Peramalan Jumlah Beras Yang Di Butuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Provinsi Sumatera Utara Untuk Tahun 2014-2018

(1)

i

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROVINSI SUMATERA

UTARA UNTUK TAHUN 2014-2018

TUGAS AKHIR

M CHAIRUL IKHSAN 102407094

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

i

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DI

BUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH

PRODUKSI PADI DI PROVINSI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2014-2018

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : M. CHAIRUL IKHSAN

Nomor Induk Mahasiswa : 112407094

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

Disetujui di Medan, Juni 2014

Disetujui oleh

Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing,

Ketua,

Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Drs. Ujian sinulingga, M.Si NIP. 19531218 198003 1 003 NIP. 19560303 198403 1 004


(3)

ii

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROVINSI SUMATERA

UTARA UNTUK TAHUN 2014-2018

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2014

M CHAIRUL IKHSAN 112407094


(4)

iii

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan ini limpahan dan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul “PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG

DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROVINSI

SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2014-2018”.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir

ini. Terimakasih kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU, seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Sutrisno dan Ibu Nurdiana Fitri Siregar selaku Ayah dan Ibu penulis dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya.

Penulis,


(5)

iv DATAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

PENGHARGAAN iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Tinjauan Pustaka 3

1.6.1 Peramalan Jumlah Penduduk 4

1.6.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi 4

1.7 Metodologi Penelitian 5

1.7.1 Sumber Data 6

1.7.2 Analisa dan Evaluasi Data 6

1.8 Sistematika Penulisan

6

BAB 2 Landasan Teori 9

2.1 Pengertian Metode Peramalan 9

2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier

Sederhana 9

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial 9

2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana 10

2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi padi 11

2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk 11

2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi 12

2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan

Beras 13

BAB 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 15

3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara,

Medan 15

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi


(6)

v

3.3 Kebijakan-kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Sumatera Utara, Medan 17

BAB 4 Analisa dan Pembahasan 22

4.1 Data 22

4.2 Peramalan 24

4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk 24

4.2.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi 28

4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras 32

4.3.1 Peramalan Jumlah Produksi Beras 32

4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras

34

BAB 5 Implementasi Sistem 37

5.1 Tahap Implementasi 37

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel 37

5.3 Lembar Kerja Excel 38

5.4 Pengisian Data 39

5.5 Pembuatan Grafik 39

5.6 Analisa Data Dalam Ms.Excel

40

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 42

6.1 Kesimpulan 42

6.2 Saran

43

Daftar Pustaka Lampiran


(7)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1.4 Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi Padi di Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2005-2013 23

Tabel 4.2.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2005-2013 26

Tabel 4.2.1.2 Peramalan Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2013 dan Hasil Ramalannya Untuk Tahun

2014-2018 28

Tabel 4.2.2.1 Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien

Regresi Linier Pada Peramalan Jumlah Produksi Padi 29

Tabel 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 2005-2013 dan Hasil

Ramalannya Untuk Tahun 2014-2018 32

Tabel 4.3.1.1 Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil

Ramalannya 33

Tabel 4.3.2.1 Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan Hasil

Ramalannya 34

Tabel 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras, dan Kebutuhan Beras di Provinsi Sumatera Utara Tahun


(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.2 Grafik Jumlah Produksi Padi di Provinsi

Sumatera Utara Untuk Tahun 2005-2013 24

Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Ms.Excel dari Windows 38

Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja Ms.Excel 38

Gambar 5.5.1 Tampilan Chart Tipe 40


(9)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Komoditas beras merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan penduduk sebagai sumber kalori utama. Karena fungsinya yang penting diperlukan perencanaan yang matang untuk memenuhi permintaan penduduk.

Masalah kebutuhan beras tidak hanya menyangkut pemenuhan akan banyaknya yang tersedia, tetapi juga menyangkut ketersediaan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukan peningkatan dan penurunan jumlah produksi beras terhadap kebutuhan yang diinginkan.

Selain melihat meningkatkan atau penurunan jumlah produksi beras, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus menerus bertambah. Karena semakin bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan beras akan semakin meningkat.

Peramalan jumlah penduduk dan jumlah padi sangatlah penting untuk diteliti. Karena secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan kebutuhan akan beras terus meningkat dan banyaknya beras yang diproduksi tergantung pada banyaknya padi yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan beras dan produksi padi yang seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk, maka perlu diketahui tingkat laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.


(10)

2

Sesuai dengan masalah di atas, penulis mengajukan satu masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu “PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG

DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROVINSI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2014-2018”. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah jumlah produksi beras dan banyaknya kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya.

1.2Identifikasi Masalah

Peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi sangatlah penting untuk diteliti. Karena secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan kebutuhan akan beras terus meningkat dan banyaknya beras yang diproduksi tergantung pada banyaknya padi yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan beras dan produksi padi yang seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk, maka perlu diketahui tingkat laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya.

Sesuai dengan masalah di atas, penulis mengajukan satu masalah yang akan dibahas selama penelitian ini, yaitu peramalan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk dan jumlah produksi padi di Provinsi Sumatera Utara Untuk Tahun 2014-2018.

1.3Batasan Masalah

Untuk mempersempit cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:


(11)

3

1. Hanya meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara.

2. Hanya menganalisa jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras yang dibutuhkan penduduk untuk tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah jumlah produksi beras di Provinsi Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya. 2. Untuk meramalkan banyaknya kebutuhan beras di Provinsi Sumatera Utara

untuk Tahun 2014-2018.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penduduk dan jumlah produksi padi di Provinsi Sumatera Utara di Tahun 2014-2018. Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi, maka dapat diketahui besar kebutuhan penduduk akan beras di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2014-2018.

1.6Tinjauan Pustaka

1.6.1 Peramalan Jumlah Penduduk

Teori penunjangan yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk dikutip dari buku Demografi Umum yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar yang mana di dalam buku tersebut dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk eksponensial adalah


(12)

4

pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus (Ida bagoes Mantra, 2003:86).

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan dating dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

1.6.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi

Metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi dalam penelitian ini adalah metode regresi linier sederhana. Teori penunjang untuk metode ini dikutip dari buku pengantar Statistika yang diterbitkan oleh PT. Garuda Pustaka yang mana di dalam buku tersebut dikatakan bahwa Metode Regresi Linier merupakan metode yang


(13)

5

memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas (Ronald E. Walpole, 1992:340).

Regresi linier sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan hubungan antara variabel Y dan X, dimana Y adalah variabel yang diramalkan (dependent variabel) dan X adalah variabel bebas (independent variabel) yang mempengaruhi nilai Y. Dengan model persamaan liniernya adalah:

̂

Keterangan:

̂

1.7Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiann kuantitatif dengan mengumpulkan informasi dari Kantor Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara yang


(14)

6

diolah dengan metode regresi linier sederhana dan metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial.

1.7.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini mnggunakan data skunder yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Jend. Besar Abdul Haris Nasution No.24 Medan yaitu data jumlah penduduk dan data jumlah produksi padi pada tahun 2005-2013.

1.7.2 Analisa dan Evaluasi Data

Metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk adalah metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial dan untuk meramalkan jumlah produksi padi, penulis menggunakan metode regresi linier sederhana.

Kemudian berdasarkan hasil peramalan jumlah produksi padi maka dapat dianalisis jumlah kebutuhan beras dengan suatu ketetapan bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun dan analisis untuk peramalan jumlah jumlah produksi beras dapat dihitung dengan ketetapan bahwa 1 Kg padi kering (gabah kering) dapat menghasilkan 0,64 Kg beras. Proses pengolahan data pada penelitian ini menggunkan Microsoft Excel 2007.

1.8Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(15)

7

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dan tinjauan pustaka yang dibaca/digunakan penulis tentang segala sesuatu yang menyangkut terhadap penyelesaian masalah sesuai dengan judul dan permasalahan yang diutarakan.

BAB 3: SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini memaparkan tentang sejarah, visi dan misi maupun tugas dan fungsi pokok serta kebijakan-kebijakan yang dijalankan kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan.

BAB 4: ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan pembahasan mengenai pengolahan dan analisa data yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan metode yang telah ditentukan yaitu regresi linier sederhana dan laju pertumbuhan pennduduk eksponensial.

BAB 5: IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang program atau softwere yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh dan hasil outputnya.


(16)

8

Penulis akan menggunakan program Microsoft Excel 2007 untuk melakukan pengolahan data.

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang memaparkan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(17)

9 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Peramalan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lampau.

Peramalan tingkat produksi beras bertujuan untuk melihat kedepan hasil produksi beras dengan melihat peningkatan produksi beras dari tahun-tahun sebelumnya. Selesai meramalkan tingkat produksi beras, penulis juga meramalkan perkembangan jumlah penduduk untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan komoditas beras.

2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial

Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk karena dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus.

Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun


(18)

10

sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan adalah

2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier adalah regresi yang variabel bebas (variabel X) berpangkat paling tinggi satu (Ir. M. Iqbal Hasan 1999:246). Untuk regresi linier sederhana, yaitu regresi linier yang hanya melibatkan dua variabel (variabel X dan Y). analisis regresi linier sederhana dipakai untuk meramalkan pengaruh sebauh variabel bebas terhadap sebuah variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel bebas. Variabel ini merupakan variabel yang nilainya diramalkan. Bentuk antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat adalah

̂ ………..2.1

Persamaan 2.1 dapat digunakan untuk menaksir nilai Y jika nilai , b dan X diketahui. Nilai pada persamaan 2.1 merupakan intersep atau nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y atau a adalah nilai Y jika X = 0. Nilai b adalah kemiringan (slop) kurva linier yang menunjukan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat dari perubahan setiap unit nilai X. besarnya dan b konstan sepanjang kurva linier.


(19)

11

Koefisien arah regresi linier dinyatakan oleh nilai b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar satu bagian yang apabila harga b positif , maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau pertambahan. Sebaliknya bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan

2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi

2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk

Rumusan matematik yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk pada tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara adalah dengan menggunakan metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial. Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:


(20)

12

Dengan rumusan di atas, penulis melakukan suatu pendugaan/peramalan jumlah pennduduk pada tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara.

2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi

Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan produksi padi untuk tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara adalah metode regresi linier sederhana. Dengan rumusan sebagai berikut:

̂

Di mana:

∑ (∑ ) ∑ ∑ (∑ ) ∑

∑ ∑ ∑

(∑ ) ∑

Keterangan:

̂


(21)

13

Dengan rumusan tersebut, penulis melakukan peramalan jumlah produksi padi untuk tahun 2014-2018 di Provinsi Sumatera Utara.

2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras

Dengan menghubungkan perhitungan peramalan produksi padi dan peramalan jumlah penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan beras di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2014-2018.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan penduduk akan beras di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang dikonsumsi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Sumatera Utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun.

Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan penduduk akan beras di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:


(22)

14

Sebelum melakukan perhitungan terhadap kebutuhan penduduk akan beras, terlebih dahulu harus mengetahui jumlah beras yang dihasilkan dari produksi padi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg sampai dengan 0,65 Kg beras. Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan perhitungan jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:


(23)

15 BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintahan yang didirikan pada tanggal 16 Mei 2000 di Jalan Jendral Besar Abdul Haris Nasution No.24 Medan.

Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Medan berlandaskan pada visi dan misi berikut:

1. Visi Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara:

Terwujudnya Badan Ketahanan Pangan Masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki secara efesien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.

2. Misi kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara:

a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki. b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan kesejahteraan masyarakat.

3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan


(24)

16

Tugas dan Fungsi pokok kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan adalah:

1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan dalam lingkup ketahanan pangan.

2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan, pembinaan, kewaspadaan dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber daya alam ketahanan pangan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan ketahanan pangan sesuai dengan ketetapan kepala daerah.

4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.

b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau.

c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada keanekaragaman konsumsi non beras, bermutu/bergizi dan aman.

5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui rapat Dewan Ketahanan Pangan dan rapat Pokja guna mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai brikut:

a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani


(25)

17

c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal

d. Monitoring pengadaan / penyiapan / penyaluran cadangan pangan e. Monitoring daerah rawan pangan

f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT)

g. Monitoring penganekaragaman konsumsi bahan pangan h. Monitoring mutu dan keamanan pangan

i. Supervise yang terkoordinasi ke lapangan

6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan atau keamanan pangan).

7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama Sembilan bahan pangan pokok.

8. Mengkoordinasikan pelaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.

3.3Kebijakan-kebijakan Kantor Badan Ketahan Pangan untuk Peningkatan Pangan

Kebijakan kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi berbagai aspek diantaranya adalah:


(26)

18

1) Menjaga ketersediaan pangan melalui upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas bahan nabati dan hewani sesuai potensi wilayah masing-masing yang diwujudkan melallui 4 (empat) tahap usaha pokok yaitu intensivikasi, ekstensivikasi, diversivikasi dan rehabilitasi deangan 8 (delapan) langkah kegiatan utama yaitu:

 Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok ekonomi petani (KUD, kopptan dan lain-lain).

 Kemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan dan alsintan).

 Penyediaan dan penyaluran kredit modal

 Peningkatan mutu teknologi

 Peningkatan kinerja penyuluh

 Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil

 Peningkatan mutu koordinasi

 Peningkatan dan pengembangan jaringan irigrasi

2) Perlunya menata ulang kembali mekanisme/tata cara pengadaan dan penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah daerah sehingga pupuk betul-betul tersedia di tengah-tengah petani yang memenuhi prinsip 6 (enam) tempat.

3) Tingkat ketersediaan bahan yang bersumber dari produksi lokal harus diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk perdagangan antar provinsi maupun eksport.


(27)

19

4) Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan larangan import beras pada tahun 2005 dan tahun 2006, mengingat cadangan dan produksi cukup tinggi.

5) Untuk memantapkan ketersediaan gula pemerintah dihimbau untuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan import gula melalui importer daerah sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan.

2. Kebijakan dalam aspek distribusi:

1. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah dan antar untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga.

2. Peningkatan efesiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui reformasi berbagai peraturan yang menghambat lalulintas perdagangan, pengembangan sarana dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.

3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah. 4. Penguatan pangan pasar yang bukan saja antar provinsi tetapi juga

eksport serta mengembangkan kemitraan pemasaran hasil. 3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi:

1. Melakukan upaya-upaya diversifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman, dengan kondisi dan situasi daerah, dengan mengutamakan sumber pangan lokal untuk mencegah


(28)

20

ketergantungan terhadap satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).

2. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat. 3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi bahan pangan yang

seimbang baik jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.

4. Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.

4. Kebijakan Dalam Aspek Kewaspadaan dan Keamanan Pangan

1) Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan serta

mengembangkan cadangan pangan daerah untuk mengatisipasi kondisi darurat (bencana alam, kerawanan pangan dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam 3 (tiga) bulan.

2) Peningkatan kemampuan Fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

3) Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan pengembangan pangan bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan social.

4) Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan. 5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan:

1. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-sekurangya 1% per tahun, dimulai tahun 2005 sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma Tahun 1996 pada KKT Pangan Dunia melalui Pembangunan Ketahanan Pangan di pedesaan dan perkotaan.


(29)

21

2. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber-sumber dalam masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.

6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan:

Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik berupa dana penguatan modal bagi lembaga ekonomi pendesaan maupun bantuan dana berupa penguatan modal usaha kelompok petani di pedesaan.


(30)

22 BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisa merupakan cara menjalankan perhitungan kedalam bentuk yang lebih sederhana disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik, sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa sehingga mudah dimengerti.

4.1 Data

Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau pengolahan apapun (data mentah), sedangkan data skunder adalah data yang dalam pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga terkait.

Dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan data skunder yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan. Berikut adalah data jumlah penduduk dan data jumlah produksi padi di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2013 yang datanya disajikan pada tabel 4.1.1. berikut:


(31)

23 Tabel 4.1.1.

Jumlah penduduk dan Jumlah Produksi Padi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2013

No. Tahun Jumlah Penduduk

Jumlah Produksi Padi (Kg)

1. 2005 12.326.678 3.447.394

2. 2006 12.643.494 3.007.636

3. 2007 12.834.371 3.265.834

4. 2008 13.042.317 3.340.796

5. 2009 13.226.193 3.527.899

6. 2010 13.412.662 3.582.302

7. 2011 13.601.760 3.607.403

8. 2012 13.793.524 3.715.514

9. 2013 13.987.991 3.727.249

Sumber: Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, Medan

Data jumlah penduduk di atas merupakan jumlah keseluruhan penduduk dari Sembilan belas kabupaten /kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara terus meningkat, dimana hal ini dapat menimbulkan suatu masalah terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan penduduk akan beras yang merupakan sumber kalori utama.

Secara grafik data jumlah produksi padi di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat sebagai berikut:


(32)

24

Gambar 4.1.2. Grafik Produksi Padi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2013

4.2 Peramalan

4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk

Sebelun melakukan peramalan jumlah penduduk untuk tahun 2014 sampai dengan 2018, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya (nilai r), adapun perhitungan adalah sebagai berikut:

maka: 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ju m lah Pr o d u ksi Pad i Tahun Produksi

Grafik Jumlah Produksi Padi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2013

Tahun


(33)

25

Dari perhitungan laju peertumbuhan penduduk di atas maka dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:


(34)

26 Tabel 4.2.1.1.

Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2013

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk

Persentase Laju Pertumbuhan

Penduduk

2005 12.326.678 - -

2006 12.643.494 0,025 2,5 %

2007 12.834.371 0,015 1,5 %

2008 13.042.317 0,016 1,6 %

2009 13.226.193 0,014 1,4 %

2010 13.412.662 0,014 1,4 %

2011 13.601.760 0,014 1,4 %

2012 13.793.524 0,014 1,4 %

2013 13.987.991 0,014 1,4 %

Jumlah 0,126

Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah ̂ atau sama dengan 1,4 %. Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk tetap 1,4 % pertahun, maka diperkirakan jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut:

Jumlah penduduk tahun 2014 adalah:


(35)

27

Jumlah penduduk tahun 2015 adalah:

Jumlah penduduk tahun 2016 adalah:

Jumlah penduduk tahun 2017 adalah:

Jumlah penduduk tahun 2018 adalah:


(36)

28

Berikut adalah hasil jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2014 sampai dengan 2018.

Tabel 4.2.1.2.

Jumlah Penduduk Tahun 2005-2013

Dan Hasil Ramalannya Tahun 2014-2018

Tahun Jumlah Penduduk

2005 12.326.678

2006 12.643.494

2007 12.834.371

2008 13.042.317

2009 13.226.193

2010 13.412.662

2011 13.601.760

2012 13.793.524

2013 13.987.991

2014* 14.185.120

2015* 14.385.108

2016* 14.587.916

2017* 14.793.583

2018* 15.002.149

4.2.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi

Dari tabel 4.1.1. tentang tingkat produksi padi diramalkan jumlah produksi padi pada tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Adapun peramalan jumlah padi tersebut adalah sebagai berikut:


(37)

29 Tabel 4.2.2.1.

Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Untuk Peramalan Jumlah Produksi Padi

Tahun Periode

Jumlah Produksi Padi

2005 1 3.447.394 3.447.394 1

2006 2 3.007.636 6.015.272 4

2007 3 3.265.834 9.797.502 9

2008 4 3.340.796 13.363.184 16

2009 5 3.527.899 17.639.495 25

2010 6 3.582.302 21.493.812 36

2011 7 3.607.403 25.251.821 49

2012 8 3.715.514 29.724.112 64

2013 9 3.727.249 33.545.241 81

jumlah 45 31.222.027 160.277.833 2025

Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana ̂ terlebih dahulu dicari dan b dengan menggunakan rumus berikut:

∑ (∑ )- ∑ ∑


(38)

30

Dan

∑ ∑ ∑ (∑ ) ∑

dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier Y atas X yaitu:

̂

̂

Persamaan regresi yang diperoleh akan digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi pada tahun 2014-2018, dengan periode yang digunakan adalah lanjutan urutan periode dari periode tahun sebelumnya. Maka dapat dilakukakn perhitungan peramalan produksi padi untuk selanjutnya sebagai berikut:

Produksi padi tahun 2014:

̂

̂


(39)

31

Produksi padi tahun 2015:

̂

̂

̂ 3.885.883,907

Produksi padi tahun 2016:

̂

̂

̂ 3.955.345,54

Produki padi tahun 2017:

̂

̂

̂

Produksi padi tahun 2018:

̂

̂


(40)

32

Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk setiap harga X yang diinginkan. Berikut disajikan data hasil ramalan jumlah produksi padi untuk tahun 2014-2018.

Tabel 4.2.2.2.

Jumlah Produksi Padi Tahun 2005-2013

Dan Hasil Ramalannya Tahun 2014-2018

Tahun Jumlah Produksi Padi (Kg)

2005 3.447.394,000

2006 3.007.636,000

2007 3.265.834,000

2008 3.340.796,000

2009 3.527.899,000

2010 3.582.302,000

2011 3.607.403,000

2012 3.715.514,000

2013 3.727.249,000

2014* 3.816.422,274

2015* 3.885.883,907

2016* 3.955.345,540

2017* 4.024.807,173

2018* 4.094.268,806

4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras


(41)

33

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg sampai dengan 0,65 Kg beras.

Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan peramalan untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:

Jumlah Produksi Beras = 0,64 × Jumlah Produksi Padi

Sehingga nilai ramalan jumlah produksi beras untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.1.1.

Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras, dan Hasil Ramalannya

Tahun Jumlah Produksi Padi (Kg) Jumlah Produksi Beras (Kg)

2005 3.447.394,000 2.206.332,520

2006 3.007.636,000 1.924.887,040

2007 3.265.834,000 2.090.133,760

2008 3.340.796,000 2.138.109,440

2009 3.527.899,000 2.257.855,360

2010 3.582.302,000 2.292.673,280

2011 3.607.403,000 2.308.737,920

2012 3.715.514,000 2.377.928,960

2013 3.727.249,000 2.385.439,360

2014* 3.816.422.274 2.442.510,255

2015* 3.885.883.907 2.486.965,700

2016* 3.955.345.540 2.531.421,146

2017* 4.024.807.173 2.575.876,591


(42)

34 4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras

Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2014-2018 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang

dikonsumsi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara diketahui bahwa beras yang dikonsumsi oleh penduduk Sumatera Utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun. Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Sumatera Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah Kebutuhan Beras = 136,85 × Jumlah Penduduk

Sehingga nilai ramalan jumlah kebutuhan beras untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 di Provinsi Sumatera Utara disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.2.1.

Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan Hasil Ramalannya

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah kebutuhan Beras (Kg)

2005 12.326.678 1.688.754,886

2006 12.643.494 1.732.158,678

2007 12.834.371 1.758.308,827

2008 13.042.317 1.786.797,429

2009 13.226.193 1.811.988,441


(43)

35

2011 13.601.760 1.863.441,120

2012 13.793.524 1.889.712,788

2013 13.987.991 1.916.354,767

2014* 14.185.120 1.943.361,440

2015* 14.385.108 1.970.759,796

2016* 14.587.916 1.998.544,492

2017* 14.793.583 2.026.720,871

2018* 15.002.149 2.055.294,413

Berdasarkan hasil ramalan jumlah penduduk, jumlah produksi padi, jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras maka dapat diketahui banyak-banyak kekurangan atau kelebihan beras yang ada di Provinsi Sumatera Utara sebagaimana yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3.2.2.

Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005 sampai Tahun 2018

Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Produksi Padi (Kg) Jumlah Produksi Beras (Kg) Jumlah kebutuhan Beras (Kg) Selisih/surplus** (Kg)

2005 12.326.678 3.447.394,000 2.206.331.520 1.686.905.884 519.425,636

2006 12.643.494 3.007.636,000 1.924.887.040 1.730.262.154 194.624,886

2007 12.834.371 3.265.834,000 2.320.533.760 1.756.383.671 564.150,089

2008 13.042.317 3.340.796,000 2.138.109.440 1.784.841.081 353.268,359

2009 13.226.193 3.527.899,000 2.257.855.360 1.810.004.512 447.850,848

2010 13.412.662 3.582.302,000 2.292.672.280 1.835.522.795 457.149,485

2011 13.601.760 3.607.403,000 2.308.737.920 1.861.400.856 447.337,064

2012 13.793.524 3.715.514,000 2.377.928.960 1.887.643.759 490.285,201

2013 13.987.991 3.727.249,000 2.385.432.360 1.914.256.568 471.175,792

2014* 14.185.120 3.816.422,274 2.442.510.255 1.941.233.672 501.276,583

2015* 14.385.108 3.885.883,907 2.486.965.700 1.968.602.029 518.363,671

2016* 14.587.916 3.955.345,540 2.531.421.145 1.996.356.304 535.064,841

2017* 14.793.583 4.024.807,173 2.575.876.590 2.024.501.833 551.374,757

2018* 15.002.149 4.094.268,806 2.620.332.034 2.053.044.091 567.287,943 **Selisih/Surplus = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras


(44)

36

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksikan di Provinsi Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara. Dengan rata-rata selisih/surplus yang diperoleh dari produksi beras setiap tahunnya adalah sebesar 472.116.842,2 atau 472.116.8422 ton. Dimana hal ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat merencanakan penyaluran beras bagi masyarakat dan juga membantu pemerintah untuk mempersiapkan penyediaan beras untuk tahun-tahun yang akan datang.


(45)

37 BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain tertulis kedalam

programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk memperoleh informasi yang mendukung hasil desain tertulis.

Dalam pengolahan data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini implementasi yang digunakan adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Selain berfungsi sebagai mengolahan data, Microsoft Excel juga digunakan untuk manipulasi teks computer. Untuk dapat menggunakan computer secara maksimal penulis harus menguasai system operasi Microsoft Excel Windows.

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah berikut:

1. Dari windows klik start pada taskbar 2. Klik Microsoft Excel pada Menu Start


(46)

38

Gambar 5.2.1. Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows

5.3 Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


(47)

39 5.4 Pengisian Data

Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara:

1. Letakan ppointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel

3. Lalu tekan ENTER atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan grafik dapat dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Soorot sel atau range sel yang ingin dibaut grafik

2. Klik insert, lalu klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan


(48)

40

Gambar 5.5.1. Tampilan Chart Tipe

5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel

Dalam menganalisa data dalam lembar kerja Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah data dimasukan kedalam Microsoft Excel, klik data pada menu Toolbar (MS.Excel 2007), Klik data Analysis

2. Pada kotak dialog data analysis, pilih cara pengolahan data yang diinginkan, dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi

3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range. Kotak klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok 4. Setelah itu akan muncul hasil analysis


(49)

41


(50)

42 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada Bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata laju pertumbuha penduduk di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya adalah sebesar ̂ atau 1,4 % dengan rumus maka jumlah penduduk untuk tahun 2014-2018 dapat dihitung.

2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi padi adalah:

̂

Dari persamaan regresi linier ini maka produksi padi untuk tahun 2014-2018 dapat dihitung dengan nilai X = 10, 11,12,13,14.

3. Dengan ketetapan beras 1 Kg gabah kering = 0,64 Beras, maka dapat diketahui produksi beras setiap tahunnya sebanyak 0,64 × Jumlah Produksi padi.

4. Dengan tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 kg/tahun. Maka total konsumsi penduduk setiap tahunnya adalah 136,85 × Jumlah penduduk dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di Provinsi Sumatera Utara.


(51)

43

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.

Hasan, M.I. 1999. Pokok-pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana. 1975. Metoda Statistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.

Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(1)

38

Gambar 5.2.1. Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows

5.3 Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


(2)

39 5.4 Pengisian Data

Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara:

1. Letakan ppointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel

3. Lalu tekan ENTER atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan grafik dapat dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Soorot sel atau range sel yang ingin dibaut grafik

2. Klik insert, lalu klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan


(3)

40

Gambar 5.5.1. Tampilan Chart Tipe

5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel

Dalam menganalisa data dalam lembar kerja Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah data dimasukan kedalam Microsoft Excel, klik data pada menu Toolbar (MS.Excel 2007), Klik data Analysis

2. Pada kotak dialog data analysis, pilih cara pengolahan data yang diinginkan, dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi

3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range. Kotak klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok 4. Setelah itu akan muncul hasil analysis


(4)

41


(5)

42 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada Bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata laju pertumbuha penduduk di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya adalah sebesar ̂ atau 1,4 % dengan rumus maka jumlah penduduk untuk tahun 2014-2018 dapat dihitung.

2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi padi adalah:

̂

Dari persamaan regresi linier ini maka produksi padi untuk tahun 2014-2018 dapat dihitung dengan nilai X = 10, 11,12,13,14.

3. Dengan ketetapan beras 1 Kg gabah kering = 0,64 Beras, maka dapat diketahui produksi beras setiap tahunnya sebanyak 0,64 × Jumlah Produksi padi.

4. Dengan tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 kg/tahun. Maka total konsumsi penduduk setiap tahunnya adalah 136,85 × Jumlah penduduk dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di Provinsi Sumatera Utara.


(6)

43

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisa Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.

Hasan, M.I. 1999. Pokok-pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana. 1975. Metoda Statistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.

Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.