commit to user 29
Todd  1996  mengemukakan  bahwa  gerakan  air  tanah  dipengaruhi  oleh prinsip-prinsip hidrolika yang telah tersusun rapi. Pada umumnya aliran air tanah
melewati  akuifer  yang  merupakan  media  tiris.  Permeabilitas  merupakan  ukuran kemudahan  aliran  yang  melewati  akuifer  tersebut,  dan  merupakan  konstanta
penting dalam persamaan aliran. Wilson EM 1993 berpendapat bahwa aliran air tanah berlangsung dalam zat antara sarang, pori-pori tanah yang dilaluinya benar-
benar sangat kecil dan umumnya berkisar antara 2 – 0.02 mm.
Soemarto  1987  mengungkapkan  bahwa  gerak  air  tanah  dibedakan menjadi  2,  yaitu  gerak  air  tanah  vertikal  gerakan  ini  disebabkan  oleh  adanya
gravitasi  bumi  yang  menimbulkan  gerakan  air  ke  bawah  dan  gaya  kapilaritas  air dalam  pori-pori  tanah  yang  menyebabkan  gerakan  ke  atas,  kelebihan  air  tanah
merupakan  air  gravitasi  yang  mengalir  ke  bawah  akibat  gaya  gravitasi  dan  air yang  tidak  bergerak  ditahan  oleh  gaya  kapiler  sampai  berat  air  akan  naik  dan
gerak  air  tanah  horisontal  gerakan  yang  disebabkan  oleh  adanya  perbedaan ketinggian antara muka air tanah di satu tempat dengan tempat yang lainnya. Air
tanah akan bergerak secara lateral melalui akuifer dengan sifat poros yang mudah dilalui  air  sebagai  medianya  yaitu  peresapan  ke  daerah  pelepasan.  Gerakan  ini
juga dipengaruhi oleh permeabilitas batuan dan gradient hidrolik.
3. Kualitas Air Tanah
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat  yang  ditetapkan  sebagai  standar  mutu  air  berbeda-beda  tergantung  tujuan
penggunaan,  sebagai  contoh,  air  yang  digunakan  untuk  irigasi  memiliki  standar
commit to user 30
mutu  yang  berbeda  dengan  air  untuk  dikonsumsi.  Kualitas  air  dapat  diketahui nilainya  dengan  mengukur  peubah  Fisika,  Kimia  dan  Biologi  Trisnawulan,
2007.  Arsyad  1989  menerangkan  bahwa  kualitas  air  merupakan  tingkat kesesuaian  air  untuk  dipergunakan  bagi  pemenuhan  tertentu  kehidupan  manusia,
seperti untuk air minum, mengairi tanaman, minuman ternak dan sebagainya. Peraturan  Pemerintah  Republik  Indonesia  No  20  tahun  1990,  tentang
Pengendalian  Pencemaran  Air  mendefinisikan  peristilahan-peristilahan  yang berkaitan dengan terminologi, karakteristik dan interkoneksi parameter-parameter
kualitas air, antara lain: Kualitas air adalah sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat,  energi,  atau  komponen  lain  di  dalam  air.  Kualitas  air  dinyatakan  dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya, parameter kimia pH, oksigen terlarut, BOD, COD, kadar logam, dan
sebagainya,  dan  parameter  biologi  keberadaan  plankton,  bakteri,  dan sebagainya Effendi, 2003.
Mason  2003  mengemukakan  bahwa  pemantauan  kualitas  air  suatu perairan  memiliki  tiga  tujuan  utama,  yaitu  1
Environmental  Surveillance
, bertujuan  mendeteksi  dan  mengukur  pengaruh  yang  ditimbulkan  oleh  suatu
pencemar  terhadap  kualitas  lingkungan  dan  mengetahui  perbaikan  kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan. 2
Establishing Water Quality Criteria
, bertujuan mengetahui hubungan sebab akibat antara perubahan variabel- variabel  ekologi  perairan  dengan  parameter  fisika  dan  kimia  untuk  mendapatkan
baku  mutu  kualitas  air,  dan  3
Apprasial  of  Resources
,  bertujuan  mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat secara umum.
commit to user 31
Kriteria mutu air adalah  nilai-nilai yang didasarkan pada pengalaman dan kenyataan  ilmiah  yang  dapat  dipergunakan  oleh  pemakainya  untuk  menetapkan
manfaat  relatif  dari  air  tertentu.  Menurut  Peraturan  Pemerintah  No.  82  Tahun 2001,  mutu  air  adalah  kondisi  kualitas  air  yang  diukur  atau  diuji  berdasarkan
parameter  dan  metode  tertentu  berdasarkan  pada  peraturan  perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup,  zat,  energi  dan  unsur-unsur  pencemar  yang  ditenggang  keberadaannnya dalam air.
Berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  No.  82  Tahun  2001  tentang pengelolaan  kualitas  air  dan  pengendalian  pencemaran  air  dibagi  menjadi  empat
kelas, yaitu: 1.
Kelas  satu,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  air  baku  air minum  dan  atau  peruntukan  lain  yang  mensyaratkan  mutu  air  yang  sama
dengan kegunaan tersebut. 2.
Kelas  dua,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  saranaprasarana rekreasi  air,  pembudidayaan  ikan  air  tawar,  peternakan,  air  untuk  mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas  tiga,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  pembudidayaan
ikan  air  tawar,  peternakan,  air  untuk  mengairi  pertanaman,  dan  atau peruntukan lain yang menpersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
commit to user 32
4. Kelas  empat,  air  yang  peruntukannya  dapat  digunakan  untuk  mengairi,
pertanaman dan  atau untuk peruntukan lain  yang mempersyaratkan mutu  air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kualitas  air  yang  dinilai  masih  layak  untuk  dimanfaatkan  oleh  bagi peruntukkan  tertentu  dengan  ketentuan  syarat  dapat  dilihat  pada  pada  table  1.
Parameter penentuan kualitas air di antaranya adalah: 1
Bau, Rasa, dan Warna Bau  dan  rasa  umumnya  disebabkan  karena  adanya  zat  organik  tertentu
yang  dapat  menyebabkan  rasa  tertentu.  Selain  itu,  kandungan  zat  sulfida  juga dapat  menyebabkan  air  menjadi  berbau  seperti  telur  busuk.  Air  yang  normal
umumnya  tidak  berasa.  Rasa  yang  menyimpang  umumnya  dihubungkan  dengan bau.  Rasa  yang  menyimpang  disebabkan  oleh  adanya  zat-zat  kimia  tertentu.
Warna  merupakan  salah  satu  indikator  pencemaran  yang  ditunjukkan  oleh  air limbah.  Warna  air  yang  tidak  normal  biasanya  menunjukkan  adanya  polusi.
Warna  pada  air  dapat  disebabkan  adanya  penguraian  zat  organik  alami  seperti humus,  lignin,  tannin,  dan  asam  organi  lainnya.  Selain  itu,  pasir,  tanah,
mikroorganisme  alga  dan  lumut  dan  warna  hasil  industri  tekstil,  kertas,  dan pewarna makanan juga dapat membuat air menjadi berwarna.  Berdasarkan baku
mutu air minum, air minum yang baik adalah tidak berbau, berasa, dan berwarna Fardiaz, 1992.
commit to user 33
Tabel 1. Klasifikasi mutu air menurut PP No. 82 Tahun 2001
PARAMETER SATUAN
KELAS KETERANGAN
I II
III IV
FISIKA
Suhu ⁰C
Deviasi 3 Deviasi 3
Deviasi 3 Deviasi 5
Deviasi suhu dari keadaan ilmiah Residu Terlarut
mgL 1000
1000 1000
2000 Residu Tersuspensi
mgL 50
50 400
400 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, residu tersuspensi  5000 mgL
KIMIA
pH -
6-9 6-9
6-9 6-9
Apabila secara ilmiah di luar rentang tsb, maka ditentukan berdasarkan
kondisi alamiah BOD
mgL 2
3 6
12 -
COD mgL
10 20
50 100
- DO
mgL 6
4 3
Angka batas minimum Total fosfat sbg P
mgL 0,2
0,2 1
5 -
NO3 sbg N mgL
10 10
20 20
- NH3-N
mgL 0,5
- -
- Bagi perikanan, kandungan amonia
bebas untuk ikan yang peka  0.02 mgL sbg NH3
Arsen mgL
0,05 1
1 1
- Kobalt
mgL 0,2
0,2 0,2
0,2 -
Barium mgL
1 -
- -
- Boron
mgL 1
1 1
1 -
Selenium mgL
0,01 0,05
0,05 0,05
- Kadmium
mgL 0,01
0,01 0,01
0,01 -
Krom IV mgL
0,5 0,05
0,05 0,01
- Tembaga
mgL 0,02
0,02 0,02
0,2 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Cu  1 mgL Besi
mgL 0,3
- -
- Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Fe  5 mgL Timbal
mgL 0,03
0,03 0,03
1 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Pb  0.1 mgL Mangan
mgL 1
- -
- -
Air Raksa mgL
0,001 -
- -
- Seng
mgL 0,3
0,05 0,05
5 Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Zn  5 mgL Khlorida
mgL 600
- -
- -
Sianida mgL
0,02 0,02
0,02 -
- Fluorida
mgL 0,5
1,5 1,5
- -
Nitrit sbg N mgL
0,06 0,06
0,06 -
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO2N  1 mgL
Sulfat mgL
400 -
- -
- Khlorin bebas
mgL 0,03
0,03 0,03
- Bagi ABAM tidak dipersyaratkan
Belerang sbg H2S mgL
0,002 0,002
0,002 -
- MIKROBIOLOGI
E. coli jml100 mL
100 1000
2000 2000
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal coliform  2000
jml100mL dan total coliform  10000 jml100mL
Total coliform jml100 mL
1000 5000
10000 10000
commit to user 34
Tabel 2. Daftar persyaratan kualitas air bersih PerMenKes RI No. 4161990
PARAMETER Satuan
Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
FISIKA
Bau -
- Tidak berbau
Jumlah zat padat terlarut TDS mgL
1500 -
Kekeruhan Skala NTU
25 -
Rasa -
- Tidak berasa
Suhu ⁰C
dev 3 -
Warna skala TCU
50 -
KIMIA
Air Raksa mgL
0,001 -
Arsen mgL
0,05 -
Besi mgL
1,0 -
Fluorida mgL
1,5 -
Kadmium mgL
0,005 -
Kesadahan mgL
500 -
Klorida mgL
600 -
Kromium mgL
0,05 -
Mangan mgL
0,5 -
Nitrat sbg N mgL
10 -
Nitrit sbg N mgL
1,0 -
pH -
6,5-9,0 batas min  maks, khusus air hujan pH min 5,5
Selenium mgL
0,01 -
Seng mgL
15 -
Sianida mgL
0,1 -
Sulfat mgL
400 -
Timbal mgL
0,05 -
Aldrin  Dieldrin mgL
0,0007 -
Benzena mgL
0,01 -
Benzo a pyrene mgL
0,00001 -
Chlordane mgL
0,007 -
Cloroform mgL
0,003 -
2,4 D mgL
0,10 -
DDT mgL
0,03 -
Detergen mgL
0,5 -
1,2 Discloroethane mgL
0,01 -
1,1 Discloroethane mgL
0,0003 -
Heptaclor mgL
0,003 -
Hexachlorobenzene mgL
0,00001 -
Gemma-HCH mgL
0,004 -
Methoxychlor mgL
0,10 -
Pentachlorophanol mgL
0,01 -
Pestisida Total mgL
0,10 -
2,4,6 urichlorophenol mgL
0,01 -
zat organik KMnO4 mgL
10 -
BIOLOGI
Total koliform jml100mL
50 Bukan air pipaan
jml100mL 10
air pipaan
commit to user 35
2 Suhu
Suhu  suatu  badan  perairan  dipengaruhi  oleh  musim,  posisi  lintang, ketinggian  dari  permukaan  laut,  waktu  dalam  hari,  sirkulasi  udara,  penutupan
awan, dan aliran serta kedalaman badan air.  Suhu merupakan salah satu  karakter yang sangat penting karena perubahan suhu dapat memberikan perubahan kualitas
air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses Fisika, Kimia dan Biologi badan air. Peningkatan suhu dapat mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi  dan volatilisasi.  Peningkatan suhu  juga dapat  menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, seperti O
2
, CO
2
, N
2
dan sebagainya Effendi, 2003.
3 TSS
Total Suspended Solid
Padatan  adalah  bahan  yang  masih  tetap  tinggal  sebagai  sisa  selama penguapan dan mengalami pemanasan pada suhu 103-105 ºC. Bahan-bahan yang
masih  mempunyai  tekanan  uap  kecil  di  bawah  suhu  103-105  ºC  akan  hilang selama penguapan dan pemanasan Smith, 2005. Padatan tersuspensi merupakan
padatan  dengan  ukuran  lebih  besar  dari  satu  mikron,  dapat  mengendap  sendiri tanpa  bantuan  koagulan,  meskipun  dalam  waktu  agak  lama  Rubiyah,  2007.
Penentuan  padatan  tersuspensi  sangat  berguna  dalam  analisis  perairan  tercemar dan  buangan,  dan  dapat  digunakan  untuk  mengevaluasi  kekuatan  air  buangan.
Selain  itu  dapat  menentukan  efisiensi  unit-unit  pengolahan.  Pengendapan  bahan ini dapat dilakukan dengan proses biologis dan flokulasi kimia Saeni, 1989.
commit to user 36
4   pH derajat keasaman Nilai  derajat  keasaman  pH  dapat  didefinisikan  sebagai  ukuran  dari
aktivitas  ion  hidrogen  H
+
yang  menunjukkan  suasana  asam  atau  basa.  Pescod 1973  menyatakan  bahwa  nilai  pH  menunjukkan  tinggi  rendahnya  konsentrasi
ion  hidrogen  dalam  air.  Kemampuan  air  untuk  mengikat  atau  melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah perairan tersebut bersifat asam
atau basa.  Air limbah dengan kondisi  yang tidak  netral  akan menyulitkan  proses biologis,  sehingga  mengganggu  proses  penjernihan.  Semakin  kecil  nilai  pH  nya,
maka air tersebut  bersifat  asam.  Air buangan  yang bersifat  asam  atau basa dapat menurunkan  daya  pembersih  Sugiarto,  2006.  Nilai  pH  perairan  dapat
berfluktuasi  karena  dipengaruhi  oleh  aktivitas  fotosintesis,  respirasi  organisme akuatik, suhu dan keberadaan ion-ion di perairan tersebut. Nilai pH air lindi pada
tempat pembuangan sampah perkotaan berkisar antara 1.5 – 9.5 Barus, 2002.
5   DO
Dissolved oxygen
oksigen terlarut Oksigen  terlarut
dissolved  oxygen
merupakan  konsentrasi  gas  oksigen yang  terlarut  dalam  air.  Oksigen  yang  terlarut  dalam  air  berasal  dari  hasil
fotosintesis  oleh  fitoplankton  atau  tumbuhan  air  dan  proses  difusi  dari  udara. Faktor  yang  mempengaruhi  jumlah  oksigen  terlarut  di  dalam  air  adalah  jumlah
kehadiran  bahan  organik,  suhu,  aktivitas  bakteri,  kelarutan,  fotosintesis  dan kontak  dengan  udara.  Kadar  oksigen  terlarut  juga  berfluktuasi  secara  harian  dan
musiman  tergantung  pada  percampuran
mixing
dan
turbulence
massa  air, aktivitas  fotosintesis,  respirasi,  dan  keadaan  limbah  yang  masuk  ke  badan  air,
commit to user 37
sehingga  akan  mempengaruhi  kelarutan  dan  keberadaan  unsur-unsur  nutrien  di perairan Fardiaz, 1992.
7    BOD
Biochemical Oxygen Demand
BOD adalah jumlah oksigen  yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan  bahan  organik  yang  terdapat  dalam  air  pada  keadaan  aerobik  yang diinkubasi  pada  suhu  20°C  selama  5  hari,  sehingga  sering  disebut  BOD
5
.  Nilai BOD
5
perairan  dapat  dipengaruhi  oleh  suhu,  densitas  plankton,  keberadaan mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organik Effendi, 2003. Nilai BOD
5
ini juga  digunakan  untuk  menduga  jumlah  bahan  organik  di  dalam  air  limbah  yang
dapat dioksidasi dan akan diuraikan oleh mikroorganisme melalui proses biologi. Berbeda  dengan  COD  yang  memberikan  gambaran  jumlah  total  bahan  organik
yang  mudah  terurai  maupun  yang  sulit  terurai
non  biodegradable
,  BOD memberikan  gambaran  jumlah  bahan  organik  yang  dapat  terurai  secara  biologis
bahan  organik  mudah  urai,
biodegradable  organic  matter
dan  umumnya  nilai BOD lebih rendah dari COD Hariyadi, 2001.
8   COD
Chemical Oxygen Demand
COD  menyatakan  jumlah  total  oksigen  yang  dibutuhkan  untuk mengoksidasi  semua  bahan  organik  yang  terdapat  di  perairan  menjadi  CO
2
dan H
2
O.  Pada  prosedur  penentuan  COD,  oksigen  yang  yang  dikonsumsi  setara dengan  jumlah  dikromat  yang  diperlukan  dalam  mengoksidasi  air  sampel.  Bila
BOD  memberikan  gambaran  jumlah  bahan  organik  yang  dapat  terurai  secara
commit to user 38
biologis  bahan  organik  mudah  urai,
biodegradable  organic  matter
,  maka  COD memberikan  gambaran  jumlah  total  bahan  organik  yang  mudah  terurai  maupun
yang sulit terurai
non biodegradable
Hariyadi, 2001. Angka COD merupakan ukuran  bagi  pencemaran  air  oleh  zat-zat  organik  yang  secara  alamiah  dapat
dioksidasikan  melalui  proses  mikrobiologis,  dan  mengakibatkan  berkurangnya oksigen  terlarut  dalam  air  Fardiaz,  1992.  Umumnya  nilai  COD  lebih  tinggi
dibandingkan  dengan  uji  BOD,  hal  ini  dikarenakan  bahan-bahan  yang  stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD
Achmad, 2004.
9   Nitrat Nitrat  adalah  bentuk  nitrogen  utama  dalam  perairan  dan  merupakan
nutrien utama bagi tumbuhan dan
algae.
Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat  stabil,  dihasilkan  dari  proses  oksidasi  sempurna  senyawa  nitrogen  di
perairan  Effendi,  2003.  Senyawa  ini  dihasilkan  dari  proses  oksidasi  sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia
menjadi  nitrit  dan  nitrat  adalah  proses  yang  penting  dalam  siklus  nitrogen  dan berlangsung dalam kondisi aerob.
2 NH
3
+ 3 O
2
Nitrosomonas
→ 2 NO
2-
+ 2 H+ + 2 H
2
O 2 NO
2-
+ O
2
Nitrobacter
→ 2 NO
3-
Effendi 2003 juga menyatakan bahwa kadar nitrat yang melebihi 5 mgL menggambarkan  terjadinya  pencemaran  antropogenik  yang  berasal  dari  aktivitas
manusia  pencucian  dan  pengolahan  makanan  serta  tinja  hewan.  Kadar  nitrat-
commit to user 39
nitrogen  yang  lebih  dari  2  mgL  dapat  mengakibatkan  terjadinya  eutrofikasi perairan  yang  selanjutnya  memacu  pertumbuhan  algae  serta  tumbuhan  air  lain
menjadi pesat
blooming
.
10    Sulfat Sulfat  adalah  bentuk  sulfur  utama  dalam  perairan  dan  tanah.  Di  perairan
yang  diperuntukkan  bagi  air  minum  sebaiknya  tidak  mengandung  senyawa natrium  sulfat  Na
2
SO
4
dan  magnesium  sulfat  MgSO
4
Hariyadi,  1992.  Di perairan,  sulfur  berikatan  dengan  ion  hidrogen  dan  oksigen.  Reduksi
pengurangan  oksigen  dan  penambahan  hidrogen  anion  sulfat  menjadi  hidrogen sulfida  pada  kondisi  anaerob  dalam  proses  dekomposisi  bahan  organik
menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan korosivitas logam. SO4
2-
+ bahan organik bakteri S
2-
+ H
2
O + CO
2
→ S
2-
+ 2 H
+
anaerob H
2
S Pada perairan alami yang mendapat cukup aerasi biasanya tidak ditemukan
H
2
S  karena  telah  teroksidasi  menjadi  sulfat.  Kadar  sulfat  pada  perairan  tawar alami  berkisar  antara  2
–  80  mgL.  Kadar  sulfat  air  minum  sebaiknya  tidak melebihi 400 mgL Effendi, 2003.
11   Besi Fe Besi  adalah  salah  satu  elemen  kimiawi  yang  dapat  ditemui  pada  hampir
setiap  tempat  di  bumi,  pada  semua  lapisan  geologis  dan  semua  badan  air.  Pada umumnya, besi  yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe
2+
ferro atau Fe
3+
ferri, tersuspensi sebagai butiran koloidal diameter 1μm atau lebih
commit to user 40
besar,  seperti  Fe
2
O
3
,  FeO,  FeOH
3
dan  sebagainya,  serta  tergabung  dengan  zat organik  atau  zat  padat  yang  anorganik  Alaerts,  1984.  Besi  dalam  bentuk  ferro
maupun ferri  tergantung pada nilai  pH dan kandungan oksigen terlarut. Pada pH normal dan terdapat oksigen yang cukup, kandungan besi ferro yang terlarut akan
dioksidasi  menjadi  ferri  yang  mudah  terhidrolisa  membentuk  endapan  ferri hidroksida yang tidak larut dan mengendap di dasar perairan sehingga membentuk
warna  kemerahan  pada  substrat  dasar.  Kadar  besi  yang  tinggi  terdapat  pada  air yang berasal dari air tanah dalam yang bersuasana anaerob atau dari lapisan dasar
perairan  yang  sudah  tidak  mengandung  oksigen.  Kadar  besi  pada  perairan  alami berkisar  antara  0.05
–  0.2  mgL  Boyd,  1988
in
Effendi,  2003  pada  air  tanah dalam  dengan  kadar  oksigen  yang  rendah  kadar  besinya  dapat  mencapai  10
–100 mgL.  Kadar  besi    1,0  mgL  dianggap  membahayakan  kehidupan  organisme
akuatik.  Sedangkan  bagi  perairan  yang  diperuntukkan  bagi  keperluan  pertanian sebaiknya  memiliki  kadar  besi  yang  tidak  lebih  dari  20  mgL  McNeely
et  al,
1979
in
Effendi, 2003.
12 Timbal Pb
Keberadaan  logam-logam  di  dalam  air  selain  dapat  mengganggu  proses enzimatik  juga  menyebabkan  polusi  khususnya  logam  Pb.  Logam  ini  sangat
reaktif  terhadap  ikatan  ligan  dengan  sulfur  dan  nitrogen  sehingga  mengganggu sistem  fungsi  metaloenzim  bersifat  racun  terhadap  metabolisme  sel  itu  sendiri.
Apabila  sitoplasma  mengikat  logam  yang  salah  non-esensial  atau  sitoplasma mengikat  logam  lain  yang  bukan  semestinya  maka  akan  dapat  menyebabkan
commit to user 41
rusaknya kemampuan katalitik detoksikasi dari sel tersebut. Hal ini sering terjadi pada  sel-sel  respirasi  yaitu  epitel  insang  yang  menjadi  rusak  karena  beberapa
logam  terikat  sebagai  ligan.  Beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  laju  absorpsi logam  dalam  air  yaitu  kadar  garam  air  laut,  alkalinitas  air  tawar,  hadirnya
senyawa  kimia  lain,  temperatur,  pH,  besar  kecilnya  organisme  dan  kondisi kelaparan dari organisme Darmono, 1995.
13 Klorida Cl
-
Tingkat  konsentrasi  kelarutan  khusus  garam  dapur  NaCl,  dimana disamping sebagai  akibat  pelarutan mineral  yang mengandung Na dan  Cl
-,
unsur garam  ini  dapat  terjadi  sebagai  hasil  dari  ikatan-ikatan  residu  dari  penggunaan
pupuk  kimia  pertanian  dan  limbah  cair  dari  industri  dan  rumah  tangga. Kandungan garam dalam air tawar adalah  0.05.  Hampir semua perairan alami
mengandung  klorida  Cl
-
.  Konsentrasinya  sangat  bervariasi,  dari  konsentrasi yang  rendah  sampai  konsentrasi  yang  besar  seperti  yang  terkandung  dalam  air
laut. Perubahan konsentrasi klorida dalam air dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pencemaran dari perairan lain sungai dan danau, limbah industri dan rumah
tangga, serta intrusi air laut. Dampak yang mungkin timbul dengan tingkat klorida dalam  garam  yang  tinggi  adalah  dapat  mematikan  biotatumbuhan  air  sehingga
berpengaruh terhadap sistem rantai makanan serta dapat terjadi peningkatan nilai DHL  dan  kelarutan  beberapa  logam  yang  terdapat  dalam  batuan  dimana
sumberdaya air berada Mulyana dkk, 2007.
commit to user 42
14 Bakteri
Coliform fecal
Air  merupakan  media  yang  baik  untuk  kehidupan  bakteri,  baik  yang bersifat patogen maupun non-patogen. Mikroorganisme yang terdapat di dalam air
berasal  dari  sumber  seperti  udara,  tanah,  sampah,  lumpur,  tanaman  hidup  atau mati,  hewan  hidup  atau  mati,  kotoran  manusia  atau  hewan  serta  bahan  organik
lainnya.  Pencemaran  air  oleh  bakteri,  biasanya  tercermin  pada  kandungan
coliform
dalam air Fardiaz, 1992 . Smittle  1992  mendefinisikan  bakteri  indikator  sebagai  sekumpulan
jenis bakteri yang ditemukan dalam suatu sampel tertentu dan dapat digunakan untuk  mendeteksi  atau  mengindikasikan  adanya  bakteri  patogen  di  sekitarnya.
Sedangkan  menurut  Pelczar  dan  Chan  1988  bakteri  indikator  merupakan sejenis  mikroorganisme  yang  kehadirannya  dalam  air  merupakan  bukti  bahwa
air tersebut tercemari oleh bahan tinja dari manusia atau hewan berdarah panas. Artinya,  terdapat  peluang  bagi  berbagai  macam  mikroorganisme  patogenik
yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan untuk masuk ke dalam air.  Alaerts  dan  Santika  1984  menyatakan  bahwa  bakteri  yang  sering
digunakan  sebagai  indikator  untuk  menilai  kualitas  suatu  perairan  adalah bakteri
Coliform  fecal
yang  di  dalamnya  terkandung
Escherichia  coli
,
Streptococcus  fecal
, dan
Clostridium perfringers
. Bakteri C
oliform
merupakan bakteri yang berasal dari tinja manusia, hewan berdarah panas, hewan berdarah
dingin, dan dari tanah. Bakteri
Coliform
mudah dideteksi, sehingga jika bakteri tersebut  ditemui  dalam  sampel  air  berarti  air  tersebut  tercemar  oleh  tinja  dan
kemungkinan besar perairan tersebut mengandung bakteri patogen.
commit to user 43
Koliform  dibagi  menjadi  dua  kelompok  yang  dibedakan  berdasar kemampuan
bakteri koliform
pada masing-masing
kelompok untuk
memfermentasikan  laktosa  dan  memproduksi  asam  dan  gas.  Kelompok  kedua selain koliform fekal adalah koliform non fekal yang terdiri dari bakteri koliform
yang biasa banyak ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati Fardiaz, 1992. Menurut Peraturan Pemerintah PP No. 82 tahun 2001, kadar maksimum
total koliform yang diperbolehkan pada perairan umum yang diperuntukkan untuk mengairi pertanaman dan peternakan sebesar 1.000 MPN100ml.
Semakin sedikit kandungan C
oliform
, maka kandungan air semakin baik.
4. Pencemaran Air Tanah