Aktivitas Belajar Siswa PENDAHULUAN

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi ada tiga faktor yaitu: 1. Faktor keluarga cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan sebagainya. 2. Faktor sekolah metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, waktu sekolah dan sebagainya. 3. Faktor masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha 1994:1 evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto 2001:53 tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

D. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Mulyono 2001:26 dan Sardiman 2003:22 aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas peserta didik merupakan prinsip yang penting dalam pembelajaran, karena pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau aktivitas sendiri bagi peserta didik. Keterlibatan peserta didik secara aktif akan memberikan ingatan yang lama bagi peserta didik dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Sardiman 2007:101 mengungkapkan ada beberapa nilai aktivitas dalam pembelajaran, yaitu: 1. Para peserta didik menemukan sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan segala aspek pribadi peserta didik secara integral. 3. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan peserta didik. 4. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, sereta hubungan orang tua dan guru. 5. Para peserta didik bekerja menurut minat dan kemapuan sendiri. 6. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis . 7. Pengajaran dilakukan secara realistis dan kongkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari verbalistis. 8. Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat. Ada beberapa jenis aktivitas belajar yang dikemukakan oleh Sardiman 2007:101 yang dalam hal ini mencakup aktivitas fisik dan mental, yaitu sebagai berikut: 1. Visual activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti membaca, memperhatikan gambar demontrasi, mengamati percobaan orang lain. 2. Oral activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, interupsi, dll. 3. Listening activities Jenis kegiatan ini diantaranya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato. 4. Writing activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menulis cerita, karangan, mengisi angket, menyalin, mengerjakan tes, dll. 5. Motor activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti melakukan percobaan, melakukan konstruksi, membuat metode, mereparasi, berkebun, beternak, dll. 6. Drawing activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, dll. 7. Mental activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, mengambil keputusan, dll. 8. Emotional activities Jenis kegiatan ini diantaranya seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tenang, gugup, dll. Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak tepisahkan yaitu aspek mental emosional-intelektual-sosial dan aktivitas motorik gerak fisik. Kedua aspek tersebut berkaitan satu sama lain. Dalam setiap pembelajaran selalu ada aktivitas yang dilakukan, hanya saja kadar keaktifannya yang berbeda-beda. Kadar keaktifan ini kadarnya dari yang rendah yaitu mendengar sampai yang paling tinggi yaitu mengambil keputusan. Dalam Saripah 2011:42 ada dua faktor yang mempengaruhi kadar keaktifan yaitu: 1. Faktor ekternal Faktor ekternal berkenaan karakteristik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran, yang keduanya mendasari stimulasi guru dalam mempelajari siswa. Faktor ekternal dalam kontek ini adalah kualitas program pembelajaran. Variabel yang berkenaan dengan karakteristik tujuan instruksional adalah kemampuan yang harus dicapai siswa. Kemampuan ini tercermin dalam aspek kognitif seperti hapalan, pemehaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Karakteristik materi bahan pengajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa berkenaan dengan sifat materi yang harus dipelajari siswa, seperti fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan generalisasi. Stimulasi guru berkenen dengan apa yang dilakukan oleh guru dalam upayanya membelajarkan siswa. Faktor ini sangat menentukan kadar aktivitas belajar siswa. Stimulasi tersebut dapat bersifat pengajian informasi, pengajuan pertanyaan, penugasan pengajuan masalah. Semakin tinggi aktivitas mental, semakin berbobot aktivitas belajar siswa dan semakin kompleks usaha guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ini berarti perlu adanya keseimbangan tugas antara aktivitas siswa belajar dan aktivitas guru mengajar. Dengan kata lain guru dan siswa sama-sama aktif dalam melaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran aktivitas belajar tidak akan berwujud tanpa adanya stimulasi guru dalam tujuannya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 2. Faktor internal Faktor internal yang berpengaruh terhadap kadar aktivitas belajar siswa tidak lepas dari kemauan, minat, dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Faktor kemampuan siswa berbeda satu sama lain, melalui optimalisasi kegiatan belajar dapat dikembangkan untuk menunjang optimalisasi aktivitas belajar. Kemampuan tersebut adalah intelektual, emosional, sosial, dan motorik. Kemampuan intelektual tampak dalam daya nalar siswa pada saat memecahkan masalah. Kemampuan emosional terlihat dalam sikap, toleransi, dan tenggang rasa sesama siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Kemampuan sosial tampak dalam interaksi sosial, tanggung jawab bersama dan pertisipasi dalam kegiatan pembelajaran. III.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS

0 4 67

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI.

0 4 12