Latar Belakang Kesimpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Daniel 1992, hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan manusia antara lain: 1 pengembangan dan penyediaan atmosfir yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, 2 produksi bahan bakar fosil batu bara, 3 pengembangan dan proteksi lapisan tanah, 4 produksi air bersih dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, 5 penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, 6 penyediaan material bangunan, bahan bakar dan hasil hutan, 7 manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar fosil, berhubungan dengan pengolahan hutan. Sektor Kehutanan yang dalam konteks perubahan iklim termasuk ke dalam sektor LULUCF Land use, land use change and forestry adalah salah satu sektor penting yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca GRK. Laporan Stern 2007 menyebutkan kontribusi sektor LULUCF sebesar 18, sedangkan di Indonesia Second National Communication melaporkan kontribusi LULUCF sebesar 48. Sebagian besar pertukaran karbon dari atmosfer ke biosfir daratan terjadi di hutan. Status dan pengelolaan hutan akan sangat menentukan apakah suatu wilayah daratan sebagai penyerap karbon net sink atau pengemisi karbon source of emission Wibowo, 2010. Biomassa hutan sangat relevan dengan isu perubahan iklim. Biomasa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon. Dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50 diantaranya tersimpan dalam vegetasi hutan. Sebagai konsekuensi, jika terjadi kerusakan hutan, kebakaran, pembalakan sebagainya akan menambah jumlah karbon di atmosfer. Siklus karbon adalah siklus Universitas Sumatera Utara biogeokimia yang mencakup pertukaranperpindahan karbon diantara biosfer, pedosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi Sutaryo, 2009. Selain melakukan proses fotosintesis untuk merubah karbon dioksida CO 2 menjadi oksigen O 2 , tumbuhan juga melakukan proses respirasi yang melepaskan CO 2 . Namun proses ini cenderung tidak signifikan karena CO 2 yang dilepas masih dapat diserap kembali pada saat proses fotosintesis. Pada saat tumbuhan atau satwa hutan mati, akan terjadi proses dekomposisi oleh bakteri dan mikroba yang juga melepaskan CO 2 ke atmosfer. Di hutan alam akan banyak terjadi mortalitas akibat usia, persaingan tempat tumbuh maupun akibat penyebab lain seperti hama, penyakit maupun bencana alam. Mortalita tumbuhan juga secara alami selalu diimbangi dengan proses regenerasi, sehingga terjadi keseimbangan ekologis termasuk keseimbangan karbon atau yang dikena dengan istilah “carbon neutral”. Akan tetapi pada saat unsur antropogenik terlibat secara berlebihan dalam ekologi hutan, maka akan terjadi proses percepatan pelepasan emisi akibat dekomposisi dan pada kenyataannya, pelepasan emisi antropogenik tersebut tidak dapat diimbangi oleh laju penyerapan karbon oleh hutan. Sehingga luas dan kualitas hutan semakin menyusut Manuri et al., 2011. Beberapa penelitian tentang potensi karbon tersimpan di beberapa lokasi penelitian yang telah dilakukan oleh: Bakri 2006 menunjukkan cadangan karbon di Hutan Wisata Taman Eden 100 sebesar 95, 82 tonha, Zaini 2011 cadangan karbon di kawasan hutan lindung dan perkebunan kopi kabupaten Pakpak Bharat sebesar 232, 290 tonha. Kabupaten Langkat tepatnya desa Telagah merupakan salah satu daerah kawasan ekosistem Leuser. Daerah ini menjadi salah satu penyokong bagi kelestarisan ekosistem Leuser. Seiring dengan meningkatnya jumlah pemukiman di sekitar Universitas Sumatera Utara kawasan ini mengakibatkan sempat terjadinya pengalihfungsian lahan hutan menjadi kawasan pertanian. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kawasan hutan primer di Kawasan ekosistem Leuser di desa Telagah Kabupaten Langkat. Kegiatan pengalihfungsian lahan ini mengakibatkan pelepasan karbon ke atmosfer oleh vegetasi yang dimusnahkan. Untuk mengembalikan keadaan hutan menjadi hutan sekunder, dibutuhkan waktu puluhan tahun. Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman Pohon dan Pole Serta Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Sekunder dan Perkebunan Kopi Hutan Telagah Kabupaten Langkat.

1.2 Permasalahan