HASIL HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Deskripsi Lokasi Penelitian Dinas Kesehatan Kota Surakarta Visi pembangunan kesehatan Kota Surakarta yang ingin dicapai adalah Misi, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di Kota Surakarta, bertanggungjawab secara tehnis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Surakarta. Untuk mewujudkan visi tersebut ada misi yang diemban yaitu: 1. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang paripurna. Disamping berperan sebagai dinamisator, maka Dinas Kesehatan juga melakukan pembangunan kesehatan yang meliputi: upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Kesehatan. 3. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini penanggulangan penyakit. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data pengamatan penyakit sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa dan wabah penyakit. 4. Memantapkan manajemen kesehatan yang efektif, efisien, dan akuntabel. Peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, commit to user 70 yang meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standard an pedoman berbagai upaya kesehatan. Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan, diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi kesehatan, IPTEK serta hukum kesehatan. 5. Meningkatkan upaya promotif preventif untuk mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat serta kemandirian masyarakat. Lebih mengedepankan upaya promotif preventif tanpai mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif preventif lebih efisien dibanding upaya kuratif dan rehabilitatif. 6. Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan. Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak hanya semata- mata hasil usaha keras sector kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh kontribusi dari berbagai sector pembangunan lainnya. Dinas Kesehatan berperan sebagai penggerak utama dalam memfasilitasi sektor- sektor lain agar segala upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan berwawasan kesehatan. Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat berperan dan akan menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Potensi masyarakat termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya, tenaga, dana, sarana, commit to user 71 teknologi serta mekanisme pengambilan keputusan, merupakan asset yang cukup besar untuk digalang. Masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subjek pembangunan. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam melayani, melaksanakan advokasi, serta mengkritisi pembangunan kesehtan baik secara individu, kelompok maupun masyarakat luas. Tata Nilai 1. Jujur 2. Disiplin 3. Komitmen 4. Team work kerjasama 5. Professional Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas- tugas pokok tersebut, maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki fungsi- fungsi yang harus dijalankan. Adapun fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagi berikut: 1. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas 2. Penyusunan rencana program kerja, pengendalian, evaluasi dan pelaporan 3. Penyelenggaraan promosi kesehatan commit to user 72 4. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 5. Penyelenggaraan upaya kesehatan 6. Penyelenggaraan bina kesehatan 7. Penyelenggaraan dan pembinaan teknis rumah sakit dan kesehatan khusus 8. Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman dan obat tradisional 9. Penyelenggaraan registrasi, akreditasi dan ijin praktek 10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit 11. Peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan 12. Peningkatan kesehatan ibu dan anak 13. Pembinaan kesehatan remaja dan usia lanjut 14. Penyelenggaraan sosialisasi 15. Pembinaan jabatan fungsional 16. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Berdasarkan beberapa fungsi di atas terlihat bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki fungsi yang dinilai menjadi fungsi utama. Yakni: pertama, fungsi penyelenggaraan upaya kesehatan. Fungsi penyelenggaraan upaya kesehatan merupakan suatu bentuk peran serta sekaligus tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku institusi public di bidang kesehatan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta menjabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan upaya kesehatan. Di mana commit to user 73 kebijakan-kebijakan tersebut dijabarkan kembali ke dalam program-program yang dapat secara langsung diaplikasikan kepada masyarakat. Salah satu diantara program tersebur adalah program PKMS. Program PKMS sendiri dinilai sebagai suatu program terobosan guna meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta, terutama bagi masyarakat miskin yang tidak termsauk ke dalam program Jamkesmas, Askeskin, dan asuransi kesehatan yang lain. Program ini juga dinilai mampu menjadi suatu bentuk upaya Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat sebagai wujud nyata pembangunan kesehatan masyarakat. Selain itu, program penyelenggaraan upaya kesehatan ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta telah melaksanakan upaya pembangunan kualitas sumber daya manusia melalui upaya kesehatan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, fungsi peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sebagai implikasi dari fungsi penyelenggaraan uapaya kesehatan adalah terciptanya kesehatan masyarakat dan lingkungan. Maka dari itu, diperlukan suatu upaya kesehatan yang komprehensif dan berjenjang. Upaya kesehatan yang komprehensif merupakan upaya kesehatan kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif yang dijalankan secara seimbang. Upaya kesehatan tersebut berfungsi saling melengkapi dan menjadi pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat. commit to user 74 Kemudian, upaya kesehatan yang berjenjang merupakan upaya kesehatan yang harus dijalankan secara berkesinambungan mulai dari upaya kesehatan perseoranganindividu, upaya kesehatan masyarakat, hingga upaya kesehatan kewilayahan. Upaya kesehatan tersebut jenjang dokter keluarga, puskesmas, hingga rujukan ke rumah sakit. Upaya kesehatan masyarakat dan kewilayahan tersebut menjadi tanggung jawab dan tugas dari pemerintah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan diperlukan upaya nyata dari pemerintah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan, maka diharapkan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mampu meningkatkan kinerjanya dengan melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan pedoman yang ada. Sruktur Organisasi Susunan Dinas Keshatan terdiri dari: 1. Kepala 2. Sekretariat, membawahi: a. Sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b. Sub bagian Keuangan c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian 3. Bidang Promosi Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan b. Seksi Manajemen Informasi Kesehatan commit to user 75 c. Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan 4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi: a. Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan KLB b. Seksi Pengendalian Penyakit c. Seksi Penyehatan Lingkungan 5. Bidang Upaya Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pelayanan Kesehatan b. Seksi Kefarmasian Makanan, Minuman dan Perbekalan Kesehatan c. Seksi Akreditasi dan Registrasi 6. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, membawahi: a. Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan KB b. Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat c. Seksi Kesehatan Remaja dan Lansia 7. Unit Pelaksana Tehnis UPT 8. Kelompok Jabatan Fungsional Masing-masing bidang tersebut memiliki tugas pokok dan fungsi untuk menyiapkan program-program yang dapat diaplikasikan secara langsung kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya. Terkait dengan adanya program PKMS ini, maka Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Surakarta membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas untuk mengelola program PKMS. Maka dari itu, dibentuklah UPTD Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. UPTD Pemeliharaan commit to user 76 Masyarakat ini memiliki kewenangan sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program PKMS. Secara umum, UPTD Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ini memiliki tugas pokok dan fungsi, yaitu: 1. Mengelola anggaran pembiayaan kesehatan. Anggaran pembiayaan program PKMS merupakan salah satu sumber daya utama dalam pelaksanaan program. Anggaran tersebut harus dikelola sesuai dengan kebutuhan program. Untuk tahun anggaran pertama program PKMS ini, ada beberapa kebutuhan program yang harus dipenuhi, antara lain pembayaran klaim, sosialisasi, adminstrasi dan perlengkapan, dan sebagainya. Dengan demikian, dalam pengelolaan anggaran pembiayaan program ini harus dilakukan sesuai dengan aturan dan menerapkan konsep VFM, serta dilengkapi dengan akuntabilitas pengelolaan. Sehingga dengan adanya pengelolaan anggaran pembiayaan kesehatan yang efektif, efisien dan transparan diharapkan akan meningkatkan akuntabilitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta selaku institusi public. Dengan kata lain, dengan akuntabilitas anggaran yang baik maka akan mendorong terciptanya kinerja organisasi yang baik pula. 2. Mengawasi dan memberikan pelayanan. Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki kewenangan dalam pengawasan terhadap pelayanan kesehatan program KPMS yang diberikan oleh rumah sakit mitra. Pelayanan kesehatan tersebut diatur dalam butir-butir commit to user 77 kesepakatanMOU. Sedangkan terkait dengan standar pelayanannya disesuaikan dengan standar pelayanan kesehatan umum. Sehingga dengan pengawasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Namun demikian, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga memberikan pelayanan bagi peserta program PKMS. Tetapi pelayanan yang diberikan berupa pelayanan administratif peserta. Pelayanan administratif ini ditujukan untuk peserta kartu Gold. 3. Mengkoordinir verifikasi kepesertaan. Proses verifikasi peserta program PKMS merupakan suatu bentuk strategi Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk memberikan keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Karena masyarakat yang benar-benar miskin akan mendapatkan penjaminan lebih besar dari masyarakat yang mampu. Proses verifikasi ini juga berkaitan dengan jumlah anggaran yang nantinya akan dikeluarkan untuk kebutuhan program. Verifikasi ini dilakukan melalui dua tahap verifikasi, yakni verifikasi berkas persyaratan dan verifikasi ke lapangan. Ini dilakukan untuk menghindari adanya ketidaksesuaian klasifikasi peserta Gold dan Silver. Karena adanya ketidaksesuaian data yang ada dengan kondisi sebenarnya di lapangan. commit to user 78 4. Mengkoordinir kerjasama dengan Pemberi Pelayanan Kesehatan PPK. Dalam hal ini terkait dengan kerjasama dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagai upaya kesehatan program PKMS. Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki kewenangan untuk melakukan kesepakatan dengan rumah sakit apapun yang dinilai memiliki kemampuan memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya MOU yang dibuat dengan beberapa rumah sakit selaku PPK. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota memiliki tugas koordinasi terkait dengan MOU ynag ada. Termasuk di dalamnya mengenai proses pembayaran klaim, verifikasi formularium, laporan kegiatan-kegiatan, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dan melakukan control terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan sehingga dengan koordinasi tersebut program PKMS ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5. Mengadakan kerjasama lintas sektoral. Kerjasama lintas sektoral dilakukan dalam rangka kelancaran tugas Dinas Kesehatan Kota. Salah satu diantaranya adalah terkait dengan persyaratan administrasi kepersertaan program PKMS sehingga dibutuhkan KTP atau KK yang memang benar-benar warga Kota Surakarta. Hal yang ditakutkan adalah adanya penduduk luar kota yang dapat dengan mudah memperoleh commit to user 79 KTP atau KK Kota Surakarta hanya untuk memanfaatkan program PKMS ini. Untuk itu, diperlukan kerjasama dengan Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan agar permasalahan m dihilangkan secepat mungkin. Karena permasalahan ini juga akan berpengaruh terhadap pengelolaan anggaran pembiayaan program PKMS. Permasalahan tersebut ditakutkan akan meningkatkan alokasi anggaran. Namun demikian, kerjasama dengan unsur kelurahan, RW, dan RT setempat harus menjadi prioritas yang lebih utama. Karena merekalah yang mengetahui dan memiliki kondisi sebenarnya dilapangan. 6. Melakukan tertib administrasi. Tertib adminstrasi merupakan bagian dari tugas Dinas Kesehatan Kota Surakarta sehari-hari. Hal ini mencakup administrasi kepegawaian, surat- menyurat, inventarisasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi pembukuan, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang diberikan dari bawahan ke atasan maupun antar mitra PPK. Laporan pertanggungjawaban ini sendiri dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang ada. Sedangkan terkait masalah keuangan akan dilaporkan dalam bentuk surat pertanggungjawaban SPJ. Di mana seluruh nota-nota pengeluaran dilampirkan di dalamnya. Sehingga jelas alokasi anggaran yang telah dikeluarkan. commit to user 80 Laporan pertanggungjawaban tersebut merupakan suatu bentuk akuntabilitas public. Sekaligus bentuk responsibilitas terhadap tugas pokok, fungsi, tanggung jawab dan pengelolaan anggaran yang ada. Adapun bagan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta, sebagai berikut: commit to user 8 1 commit to user 8 2 commit to user Status Kepegawaian Berdasarkan data tahun 2011, jumlah pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebanyak 657 orang, terdiri dari 625 Pegawai Negeri Sipil PNS, 30 Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS, dan 2 Pegawai Harian Lepas PHL. Pegawai tersebut ditugaskan di Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan 20 UPT yang ada, dengan rincian sebagai berikut: a. Dinas Kesehatan Kota Surakarta, jumlah pegawai 80 orang, terdiri dari 79 orang PNS dan 1 orang CPNS b. UPT Puskesmas Pajang, jumlah pegawai 52 orang, terdiri dari 48 orang PNS dan 4 orang CPNS. c. UPT Puskesmas Penumping, jumlah pegawai 25 orang, terdiri dari 25 orang PNS d. UPT Puskesmas Purwosari, jumlah pegawai 28 orang, terdiri dari 27 orang PNS dan 1 orang CPNS. e. UPT Puskesmas Jayengan, jumlah pegawai 30 orang, terdiri dari 30 orang PNS. f. UPT Puskesmas Kratonan, jumlah pegawai 32 orang, terdiri dari 31 orang PNS dan 1 orang CPNS. g. UPT Puskesmas Gajahan, jumlah pegawai 44 orang, terdiri dari 34 orang PNS, 9orang CPNS dan 1 orang PHL. h. UPT Puskesmas Sangkrah, jumlah pegawai 32 orang, terdiri dari 31 orang PNS dan 1 orang CPNS. commit to user 84 i. UPT Puskesmas Purwodiningratan, jumlah pegawai 26 orang, terdiri dari 26 orang PNS. j. UPT Puskesmas Ngoresan, jumlah pegawai 25 orang, terdiri dari 25 orang PNS. k. UPT Puskesmas Sibela, jumlah pegawai 41 orang, terdiri dari 40 orang PNS dan 1 orang CPNS. l. UPT Puskesmas Pucangsawit, jumlah pegawai 30 orang, terdiri dari 27 orang PNS dan 3 orang CPNS. m. UPT Puskesmas Nusukan, jumlah pegawai 30 orang, terdiri dari 30 orang PNS. n. UPT Puskesmas Manahan, jumlah pegawai 25 orang, terdiri dari 25 orang PNS. o. UPT Puskesmas Gilingan, jumlah pegawai 28 orang, terdiri dari 26 orang PNS dan 2 orang CPNS. p. UPT Puskesmas Banyuanyar, jumlah pegawai 45 orang, terdiri dari 42 orang PNS, 2 orang CPNS dan 1 orang PHL. q. UPT Puskesmas Setabelan, jumlah pegawai 24 orang, terdiri dari 24 orang PNS. r. UPT Puskesmas Gambirsari, jumlah pegawai 25 orang, terdiri dari 24 orang PNS dan 1 orang CPNS. s. UPT Instalasi Farmasi, jumlah pegawai 12 orang, terdiri dari 10 orang PNS dan 2 orang CPNS. commit to user 85 t. UPT Laboratorium Kesehatan, jumlah pegawai 9 orang, terdiri dari 8 orang PNS dan 1 orang CPNS. u. UPT PKMS, jumlah pegawai14 orang, terdiri dari 13 orang PNS dan 1 orang CPNS.

B. PEMBAHASAN