Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 54 termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi; jika peserta pindah kelas perawatan yang lebih tinggi; Keluarga Berencana; dan obat-obatan formularium. Alur pelayanan menganut sistem rujukanpelayanan berjenjang yaitu diawali dari Puskesmas, jika Puskesmas tidak mampu dirujuk ke fasilitas rujukan tingkat I. Jika Rumah Sakit tidak mampu dirujuk ke fasilitas rujukan tingkat II. Jika Rumah Sakit tidak mampu dirujuk ke fasilitas rujukan tingkat III. Daftar Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta meliputi: RSUD dr. Moewardi; RS. Kasih Ibu; RS. Panti Waluyo; RS. dr. Oen Solo; RS. PKU Muhammadiyah; RS. Brayat Minulyo; RS. Orthopedi RSOP Surakarta; RS. Jiwa Surakarta; RS. Slamet Riyadi Surakarta; RS. Kustati; RS. Tri Harsi; PMI; dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat BBKPM

B. Kerangka Berpikir

Masih banyak masyarakat Kota Surakarta yang tidak terjaring dalam program Askes PNS, Askes Swasta, atau asuransi kesehatan lainnya yang ketika sakit harus membayar semua biaya pengobatan itu sendiri. Bagi masyarakat yang kurang mampu tentu saja hal tersebut dapat menambah beban karena sekarang ini biaya pengobatan itu mahal harganya. Inilah yang commit to user 55 menjadi faktor pendorong Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk membuat program daerah yang khusus diperuntukkan bagi masyarakat Kota Surakarta yaitu program PKMS Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta. Tujuan dari program PKMS ini adalah memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat Kota Surakarta terutama bagi masyarakat yang miskin atau kurang mampu. Dalam pelayanan program PKMS ini pun juga tidak terlepas dari adanya keluhan yang dialami oleh masyarakat peserta program PKMS. Untuk mengetahui kemampuan aparat Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam mengatasi keluhan masyarakat peserta program PKMS terkait dengan pelayanan program PKMS itu sendiri, maka peneliti menggunakan indikator responsivitas karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan Dinas Kesehatan Kota dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam program PKMS. Indikator responsivitas tersebut dapat dinilai dari lima aspek, yaitu: i terdapat tidaknya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS, ii sikap aparat Dinas Kesehatan Kota dalam merespon keluhan dari masyarakat peserta program PKMS, iii penggunaan keluhan dari masyarakat peserta program PKMS sebagai referensi bagi perbaikan penyelenggaraan pada masa mendatang, iv berbagai tindakan aparat Dinas Kesehatan Kota untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat peserta program PKMS, commit to user 56 dan v penempatan masyarakat peserta program PKMS oleh aparat Dinas Kesehatan Kota dalam sistem pelayanan yang berlaku. Di dalam program PKMS ini juga tidak terlepas dari adanya faktor-faktor terkait yang dapat mempengaruhi berlangsungnya pelayanan program PKMS. Faktor-faktor tersebut berupa faktor penghambat dan faktor pendukung yang dapat menghambat atau mendukung kelancaran terselenggaranya pelayanan program PKMS. Dengan adanya program PKMS maka diharapkan menjadi sebuah jawaban atas terpenuhinya kebutuhan masyarakat Kota Surakarta di bidang kesehatan. Hal ini berarti bahwa program PKMS ini merupakan sebuah solusi bagi permasalahan di bidang kesehatan yang dirasa belum mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara berkeadilan bagi seluruh masyarakat Kota Surakarta. Kerangka pemikiran yang terurai di atas dapat dilihat dalam bagan berikut: commit to user 57 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Faktor-faktor yang terkait dalam progam PKMS: Faktor pendukung Faktor penghambat Untuk mengukur tingkat responsivitas pelayanan program PKMS menggunakan 5 aspek: terdapat tidaknya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS sikap aparat DKK dalam merespon keluhan dari masyarakat peserta PKMS penggunaan keluhan dari masyarakat peserta PKMS sebagai referensi bagi perbaikan penyelenggaraan pada masa mendatang berbagai tindakan aparat DKK untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat peserta PKMS penempatan masyarakat peserta PKMS oleh aparat DKK dalam sistem pelayanan yang berlaku Kebutuhan kesehatan masyarakat Kota Surakarta di luar program Askes PNS, Askes swasta, ataupun asuransi kesehatan lainnya Program daerah yang diberi nama program PKMS yang merupakan program terobosan Pemkot Surakarta melalui DKK di bidang pelayanan kesehatan. Solusi di bidang kesehatan Terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat Kota Surakarta commit to user 58

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menentukan dan menganalisa data yang berupa kata-kata, gambar-gambar bukan angka Lexi J. Moleong, 2002:11. Jadi penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelayanan program PKMS untuk mengatasi keluhan-keluhan yang disampaikan oleh masyarakat peserta program PKMS.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Kesehatan Kota Surakarta di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 2 kode pos 57111. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Dinas Kesehatan Kota karena Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan Kota telah membuat program daerah yang diberi nama program PKMS sebagai program pemeliharaan kesehatan terutama bagi masyarakat Kota Surakarta yang kurang mampu yang disebabkan oleh banyaknya masyarakat Kota Surakarta yang tidak terjaring dalam program Askes PNS, Askes Swasta, atau asuransi