commit to user 45
sekitarnya daripada tanah yang berpori lebih kedap. Jarak genangan air terhadap sumur juga berpengaruh dalam suatu lingkungan dengan rumah yang padat,
kualitas air sumur dapat terpengaruh oleh pengelolaan air buangan kamar mandi dan septik tank. Selain itu, tanah dengan kemiringan besar derajat kemiringan
yang besar akan mudah mengalirkan air sehingga lokasi sumur yang berdekatan dengan sungai dengan kemiringan yang besar dapat menjadi penyebab penurunan
kualitas air sumur Kartasapoetra dkk, 1985.
b. Penentuan Tingkat Degradasi Air Tanah
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang selalu menyebabkan pencemaran di samping limbah pertanian dan limbah industri. Menurut Undang-
Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia danatau proses alam yang berbentuk padat. Pembuangan sampah secara rutin ke
dalam TPA dapat menimbulkan pencemaran terhadap perairan baik di permukaan maupun di dalam tanah. Sampah yang bertambah secara terus-menerus akan
mempengaruhi tingkat degradasi dari sampah sehingga akan lebih berpotensi mencemari lingkungan. Penguraian sampah organik bisa menghasilkan zat hara,
zat-zat kimia yang bersifat toksik dan bahan-bahan organik terlarut. Semua zat tersebut akan mempengaruhi kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah
dan perubahan tersebut berpengaruh terhadap sifat Fisik, Kimia, dan Biologi perairan Boyd, 1982.
Mengacu pada ketentuan Pasal 14 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
commit to user 46
Air maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup menetapkan adanya Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu
air kualitas air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air
yang ditetapkan. Penentuan status mutu air dapat menggunakan Metode STORET atau Metode Indeks Pencemaran.
i. Penentuan Status Mutu Air dengan Metode STORET
Metoda STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air.
Prinsip dari metode ini adalah membandingkan antara data kualitas dengan baku mutu yang disesuaikan dengan peruntukkannya guna menentukan status
mutu air Kepmen LH No. 115 Tahun 2003. Tahapan analisis data untuk menentukan indeks STORET adalah sebagai berikut : 1 Data hasil pengukuran
untuk tiap parameter dibuat tabulasi nilai kadar maksimum, minimum maupun rata-rata yang kemudian dibandingkan dengandata hasil pengukuran dan nilai
baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya. 2 Jika hasil pengukuran meme
nuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran ≤ bakumutu maka diberi skor 0. 3 Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air hasil
pengukuran baku mutu maka diberi skor sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
commit to user 47
3. 4 Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunyadari jumlah skor yang diperoleh dengan menggunakan Sistem EPA
Environmental Protection Agency
. Tabel 3. Penentuan status mutu air dengan Indeks Pencemaran IP
Jumlah contoh Nilai
Parameter Fisika
Kimia Biologi
10 Minimum
-1 -2
-3 Maksimum
-1 -2
-3 Rata-rata
-3 -6
-9 10
Minimum -2
-4 -6
Maksimum -2
-4 -6
Rata-rata -6
-12 -18
Sumber: Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan
sistem nilai dari “US-EPA
Environmental Protection Agency
” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu :
1 Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu
2 Kelas B : baik, skor = -1 sd -10 cemar ringan
3 Kelas C : sedang, skor = -11 sd -30 cemar sedang
4 Kelas D : buruk, skor ≥ -31
cemar berat
ii. Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks Pencemaran IP
Indeks Pencemaran
Pollution Index
digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan. Indeks ini
memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air
Water Quality Index
. Indeks Pencemaran IP ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air
atau sebagian dari suatu sungai.
commit to user 48
Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran IP ini dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan
air untuk suatu peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa pencemar. IP mencakup
berbagai kelompok parameter kualitas yang independent dan bermakna. Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam Baku
Peruntukan Air j, dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air i yang diperoleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan
dari suatu alur sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan j yang merupakan fungsi dari CiLij.
PIj = _ C1L1j, C2L2j,…,CiLij ……………………….……... 2-1 Tiap nilai CiLij menunjukkan pencemaran relatif yang diakibatkan oleh
parameter kualitas air. Nisbah ini tidak mempunyai satuan. Nilai CiLij = 1,0 adalah nilai yang kritik, karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu
Baku Mutu Peruntukan Air. Jika CiLij 1,0 untuk suatu parameter, maka konsentrasi parameter ini harus dikurangi atau disisihkan, kalau badan air
digunakan untuk peruntukan j. Jika parameter ini adalah parameter yang bermakna bagi peruntukan, maka pengolahan mutlak harus dilakukan bagi air itu.
Pada model IP digunakan berbagai parameter kualitas air, maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rata-rata dari keseluruhan nilai CiLij sebagai
tolok-ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai CiLij bernilai lebih besar dari 1. Jadi indeks ini harus mencakup nilai CiLij yang
maksimum
commit to user 49
PIj = _ {CiLijR,CiLijM} …………………..…….…..2-2 Dengan CiLijR : nilai ,CiLij rata-rata CiLijM : nilai ,CiLij maksimum
Jika CiLijR merupakan ordinat dan CiLijM merupakan absis maka PIj merupakan titik potong dari CiLijR dan CiLijM dalam bidang yang dibatasi
oleh kedua sumbu tersebut.
Gambar 2. Pernyataan Indeks untuk suatu Peruntukan j Perairan akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan j jika nilai
CiLijR dan atau CiLijM adalah lebih besar dari 1,0. Jika nilai maksimum CiLij dan atau nilai rata-rata CiLij makin besar, maka tingkat pencemaran suatu
badan air akan makin besar pula. Jadi panjang garis dari titik asal hingga titik Pij diusulkan sebagai faktor yang memiliki makna untuk menyatakan tingkat
pencemaran. …………………………………………...2-3
Dimana m = faktor penyeimbang Keadaan kritik digunakan untuk menghitung nilai m
PIj = 1,0 jika nilai maksimum CiLij = 1,0 dan nilai rata-rata CiLij = 1,0 maka
, maka persamaan 3-3 menjadi
commit to user 50
……………………………………………..2-4 Metoda ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat
atau tidaknya sungai dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter-parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
≤ PIj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu kondisi baik
1,0 PIj ≤ 5,0
cemar ringan 5,0 PIj
≤ 10 cemar sedang
PIj 10 cemar berat
5. Air Lindi