Stressor Keluarga selama anak di rawat di Rumah Sakit

f. Takut penyakit anak terkontasminasi dengan keluarga Keluarga takut penyakit anak dapat menular ke anggota keluargakeluarga yang lain. g. Takut anaknya akan berpindah kasih sayangnya kepada pemberi perawatan Hal ini nyata ketika keluarga tidak mampu memberikan bantuan keperawatan kepada anak, namun perawat dapat mengikutkan keluarga dalam prosedur tindakan kepada anak mereka bila memungkinkan dan berikan informasi yang jelas pada beberapa tindakan. h. Perasan sedih Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal dan keluarga mengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh. i. Perasaan frustasi Perasaan ini muncul terutama pada saat anak yang telah dirawat cukup lama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuarnya dukungan psikologis yang diterima keluarga dari kerabat lainnya maka keluarga akan merasa putus asa bahkan frustasi.

2.3.3. Stressor Keluarga selama anak di rawat di Rumah Sakit

a. Diagnosis penyakit Ketika keluarga mendapat informasi mengenai diagnosis penyakit anak, keluarga akan semakin cemas dan takut yang dapat memicu terjadinya stres Canam, 1993. Penelitian lain menunjukkan hahwa pada saat mendegarkan kcputusan dokter tentang diagnosis penyakit anaknya merupakan kejadian yang sangat membuat stres keluarga Tiedemaru 1997. Terutama apabila diagnosis Universitas Sumatera Utara dari penyakit anak adalah kondisi yang seriuskritis seperti cancer, hal ini dapat mempengaruhi stres keluarga pada saat melihat petugas kesehatan berusaha untuk meningkatkan pemberian pengobatanperawatan yang cepat untuk mengurangi nyerimenyelamatkan anak Parrel et all, 1993; 1994, Hoekstra Weebers et all, 1998. b. Tindakan pengobatanperawatan Sering keluarga tidak siap melihat anaknya pada saat akan diberikan tindakan medis. Hal ini disebabkan karena keluarga membayangkan anak akan kesakitan, menjerit dan menangis pada saat dilakukan pengobatanperawata. Tentu saja hal tersebut membuat keluarga tidak tahan dan dapat mempengaruhi stres orang tua karena ketidakberdayaannya. Misalnya pada saat pemberian infus, seorang perawat gagal menginfus di tangan anak lalu mencoba di kaki yang dilakukan perawat lain lagi lalu kembali ke tangan. Hal ini membuat keluarga stres dan bertanya dalam hatinya “apa yang telah perawat itu lakukan pada anak saya, mengapa mereka tidak mampu melakukannya?” Spring, 2004. c. Kelidaktahuan merawat penyakil anak Hasil penelitian Karen 2004 menunjukkan bahwa keluarga yang tidak tahu cara merawat penyakit anak lebih mudah stres karena bila terjadi sesuatu perubahan pada anak misalnya anak gelisah dan demam, keluarga yang tidak tahu merawat cenderung panik dan langsung memanggil petugas kesehatan untuk melihat kondisi anak tanpa melakukan apapun kepada anak dan kondisi anak setelah dilakukan tindakan pengobatanperawatan. Universitas Sumatera Utara d. Kurangnya support sistim Kurangnya support sistimdukungan dari keluarga dan petugas kesehatan dapat menambah stres keluarga. Apabila salah satu anggota keluarga sakit maka anggota keluargakerabat harus memberikan harapan dan support dengan cara keluarga berkunjung, ada yang mengganti jaga dan tidak ada keluarga yang teridentifikasi sebagai “masalah”; masalah terletak pada jenis interaksi yang dijalankan dalam keluarga serta perubahan dapat terjadi pada titik mana saja dalam sistim keluarga Wong, 2004. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan spiritual kepada orang tua untuk mengurangi stres Wong dan Whalley, 1997. Support yang dapat dilakukan seorang perawat adalah dengan memberi informasi yang akurat tentang penyakit anak dan dengan tidak membatasi waktu kunjungan keluarga untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan anak Sacharin, 1996. e. Ketidakmampuan menggunakan mekanisme koping Beresford 1994 mengatakan bahwa kesehatan fisik keluarga penting untuk diperhatikan selama merawat anak di rumah sakit karena hal ini akan mempengaruhi kemampuan keluarga dalam menggunakan mekanisme koping yang positif atau negatif. Hal yang dapat dilihat pada keluarga yang menggunakan mekanisme koping yang negative adalah kesehatan fisik keluarga yang semakin menurun, memiliki keyakinan atau pandangan yang negative seperti penyaklit anaknya tidak akan sembuh karena kekurangan biaya, merasa asing dengan lingkungan rumah sakit, merasa pengalaman perawatan sebelumnya menimbulkan trauma, belum dapat menerima penyakit yang dialami anak walaupun anak sudah mendapat pengobatanperawatan, dan adanya perasaan bahwa tidak ada yang peduli pada penyakit anaknya. Universitas Sumatera Utara f. Kurangnya komunikasi antar keluarga Salah satu faktor utama yang melahirkan pola-pola komunikasi yang tidak berfungsi adanya harga diri yang rendah dari keluarga maupun anggota, khususnya orang tua. Tiga nilai terkait yang terus menerus menghidupkan harga diri rendah adalah pemusatan pada diri sendiri, perlu persetujuan total, dan kurangnya empati Friedman, 1998. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kurangnya komunikasi antar keluarga disebabkan karena dalam keluarga tidak menggunakan komunikasi yang terbuka sehingga apabila ada masalah dalam keluarga misalnya anak sakit, keluarga tidak mampu dalam penyelesaian masalah dimana keluarga akan saling menyalahkan, emosi dan panik dalam mengambil keputusan disebabkan keluarga hanya fokus pada kesibukan akan pekerjaan dan peran serta fungsinya masing-masing di dalam keluarga membuat keluarga selalu berbeda pendapat dan tidak mau mendengarkan keputusan dari anggota keluarga dimana pengambil keputusan hanya satu orang yaitu kepala keluarga, dan kecenderungan keluarga yang berbicara “ke bawah” pada anak Wong, 2004 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan stressor yang mempengaruhi stres keluarga selama anaknya dirawat di Rumah Sakit yaitu diagnosis penyakit, tindakan pengobatanperawatan, ketidaktahuan merawat penyakit anak, kurangnya support sistim dari keluarga, ketidakmarnpuan menggunakan mekanisme koping, kurangnya komunikasi antar keluarga. Adapun kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut. Skema 3.1. Kerangka Koseptual Keterangan : Yang dikaji Tidak dikaji Anak yang dirawat di Rumah Sakit Stres keluarga Stressor yang mempengaruhi : - Diagnosis penyakit - Tindakan pengobatan perawatan - Ketidaktahuan merawat penyakit anak - Kurangnya support sistim - Ketidakmampuan menggunakan mekanisme koping - Kurangnya komunikasi antar keluarga Universitas Sumatera Utara