Keterbatasan penelitian Implikasi untuk asuhan kebidananpendidikan kebidanan

c. Perbedaan Tehnik Distraksi dan Relaksasi dalam Perubahan Intensitas Nyeri Selama Perawatan Post Seksio Sesarea Hasil uji independent t-test dengan membandingkan intensitas nyeri antara kelompok responden yang mendapatkan tehnik distraksi dengan yang mendapatkan tehnik relaksasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermaknasignifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung pada masing-masing kelompok lebih kecil dari t tabel t=1,721 dan nilai p0,05 yaitu 0,368. Dari hasil ini dapat dibuat analisa bahwa tidak ada perbedaan antara tehnik distraksi dan relaksasi dalam perubahan intensitas nyeri dan kedua tehnik sama-sama efektif dalam menurunkan nyeri. Tehnik distraksi dan relaksasi adalah merupakan bagian dari metode nonfarmakologi hal ini dikarenakan kedua metode ini mengendalikan nyeri dengan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan membuat pasien yang mengalami nyeri dapat mengendalikan rasa nyeri yang dialaminya Stewart, 1996. Dari uraian di atas maka hipotesa penelitian dapat di jawab bahwa hasil penelitian diperoleh nilai t hitung pada masing-masing kelompok lebih kecil dari t tabel t=1,721 dan nilai probalitas p0,05 yaitu 0,368, menunjukan tidak ada perbedaan perubahan intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesarea antara pasien yang menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi, dan ada perbedaan intensitas nyeri yang dirasakan responden sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada masing-masing kelompok.

2. Keterbatasan penelitian

a. Sampel Pemilihan responden yakni pasien yang mempunyai keluhan nyeri selama perawatan post seksio sesarea, pasien 4 jam sampai 3 hari post seksio sesarea, pada saat Universitas Sumatera Utara wawancara ibu tidak dalam kelelahan dan fisik serta fsikologi ibu sehat, dan bersedia menjadi responden tidak terpenuhi yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Responden pada penelitian ini diperoleh 24 orang dan dianalisis dengan uji statistik t-dependent dan uji t-independent. Jumlah responden pada penelitian seharusnya 30 orang, namun responden yang ditemukan 24 orang, karena tidak memenuhi kriteria yaitu pada saat wawancara ibu dalam kelelahan fisik. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal Februari-April 2011 sehingga waktu penelitian kurang lebih hanya 3 bulan. Responden yang seharusnya 30 orang tidak bisa tercukupi karena keterbatasan waktu. Yang memenuhi kriteria peneliti hanya 24 orang responden dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu teknik distraksi dan tehnik relaksasi yang masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang ibu post seksio sesarea.

3. Implikasi untuk asuhan kebidananpendidikan kebidanan

a. Pada pelayanan kebidanan Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa teknik distraksi dan relaksasi berpengaruh dalam mengurangi perubahan intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesaria. Jadi, metode nonfarmakologi tehnik distraksi dan relaksasi dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu post seksio sesarea dengan mengurangi intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesarea tanpa efek samping pada ibu. Namun perlu diperhatikan kenyamanan ibu sewaktu dilakukan intervensi karena apabila ibu tidak nyaman ketika tehnik distraksi dan relaksasi, metode nonfarmakologi ini kurang berhasil dalam mengurangi intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesarea. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai perbedaan perubahan intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesarea antara pasien yang menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi di RSU. Dr. Pirngadi Medan 2011.

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil uji paired t-test terdapat perubahan yang bermakna pada kelompok responden sebelum dan sesudah yang mendapatkan tehnik distraksi dengan nilai t hitung pada masing-masing kelompok lebih besar dari t tabel t=1,796 nilai p0,05 yaitu 0,001. Sedangkan pada kelompok responden yang mendapatkan tehnik relaksasi diperoleh nilai t hitung pada masing-masing kelompok lebih besar dari t tabel t=1,796 nilai p0,005 yaitu 0,001, yang artinya ada terdapat perubahan yang bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi. 2. Hasil uji statistik independent t-test diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan perubahan intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesaria antara pasien yang menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi berdasarkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai t hitung pada masing-masing kelompok lebih kecil dari t tabel t=1,721 dan taraf signifikan p0,05 yaitu 0,368. Dari hasil kedua uji diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa tehnik distraksi dan tehnik relaksasi sama-sama efektif dalam menurunkan intensitas nyeri selama perawatan post seksio sesarea dan tidak ada perbedaan keefektifan antara kedua tehnik tersebut. Universitas Sumatera Utara