Aksesibilitas Non Fisik dan Fisik Struktur Organisasi
21
kesulitan dan kuantitas tugas belajar anak. Sedangkan Dedy Kustawan 2013 : 96 berpendapat bahwa ada 5 lima model
pengembangan kurikulum pendidikan inklusif dalam upaya penyusunan kurikulum yang fleksibel, yaitu 1 Model Eskalasi
Ditingkatkan, 2
Model Duplikasi
Meniru atau
Menggandakan, 3 Model Duplikasi Merubah untuk Disesuaikan, 4 Model Subtitusi Mengganti, dan 5 Model
Omisi Menghilangkan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas memang memiliki keberagaman, namun pada dasarnya dari
beberapa pengertian yang beragam tersebut memiliki makna atau inti yang sama. Pada dasarnya pengembangan kurikulum
dilakukan dengan adanya penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak. Penyesuaian yang
dilakukan dapat melalui adaptasi maupun modifikasi dalam bentuk
ditingkatkan, menggandakan,
merubah untuk
disesuaikan, mengganti, dan menghilangkan beberapa bagian kurikulum reguler untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi masing-masing anak berkebutuhan khusus. Tim ASB 2011:32 menyatakan bahwa pengembangan
kurikulum secara tepat dan operasional dapat dilakukan dengan mengacu pada hasil asesmen. Dari penjelasan di atas diketahui
bahwa asesmen berperan penting sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus.
22
Sehingga kurikulum yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak saat ini yang sebelumnya
diketahui melalui asesmen. b
Rencana Pembelajaran Individual RPI Menurut Allen Glynns 1980 : 266 The Individualized
Education Program IEP is a blueprint for providing intervention services. Berdasarkan pendapat di atas diketahui
bahwa Program Pembelajaran Individu PPI memiliki peran sebagai pendukung terlaksananya pelayanan intervensi terhadap
ABK. RPI yang efektif dikembangkan melalui pendekatan terpadu terkait hasil asesmen yang bersifat medis, psikologis,
dan akademik, serta disempurnakan dengan keterlibatan guru, dukungan GPK, orang tua anak berkebutuhan khusus, dan
pihak-pihak terkait lainnya Tim ASB, 2011 : 33. Sejalan dengan pendapat di atas, Allen Glynns juga menyatakan
bahwa RPI dikembangkan oleh tim belajar anak yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, baik multidisiplin ilmu, interdisiplin ilmu
dan transdisiplin ilmu 1980 : 266. Dari kedua pendapat ahli di atas menjelaskan bahwa perancangan PPI melibatkan berbagai
pihak, mulai dari interdisiplin ilmu hingga orangtua ABK itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada umumnya ABK memiliki
masalah yang kompleks, sehingga untuk mengatasinya