Penerapan Model Evaluasi CIPP dalam Sistem Manajemen Mutu Berstandar ISO 9001:2008

40 arsip prosedur yang telah terjadi Eko Putro, 2009: 182. Menurut Stufflembeam Suharsimi Arikunto, 2007: 30 mengusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses antara lain sebagai berikut: a apakah pelakasanaan program sesuai jadwal?, b apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?, c apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?, dan d hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan? Evaluasi proses pembelajaran bertujuan untuk menentukan seberapa besar kualitas pembelajaran yang dicapai sesuai dengan harapan siswa. Evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksankan di dalam program pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi proses sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 pada aspek pembelajaran dalam penelitian ini, misalnya: proses kegiatan belajar mengajar, tanggung jawab, dan komitmen. 4 Evaluasi Produk Pembelajaran Evaluasi produk bertujuan untuk melakukan evaluasi hasil pelaksanaan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 pada aspek pembelajaran. Evaluasi produk digunakan untuk mengidentifikasi hasil dan manfaatnya Wirawan, 2010: 41 94. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 31 pertanyaan- pertanyaan yang dapat diajukan, antara lain: a apakah tujuan- tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?, b apakah pertanyaan- pertanyaan dalam rumusan masalah telah tercapai?, c apakah kebutuhan siswa selama program berlangsung sudah tercapai?, dan d apakah dampak yang diperolah siswa setelah program diselengarakan? Evaluasi produk sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 pada aspekpembelajaran dalam penelitian ini adalah p embelajaranyang bermutu sesuai dengan harapan siswa. Pembelajaran yang bermutu meliputi:pembelajaran sesuai dengan harapan siswa, budaya mutu aspek pembelajaran, hasil pembelajaran siswamemuaskan dan lingkungan pembelajaran kondusif.

B. Penelitian yang Relevan

Acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan bagain data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian adalah penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian eveluasi penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008pada aspek pembelajaran ini relevan dengan penelitian sebagai berikut. 42 1. Ipnugraha 2012: 23-28 dalam jurnal pendidikan dan teknologi volume 21 nomor 1 yang berjudul: “Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO9001:2000 di SMK N 2 Pengasih Kulon Progo”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2000 di SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo sudah berhasil, hal ini dapat diketahui dari pencapaian sasaran mutu sekolah yang tergolong berhasil. Faktor pendukung penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2000 di SMK Negeri 2 Pengasih yaitu: a sumber daya manusia, b bantuan dana dari RSBI, c sarana dan prasarana, d minat baca siswa, e pengadaan majalah dan buku yang relevan bagi siswa. Sedangakan, faktor penghambat pelaksanaan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2000 di SMK Negeri 2 Pengasih Kulon Progo yaitu: a keterbatasan dana, b pelanggaran yang dilakukan siswa, c kurangnya sosialisasi pelaksanaan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2000 dilingkungan SMK N 2 Pengasih, d penulisan dokumen- dokumen di unit kerja yang belum sesuai dengan apa yang diinginkan pada SMM , e beban pekerjaan yang banyak, adanya pergantian personil yang mendadak, dan f luas lahan yang belum tercukupi. 2. Sunoto Tirta Putra 2012 yang berjudul: “Dampak Implementasi Kebijakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kualitas Proses Pembelajaran Di SMA dan SMK Kabupaten Indramayu”. Hasil penelitian tesisnya menunjukan bahwa dampak implementasi kebijakan sistem manajemen ISO 9001:2008 adanya peningkatan kualitas proses 43 pembelajaran di SMA Negeri 1 Sindang dan SMK Negeri 1 Losarang Kab. Indramayu. Kualitas proses pembelajaran tersebut ditinjau dari tiga dimensi, yaitu: 1 dimensi strategis pengorganisasian pembelajaran, 2 dimensi penyampai pembelajaran, dan 3 dimensi strategis pengelolaan pembelajaran. Karena implementasi sistem manajemen mutu ISO 900:2008. 3. Riban, Amat Mukhadis, dan Isnandar 2011: 141-154 dalam jurnal pendidikan dan teknologi volume 34 nomor 2 yang berjudul: “Implementasi ISO 9001:2000 Pada Produktif Bidang Keahlian Bagunan Di Sekolah Menengah Kejuruan”. Hasil penelitian menghasilkan bahwa: 1 Penerapan ISO 9001: 2000 pada pembelajaran produktif teknik bangunan mengacu pada konsep P-D-C-A ke dalam sistem manajemen mutu ISO, 2 hambatan implementasi ISO 9001:2000 pada pembelajaran produktif meliputi tingkat kesadaran rendah, inkonsistensi, dan ketidaktaatasasan, dan 3 upaya mengatasi hambatan dalam implementasi ISO 9001:2000 pada pembelajaran produktif meliputi membangun komitmen bersama, sosialisasi dalam rangka menumbuhkan kesadaran bersama awareness, supervisi, dan melakukan usaha preventif preventif action. Semua penelitian diatas mampu memberikan konstribusi yang besar bagi penelitian ini. Beberapa hasil penelitian diatas, dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan hasil- hasil penelitian sebelumnya adalah mengevaluasi penerapan sistem 44 manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini kajiannya lebih difokuskan untuk mengevaluasi penerapan prinsip sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 pada aspek pembelajaran.Penelitian ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mendukung, menghambat dan upaya mengatasi hambatan penerapan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 pada aspek pembelajaran.Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya akan mempengaruhi pada hasil penelitian yang diperolehnya.

C. Kerangka Berfikir

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah kejuruan. Pencapaian tujuan sekolah menengah kejuruan menuntut sistem manajemen sekolah. Pengimplementasian suatu sistem manajemen mutu di sekolah menengah kejuruan untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan menengah kejuruan. Salah satu tujuan strategis pembangunan pendidikan menengah kejuruan yang harus dicapai sebanyak 70 SMK bersertifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2014. Sekolah yang telah menerapakan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 dengan penerapkan prinsip sistem manajemen mutu. Membudayakan prinsip sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001:2008 dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan pembelajaran yang memenuhi kepuasan pelanggan.