Sumber Belajar Mediaalat, Bahan dan Sumber Belajar

Besaran Pokok Satuan MKS Satuan CGS Massa kilogram kg gram g Panjang meter m centimeter cm Waktu sekon s sekon s Kuat Arus ampere A statampere statA Suhu kelvin K kelvin K Intensitas Cahaya candela Cd candela Cd Jumlah Zat kilomole mol mol b. Satuan Tidak Baku Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu. Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah. Sesuatu dapat dikatakan sebagai besaran jika mempunyai 3 syarat yaitu : 1. dapat diukur atau dihitung 2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai 3. mempunyai satuan. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai dinyatakan dengan angka. Besaran tersebut dibedakan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. a. Besaran pokok. Besaran pokok adalah besaran yang paling sederhana yang tidak dapat dinyatakan dengan besaran lain yang lebih sederhana dan dikenal tujuh macam besaran pokok yaitu panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat dan intensitas cahaya. b. Besaran turunan Besaran turunan adalah besaran yang dapat atau bisa diturunkan dari besaran pokok. Besaran turunan ini memiliki besar dan arah Tabel 2. Besaran Pokok No. Besaran Satuan Simbol 1. Panjang Meter m 2. Massa Kilogram kg 3. Waktu Sekon S 4. Suhu Kelvin K 5. Kuat Arus Ampere A 6. Intensitas Cahaya Candela Cd 7. Jumlah Zat Mole Mol Tabel 3. Besaran Turunan No. Besaran Satuan Simbol 1. Luas Meter persegi m 2 2. Volume Meter kubik m 3 3. Massa jenis densitas Kilogram per meter kubik kgm 3 4. Kecepatan, laju Meter per sekon ms 5. Percepatan Meter per sekon kuadrat ms 2 6. Gaya newton N 7. Daya watt w Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran. Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu: a. Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempumyai dua rahang. Rahang atas digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam. Rahang bawah digunakan untuk mengukur diameter bagian luar. Rahang geser digunakan untuk menyesuaikan ukuran benda dengan cara digeser secara bebas. Roda penggerak digunakan untuk menggeser-geser rahang agar dapat mendapaktkan hasil pengukuran yang tepat. Pengunci rahang digunakan untuk mengunci setelah besaran yang diukur dapat terukur supaya tidak bergeser. Hasil pengukuran dengan jangka sorong adala X = hasil pada skala utama + hasil pada skala nonius b. Penggaris Ada beberapa jenis penggaris sesuai dengan skalanya. Penggaris yang umum digunakan adalah penggaris berskala mm, yaitu penggaris yang skala terkecilnya adalam 1 mm atau 0,1 cm. Posisi mata saat melakukan pengukuran adalah tegak lurus dengan penggaris. 1 2 3 cm Rahang tetap Rahang geser Skala utama Skala nonius Gambar 1. jangka sorong Rahang atas Rahang bawah Jika posisi mata saat membaca skala tidak tegak lurus pada skala alat ukur, maka hasil pengukuran tidak tepat. Ketidak tepatan hasil pengukuran akibat posisi mata yang tidak tepat disebut kesalahan paralaks. c. Mikrometer Mikrometer atau sering disebut juga mikrometer skrup adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer biasanya digunakan untuk mengukur tebal benda-benda yang sangat tipis seperti kertas. Hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Bagian utama micrometer adalah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Keliling silinder pemutar dibagi 50 bagian atau skala yang sama besar. Jika bidal akan bergerak maju 0,5 mm jika diputar satu kali putaran. Dengan demikian jika bidal diputar satu skala maka akan bergeser 0,5 mm50 = 0,01 mm atau 0,001 cm. Hasil pengukuran dengan micrometer adalah: Gambar 4. mikrometer 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 45 40 35 benda Rahang putar Skala utama selubung Skala bidal bidal Silinder bergerigi Gambar 2. posisi mata saat membaca skala pada penggaris 1 cm 2 cm 3 cm 0 cm Hasil pengukuran panjang batang dengan penggaris pada gambar 4. adalah 1,7 cm Gambar 3. penyebab kesalahan paralaks Jika posisi mata pada titik A atau C, maka hasil pengukuran ≠1,7 cm. Hasil pengukuran dari posisi A adalah 1,6 cm dari posisi C adalah 1,8 cm 1 cm 2 cm 3 cm 0 cm A B C X = hasil pada skala utama + hasil pada skala bidal. d. Neraca Massa suatu benda menyatakan banyaknya materi yang dikandung suatu benda. Untuk mengukur massa suatu benda digunakan neraca atau timbangan. Prinsip kerja neraca atau timbangan adalah sama dengan tuas Terdapat beberapa jenis neraca, seperti neraca pasar, neraca lengan, neraca ohauss tiga lengan, neraca ohauss empat lengan, neraca digital. Gambar 5. Neraca Ohauss Tiga Lengan Untuk neraca ohauss tiga lengan, masing-masing lengan memiliki skala yang dilengkapi dengan beban geser sebagai berikut; 1 untuk lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram. 2 untuk lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram. 3 untuk lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram. Hasil pengukuran massa dengan neraca ohauss tiga lengan adalah jumlah dari hasil pembacaan pada skala ketiga lengan. Ketelitiannya adalah 0,1gr. e. Stopwatch atau arloji Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji dengan ketelitian 1 sekon, dan stopwatch ketelitian 0,1 sekon. 0 100 200 300 400 500 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lengan belakang Lengan tengah Lengan depan

Dokumen yang terkait

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016 LOKASI : SMP NEGERI 1 TURI TURI, DONOKERTO, TURI, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 5 234

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 TURI Jalan Turi Tempel Km. 1 Dusun Gununganyar, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 4461539, Kode Pos 55551.

1 9 160

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 TURI Jalan Turi Tempel Km. 1 Dusun Gununganyar, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 4461539, Kode Pos 55551.

1 8 214

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 TURI Jalan Turi Tempel Km. 1 Dusun Gununganyar, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 4461539, Kode Pos 55551.

0 6 139

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN PERIODE 18 JULI – 18 SEPTEMBER 2016 LOKASI SMP NEGERI 1 TURI TURI, DONOKERTO, TURI, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 0 27

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMA NEGERI 1 TURI Jalan Turi Tempel Km. 1 Dusun Gununganyar, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 4461539, Kode Pos 55551.

0 9 180

LAPORAN PRAKTIK PENGAJARAN LAPANGAN (PPL) LOKASI SMA NEGERI TURI Jl. Turi-Tempel, Gununganyar, Donokerto, Turi, Sleman, D.I.Yogyakarta 55551 Telp. (0274)4461539 TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 5 204

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) LOKASI SMA Negeri 1 Turi Gununganyar, Kelurahan Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 15 JULI – 15 SEPTEMBER 2016.

0 0 190

LAPORAN PRAKTIK PENGAJARAN LAPANGAN (PPL) LOKASI SMA NEGERI TURI Jl. Turi-Tempel, Gununganyar, Donokerto, Turi, Sleman, D.I.Yogyakarta 55551 Telp. (0274)4461539 TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 12 255

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 1 TURI Jalan Turi Pakem, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Telp. (0274) 896673, Kode Pos 55551.

0 4 173