kawasan ini mengakibatkan sempat terjadinya pengalihfungsian lahan hutan menjadi kawasan pertanian. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kawasan hutan primer di
Kawasan ekosistem Leuser di desa Telagah Kabupaten Langkat. Kegiatan pengalihfungsian lahan ini mengakibatkan pelepasan karbon ke atmosfer oleh vegetasi
yang dimusnahkan. Untuk mengembalikan keadaan hutan menjadi hutan sekunder, dibutuhkan waktu puluhan tahun. Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang
Keanekaragaman Pohon dan Pole Serta Potensi Karbon Tersimpan di Kawasan Hutan Sekunder dan Perkebunan Kopi Hutan Telagah Kabupaten Langkat.
1.2 Permasalahan
Keberadaan hutan sebagai gudang keanekaragaman flora dan fauna mengakibatkan kawasan hutan mengalami banyak eksploitasi. Vegetasi hutan
terutama kayu menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Produk komoditas kayu tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri kertas, meubel, maupun untuk konstruksi bangunan. Tegakan hutan yang banyak digunakan yaitu fase pole dan pohon sehingga dikhawatirkan pole dan pohon
akan habis dari tegakan-tegakan hutan, sehingga ketersediaan jumlah karbon di hutan semakin menurun. Selain itu, adanya proses pengalihan fungsi hutan menjadi lahan
pertanianperkebunan menyebabkan berkurangnya kawasan hutan menyerap akumulasi karbondioksida dari atmosfer. Sejauh ini belum diketahui bagaimanakah
keanekaragaman pohon dan pole serta potensi karbon tersimpan di kawasan hutan sekunder 30 tahun dan perkebunan kopi desa Telagah, Langkat.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman pohon dan pole serta potensi karbon tersimpan di kawasan hutan sekunder 30 tahun dan
perkebunan kopi desa Telagah, Langkat.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi bagi instansi terkait dan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya serta sebagai informasi kepada
masyarakat tentang pentingnya hutan sebagai komponen utama penyerap emisi karbon di atmosfer untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Hutan bukan hanya sekumpulan individu pohon, tetapi sebagai masyarakat tumbuhan
yang kompleks, terdiri atas pepohonan, semak, tumbuhan bawah, jasad renik tanah, dan hewan. Satu sama lain saling berinteraksi. Untuk dikategorikan sebagai hutan,
sekelompok pepohonan harus mempunyai tajuk yang cukup rapat, sehingga merangsang pemangkasan alami dengan cara menaungi ranting dan dahan di bagian
bawah, serta menghasilkan tumpukan bahan organik serasah yang sudah terurai maupun yang belum di atas tanah mineral Indriyanto, 2008. Menurut Yunasfi 2008
menyatakan bahwa hutan mempunyai fungsi multiguna multiple use, yaitu sebagai penghasil kayu dan non kayu non timber product, pengawetan dan perlindungan
tata air hydro orology, penghasil pakan dan makanan forage and food, habitat kehidupan liar wild life serta tempat wisata alam terbuka outdoor recreation.
Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis, yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari
berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon-
pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan Withmore, 1991.
Menurut McNaughton Wolf 1990, ada tiga tipe pepohonan penting yang mendominasi area geografik yang luas yaitu: pohon-pohon coniferous yang selalu
hijau evergreen coniferous, pohon-pohon berdaun besar dan selalu rontok decideous broad-leafs, pohon-pohon berdaun lebar yang selalu hijau evergreen
broad-leafs. Pada umumnya hutan coniferous yang selalu hijau terdapat di belahan bumi sebelah utara, hutan dengan pohon berdaun lebar yang selalu rontok terdapat di
daerah lintang tengah, dan hutan dengan pohon berdaun lebar dan selalu hijau hanya terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi di tiap sisi equator. Meskipun kita
Universitas Sumatera Utara
dapat mengalompokkan daerah berhutan di dunia ini menjadi tiga biome umum, seperti halnya biome lain dimana pengelompokan satu dengan yang lain pada daerah
yang luas, dengan komposisi keadaan ekologi yang terus menerus berubah. Sepanjang batas-batasnya hutan dikelompokkan menjadi beberapa bagian atau berubah menjadi
tanah berhutan yang jarang, savana, tundra atau padang rumput.
2.2 Hutan Hujan Tropis