commit to user 29
Todd 1996 mengemukakan bahwa gerakan air tanah dipengaruhi oleh prinsip-prinsip hidrolika yang telah tersusun rapi. Pada umumnya aliran air tanah
melewati akuifer yang merupakan media tiris. Permeabilitas merupakan ukuran kemudahan aliran yang melewati akuifer tersebut, dan merupakan konstanta
penting dalam persamaan aliran. Wilson EM 1993 berpendapat bahwa aliran air tanah berlangsung dalam zat antara sarang, pori-pori tanah yang dilaluinya benar-
benar sangat kecil dan umumnya berkisar antara 2 – 0.02 mm.
Soemarto 1987 mengungkapkan bahwa gerak air tanah dibedakan menjadi 2, yaitu gerak air tanah vertikal gerakan ini disebabkan oleh adanya
gravitasi bumi yang menimbulkan gerakan air ke bawah dan gaya kapilaritas air dalam pori-pori tanah yang menyebabkan gerakan ke atas, kelebihan air tanah
merupakan air gravitasi yang mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi dan air yang tidak bergerak ditahan oleh gaya kapiler sampai berat air akan naik dan
gerak air tanah horisontal gerakan yang disebabkan oleh adanya perbedaan ketinggian antara muka air tanah di satu tempat dengan tempat yang lainnya. Air
tanah akan bergerak secara lateral melalui akuifer dengan sifat poros yang mudah dilalui air sebagai medianya yaitu peresapan ke daerah pelepasan. Gerakan ini
juga dipengaruhi oleh permeabilitas batuan dan gradient hidrolik.
3. Kualitas Air Tanah
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan
penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar
commit to user 30
mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah Fisika, Kimia dan Biologi Trisnawulan,
2007. Arsyad 1989 menerangkan bahwa kualitas air merupakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan tertentu kehidupan manusia,
seperti untuk air minum, mengairi tanaman, minuman ternak dan sebagainya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 tahun 1990, tentang
Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan peristilahan-peristilahan yang berkaitan dengan terminologi, karakteristik dan interkoneksi parameter-parameter
kualitas air, antara lain: Kualitas air adalah sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya, parameter kimia pH, oksigen terlarut, BOD, COD, kadar logam, dan
sebagainya, dan parameter biologi keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya Effendi, 2003.
Mason 2003 mengemukakan bahwa pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki tiga tujuan utama, yaitu 1
Environmental Surveillance
, bertujuan mendeteksi dan mengukur pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu
pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan. 2
Establishing Water Quality Criteria
, bertujuan mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel- variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia untuk mendapatkan
baku mutu kualitas air, dan 3
Apprasial of Resources
, bertujuan mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum.
commit to user 31
Kriteria mutu air adalah nilai-nilai yang didasarkan pada pengalaman dan kenyataan ilmiah yang dapat dipergunakan oleh pemakainya untuk menetapkan
manfaat relatif dari air tertentu. Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur atau diuji berdasarkan
parameter dan metode tertentu berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi dan unsur-unsur pencemar yang ditenggang keberadaannnya dalam air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dibagi menjadi empat
kelas, yaitu: 1.
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut. 2.
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk saranaprasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang menpersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
commit to user 32
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,
pertanaman dan atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan oleh bagi peruntukkan tertentu dengan ketentuan syarat dapat dilihat pada pada table 1.
Parameter penentuan kualitas air di antaranya adalah: 1
Bau, Rasa, dan Warna Bau dan rasa umumnya disebabkan karena adanya zat organik tertentu
yang dapat menyebabkan rasa tertentu. Selain itu, kandungan zat sulfida juga dapat menyebabkan air menjadi berbau seperti telur busuk. Air yang normal
umumnya tidak berasa. Rasa yang menyimpang umumnya dihubungkan dengan bau. Rasa yang menyimpang disebabkan oleh adanya zat-zat kimia tertentu.
Warna merupakan salah satu indikator pencemaran yang ditunjukkan oleh air limbah. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi.
Warna pada air dapat disebabkan adanya penguraian zat organik alami seperti humus, lignin, tannin, dan asam organi lainnya. Selain itu, pasir, tanah,
mikroorganisme alga dan lumut dan warna hasil industri tekstil, kertas, dan pewarna makanan juga dapat membuat air menjadi berwarna. Berdasarkan baku
mutu air minum, air minum yang baik adalah tidak berbau, berasa, dan berwarna Fardiaz, 1992.
commit to user 33
Tabel 1. Klasifikasi mutu air menurut PP No. 82 Tahun 2001
PARAMETER SATUAN
KELAS KETERANGAN
I II
III IV
FISIKA
Suhu ⁰C
Deviasi 3 Deviasi 3
Deviasi 3 Deviasi 5
Deviasi suhu dari keadaan ilmiah Residu Terlarut
mgL 1000
1000 1000
2000 Residu Tersuspensi
mgL 50
50 400
400 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, residu tersuspensi 5000 mgL
KIMIA
pH -
6-9 6-9
6-9 6-9
Apabila secara ilmiah di luar rentang tsb, maka ditentukan berdasarkan
kondisi alamiah BOD
mgL 2
3 6
12 -
COD mgL
10 20
50 100
- DO
mgL 6
4 3
Angka batas minimum Total fosfat sbg P
mgL 0,2
0,2 1
5 -
NO3 sbg N mgL
10 10
20 20
- NH3-N
mgL 0,5
- -
- Bagi perikanan, kandungan amonia
bebas untuk ikan yang peka 0.02 mgL sbg NH3
Arsen mgL
0,05 1
1 1
- Kobalt
mgL 0,2
0,2 0,2
0,2 -
Barium mgL
1 -
- -
- Boron
mgL 1
1 1
1 -
Selenium mgL
0,01 0,05
0,05 0,05
- Kadmium
mgL 0,01
0,01 0,01
0,01 -
Krom IV mgL
0,5 0,05
0,05 0,01
- Tembaga
mgL 0,02
0,02 0,02
0,2 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Cu 1 mgL Besi
mgL 0,3
- -
- Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Fe 5 mgL Timbal
mgL 0,03
0,03 0,03
1 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Pb 0.1 mgL Mangan
mgL 1
- -
- -
Air Raksa mgL
0,001 -
- -
- Seng
mgL 0,3
0,05 0,05
5 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Zn 5 mgL Khlorida
mgL 600
- -
- -
Sianida mgL
0,02 0,02
0,02 -
- Fluorida
mgL 0,5
1,5 1,5
- -
Nitrit sbg N mgL
0,06 0,06
0,06 -
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2N 1 mgL
Sulfat mgL
400 -
- -
- Khlorin bebas
mgL 0,03
0,03 0,03
- Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Belerang sbg H2S mgL
0,002 0,002
0,002 -
- MIKROBIOLOGI
E. coli jml100 mL
100 1000
2000 2000
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform 2000
jml100mL dan total coliform 10000 jml100mL
Total coliform jml100 mL
1000 5000
10000 10000
commit to user 34
Tabel 2. Daftar persyaratan kualitas air bersih PerMenKes RI No. 4161990
PARAMETER Satuan
Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
FISIKA
Bau -
- Tidak berbau
Jumlah zat padat terlarut TDS mgL
1500 -
Kekeruhan Skala NTU
25 -
Rasa -
- Tidak berasa
Suhu ⁰C
dev 3 -
Warna skala TCU
50 -
KIMIA
Air Raksa mgL
0,001 -
Arsen mgL
0,05 -
Besi mgL
1,0 -
Fluorida mgL
1,5 -
Kadmium mgL
0,005 -
Kesadahan mgL
500 -
Klorida mgL
600 -
Kromium mgL
0,05 -
Mangan mgL
0,5 -
Nitrat sbg N mgL
10 -
Nitrit sbg N mgL
1,0 -
pH -
6,5-9,0 batas min maks, khusus air hujan pH min 5,5
Selenium mgL
0,01 -
Seng mgL
15 -
Sianida mgL
0,1 -
Sulfat mgL
400 -
Timbal mgL
0,05 -
Aldrin Dieldrin mgL
0,0007 -
Benzena mgL
0,01 -
Benzo a pyrene mgL
0,00001 -
Chlordane mgL
0,007 -
Cloroform mgL
0,003 -
2,4 D mgL
0,10 -
DDT mgL
0,03 -
Detergen mgL
0,5 -
1,2 Discloroethane mgL
0,01 -
1,1 Discloroethane mgL
0,0003 -
Heptaclor mgL
0,003 -
Hexachlorobenzene mgL
0,00001 -
Gemma-HCH mgL
0,004 -
Methoxychlor mgL
0,10 -
Pentachlorophanol mgL
0,01 -
Pestisida Total mgL
0,10 -
2,4,6 urichlorophenol mgL
0,01 -
zat organik KMnO4 mgL
10 -
BIOLOGI
Total koliform jml100mL
50 Bukan air pipaan
jml100mL 10
air pipaan
commit to user 35
2 Suhu
Suhu suatu badan perairan dipengaruhi oleh musim, posisi lintang, ketinggian dari permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan
awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Suhu merupakan salah satu karakter yang sangat penting karena perubahan suhu dapat memberikan perubahan kualitas
air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses Fisika, Kimia dan Biologi badan air. Peningkatan suhu dapat mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga dapat menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, seperti O
2
, CO
2
, N
2
dan sebagainya Effendi, 2003.
3 TSS
Total Suspended Solid
Padatan adalah bahan yang masih tetap tinggal sebagai sisa selama penguapan dan mengalami pemanasan pada suhu 103-105 ºC. Bahan-bahan yang
masih mempunyai tekanan uap kecil di bawah suhu 103-105 ºC akan hilang selama penguapan dan pemanasan Smith, 2005. Padatan tersuspensi merupakan
padatan dengan ukuran lebih besar dari satu mikron, dapat mengendap sendiri tanpa bantuan koagulan, meskipun dalam waktu agak lama Rubiyah, 2007.
Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar dan buangan, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air buangan.
Selain itu dapat menentukan efisiensi unit-unit pengolahan. Pengendapan bahan ini dapat dilakukan dengan proses biologis dan flokulasi kimia Saeni, 1989.
commit to user 36
4 pH derajat keasaman Nilai derajat keasaman pH dapat didefinisikan sebagai ukuran dari
aktivitas ion hidrogen H
+
yang menunjukkan suasana asam atau basa. Pescod 1973 menyatakan bahwa nilai pH menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi
ion hidrogen dalam air. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah perairan tersebut bersifat asam
atau basa. Air limbah dengan kondisi yang tidak netral akan menyulitkan proses biologis, sehingga mengganggu proses penjernihan. Semakin kecil nilai pH nya,
maka air tersebut bersifat asam. Air buangan yang bersifat asam atau basa dapat menurunkan daya pembersih Sugiarto, 2006. Nilai pH perairan dapat
berfluktuasi karena dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis, respirasi organisme akuatik, suhu dan keberadaan ion-ion di perairan tersebut. Nilai pH air lindi pada
tempat pembuangan sampah perkotaan berkisar antara 1.5 – 9.5 Barus, 2002.
5 DO
Dissolved oxygen
oksigen terlarut Oksigen terlarut
dissolved oxygen
merupakan konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari hasil
fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air dan proses difusi dari udara. Faktor yang mempengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air adalah jumlah
kehadiran bahan organik, suhu, aktivitas bakteri, kelarutan, fotosintesis dan kontak dengan udara. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian dan
musiman tergantung pada percampuran
mixing
dan
turbulence
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan keadaan limbah yang masuk ke badan air,
commit to user 37
sehingga akan mempengaruhi kelarutan dan keberadaan unsur-unsur nutrien di perairan Fardiaz, 1992.
7 BOD
Biochemical Oxygen Demand
BOD adalah jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik yang terdapat dalam air pada keadaan aerobik yang diinkubasi pada suhu 20°C selama 5 hari, sehingga sering disebut BOD
5
. Nilai BOD
5
perairan dapat dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organik Effendi, 2003. Nilai BOD
5
ini juga digunakan untuk menduga jumlah bahan organik di dalam air limbah yang
dapat dioksidasi dan akan diuraikan oleh mikroorganisme melalui proses biologi. Berbeda dengan COD yang memberikan gambaran jumlah total bahan organik
yang mudah terurai maupun yang sulit terurai
non biodegradable
, BOD memberikan gambaran jumlah bahan organik yang dapat terurai secara biologis
bahan organik mudah urai,
biodegradable organic matter
dan umumnya nilai BOD lebih rendah dari COD Hariyadi, 2001.
8 COD
Chemical Oxygen Demand
COD menyatakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik yang terdapat di perairan menjadi CO
2
dan H
2
O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang diperlukan dalam mengoksidasi air sampel. Bila
BOD memberikan gambaran jumlah bahan organik yang dapat terurai secara
commit to user 38
biologis bahan organik mudah urai,
biodegradable organic matter
, maka COD memberikan gambaran jumlah total bahan organik yang mudah terurai maupun
yang sulit terurai
non biodegradable
Hariyadi, 2001. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air Fardiaz, 1992. Umumnya nilai COD lebih tinggi
dibandingkan dengan uji BOD, hal ini dikarenakan bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD
Achmad, 2004.
9 Nitrat Nitrat adalah bentuk nitrogen utama dalam perairan dan merupakan
nutrien utama bagi tumbuhan dan
algae.
Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil, dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di
perairan Effendi, 2003. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia
menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung dalam kondisi aerob.
2 NH
3
+ 3 O
2
Nitrosomonas
→ 2 NO
2-
+ 2 H+ + 2 H
2
O 2 NO
2-
+ O
2
Nitrobacter
→ 2 NO
3-
Effendi 2003 juga menyatakan bahwa kadar nitrat yang melebihi 5 mgL menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas
manusia pencucian dan pengolahan makanan serta tinja hewan. Kadar nitrat-
commit to user 39
nitrogen yang lebih dari 2 mgL dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan yang selanjutnya memacu pertumbuhan algae serta tumbuhan air lain
menjadi pesat
blooming
.
10 Sulfat Sulfat adalah bentuk sulfur utama dalam perairan dan tanah. Di perairan
yang diperuntukkan bagi air minum sebaiknya tidak mengandung senyawa natrium sulfat Na
2
SO
4
dan magnesium sulfat MgSO
4
Hariyadi, 1992. Di perairan, sulfur berikatan dengan ion hidrogen dan oksigen. Reduksi
pengurangan oksigen dan penambahan hidrogen anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anaerob dalam proses dekomposisi bahan organik
menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan korosivitas logam. SO4
2-
+ bahan organik bakteri S
2-
+ H
2
O + CO
2
→ S
2-
+ 2 H
+
anaerob H
2
S Pada perairan alami yang mendapat cukup aerasi biasanya tidak ditemukan
H
2
S karena telah teroksidasi menjadi sulfat. Kadar sulfat pada perairan tawar alami berkisar antara 2
– 80 mgL. Kadar sulfat air minum sebaiknya tidak melebihi 400 mgL Effendi, 2003.
11 Besi Fe Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe
2+
ferro atau Fe
3+
ferri, tersuspensi sebagai butiran koloidal diameter 1μm atau lebih
commit to user 40
besar, seperti Fe
2
O
3
, FeO, FeOH
3
dan sebagainya, serta tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik Alaerts, 1984. Besi dalam bentuk ferro
maupun ferri tergantung pada nilai pH dan kandungan oksigen terlarut. Pada pH normal dan terdapat oksigen yang cukup, kandungan besi ferro yang terlarut akan
dioksidasi menjadi ferri yang mudah terhidrolisa membentuk endapan ferri hidroksida yang tidak larut dan mengendap di dasar perairan sehingga membentuk
warna kemerahan pada substrat dasar. Kadar besi yang tinggi terdapat pada air yang berasal dari air tanah dalam yang bersuasana anaerob atau dari lapisan dasar
perairan yang sudah tidak mengandung oksigen. Kadar besi pada perairan alami berkisar antara 0.05
– 0.2 mgL Boyd, 1988
in
Effendi, 2003 pada air tanah dalam dengan kadar oksigen yang rendah kadar besinya dapat mencapai 10
–100 mgL. Kadar besi 1,0 mgL dianggap membahayakan kehidupan organisme
akuatik. Sedangkan bagi perairan yang diperuntukkan bagi keperluan pertanian sebaiknya memiliki kadar besi yang tidak lebih dari 20 mgL McNeely
et al,
1979
in
Effendi, 2003.
12 Timbal Pb
Keberadaan logam-logam di dalam air selain dapat mengganggu proses enzimatik juga menyebabkan polusi khususnya logam Pb. Logam ini sangat
reaktif terhadap ikatan ligan dengan sulfur dan nitrogen sehingga mengganggu sistem fungsi metaloenzim bersifat racun terhadap metabolisme sel itu sendiri.
Apabila sitoplasma mengikat logam yang salah non-esensial atau sitoplasma mengikat logam lain yang bukan semestinya maka akan dapat menyebabkan
commit to user 41
rusaknya kemampuan katalitik detoksikasi dari sel tersebut. Hal ini sering terjadi pada sel-sel respirasi yaitu epitel insang yang menjadi rusak karena beberapa
logam terikat sebagai ligan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju absorpsi logam dalam air yaitu kadar garam air laut, alkalinitas air tawar, hadirnya
senyawa kimia lain, temperatur, pH, besar kecilnya organisme dan kondisi kelaparan dari organisme Darmono, 1995.
13 Klorida Cl
-
Tingkat konsentrasi kelarutan khusus garam dapur NaCl, dimana disamping sebagai akibat pelarutan mineral yang mengandung Na dan Cl
-,
unsur garam ini dapat terjadi sebagai hasil dari ikatan-ikatan residu dari penggunaan
pupuk kimia pertanian dan limbah cair dari industri dan rumah tangga. Kandungan garam dalam air tawar adalah 0.05. Hampir semua perairan alami
mengandung klorida Cl
-
. Konsentrasinya sangat bervariasi, dari konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi yang besar seperti yang terkandung dalam air
laut. Perubahan konsentrasi klorida dalam air dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pencemaran dari perairan lain sungai dan danau, limbah industri dan rumah
tangga, serta intrusi air laut. Dampak yang mungkin timbul dengan tingkat klorida dalam garam yang tinggi adalah dapat mematikan biotatumbuhan air sehingga
berpengaruh terhadap sistem rantai makanan serta dapat terjadi peningkatan nilai DHL dan kelarutan beberapa logam yang terdapat dalam batuan dimana
sumberdaya air berada Mulyana dkk, 2007.
commit to user 42
14 Bakteri
Coliform fecal
Air merupakan media yang baik untuk kehidupan bakteri, baik yang bersifat patogen maupun non-patogen. Mikroorganisme yang terdapat di dalam air
berasal dari sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati, kotoran manusia atau hewan serta bahan organik
lainnya. Pencemaran air oleh bakteri, biasanya tercermin pada kandungan
coliform
dalam air Fardiaz, 1992 . Smittle 1992 mendefinisikan bakteri indikator sebagai sekumpulan
jenis bakteri yang ditemukan dalam suatu sampel tertentu dan dapat digunakan untuk mendeteksi atau mengindikasikan adanya bakteri patogen di sekitarnya.
Sedangkan menurut Pelczar dan Chan 1988 bakteri indikator merupakan sejenis mikroorganisme yang kehadirannya dalam air merupakan bukti bahwa
air tersebut tercemari oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya, terdapat peluang bagi berbagai macam mikroorganisme patogenik
yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air. Alaerts dan Santika 1984 menyatakan bahwa bakteri yang sering
digunakan sebagai indikator untuk menilai kualitas suatu perairan adalah bakteri
Coliform fecal
yang di dalamnya terkandung
Escherichia coli
,
Streptococcus fecal
, dan
Clostridium perfringers
. Bakteri C
oliform
merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia, hewan berdarah panas, hewan berdarah
dingin, dan dari tanah. Bakteri
Coliform
mudah dideteksi, sehingga jika bakteri tersebut ditemui dalam sampel air berarti air tersebut tercemar oleh tinja dan
kemungkinan besar perairan tersebut mengandung bakteri patogen.
commit to user 43
Koliform dibagi menjadi dua kelompok yang dibedakan berdasar kemampuan
bakteri koliform
pada masing-masing
kelompok untuk
memfermentasikan laktosa dan memproduksi asam dan gas. Kelompok kedua selain koliform fekal adalah koliform non fekal yang terdiri dari bakteri koliform
yang biasa banyak ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati Fardiaz, 1992. Menurut Peraturan Pemerintah PP No. 82 tahun 2001, kadar maksimum
total koliform yang diperbolehkan pada perairan umum yang diperuntukkan untuk mengairi pertanaman dan peternakan sebesar 1.000 MPN100ml.
Semakin sedikit kandungan C
oliform
, maka kandungan air semakin baik.
4. Pencemaran Air Tanah