburan
1. Subjek Pajak Hiburan
Menurut Samudra1995:221,dalam pajak hiburan yang dimaksud subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati
hiburan.sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.Dengan demikian,subjek pajak dan Wajib Pajak tentu
berbeda peranan hak maupun kewenangan.Misalnya orang pribadi atau badan yang menikmati pelayanan tempat hiburan merupakan subjek pajak hiburan yang
membayar atau menanggung pajak,sedangkan penyelenggara hiburan tersebut bertindak sebagai Wajib Pajak hiburan yang mempunyai kewenangan untuk
memungut pajak dari subjek pajak.
Namun sebelum menjadi Wajib Pajak hiburan,subjek pajak terlebih dahulu harus mendaftar supaya dikukuhkan menjadi Wajib Pajak.Adapun tata cara
pendataan dan pendaftaran menjadi Wajib Pajak hiburan adalah: a.
Pendaftaran dilakukan terhadap subjek pajak yang berdomisili di dalam maupun diluar wilayah daerah dan memiliki objek pajak di daerah;
b. Kegiatan pendaftaran diawali dengan mempersiapkan formulir pendaftaran dan
diberikan kepada subjek pajak; c.
Subjek pajak wajib mengisi formulir pendaftaran dengan jelas,lengkap dan benar serta mengembalikanya ke Dinas Pendapaatan Daerah;
d. Formulir pendaftaraan yang dikembalikan oleh subjek pajak dicatat dalaam daftar
induk Wajib Pajak secara berurutan,yang nantinya akan digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
2. Objek Pajak Hiburan
Objek pajak hiburan adalah setiap penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.Objek pajak hiburan terdiri dari :
a. Pertunjukan Film;
b. Pertunjukan Kesenian,Sirklus,Pameran Seni,Busana,Kontes Kecantikan dan
sejenisnya; c.
Pertunjukan music dari tari; d.
Diskotik; e.
Karoke; f.
Klab Malam; g.
Permainan Bilyard;
h. Permainan Ketangkasan,Taman Hiburan Keluarga,Permainan Anak-anak,Video
Game,Play Station dan sejenisnya; i.
Panti Pijat,Salon Kecantikan dan Wisma Pangkas; j.
Mandi Uap dan sejenisnya; k.
Pertandingan Olah Raga; l.
Taman Rekreasi,Kolam Renang,Kolam Pancing dan sebagainya ; m.
Persewaan Permainan Internet Namun ada juga beberapa objek pajak hiburan yang tidak dikenakan pajak
atau dikecualikan yaitu penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran,misalnya hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan,upacara
adat dan kegiatan keagamaan.
C. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan