Latar Belakang Masalah TRISNA KUSUMAWATI A131008013

commit to user 17 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah lingkungan hidup yang dihadapi saat ini adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keragaman karakteristik sampah. Peningkatan daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta peningkatan usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kualitas dan kuantitas sampah yang dihasilkan. Kota Surakarta merupakan salah satu Kota terbesar kedua di Propinsi Jawa Tengah yang dikenal sebagai kota Wisata Budaya dan Pembelanjaan di Indonesia. Kota Surakarta juga berkembang sebagai kawasan Industri yang cukup besar. Menurut data statistik terakhir tahun 2010, jumlah penduduk Kota Surakarta adalah 529.421 jiwa dengan segala aktifitasnya sebagai kota wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan. Tingginya jumlah penduduk dan segala aktifitas yang ada, sudah tentu banyak sampah yang akan dihasilkan. Dengan demikian, Kota Surakarta dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik bagi warga kota maupun pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan kunjungannya di Kota ini, salah satunya adalah penanganan sampah. commit to user 18 Kota Surakarta hanya memiliki satu lokasi Tempat Pembuangan Akhir TPA, yaitu TPA Putri Cempo, di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. TPA Putri Cempo telah beroperasi sejak tahun 1987 dengan luas total area 17 Ha. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di Indonesia mengamanatkan bahwa pengelolaan sampah yang ramah lingkungan merupakan tanggung jawab pemerintah, sehingga pengelolaan sampah di Kota Surakarta harus mengikuti segala aturan yang ada dalam Undang-undang tersebut. Saat ini penanganan sampah masih sebatas pada penanganan yang konvensional yaitu sampah diletakkan di tempat terbuka untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya . Meskipun sudah diusahakan bahwa tempat pembuangan ini disentralisasi di satu kawasan tertentu dengan metode sanitary landfill. Namun kenyataannya permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai, sampah tersebut masih menjadikan sumber polusi udara karena bau dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya kurang memadai sehingga air lindi merembes ke lapisan tanah di bawahnya, serta menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya terlambat dan tidak sistematis Widyatmoko, 2002. Air lindi leachate atau air luruhan sampah merupakan tirisan cairan sampah hasil ekstrasi bahan terlarut maupun tersuspensi. Pada umumnya leachate terdiri atas senyawa-senyawa kimia hasil dekomposisi sampah dan air yang masuk dalam timbulan sampah. Air tersebut dapat berasal dari air hujan, saluran drainase , air tanah atau dari sumber lain di sekitar lokasi TPA. Pada saat terjadi commit to user 19 hujan, air hujan akan masuk dan meresap ke dalam tumpukan sampah yang kemudian membawa zat-zat berbahaya dengan kepekatan zat pencemar yang tinggi melimpah atau keluar dari timbunan. Pada TPA yang masih beroperasi, BOD leachate dapat mencapai antara 2000 –30.000 mgL, COD antara 3000– 60.000 mgL, dan PH antara 4,5 –7,5. Namun pada TPA yang sudah beroperasi lebih dari 15 tahun, pada umumnya akan terjadi penurunan kandungan BOD, COD, bahkan pH dari leachate cenderung mendekati netral dan mempunyai kandungan karbon organik dan mineral yang relatif menurun Arbain, 2008. Prihastini 2006 menyatakan bahwa kandungan air lindi di TPA Winongo di Dusun Gembel, Kota Madiun di antaranya nilai pH 8.7, total suspended solid TSS 530 mgL, biological oxygen demand BOD sebesar 740 mgL, dan chemical oxygen demand COD 7000 mgL. Adanya air lindi dari efek dekomposisi sampah pada mengakibatkan kualitas air sumur di Dusun Gembel ditinjau dari parameter DO, BOD, COD, Mn, dan NO 2 melampaui baku mutu yang dipersyaratkan menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 untuk air Kelas I, sedang untuk parameter kesadahan, Fe, Cd, dan Pb masih memenuhi syarat baku mutu. Davis dan Cornwell 1991 menyatakan bahwa air lindi dari TPA dengan sistem sanitary landfill mengandung pH 5.3 – 8.3, TSS 200-1000 mgL, BOD 2000- 30.000 mgL, dan COD 3000-45.000 mgL. Sabahi et al 2009 menyatakan air lindi dari TPA kota Ibb, Yaman mengandung pH 8.24, BOD 5 COD masih normal, tetapi kandungan senyawa logam seperti Pb, Ni, Cu, Cl, Ca, Mg, NH 3 , kesadahan, dan DO melampaui batas normal yang ditetapkan oleh Yemen’s Ministry of Water and Environment YMWE. Talalaj IA dan L. Dzienis 2007 juga menyatakan commit to user 20 bahwa keberadaan air lindi mempengaruhi kualitas air tanah. Pada penelitiannya, Talalaj dan Dzienis hanya mengukur kandungan senyawa logam dan hasilnya menunjukkan bahwa air tanah yang terkena air lindi mengandung senyawa logam Sn, Cd, Cu, dan Fe yang tinggi. Ogundiran dan Afolabi 2008 menyatakan kandungan logam berat seperti Pb, Cd, Zn, Cu, dan Cr yang dihasilkan dari timbulan sampah lindi pada pembuangan sampah dengan sistem Open Dumping di Lagos merusak kondisi lingkungan sekitar. Keberadaan air lindi sangat membahayakan kesehatan dan lingkungan karena air lindi mengandung mikroba patogen, logam berat dan jenis lainnya. Air limbah yang dibiarkan akan mempunyai efek samping yang merugikan manusia, yaitu membahayakan kehidupan manusia karena dapat membawa penyakit, merugikan dari segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda atau bangunan, tanaman maupun peternakan, serta merusak ekosistem, yakni membunuh kehidupan yang ada pada perairan. TPA Putri Cempo merupakan salah satu TPA yang ada di kota Surakarta dengan proses pengolahan air lindi yang kurang memadai, sehingga perlu dilakukan suatu kajian mengenai kualitas air tanah dan tingkat degradasi air tanah dangkal akibat air lindi leachate di lingkungan TPA Putri Cempo. Kualitas air tanah dangkal di lingkungan TPA diuji berdasarkan parameter Fisika Bau, Rasa, Warna, Suhu, TSS, Kimia pH, DO, BOD, COD, Nitrat, Sulfat, Besi, Timbal, Klorida dan Biologi Colliform fecal . Tingkat degradasi kualitas air tanah dangkal di sekitar TPA Putri Cempo Surakarta ditentukan berdasarkan Indeks Pencemaran IP dan STORET. commit to user 21

B. Rumusan Masalah