43 menyatakan persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar mahasiswa PPL
tahun 2004 program studi pendidikan Akuntansi di Wilayah Sleman adalah 1,92 Sangat Baik, 64,62 Baik, 32,69 Cukup, dan 0,77 Kurang. Untuk
Persepsi Guru pembimbing adalah 50 Sangat Baik dan 50 Baik.
Berbeda dengan penelitian diatas, penelitian ini mengenai persepsi siswa tentang kompetensi mengajar guru SMK Negeri bidang keahlian teknik
bangunan di Kabupaten Seleman, responden yang diambil adalah siswa Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Dibandingkan dengan penelitian ini, pada dasarnya
sama-sama meneliti mengenai kompetensi mengajar, hanya berbeda subyek, responden, waktu dan tempat penelitiannya.
E. Kerangka Berpikir
Kompetensi mengajar Guru merupakan salah satu bagian dari kompetensi profesional guru. Seorang guru dituntut tidak hanya tahu dan
memahami tugasnya. Namun yang jauh lebih penting adalah mampu melaksanakan tugasnya sebagai guru. Guru sebagai pengelola dalam proses
pemebelajaran dituntut untuk menguasai wawasan pengetahuan yang lebih luas dari sekedar bidang studi materi pengajaran saja, tetapi harus mampu
menyampaikan secara tepat pada saat proses belajar berlangsung. Selain itu, harus peka dalam memilih dan menggunakan metode dan media pengajaran
disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi para siswanya yang memiliki perbedaan individual. Guru juga harus mampu mengevaluasi sejauh mana
keberhasilan pengajaranya tercapai dan memikirkan untuk melakukan perubahan demi penyempurnaan mutu pengajaran selanjutnya.
Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah berlangsung karena adanya komunikasi antara guru dengan siswa. Pada saat
berlangsungya komunikasi tersebut seluruh tingkah laku guru menjadi pusat perhatian siswa. Atas dasar pola komunikasi yang terjadi antara guru dengan
44 siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung maka dapat
menimbulkan suatu persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru. Siswa akan memberikan persepsi yang positif terhadap guru apabila guru mempunyai
kemampuan yang baik dalam mengajar. Kompetensi itu tercermin dalam kompetensi penguasaan materi pengajaran, cara guru mengelola kelas,
kompetensi guru dalam menerapkan metode mengajar yang menarik sesuai dengan materi yang disampaikan dan kompetensi menggunakan media
pengajaran yang sesuai serta kompetensi mengevaluasi pembelajaran yang baik.
Dengan demikian sudah menjadi kewajiban guru untuk dituntut memiliki keterampilan dalam menggunakan bermacam-macam kemarnpuan untuk
mewujudkan tujuan belajar siswa sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan gairah belajar siswa.
Keterangan : Proses Komunikasi
Gambar 3. Diagram Alur Kerangka Berpikir
Kompetensi Mengajar Guru Guru dalam KBM
Persepsi Siswa
45
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas dapat
dijabarkan dalam rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Persepsi Siswa secara umum tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK
Negeri Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata
pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri Kabupaten Sleman dalam Penguasaan Materi?
3. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri
Kabupaten Sleman dalam Pengelolaan Kelas? 4. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata
pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri Kabupaten Sleman dalam Penggunaan Metode Mengajar?
5. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri
Kabupaten Sleman dalam Penggunaan Media Pengajaran? 6. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Kompetensi Mengajar Guru Mata
pelajaran Produktif Bidang Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri Kabupaten Sleman dalam Evaluasi Pembelajaran?
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya Hartoto,2009:33. Menurut Sugiyono 2011:11,
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih
independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain
”. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta
secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Penelitian deskriptif
pada umumnya
dilakukan dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti secara tepat, menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai polulasi atau situasi atau kejadian sesuai dengan
kenyataan yang ada dilapangan. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat
prediksi maupun mempelajari implikasinya Azwar 2012:6-7.
Penelitian deskriptif dipilih dikarenakan hanya bermaksud menyajikan data secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan pemaknaan
fenomena yang ada di lapangan. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dengan pendekatan kuantatif karena bertitik tolak pada anggapan
bahwa semua gejala dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka sehingga memungkinkan untuk digunakan teknik-tekink analisis statistik. Sejalan dengan
pengertian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data