Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Surakarta

commit to user 53 senyawa logam Bo, Sn, Cd, Cu, dan Fe yang tinggi. Ogundiran dan Afolabi 2008 menyatakan kandungan logam berat seperti Pb, Cd, Zn, Cu, dan Cr yang dihasilkan dari timbulan sampah lindi pada pembuangan sampah dengan sistem Open Dumping di Lagos merusak kondisi lingkungan sekitar.

6. Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Surakarta

Pertambahan penduduk dengan segala aktivitasnya telah mengakibatkan peningkatan jumlah sampah. Peningkatan sampah yang sangat besar akan menyebabkan proses dekomposisi alamiah berlangsung secara besar-besaran pula. Proses dekomposisi akan mengubah sampah menjadi bahan organik dan menimbulkan adanya hasil samping yaitu air lindi yang dapat mencemari air tanah jika dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan air lindi terlebih dahulu. Tabel 4. Komposisi Sampah Kota Surakarta Komposisi Sampah TOTAL tonhari Input sampah 100 225,00 Plastic film 3,33 7,48 Plastic rigrid 0,64 1,44 Metal non-ferro 0,04 0,10 Ferro 0,00 0,00 Textile 5,03 11,32 Rubber 0,90 2,01 Leather 0,00 0,00 Glass 0,43 0,96 Wood, Bamboo 5,50 12,38 Paper 2,99 6,72 Others 0,00 0,00 Total Dry Waste 18,85 42,21 Food Yard Waste 81,15 182,59 Moisture content 70,00 127,81 Dry content 30,00 54,78 Blotong 0,00 0,00 Total 100 225,00 Sumber: Dokumen Feasibility Study Pengelolahan Sampah Kota Solo, 2011. commit to user 54 Tempat Pembuangan Akhir TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan UU RI No. 18 tahun 2008. TPA Putri Cempo sebagai satu-satunya TPA yang ada di Kota Surakarta telah berdiri sejak tahun 1987. TPA ini bertempat di kelurahan Mojosongo, di Surakarta bagian utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar. TPA Putri Cempo di Mojosongo memiliki data teknis sebagi berikut: luas : 17 Ha, tempat saranaprasarana : 4 Ha, penimbunan sampah: 13 Ha, usia teknis : +- 15 tahun DKP Kota Surakarta, 2012. Pada TPA ini, total timbunan sampah di Kota Surakarta adalah 225 tonhari dengan komposisi berdasarkan sumbernya ditunjukkan pada Tabel 4. Jumlah sampah yang dibuang di TPA Putri Cempo mengalami kenaikan setiap tahunnya yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah sampah di TPA Putri Cempo Surakarta selama lima tahun terakhir ribu tontahun Sumber sampah Jenis sampah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Domestik Total 68.072 67.445 67.791 68.519 68.806 Organik 43.444 43.043 43.582 43.611 44.045 Pasar Total 11.007 10.956 10.051 10.217 10.894 Organik 9.159 9.116 8.981 8.802 9.015 Umum Total 2.402 2.091 2.151 2.043 2.296 Organik 1.622 1.412 1.488 1.509 1.571 Total Organik 54.225 53.571 54.051 53.922 54.631 Sumber: DKP Kota Surakarta 2012 commit to user 55 Pembuangan sampah di TPA Putri Cempo masih menggunakan metode open dumping , metode ini kurang menguntungkan bagi kualitas air tanah . Cara kerja sistem tersebut cukup sederhana yaitu dengan menggali tanah dan melapisinya dengan tanah liat yang dihubungkan ke sarana lain, yaitu saluran gas dan air lindi leachate pada instalasi pengolahan. Sistem pengolahan ini dapat mencemari air tanah karena pelindihan air sampah atau air lindi. Air sampah akan mencemari air tanah ketika air dari pembusukan sampah organik merembes ke dalam tanah atau terbawa bersama air hujan yang menginfiltrasi ke dalam tanah Fardiaz, 1992. Gambar 3. Kondisi TPA Putri Cempo Surakarta Bappenas, 2012 Saat ini kondisi saluran pengumpul air lindi yang ada di TPA Putri Cempo kemungkinan besar sudah tidak berfungsi karena area tumpukan sampah sudah melebihi areal sel penumpukan yang pernah dibangun, sehingga air lindi meresap commit to user 56 langsung ke dalam atau mengalir langsung ke saluran air hujan ke sungai terdekat. Penanganan air lindi dengan eksisting yang ada masih cukup memadai, hanya diperlukan perbaikan konstruksi kolam yang ada. Untuk penyalurannya menggunakan paritsaluran drainase yang dibangun di sekitar area penumpukan dan dialirkan kolam lindi yang ada. Kolam lindi dapat diberikan tumbuhan Eceng Gondok dan tumbuhan lainnya yang dapat berfungsi menetralisir dan mendegradasi kandungan pencemar pada air lindi.

7. Tata Guna Lahan