commit to user 50
……………………………………………..2-4 Metoda  ini  dapat  langsung  menghubungkan  tingkat  ketercemaran  dengan  dapat
atau  tidaknya  sungai  dipakai  untuk  penggunaan  tertentu  dan  dengan  nilai parameter-parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
≤ PIj ≤ 1,0 memenuhi baku mutu kondisi baik
1,0  PIj ≤ 5,0
cemar ringan 5,0  PIj
≤ 10 cemar sedang
PIj  10 cemar berat
5. Air Lindi
Air  lindi
leachate
atau  air  luruhan  sampah  merupakan  tirisan  cairan sampah hasil ekstrasi bahan terlarut maupun tersuspensi. Air lindi merupakan air
dengan konsentrasi kandungan organik yang tinggi  yang terbentuk dalam landfill akibat  adanya  air  hujan  yang  masuk  ke  dalam
landfill
Priyono,  2008.  Air  lindi merupakan  cairan  yang  sangat  berbahaya  karena  selain  kandungan  organiknya
tinggi, juga dapat mengandung unsur logam seperti Zn, Hg. Jika tidak ditangani dengan  baik,  air  lindi  dapat  merembes  ke  dalam  tanah  sekitar  landfill  kemudian
dapat  mencemari  air  tanah  di  sekitar  landfill.  Air  lindi  memerlukan  perlakuan awal,  yaitu  dengan  menghilangkan  kandungan  inorganik  dalam  air  lindi.  Setelah
kandungan inorganik dalam air lindi dapat dihilangkan atau dikurangi, kemudian air  lindi  dapat  diolah  lebih  lanjut  untuk  menghilangkan  kadar  kandungan
organiknya.    Pada  umumnya
leachate
terdiri  atas  senyawa-senyawa  kimia  hasil dekomposisi sampah dan air yang masuk dalam timbulan sampah Satyani, 2005.
commit to user 51
Air lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang sulit didegradasi, yang mengandung  bahan-bahan  polimer  makromolekul  dan  bahan  organik  sintetik.
Pada  umumnya  air  lindi  memiliki  nilai  rasio  BOD5COD  sangat  rendah  0.4. Nilai  rasio  yang  sangat  rendah  ini  mengindikasikan  bahwa  bahan  organik  yang
terdapat  dalam  air  lindi  bersifat  sulit  untuk  didegradasi  secara  biologis.  Angka perbandingan  yang  semakin  rendah  mengindikasikan  bahan  organik  yang  sulit
terurai  tinggi  Alaerts  dan  Santika,  1984.  Komposisi  air  lindi  sangat  bervariasi karena  proses  pembentukannya  dipengaruhi  oleh  karakteristik  sampah  organik-
anorganik,  mudah  tidaknya  penguraian  larut  -tidak  larut,  kondisi  tumpukan sampah  suhu,  pH,  kelembaban,  umur,  karakteristik  sumber  air  kuantitas  dan
kualitas  air  yang  dipengaruhi  iklim  dan  hidrogeologi,  komposisi  tanah  penutup, ketersediaan nutrien dan mikroba, dan kehadiran
in hibitor
Fardiaz, 1992. Selain itu, Effendi 2003 menyatakan bahwa proses penguraian bahan organik menjadi
komponen yang lebih sederhana oleh mikroorganisme aerobik dan anaerobik pada lokasi  pembuangan  sampah  dapat  menjadi  penyebab  terbentuknya  gas  dan  air
lindi. Kuantitas dan kualitas air lindi juga dapat dipengaruhi oleh iklim. Infiltrasi
air  hujan  dapat  membawa  kontaminan  dari  tumpukan  sampah  dan  memberikan kelembaban yang dibutuhkan bagi proses penguraian biologis dalam pembentukan
air  lindi.  Meskipun  sumber  dari  kelembabannya  mungkin  dibawa  oleh  sampah masukkannya, tetapi sumber utama dari pembentukkan air lindi ini adalah adanya
infiltrasi air hujan. Jumlah hujan yang tinggi dan sifat timbunan yang tidak
solid
akan  mempercepat  pembentukkan  dan  meningkatkan  kuantitas  air  lindi  yang
commit to user 52
dihasilkan  Pohland  dan  Harper,  1985.  Boyd  1982  menyatakan  bahwa  umur tumpukan  sampah  juga  bisa  mempengaruhi  kualitas  air  lindi  dan  gas  yang
terbentuk.  Perubahan  kualitas  air  lindi  dan  gas  menjadi  parameter  utama  dalam mengetahui tingkat stabilisasi tumpukan sampah.
Beberapa  penelitian  yeng  membahas  mengenai  air  lindi,  di  antaranya Prihastini  2006  menyatakan  bahwa  kandungan  air  lindi  di  TPA  Winongo  di
Dusun  Gembel,  Kota  Madiun  di  antaranya  nilai  pH  8.7,
total  suspended  solid
TSS  530  mgL,
biological  oxygen  demand
BOD
5
sebesar  740  mgL,  dan
chemical  oxygen  demand
COD  7000  mgL.  Adanya  air  lindi  dari  efek dekomposisi  sampah  pada  mengakibatkan  kualitas  air  sumur  di  Dusun  Gembel
ditinjau  dari  parameter  DO,  BOD,  COD,  Mn,  dan  NO
2
melampaui  baku  mutu yang dipersyaratkan menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 untuk air Kelas I, sedang
untuk  parameter  kesadahan,  Fe,  Cd,  dan  Pb  masih  memenuhi  syarat  baku  mutu. Davis dan Cornwell 1991 menyatakan bahwa air lindi dari TPAS dengan sistem
sanitary  landfill
mengandung  pH  5.3 –8.3,  TSS  200-1000  mgL,  BOD
5
2000- 30.000  mgL,  dan  COD  3000-45.000  mgL.  Sabahi
et  al
2009  menyatakan  air lindi dari TPA kota Ibb, Yaman mengandung pH 8.24, BOD
5
COD masih normal, tetapi kandungan senyawa logam seperti Pb, Ni, Cu, Cl, Ca, Mg, NH3, kesadahan,
dan DO melampaui batas normal yang ditetapkan oleh Yemen’s Ministry of Water
and  Environment
YMWE,  1999.  Talalaj  IA  dan  L.  Dzienis  2007  juga menyatakan  bahwa  keberadaan  air  lindi  mempengaruhi  kualitas  air  tanah.  Pada
penelitiannya,  Talalaj  dan  Dzienis  hanya  mengukur  kandungan  senyawa  logam dan  hasilnya  menunjukkan  bahwa  air  tanah  yang  terkena  air  lindi  mengandung
commit to user 53
senyawa  logam    Bo,  Sn,  Cd,  Cu,  dan  Fe  yang  tinggi.  Ogundiran  dan  Afolabi 2008  menyatakan kandungan logam berat seperti Pb, Cd, Zn, Cu, dan Cr yang
dihasilkan dari timbulan sampah lindi pada pembuangan sampah dengan sistem
Open Dumping
di Lagos merusak kondisi lingkungan sekitar.
6. Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Surakarta