Subjek Penelitian METODE PENELITIAN

67 Indikator 18: Guru reguler yang telah menerima pelatihan telah melakukan sosialisasi pendidikan inklusif kepada rekan sejawat, masyarakat, dan sekolah lain. Indikator 19: GPK yang membantu program pendidikan inklusif memiliki kualifikasi pendidikan sarjana S1 pendidikan luar biasa ortopedagog dan telah berpengalaman di bidangnya dalam memahami ABK. GPK dating ke sekolah lebih dari dua kali dalam seminggu dan memberikan dampingan konsultatif kepada guru reguler. Serta setiap ABK mendapatkan pendampingan pembelajaran yang optimal. 6. Standar Sarana Prasarana Indikator 20: Sarana dan prasarana belajar tersedia sesuai dengan seluruh jenis disabilitas ABK. 7. Standar Pengelolaan Indikator 21: Sekolah terbuka untuk menerima semua jenis disabilitas anak berkebutuhan khusus. Indikator 22: Sekolah telah memasukkan komponen pendidikan inklusi ke dalam dokumen Rencana Pengembangan Sekolah RPS dan telah terlaksana Indikator 23: Sekolah memiliki koordinatormanajer pendidikan inklusif yang aktif. 68 Indikator 24: Sekolah melaksanakan kebijakan meminimalisir pengulangan kelas bagi anak berkebutuhan khusus dengan tidak mengenai pengulangan kelas bagi ABK. Indikator 25: Terdapat orangtua ABK yang berperan aktif dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah. Indikator 26: Kepala sekolah melaporkan secara rutin data anak berkebutuhan khusus kepada Dinas Pendidikan KabupatenKota. Indikator 27: Sekolah telah berjejaring dengan stakeholder lain dalam mendukung pendidikan inklusif di sekolah dengan terikat oleh MoU yang telah ditandatangani. Indikator 28: Terdapat dukungan dari pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah. Serta sekolah telah bekerjasama dengan sekolah jenjang di atasnya guna kelanjutan pendidikan ABK. 8. Standar Pembiayaan Indikator 29: Setiap tahun sekolah memasukkan komponen pendidikan inklusif ke dalam dokumen RAPBSRAKS. Indikator 30: Sekolah menerima dan melaporkan penggunaan dana subsidi secara sistematis.