Tujuan Pendidikan Inklusif Pendidikan Inklusif

19 yang dijadikan pedoman dalam menyelenggarakan pembelajaran tertentu. Kurikulum yang diterapkan di sekolah inklusi adalah kurikulum standar nasional yang berlaku di sekolah umum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP danatau kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannya, kurikulum yang tepat bagi penyelenggaraan pendidikan inklusi adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak dalam belajar Tim ASB , 2011 : 32. Dari penjeleasan di atas diketahui bahwa kurikulum yang tepat bagi pendidikan inklusif mampu mengakomodasi pembelajaran bagi setiap anak tanpa terkecuali. Menurut Dedy Kustawan 2013 : 95 kurikulum yang bersifat inklusif adalah mengakomodasi peserta didik dengan berbagai latar belakang dan kemampuan, maka kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP akan lebih peka mempertimbangkan keragaman peserta didik agar pembelajarannya relevan dengan kemampuan dan kebutuhannya. Jadi, kurikulum yang tepat untuk diterapkan di sekolah inklusif adalah kurikulum yang fleksibel dan mampu mengakomodasi kemampuan serta kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Tim ASB 2011 : 32-33 menyatakan ada dua pokok bahasan yang perlu diperhatikan dalam standar isi, yaitu pengembangan kurikulum dan rencana pembelajaran individual. a Pengembangan kurikulum 20 Permendiknas RI No. 19 tahun 2007 dan Pedoman Peryelenggaraan Pendidikan inklusi menyatakan bahwa dalam pendidikan inklusif perlu ada penyesuaian kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi peserta didik. Penyesuaian kurikulum dapat dilakukan oleh tim pengembang kurikulum di sekolah. Tim pengembang kurikulum sekolah terdiri atas kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru pendidikan khusus, konselor, psikolog, dan ahli lain yang terkait Kemendiknas 2010:20. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan kurikulum yang tepat diterapkan bagi pendidikan inklusif perlu dilakukan pengembangan kurikulum oleh tim interdisipliner dengan melakukan penyesuaian yang mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. Menurut Tim ASB 2011:32 pengembangan kurikulum dapat dilakukan melalui 2 metode, yakni adaptasi dan modifikasi. Yang pertama adaptasi kurikulum, adaptasi kurikulum adalah pengadaan danatau penyesuaian instrumen bahan dan teknik proses pembelajaran yang dapat membantu anak untuk mengikuti tugas belajar yang sama dengan teman- temannya. Yang kedua modifikasi kurikulum, modifikasi kurikulum mengacu pada perubahan-perubahan kurikulum untuk kepentingan anak secara individual dengan mengurangi