3. Dasar Hukum Pajak Hiburan
Adapun dasar hukum pemungutan pajak hiburan telah diatur pada Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Dan Keputusan Walikota Medan Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Peratutan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan yang dimana dalam isinya terdapat pernyataan yang
menyatakan bahwa Kepala Daerah atau pejabat dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dan menunda pembayaran
pajak sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen dari jumlah pajak
yang belum atau kurang bayar.
4. Subjek dan Objek Pajak Hiburan
a. Subjek Pajak Hiburan
Dalam pajak hiburan yang dimaksud Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan,Sedangkan Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.Dengan demikian,subjek pajak dan wajib pajak tentu berbeda peranan hak maupun kewenangan.Misalnya
orang pribadi atau badan yang menikmati pelayanan tempat hiburab merupakan subjek hiburan yang membayar atau menanggung pajak,sedangkan penyelenggaraan
pajak hiburan tersebut bertindak sebagai Wajib Pajak hiburan yang mempunyai kewenangan untuk memungut pajak dari subjek pajak.
Namun sebelum menjadi Wajib Pajak hiburan,subjek pajak terlebih dahulu harus mendaftar agar dikukuhkan menjadi Wajib Pajak.Adapun tata cara pendataan
dan pendaftarar menjadi Wajib Pajak adalah: a.
Pendaftaran dilakukan terhadap subjek pajak yang berdomosili didalam maupun diluar wilayah daerah dan memiliki objek pajak di daerah
b. Kegiatan pendaftaran diawali dengan mempersiapkan formulir pendaftaran dan
diberikan kepada subjek pajak c.
Subjek pajak wajib mengisi formulir pendaftaran dengan jelas,lengkap dan benae serta mengembalikanya ke Dinas Pendapatan Daerah,
d. Formulir pendaftaran yang dikembalikan oleh subjek pajak dicatat dalam daftar
induk Wajib Pajak secara berurutan, yang nantinya akan digunakan sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP
b.Objek Pajak Hiburan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, objek pajak hiburan adalah setiap penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran Objek pajak
hiburan terdiri dari : 1.
Tontonan film; 2.
Pagelaran kesenian, musik, tari, danatau busana; 3.
Pameran; 4.
Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya; 5.
Sirkus, akrobat, dan sulap; 6.
Permainan bilyar, golf, dan boling; 7.
Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan;
8. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness center; dan
9. Pertandingan olahraga.
Namun ada juga beberapa objek pajak hiburan yang tidak dikenakan pajak atau dikecualikan yaitu penyelenggara hiburan yang tidak dipungut bayaran,
misalnya hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adat, dan kegiatan keagamaan.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM