Terdapat tidaknya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS

commit to user 86 membahas mengenai faktor-faktor yang terkait dalam pelayanan program PKMS. Hasil penelitian mengenai responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelayanan program PKMS dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Terdapat tidaknya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS

Segala bentuk pelayanan kepada masyarakat tidak akan terlepas dari adanya kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan itu yang dapat menimbulkan keluhan dari masyarakat pengguna layanan. Tak terkecuali dalam pelayanan program PKMS ini pun juga tidak lepas dari adanya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS. Pelayanan program PKMS ini dibagi menjadi dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan kepesertaan dan pelayanan kesehatan. Pelayanan kepesertaan adalah pelayanan yang mengurusi tentang pembuatan kartu PKMS, baik PKMS Silver maupun PKMS Gold. Untuk PKMS Silver, pelayanan kepesertaan diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sedangkan untuk PKMS Gold pelayanan kepesertaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota sendiri. Dalam pelayanan kepesertaan untuk PKMS Silver sendiri tidak ada keluhan yang disampaikan oleh masyarakat peserta program PKMS karena mereka telah mengikuti prosedur yang ditetapkan sebelumnya sehingga pelayanan dalam membuat kartu PKMS Silver pun lancar. Namun tidak halnya dengan pembuatan kartu PKMS Gold. Walaupun sudah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan namun dalam pelaksanaan dalam penerbitan kartu PKMS Gold itu pun commit to user 87 terdapat keluhan yang disampaikan oleh Ibu Sulastri, salah satu calon peserta PKMS Gold: Ya sebenarnya saya sudah datang ke sini DKK beberapa kali. Untuk memastikan apakah katu PKMS Gold saya jadi diterbitkan atau tidak. Tapi sampai sekarang ini ternyata juga belum terbit juga mbak. wawancara pada tanggal 7 Maret 2012 Berdasarkan apa yang di sampaikan oleh Ibu Sulastri itu dapat disimpulkan bahwa tidak adanya kejelasan dari Dinas Kesehatan Kota sendiri dalam penerbitan PKMS Gold. Dinas Kesehatan Kota tidak memberikan penjelasan mengenai batas waktu penerbitan kartu PKMS Gold. Jadi sampai saat ini masyarakat yang akan mendaftar menjadi peserta PKMS Gold juga tidak tahu pasti apakah mereka di acc untuk memiliki kartu PKMS Gold atau tidak sebelum mereka sendiri datang ke Dinas Kesehatan Kota untuk menanyakan hal tersebut. Tentu saja hal tersebut membuang-buang waktu karena masyarakat pun juga memiliki kesibukan masing-masing. Ada yang sekali datang ke Dinas Kesehatan Kota dan sudah mendapati dirinya menjadi peserta PKMS Gold namun ada juga yang sudah datang berkali-kali namun belum ada kepastian mengenai jadi atau tidaknya kartu PKMS Gold itu diterbitkan seperti dalam kasus yang dialami oleh Ibu Sulastri. Kemudian pengertian pelayanan kesehatan dalam program PKMS ini yaitu segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang, golongan atau kelompok masyarakat dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan atau pelayanan preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam commit to user 88 pelayanan kesehatan ini pun juga ditemukan adanya keluhan dari masyarakat peserta program PKMS mengenai PKMS tidak menjamin biaya pengobatan dan kamar Rumah Sakit penuh. Keluhan PKMS tidak menjamin biaya pengobatan itu disampaikan oleh Kepala UPTD PKMS berikut ini: keluhan PKMS tidak menjamin biaya pengobatan di RS itu disebabkan oleh pasien yang berobat rawat inap di RS tidak mengikuti alur pelayanan kesehatan. Pasien itu langsung meuju ke RS tanpa membawa surat rujukan dari Puskesmas. Padahal untuk mendapatkan rawat inap di RS itu harus membawa surat rujukan terlebih dahulu. wawancara pada tanggal 19 Maret 2012 Berdasarkan wawancara yang disampaikan oleh Kepala UPTD PKMS itu ternyata keluhan mengenai PKMS tidak menjamin biaya pengobatan tersebut tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pemberi layanan namun karena masyarakat peserta program PKMS sendiri yang memang tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Seksi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan juga menambahkan: wa kelengkapan yang ada. Padahal kalau yang namanya pelayanan kesehatan yang tidak bayar sendiri itu beda dengan pelayanan kesehatan yang bayar sendiri. Kalau pelayanan kesehatan yang bayar sendiri mau tidak bawa KTP itu ya tidak apa-apa. Tapi kalau yang namanya dibayar oleh pihak lain itu kan kita harus megikuti syarat-syaratnya, kelengkapannya k wawancara pada tanggal 21 Maret 2012 Jadi masyarakat peserta program PKMS pun ketika menjalani rawat inap tentu saja harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan tersebut meliputi: surat rujukan dari Puskesmas, fotokopi kartu PKMS yang berlaku, fotokopi KK dan KTPAkte Kelahiran yang berlaku, dan kartu pemeriksaan kehamilan bagi pasien bersalin. Jika tidak memenuhi commit to user 89 persyaratan tersebut maka dengan terpaksa masyarakat harus membayar biaya pengobatan sendiri atau seperti dalam kasus yang di sampaikan oleh Kepala UPTD PKMS berikut ini: orban kecelakaan itu yang kebetulan merupakan peserta dari program PKMS langsung dilarikan ke RS mengingat kondisi nya yang sudah parah. Terus misalnya kecelakaan itu terjadi pada tanggal 1. Karena langsung ke RS maka tentu saja ia tidak membawa surat rujukan mengingat kondisi nya yang tidak memungkinkan. Kemudian diwakili oleh pihak keluarga pun harus tetap mengurus surat rujukan itu. Dalam mengurus surat pun biasanya juga makan waktu, misalnya saja surat rujukan itu selesai pada tanggal 3 maka dalam rentang dari tanggal 1 sampai 3 itu pun biaya pengobatan di bebankan kepada pihak pasien yang bersangkutan. wawancara pada tanggal 19 Maret 2012 Dalam kasus di atas terjadi karena pasien peserta program PKMS dalam keadaan gawat darurat sehingga dia harus dilarikan ke Rumah Sakit demi keselamatan dirinya. Tentu saja dia tidak membawa surat rujukan ataupun persyaratan lainnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam program PKMS karena mengingat kondisinya yang parah. Kemudian untuk meringankan biaya pengobatan, pihak keluarga pun segera mengurus surat rujukan dan lain-lain agar pasien itu mendapat bantuan biaya pengobatan. Selama masa pengurusan surat rujukan hingga surat rujukan itu diterbitkan tentu saja biaya pengobatan itu dibebankan kepada pasien. Baru setelah surat rujukan selesai diproses dan juga sudah melengkapi persyaratan lainnya baru kemudian biaya pengobatan itu ditanggung oleh PKMS. Kemudian keluhan mengenai kamar Rumah Sakit penuh itu sebenarnya merupakan misscomunication antara pihak Rumah Sakit dengan commit to user 90 pasien yang akan menjalani rawat inap di Rumah Sakit tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala UPTD PKMS: Kemudian pihak RS menolak dengan alasan kamar sudah penuh, tetapi secara tidak sengaja si pasien melihat masih ada kamar kosong di bangsal kelas 3. Namun pasien tidak tahu bahwa bangsal itu merupakan bangsal khusus untuk penyakit menular seperti TBC misalnya. Pasien memiliki asumsi sendiri bahwa pihak RS tidak mau menerima karena ia merupakan peserta PKMS. Sehingga terjadi adu argumentasi antara pasien dengan pihak RS. Kemudian pihak RS pun menjelaskan bahwa kamar kosong yang ada di bangsal itu merupakan bangsal khusus untuk penyakit menular. Jadi kalau pasien tetap memaksa untuk tinggal di kamar tersebut dikawatirkan akan tertular penyakit itu. Pasien bisa sembuh dari diabetes namun kemudian malah terserang TBC. Tentu hal tersebut harus dihindari agar tidak menambah beban pasien sehingga dibutuhkan komunikasi antara pihak RS wawancara pada tanggal 19 Maret 2012 Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa kurangnya komunikasilah yang menjadi penyebab kesalahpahaman. Pihak Rumah Sakit dalam memberikan informasi mengenai keberadaan kamar kosong tidak di sertai alasan. Biasanya mereka hanya mengatakan kalau di Rumah Sakit itu sudah tidak ada lagi kamar kosong. Padahal kenyataannya masih ada kamar kosong namun kamar tersebut berada di bangsal penyakit menular. Pasien yang tidak tahu bahwa itu bangsal khusus untuk penyakit menular mengira bahwa pihak Rumah Sakit tidak mau menerima mereka karena mereka merupakan peserta program PKMS. Tentu saja hal tersebut bisa menjadi keluhan dari masyarakat namun untuk ke depannya diharapkan agar pihak Rumah Sakit mau untuk memberikan penjelasan mengenai adanya kamar kosong tersebut bahwa kamar itu ada di bangsal khusus untuk penyakit commit to user 91 menular sehingga demi keamanan pasien agar tidak tertular penyakit tersebut maka pihak Rumah Sakit mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi kamar kosong. Kemudian ada juga keluhan yang disampaikan oleh Bapak Tukiman Subayo, salah satu masyarakat peserta PKMS Silver: saja yang tidak begitu menyenangkan. Petugas wawancara pada tanggal 6 Maret 2012 Memang ada kalanya petugas pendaftaran itu kurang bersahabat dalam melayani masyarakat yang akan berobat. Padahal sebagai front office mereka diharapkan untuk bersikap ramah kepada para pengguna layanan. Seksi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan menambahkan: Di Puskesmas itu pun masih ada keluhan di pendaftaran, nah kalau dengan petugas medisnya itu sudah tidak masalah. Karena petugas medis itu mereka punya kode etik. Mereka sudah punya kode etik. Tapi kalau petugas di pendaftaran itu mereka kan prinsipnya macam-macam ya to, pendidikannya umum, tidak ada kode etiknya, kan mereka tidak punya kode etiknya. wawancara dilakukan pada tanggal 21 Maret 2012 Berdasarkan wawancara yang disampaikan oleh Seksi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan itu dapat diketahui bahwa penyebab petugas pendaftaran itu tidak melakukan pekerjaannya dengan benar karena mereka tidak memiliki kode etik. Walaupun tidak punya kode etik mereka diharapkan untuk bekerja secara profesional demi kenyamanan para pengguna layanan. Tanpa adanya kode etik pun mereka bisa melakukan pekerjaan mereka karena yang dibutuhkan hanya sikap yang ramah dan bersahabat dalam melayani commit to user 92 pendaftaran masyarakat yang akan berobat. Hal tersebut disampaikan oleh Seksi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan: ngan sapaan yang 5S itu, saya tidak hapal itu apa saja hhahaha..kan salah satu upaya untuk memberikan kepuasan wawancara pada tanggal 21 Maret 2012 Beberapa keluhan yang disampaikan oleh masyarakat di atas memang tidak sepenuhnya merupakan kesalahan dari para pemberi layanan. Namun ada juga keluhan yang terjadi itu disebabkan karena kesalahan dari masyarakat peserta program PKMS yang tidak mau untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Maka dari itu keluhan yang disampaikan oleh masyarakat itu ditampung kemudian di tanggapi secara rasionalitas oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

2. Sikap aparat Dinas Kesehatan Kota dalam merespon keluhan dari