masalah soaial. Bagaimanakah merancang mesin penyejuk udara berdaya kecil, agar masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah ikut juga menikmati kehadiran
mesin mesin penyejuk udara ini? Dengan memahami masih ada kekurangan pada mesin pendingin udara,
maka penulis tertantang untuk mendapatkan mesin penyejuk udara yang menggunakan daya rendah namun menghasilkan efisiensi sebanding dengan daya
yang dikeluarkan. Berangkat dari persoalan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan topik tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Kebutuhan mesin pendingin ruangan seperti mesin penyejuk udara sekarang ini semakin meningkat. Penggunaan mesin penyejuk udara yang selama ini
dipergunakan masih memerlukan daya yang cukup besar. Oleh sebab itu, diperlukan suatu inovasi mesin penyejuk udara yang membutuhkan daya yang
rendah, lebih sederhana dan lebih praktis penggunaanya. Bagaimanakah merancang penyejuk ruangan yang lebih sederhana dan berdaya rendah untuk menyelesaikan
persoalan ini?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Merancang dan merakit mesin penyejuk udara sederhana yang terdiri dari mesin pendingin dan ice-pack.
b. Mengetahui karakteristik mesin pendingin siklus kompresi uap yang
dipergunakan di dalam mesin penyejuk udara, meliputi : besarnya nilai COP
actual
, COP
ideal
dan efisiensi. c.
Mengetahui lamanya waktu suhu udara berada dibawah 25
o
C dengan berbagai variasi Ice Pack.
1.4 Batasan Masalah
Batasan batasan yang diambil dalam pembuatan mesin penyejuk udara, yaitu :
a. Mesin penyejuk udara terdiri atas mesin pendingin yang bekerja dengan siklus
kompresi uap dan ice-pack. b.
Komponen utama mesin siklus kompresi uap meliputi kompresor, evaporator, kondensor, dan pipa kapiler.
c. Daya kompresor yang dipergunakan sebesar 18 HP, ukuran komponen utama
yang lain, besarnya menyesuaikan dengan besarnya daya kompresor. d.
Komponen utama siklus kompresi uap yang dipakai pada mesin pendingin merupakan komponen standar yang ada di pasaran.
e. Fluida kerja dari siklus kompresi uap adalah R134a.
f. Mesin penyejuk udara mempergunakan ice pack yang didapat di pasaran,
dengan berat 0,2 kg dan ukuran 25 cm x 14 cm x 1,5 cm. g.
Mempergunakan kipas angin berdaya 30 watt. h.
Ukuran ruang pendingin : 60 cm x 50 cm x 45 cm PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang penyejuk udara berdaya listrik rendah.
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai referensi dalam pembuatan
penyejuk udara bagi para pembuat. c.
Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai acuan bagi para peneliti lain untuk dapat merancang mesin penyejuk udara dengan kemampuan kerja yang lebih
baik. d.
Dihasilkan teknologi tepat guna berupa mesin penyejuk udara berdaya listrik rendah.
5
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori 2.1.1 Prinsip kerja mesin pendingin
Mesin pendingin adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan kalor dari dalam ruangan ke luar ruangan atau menyerap kalor dari lingkungan
bersuhu rendah kemudian dipindahkan ke lingkungan bersuhu tinggi. Mesin pendingin yang mempergunakan siklus kompresi uap mempunyai komponen
utama yang terdiri dari empat bagian yaitu : kompresor, evaporator, kondensor, dan katup ekspansi atau pipa kapiler. Fluida yang dipergunakan pada siklus
kompresi uap dinamakan dengan refrigeran. Gambar 2.1 menunjukkan prinsip dasar kerja mesin pendingin.
Gambar 2.1 Prinsip kerja mesin pendingin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mesin pendingin telah digunakan dalam banyak hal. Diantaranya sebagai pengawet bahan makanan kulkas,
freezer
,
cold storage
, dll , pengawet minuman
show case
, kulkas, dll, pengkondisi udara ruangan AC,
water chiller
, dll dan pembuat es
ice maker
. Dengan berkembangnya informasi dan teknologi sekarang ini, manusia telah merasakan dampak positif dari teknologi mesin
pendingin
2.1.2 Siklus Kompresi Uap
Dari sekian banyak jenis sistem refigerasi, yang paling umum digunakan adalah refrigerasi dengan sistem kompresi uap. Komponen utama dari sebuah
siklus kompresi uap adalah kompresor, evaporator, kondensor dan pipa kapiler atau katup expansi. Rangkaian komponen utama siklus kompresi uap digambar
pada Gambar 2.2 dan siklus kompresi uap pada diagram P.h disajikan pada Gambar 2.3, pada diagram T-s pada Gambar 2.4.
Gambar 2.2 Rangkain Utama Komponen Siklus Kompresi Uap Kondensor
Kompresor Pipa Kapiler
1 2
3
4 Evaporator
Q
out
W
in
Q
in
Pada siklus kompresi uap, di evaporator refrigeran akan ‘menghisap’ kalor dari dalam ruangan sehingga kalor tersebut akan menguapkan refrigeran.
Kemudian uap refrigeran ditekan oleh kompresor hingga mencapai tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran dikondensasikan sehingga fase
refrigeran berubah wujud cair dengan cara membuang kalor dari uap refrigeran ke lingkungannya. Kemudian refrigeran akan diturunkan tekanannya oleh pipa
kapiler, sehingga fasenya berubah dari cair menjadi campuran cair dan gas dan diteruskan kembali ke dalam evaporator.
Pada Gambar 2.2, Gambar 2.3 dan Gambar 2.4, Q
in
adalah besarnya kalor yang diserap
evaporator persatuan massa refrigeran. Q
out
adalah besarnya kalor yang dilepas kondensor ke lingkungan karena suhu refrigeran didalam kondensor
lebih tinggi dari suhu lingkungan. Proses penguapan berlangsung di evaporator secara isobar tekanan sama dan isotermal suhu sama sedangkan W
in
adalah kerja kompresor persatuan massa refrigeran.
Gambar 2.3 Siklus Kompresi Uap Diagram P-
h
P
1
3
1 2
4 1a
2a 3a
P
h h
3=
h
4
h
1
h
2
Te ka
na n
Entalpi W
in
Q
in
Q
out
Gambar 2.4 Siklus Kompresi Uap pada Diagram T-s Proses-proses yang terjadi pada siklus kompresi uap terjadi pada Gambar
2.3 dan Gambar 2.4 adalah a proses kompresi, b proses desupa heating, c
proses kondensasi, d proses pendingin lanjut, e proses penurunan tekanan, f proses penurunan tekanan, g proses pemanasan lanjut.
a. Proses kompresi 1-2
Proses kompresi dilakukan oleh kompresor terjadi pada tahap 1 – 2 dan
berlangsung secara isentropik adiabatik isoentropi atau entropi konstan.. Kondisi awal refrigeran pada saat masuk ke dalam kompresor adalah gas panas lanjut
bertekanan rendah, setelah mengalami kompresi refrigeran akan menjadi gas panas lanjut bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik,
maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat. b. Proses penurunan suhu gas panas lanjut menjadi gas jenuh proses 2-2a
3 1
2
4 1a
2a 3a
T
S
Q
out
W
in
Q
in
Te mper
atur
Entropi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Proses pendinginan dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi pada tahap 2
– 2a. Proses ini juga dinamakan desupa heating. Refrigeran mengalami penurunan suhu pada tekanan tetap. Hal ini disebabkan adanya kalor yang
mengalir dari refrigeran ke lingkungan karena suhu refrigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.
c. Proses kondensasi 2a-3a Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a berlangsung di dalam kondensor.
Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari
kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu udara lingkungan.
d. Proses pendinginan lanjut 3a – 3
Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 3a – 3. Proses pendinginan
lanjut merupakan proses penurunan suhu refrigeran dari keadaan refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini diperlukan agar kondisi
refrigeran yang keluar dari kondensor benar – benar berada dalam fase cair, untuk
memudahkan mengalir di dalam pipa kapiler. e. Proses penurunan tekanan 3-4
Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3 –4 berlangsung di pipa kapiler
secara isoentalpi entalpi sama. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke komponen pipa kapiler dan mengalami penurunan tekanan dan suhu. Sehingga
suhu dari refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa berubah dari cair menjadi fase campuran cair dan gas.
f. Proses penguapan 4 – 1a
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4 – 1a. Proses ini berlangsung di
evaporator secara isobar tekanan sama dan isotermal suhu sama. Dalam fasa campuran cair dan gas, refrigeran yang mengalir ke evaporator menerima kalor
dari lingkungan, sehingga akan mengubah seluruh fasa fluida dari refriegeran berubah menjadi gas jenuh.
g. Proses pemanasan lanjut 1a – 1
Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 1a – 1. Proses ini merupakan
proses dimana uap refrigeran yang meninggalkan evaporator akan mengalami pemanasan lanjut sebelum memasuki kompresor. Hal ini di maksudkan agar
kondisi refrigeran benar-benar dalam keadaan gas agar proses kompresi dapat berjalan dengan baik dan kerja kompresor menjadi ringan.
2.1.3 Perhitungan pada Siklus Kompresi Uap
Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi kerja
kompresor, energi yang dilepas kondensor, energi yang diserap evaporator, COP
aktual
, COP
ideal
, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran. a.
Kerja kompresor W
in
Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi pada diagram P-h titik 1-2 dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.1
1 2
h h
W
in
2.1 Pada Persamaan 2.1 :
W
in
: kerja kompresor persatuan massa refrigeran kJkg. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h
1
: nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor kJkg.
h
2
: nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor kJkg. b.
Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor Q
out
Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepaskan oleh kondensor merupakan perubahan entalpi pada titik 2-3, perubahan tersebut dapat dihitung
dengan Persamaan 2.2 :
3 2
h h
Q
out
2.2 Pada Persamaan 2.2 :
Q
out
:energi kalor yang dilepaskan kondensor persatuan massa refrigeran kJkg.
h
2
: nilai entalpi saat masuk kondensor kJkg.
h
3
: nilai entalpi refrigeran keluar kondensor atau masuk pipa kapiler kJkg c.
Energi kalor yang diserap oleh evaporator Q
in
Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi pada titik 4-1, perubahan entalpi tersebut dapat
dihitung dengan Persamaan 2.3 :
4 1
h h
Q
in
2.3 Pada Persamaan 2.3 :
Q
in
: energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran kJkg ℎ
1
: nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor kJkg
ℎ
4
: nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler berlangsung
pada entalpi yang tetap maka nilai ℎ
4
= ℎ
3
kJkg. d.
Koefisien prestasi
Coefficient of Performance
aktual COP
aktual
Koefisien prestasi siklus kompresi uap standar adalah perbandingan antara panas yang disetiap evaporator dengan kerja yang yang diberikan evaporator.
Energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator dibagi kerja kompresi, dapat dihitung dengan Persamaan 2.4 :
1 2
4 1
h h
h h
W Q
COP
in in
a ktua l
2.4 Pada Persamaan 2.4 :
Q
in
: energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran kJkg. W
in
: kerja kompresor persatuan massa refrigeran kJkg. h
1
: nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi pada saat masuk kompresor kJkg.
h
2
: nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor kJkg. ℎ
4
: nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler berlangsung
pada entalpi yang tetap maka nilai ℎ
4
= ℎ
3
kJkg. e.
Koefisien prestasi ideal
Coefficient Of Performance
ideal COP
ideal
Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan Persamaan 2.5 berikut ini :
eva p cond
eva p idea l
T T
T COP
2.5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada Persamaan 2.5 : COP
ideal
: Koefisien prestasi ideal
T
cond
: suhu mutlak kondensor K.
T
evap
: suhu mutlak evaporator K. f.
Efisiensi mesin kompresi uap η Efisiensi mesin kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan 2.6
100
idea l a ktua l
COP COP
2.6 Pada Persamaan 2.6 :
COP
actual
:Koefisien prestasi aktual mesin kompresi uap. COP
ideal
:Koefisien prestasi ideal mesin kompresi uap. g.
Daya Kompresor Mesin P Daya untuk kompresor dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
2.7 : P
= V × I 2.7
Pada Persamaan 2.7 : P
: daya kompresor Jdet.
V : voltage volt.
I : arus listrik kompresor A.
h. Laju Aliran Massa Refrigeran ṁ
Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan Persamaan 2.8 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1000
in
W V
I m
2.8 Pada Persamaan 2.8 :
ṁ : laju aliran massa refrigeran kgs.
I : arus listrik A.
V : voltage volt.
W
in
: kerja yang dilakukan kompresor Jkg.
2.1.4 Komponen Komponen Siklus Kompresi Uap
Komponen utama dari mesin dengan siklus kompresi uap terdiri dari kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Komponen tambahan mesin
siklus kompresi uap terdiri dari filter, thermostat dan kipas.
2.1.4.1 Kompresor
Kompresor adalah unit mesin pendingin siklus kompresi uap yang berfungsi untuk menaikkan tekanan dan mensirkulasi refrigeran yang mengalir
dalam unit mesin pendingin. Dari cara kerja mensirkulasikan refrigeran, kompresor dapat dikalsifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Kompresor Open Unit
open type compresor
Pada jenis kompresor ini letak kompresor terpisah dari tenaga penggeraknya. Masing-masing bergerak sendiri dalam keadaan terpisah. Tenaga
penggerak kompresor umumnya motor listrik. Salah satu ujung poros engkol dari kompresor menonjol keluar, sebuah puli dari luar dipasang pada ujung poros
tersebut. Melalui
belt
puli dihubungkan dengan tenaga penggeraknya. Karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ujung poros engkol keluar dari rumah kompresor, maka harus diberi perapat agar refrigeran tidak bocor keluar.
Gambar 2.5 Kompresor
open type
Sumber: https:hvactutorial.files.wordpress.com201203bitzer-open-type- reciprocating-compressor.jpg
b. Kompresor Sentrifugal
Prinsip dari kompresor sentrifugal adalah menggunakan gaya sentrifugal untuk mendapatkan energi kinetik pada impeller sudu dan energi kinetik ini
diubah menjadi tekanan potensial. Tekanan dan kecepatan uap yang rendah dari saluran sunction dihisap kedalam lubang masuk atau mata roda impeller oleh aksi
dari shaft rotor, dan kemudian diarahkan dari ujung-ujung pisau ke rumah kompresor untuk diubah menjadi tekanan yang bertambah.
c. Kompresor Scroll
Prinsip kerja dari kompresor scroll adalah menggunakan dua buah scroll pusaran. Satu scroll dipasang tetap dan salah satu scroll lainnya berputar pada
orbit. Refrigeran dengan tekanan rendah dihisap dari saluran hisap oleh scroll dan dikeluarkan melalui saluran tekan yang letaknya pada pusat orbit dari scroll
tersebut.
Gambar 2.6 Kompresor scroll Sumber: https:setuabadiacpart.files.wordpress.com201603compresor-ac-
11.jpg?w=243 d.
Kompresor Sekrup Uap refrigeran memasuki satu ujung kompresor dan meninggalkan
kompresor dari ujung yang lain. Pada posisi langkah hisap terbentuk ruang hampa sehingga uap mengalir kedalam. Nilai putaran terus berlanjut, refrigeran yang
terkurung digerakan mengelilingi rumah kompresor. Pada putaran selanjutnya terjadi penangkapan kuping rotor jantan oleh lekuk rotor betina, sehingga
memperkecil volume rongga dan menekan refrigeran tersebut keluar melalui saluran buang.
e. Kompresor Semi Hermatik
Pada kontruksi semi hermetik bagian kompresor dan elektro motor masing-masing berdiri sendiri dalam keadaan terpisah. Untuk menggerakan
kompresor poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung.
Gambar 2.7 Kompresor semi hermatik Sumber:http:2.bp.blogspot.comsl8_Yn4HlMwVUL38Y158BIAAAAAAAAT
8xjnMKDKCqLgs1600pkl.png f.
Kompresor Hermatik Pada dasarnya, kompresor hermetic hampir sama dengan semi-hermetik,
perbedaannya hanya terletak pada cara penyambungan rumah baja kompresor dengan stator motor penggeraknya. Pada kompresor hermetic dipergunakan
sambungan las sehingga rapat udara. Pada kompresor semi-hermetik dengan rumah terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih
dapat dibuka. Sebaliknya dengan kompresor hermetic, rumah kompresor dibuat dari baja dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor
listriknya tak dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor.
Gambar 2.8 Kompresor Hermatik Sumber :
http:1.bp.blogspot.com.36s9y8S7r2EVvlima0f2vIAAAAAAAAAQcDXFiO6 aafVos1600logo4.jpg
2.1.4.2 Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas refrigeran pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang
banyak digunakan pada teknologi saat ini adalah kondensor dengan pendingin udara. Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak
memerlukan perawatan khusus. Saat mesin pendingin bekerja, kondensor akan terasa hangat bila dipegang. Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini
dapat terjadi, maka kalor atau panas yang ada dalam gas refrigeran yang bertekanan tinggi harus dibuang keluar dari sistem. Kondensor mempunyai fungsi
melepaskan panas yang diserap refrigeran di evaporator dan kerja kompresor selama proses kompresi. Dilihat dari sisi media yang digunakan kondensor dapat
dibedakan 2 macam yaitu: a.
Kondensor Berpendingin Udara
Air Cooled Condenser Air cooled condenser
adalah kondensor yang menggunakan udara sebagai media pendingin.
Air cooled codenser
mempunyai dua tipe yaitu : 1
Natural Draught condenser
2
force Draught condenser.
1.
Natural Draught Condenser
Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi bebas atau konveksi alami. Aliran udara berlangsung karenanya adanya beda
massa jenis. Pada proses ini ada peralatan tambahan yang dipergunakan untuk menggerakan aliran udara . Kondensor jenis ini dapat ditemui pada kondensor
kulkas satu pintu,
show case, chest freezer maupun frezeer
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.9
Natural Draught Condensor
Sumber : https:image.slidesharecdn.comlec-202-28condenser-29-20dis-202011- 130727113717-phpapp02-16041913522995lec-
20228condenser2920dis202011130727113717phpapp02-8- 638.jpg?cb=1461074060
2.
Force Draught Condenser
Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi paksa. Aliran udara berlangsung karena adanya kipas udara atau blower. Jenis ini
ditemui pada mesin kulkas dua pintu maupun pada mesin AC.
Gambar 2.10
Force Draught Condensor
Sumber: http:www.evapco.eusitesevapco.eufilesimcepmcq_poo.jpg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kondensor Berpendingin Air
Water Cooled Condenser Water cooled condenser
adalah kondensor yang menggunakan air sebagai media pendinginnya. Menurut proses aliran yang ada pada kondensor ini terbagi
menjadi dua jenis yaitu : 1.
Wate Water System
Suatu sistem dimana air yang dipergunakan untuk mendinginkan kondensor, diambil dari pusat-pusat air kemudian dialirkan melewati kondensor
setelah itu air dibuang keluar dan tidak dipergunakan lagi. 2.
Recirculating Water System
Suatu sistem dimana air yang di pergunakan untuk mendinginkan kondensor dan telah meninggalkan kondensor disalurkan ke dalam
cooling tower
, untuk diturunkan temperaturnya sesuai pada temperatur yang dikehendaki.
Selanjutnya air dipergunakan lagi dan di beri kembali ke kondensor.
2.1.4.3 Evaporator
Evaporator merupakan tempat perubahan fase dari cair menjadi gas, atau dapat disebut juga sebagai tempat penguapan. Saat perubahan fase, diperlukan
energi kalor. Energi kalor tersebut diambil dari lingkungan evaporator. Hal tersebut terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah dari pada temperatur
sekelilingnya, sehingga panas dapat mengalir ke refrigeran. Proses penguapan refrigeran di evaporator berlangsung dalam tekanan tetap dan suhu tetap. Berbagai
jenis evaporator yang sering digunakan pada mesin siklus kompresi uap adalah jenis pipa dengan sirip, pipa-pipa dengan jari-jari penguat dan jenis plat.
Gambar 2.11 Evaporator jenis pipa dengan sirip Sumber : http:i01.i.aliimg.comimgpb9029812041209432123420jpg.jpg
Gambar 2.12 Evaporator jenis pipa dengan jari-jari penguat
Sumber:http:image-in-china.com4f0j00ivlaCZtjCGgdWOT-Evaporator=Wire- Tube-Evaporator-Refrugerator-Evaporator-.jpg
Gambar 2.13 Evaporator jenis plat Sumber:http:www.suremarineservice.comimagesproductsdisplayPT4GWGR.j
pg
2.1.4.4 Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran pada siklus kompresi uap yang ditempatkan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Penggunaan pipa kapiler pada mesin siklus kompresi uap mempermudah kerja kompresor pada waktu start, karena tekanan kondensor dan evaporator sama.
Gambar 2.14 Pipa kapiler Sumber:
http:1.bp.blogspot.com.kRccdAf_lx8VKYqUTGkYUIAAAAAAAAAUgHe RwRNrm5Mws1600pipa2Bkapiler.gif
2.1.4.5 Filter
Filter adalah alat yang berguna untuk menyaring kotoran yang terbawa saat proses sirkulasi refrigeran. Dengan adanya filter, refrigeran yang membawa
kotoran akan tersaring dan kemudian refrigeran yang telah melewati filter menjadi lebih bersih sehingga proses proses sirkulasi refrigeran dapat berlangsung dengan
maksimal. Jika tidak ada filter, kotoran akan masuk dalam pipa kapiler dan dapat membuat pipa kapiler menjadi tersumbat dan menyebabkan sistem menjadi tidak
bekerja. Oleh sebab itu filter dipasang sebelum pipa kapiler. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.15 Filter Sumber:
http:4.bp.blogspot.com.PITAzm8ObioVgX8BY8KnuIAAAAAAAAAOQNc VICPl7Xk4s1600filter.jpg
2.1.4.6
Thermostart
Thermostart
adalah alat yang mempunyai fungsi untuk mengatur batas suhu dalam ruangan evaporator, mengatur lama kompresor berhenti dan mengatur
kerja kompresor. Pada
thermostart
dilengkapi dengan tabung yang berisi fluida. Tabung tersebut di tempatkan pada ruangan mesin pendingin ruang evaporator,
kemudian disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas. Prinsip kerja
thermostart
adalah jika ruang dalam mesin pendingin siklus kompresi uap mencapai suhu yang ditentukan, maka fluida dalam tabung
thermostart
akan menyusut, dengan terjadinya penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa kapiler yang kosong, ruang gas akan menjadi kendur,
pegas akan menekan sehingga kontak saklar akan membuka dengan demikian terputuslah hubungan listrik dari PLN. Terputusnya arus listrik akan
menyebabkan kompresor akan berhenti bekerja sementara waktu. Apabila ruang pendingin atau evaporator suhunya naik, fluida dalam
thermostart
akan mengembang yang berarti ruang gas memberi tekanan pada saklar kontak
sehingga saklar menutup dan menghubungkan kembali arus listrik dari PLN, kompresor akan bekerja kembali.
Gambar 2.16
Thermostat
2.1.4.7 Kipas
Kipas tersusun atas motor listrik dan baling-baling atau sudu-sudu. Kipas ini berfungsi untuk mengalirkan udara. Udara yang dihembuskan oleh kipas akan
mempercepat proses perpindahan kalor.
Gambar 2.17 Kipas
2.1.5
Psychrometric chart
Psychrometric chart
merupakan grafik termodinamis udara yang digunakan untuk menentukan properti-properti dari udara pada kondisi tertentu .
Dengan
Psychrometric chart
dapat diketahui hubungan antara berbagai parameter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
udara secara cepat dan cukup presisi. Untuk mengetahui nilai dari properti- properti T
db
, T
wb
, W, RH, H, SpV bisa dilakukan apabila minimal dua buah parameter tersebut sudah diketahui.
2.1.5.1 Parameter-parameter Udara
Psychrometric chart
Parameter-parameter udara
Psychrometric chart
meliputi : a
Dry-bulb Temperature
T
db
,
b
Wet-bulb Temperature
T
wb
, c
Dew-point Temperature
T
dp
, d
Specific Humidity
W,e
Relative Humidity
RH, f
Enthalpy
H dan g
Volume Spesific
SpV. Contoh
Psychrometric chart
disajikan pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18
Psychrometric chart
a.
Dry-bulb Temperature
T
db
Dry-bulb Temperatur adalah suhu udara pada keadaan kering yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan termometer dengan kondisi bulb
tidak basah tidak diselimuti kain basah. T
db
diposisikan sebagai garis vertikal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berawal dari garis sumbu mendatar yang terdapat dibagian bawah
Psychrometric chart
. b.
Wet-bulb Temperature
T
wb
Wet-bulb Temperature
adalah suhu udara pada keadaan kering yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan termometer dengan kondisi bulb
dalam kondisi basah diselimuti kain basah. T
wb
diposisikan sebagai garis miring ke bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian kanan
Psychrometric chart
. c.
Dew-point Temperature
T
dp
Dew-point Temperature
adalah suhu dimana udara mulai menunjukkan terjadinya
pengembunan ketika
didinginkanditurunkan suhunya
dan menyebabkan adanya perubahan kandungan uap air di udara. T
dp
ditandai sepanjang titik saturasi.
d.
Specific Humidity
W
Specific Humidity
adalah jumlah uap air yang terkandung di udara dalam setiap kilogram udara kering kg airkg udara kering. Pada
Psychrometric chart
W diposisikan pada garis sumbu vertikal yang berada di samping kanan
Psychrometric chart.
e.
Relative Humidity
RH
Relative Humidity
adalah perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1m
3
dengan jumlah air maksimum yang dapat terkandung dalam 1m
3
dalam bentuk persentase.
f.
Enthalpy
H PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Enthalpy
adalah jumlah panas total yang terkandung dalam campuran udara dan uap air persatuan massa. Dinyatakan dalam satuan Btulb udara.
g.
Volume Spesific
SpV
Volume Spesific
adalah volume dari udara campuran dengan satuan meter kubik persatuan kilogram udara kering.
2.1.5.2 Proses-proses Yang Terjadi Pada Udara Dalam
Psychrometric chart
Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychometric chart adalah sebagai berikut a proses pendinginan dan penurunan kelembaban
cooling and dehumidify
, b proses pemanasan sensibel
sensible heating
, c proses pendinginan dan menaikkan kelembaban
cooling and humidify
, d proses pendinginan sensibel
sensible cooling
, e proses
humidify
, f proses
dehumidify
, g proses pemanasan dan penurunan kelembaban
heating and dehumidify
, h proses pemanasan dan menaikkan kelembaban
heating and humidify
. Proses-proses ini dapatdilihat seperti pada Gambar 2.19.
Gambar 2.19 Proses-proses yang terjadi pada udara dalam
Psychrometric chart
Sumber:https:sustainabilityworkshop.autodesk.comsitesdefaultfilesstyles600 pxpubliccore-page-inserted-imagespsycrometric_porcess.jpg?itok=a5jAn_fN
a. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban
cooling and dehumidify
Proses pendinginan dan penurunan kelembaban
cooling and dehumidify
adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten ke udara. Pada proses ini terjadi penurunan temperatur pada bola kering, temperatur bola basah,
entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik. Sedangkan kelembaban relatif dapat mengalami peningkatan dan dapat
mengalami penurunan, tergantung dari prosesnya. b.
Proses pemanasan sensibel
sensible heating
Proses pemanasan
sensible heating
adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola
kering, temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun
kelembaban relatif mengalami penurunan. c.
Proses pendinginan dan menaikkan kelembaban
cooling and humidify
Proses pendinginan dan menaikkan kelembaban
cooling and humidify
berfungsi menurunkan temperatur dan menaikkan kandungan uap air di udara. Proses ini menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur bola basah
dan volume spesifik. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur bola basah, titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik.
d. Proses pendinginan sensibel
sensible cooling
Proses pendinginan
sensible cooling
adalah pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Pada proses ini,
terjadi penurunan pada suhu bola kering, suhu bola basah dan volume spesifik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
namun terjadi peningkatan kelembaban relatif. Pada kelembaban spesifik dan suhu titik embun tidak terjadi perubahan atau konstan.
e. Proses
humidify
Proses
humidify
merupakan penambahan kandungan uap air ke udara tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi kenaikan entalpi, suhu bola
basah, titik embun dan kelembaban spesifik. f.
Proses
dehumidify
Proses
dehumidify
merupakan proses pengurangan kandungan uap air pada udara tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi penurunan entalpi, suhu
bola basah, titik embun dan kelembaban spesifik. g.
Proses pemanasan dan penurunan kelembaban
heating and dehumidify
Proses pemanasan dan penurunan kelembaban
heating and dehumidify
berfungsi untuk menaikkan suhu bala kering dan menurunkan kandungan uap air pada udara. Pada proses ini terjadi penurunan kelembaban spesifik, entalpi, suhu
bola basah dan kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan suhu bola kering. h.
Proses pemanasan dan menaikkan kelembaban
heating and humidify
Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. Pada proses ini terjadi kenaikan kelembaban spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola
kering.
2.1.5.3 Proses-proses yang terjadi pada Mesin Penyejuk Udara dengan mesin pendingin dan
ice-pack
Proses-proses yang terjadi pada mesin penyejuk udara dalam
Psychrometric chart
adalah sebagai berikut a Proses pendinginan sensibel atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sensible cooling
, b Proses pendinginan dan penurunan kelambaban atau
cooling and dehumidifying
, c Proses pemanasan dan menaikkan kelembaban atau
heating and humidify
Gambar 2.20 Proses-proses yang terjadi pada mesin penyejuk udara a.
Proses pendinginan sensibel atau
sensible cooling
titik A-B Pada proses ini terjadi penurunan suhu udara setelah melewati beberapa
ice pack
dan beberapa rangkaian pipa evaporator. Pada proses ini terjadi proses penurunan temperatur bola kering, temperatur bola basah dan volume spesifik dari
udara, namun terjadi peningkatan kelembaban relatif. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Titik A merupakan kondisi udara sebelum melewati beberapa
ice pack
dan evaporator. Udara pada titik A adalah udara luar sebelum masuk penyejuk udara.
Titik A pada
Psychrometric chart,
diperoleh dengan melihat temperatur bola kering dan temperatur bola basah yang tertera pada
hygrometer.
Sedangkan titik B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh dengan menarik garis lurus secara horizontal menuju garis lengkung yang menunjukan kelembapan relatif 100.
b. Proses pendinginan dan penurunan kelambapan atau
cooling and dehumidifying
titik B-C Proses B-C merupakan proses penurunan suhu udara basah dan penurunan
suhu udara kering. Nilai entalphi, volume spesifik, temperatur titik embun dan kelembaban spesifik mengalami penurunan. Sedangkan kelembapan relatif
nilainya tetap pada nilai 100. Pada proses ini udara didinginkan oleh evaporator hingga mendekati suhu kerja evaporator. Uap air yang terjadi di udara mengalami
proses pengembunan sehingga berubah menjadi air. Proses pengembunan ini mengakibatkan tingkat kelembapan spesifik pada udara menjadi berkurang,
Titik C pada proses ini merupakan kondisi dimana udara setelah didinginkan oleh evaporator atau dapat disebut juga udara keluaran evaporator. Titik C ini
diperoleh dengan menggambar garis menurun mengikiti garis saturasi dari titik B hingga titik suhu sama dengan suhu udara keluaran dari mesin penyejuk udara.
c. Proses pemanasan dan menaikkan kelembaban atau
heating and humidify
titik C-A Pada proses ini udara dipanaskan disertai penambahan uap air. pada proses ini
terjadi kenaikan kelembaban spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola kering.
2.1.6 Tinjauan Pustaka
Galuh. R. W 2013 melakukan penelitiannya tentang
Penggunaan Refrigeran R22 Dan R134a pada Mesin Pendingin.
Dikatakan refrigeran memiliki sifat karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi efek refrigerasi dan
koefeisien prestasi yang dihasilkan. R22 adalah refrigeran yang memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakteristik yang baik pada mesin pendingin, sedangkan R134a adalah refrigeran yang lebih ramah terhadap lingkungan. Kedua refrigerant tersebut banyak
digunakan karena dapat menghasilkan efek refrigerasi dan COP koefisien prestasi yang cukup baik. Dan hasil yang didapat adalah pertambahan beban
berpengaruh pada naiknya kerja kompresi tetapi tidak diiringi kenaikan kapasitas evaporasi yang signifikan sehingga COP yang dihasilkan tiap penambahan beban
mengalami penurunan dan karakteristik dari R22 dan R134a yang berbeda berpengaruh pada prestasi kerja masing- masing refrigeran. R22 dari segi prestasi
kerjanya lebih baik daripada R134a, tetapi R22 tidak ramah lingkungan, sebaliknya, R134a lebih ramah lingkungan tetapi prestasi kerjanya lebih rendah
dari R22. Suryadimal dan Marthiana 2013 melakukan penelitian tetntang performa
mesin pendingin menggunakan refrigeran R22 dan R134a dengan variasi bukaan katup pada fan kondensor 14, 24, 34, dan 44. dengan mengamati nilai COP
yang dihasilkan dari refrigeran tersebut. Hasil penelitian menunjukkan nilai COP tertinggi untuk R22 terdapat pada bukaan katup 14 dengan nilai COP 3,66 dan
nilai terendah terdapat pada bukaan katup 34 dengan nilai COP 3,53. Nilai COP tertinggi untuk R134a terdapat pada bukaan katup 14 dengan nilai 3,82 dan nilai
terendah terdapat pada bukaan katup 44 dengan nilai COP 3,59. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan R22 lebih baik digunakan dengan variasi
bukaan katup fan kondensor 14 karena menghasilkan nilai COP yang tinggi. Pornomo, Heroe 2015 melakukan penelitian untuk menganalisis
karakteristik unjuk kerja sistem pendingin
air conditioning
yang menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
freon r-22 berdasarkan pada variasi putaran kipas pendingin kondensor. Pengkondisian udara pada ruangan berfungsi untuk mengatur kelembaban,
pemanasan dan pendinginan udara di dalam ruangan tersebut. Pengkondisian ini bertujuan memberikan kenyamanan, sehingga mampu mengurangi keletihan.
Untuk mendapatkan suhu udara yang sesuai dengan yang diinginkan banyak alternative yang dapat diterapkan, diantaranya adalah dengan menaikkan koefisien
perpindahan kalor kondensasi dan dengan menambahkan kecepatan udara pendingin pada kondensor sehingga akan diperoleh harga koefisien prestasi yang
lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan dengan menggunakan peralatan dari mesin refrigerasi sistem pendingin udara di
laboratorium Fluida, Data-data yang dicatat yaitu suhu, tekanan dan perbedaan tekanan di kompresor. Untuk membuat variasi putaran poros
fan
kondensor dilakukan dengan melakukan beberapa perubahan frequensi motor listrik yang
menggerakkannya. Variasi putaran motor listrik
fan
kondensor yang digunakan adalah 50 rpm sampai dengan 150 rpm. Data hasil pencatatan berupa tekanan dan
temperatur selanjutnya diplot pada diagram P-h untuk refrigeran R-22. Berdasarkan pembahasan dan perhitungan data yang diperoleh, dapat ditarik
beberapa kesimpulan karakteristik dan unjuk kerja sistem pendingin, Semakin besar laju aliran udara untuk mendinginkan kondensor maka besarnya koefisien
prestasi semakin meningkat. Karena laju pelepasan kalor yang besar akan berimbas pada temperature kondensor yang semakin rendah, sehingga dapat
mencapai temperatur yang lebih rendah lagi pada keluaran evaporator. Jadi kerja kompresor lebih ringan pada variasi laju pelepasan kalor yang paling besar.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin penyejuk udara sistem kompresi uap dengan tambahan
ice-pack
. Ukuran ruang pendingin 0,6 m, lebar 0,5 m dan tinggi 0,45 m. Gambar 3.1 menyajikan skematik dari mesin
penyejuk udara.
Gambar 3.1 Skematik mesin penyejuk udara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan pada Gambar 3.1: a.
Kompresor b.
Kipas
c. Ice-pack
d. Evaporator
e. Kondensor
f.
Pipa kapiler g.
Pressure Gauge
tekanan rendah h.
Pressure Gauge
tekanan tinggi i.
Saluran udara penyejuk
3.2 Variasi Penelitian