33
2.1.4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu Robbins, 2003:92. Komitmen organisasi dan kepuasan kerja adalah dua hal yang sering dijadikan pertimbangan
saat mengkaji pergantian akuntan yang bekerja Poznanski dan Bline, 1997 dalam Trisnaningsih, 2003:201.
Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja Bateman dan
Strasser, 1984 dalam Trisnaningsih, 2003:201. Gregson 1992 dalam Trisnaningsih 2003:201 dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa kepuasan
kerja sebagai pertanda awal terhadap komitmen organisasi dalam sebuah model pergantian akuntan yang bekerja Kepuasan kerja harus diciptakan sebaik-baiknya
agar dedikasi, kecintaan, dan disiplin auditor menjadi meningkat. Dengan adanya komitmen organisasi yang mencakup tiga sikap yaitu rasa mengidentifikasi, rasa
memiliki dan rasa kesetiaan pada organisasi maka seseorang akan produktif dan puas terhadap pekerjaannya.
2.1.5. Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
Hakikat kepuasan kerja adalah perasaan senang ataupun tidak senang terhadap pekerjaan yang dilakukan Davis et al, 1990:105. Perasaan senang
ataupun tidak senang ini muncul disebabkan karena pada saat auditor bekerja mereka membawa serta keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu
yang membentuk harapan kerja mereka. Kepuasan kerja dalam teori motivasi
34
Maslow menempati peringkat yang tinggi, sebab berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan.
Semakin tinggi harapan kerja dapat terpenuhi, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja auditor. Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan dari motivasi kerja yang
seringkali merupakan harapan kerja auditor. Motivasi menyumbang timbulnya kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja akan tercapai apabila keinginan dan
kebutuhan karyawan yang menjadi motivasinya terpenuhi.
2.1.6. Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja malalui
Motivasi
Komitmen profesional pada dasarnya merupakan persepsi yang berintikan loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntut oleh sistem nilai atau
norma yang akan mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai prosedur-prosedur tertentu dalam upaya menjalankan tugasnya dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi Larkin, 1990 dalam Suparwati, 2005:52. Hal ini dapat menjadikan komitmen profesional sebagai gagasan yang mendorong motivasi
seseorang dalam bekerja. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu Gray et al, 1984 dalam Winardi, 2001:2. Motivasi merupakan sesuatu yang
memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Kepuasan kerja akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan
karyawan yang menjadi motivasinya terpenuhi. Seorang profesional yang secara konsisten dapat bekerja secara profesional akan mendapatkan kompensasi dari
35
organisasi berupa penghargaan reward sesuai profesinya, akan menimbulkan kepuasan kerja karena mereka merasa bahwa bahwa organisasi telah
memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka. Karena itu motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan kerja yang seringkali merupakan harapan
kerja seseorang. Dengan demikian, apabila seseorang auditor mempunyai komitmen profesional maka akan mengarahkan atau menimbulkan motivasi
secara profesional, dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan timbul kepuasan kerja.
2.1.7. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Melalui