Peramalan Jumlah Beras Yang Dibutuhkan Penduduk Dan Jumlah Produksi Padi Di Sumatera Utara Untuk Tahun 2009-2013
PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013
TUGAS AKHIR
RISTAULI PAKPAHAN 082407039
PROGRAM STUDI D – III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
RISTAULI PAKPAHAN 082407039
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNUVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG
DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2009-2013
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RISTAULI PAKPAHAN
Nomor Induk Mahasiswa : 082407039
Program Studi : DIPLOMA-3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
Prof.Dr. Tulus, M.Si Drs. Ujian Sinulingga, M. Si NIP 19620901 198803 1 002 NIP 19560303 198403 1 00 4
(4)
PERNYATAAN
PERAMALAN JUMLAH BERAS YANG DIBUTUHKAN PENDUDUK DAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI PROPINSI SUMATERA UTARA
UNTUK TAHUN 2009-2013 TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
RISTAULI PAKPAHAN 082407039
(5)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dalam waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan kepercayaan kepada penulis untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas, jelas dan profesional telah diberikan kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada ketua dan sekretaris Prodi D-III Statistika Drs. Faigiziduhu Bu’ulÖlÖ, M.Si dan Drs.
Suwarno Ariswoyo, M.Si. Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Prof.Dr. Tulus, M.Si dan Dra. Mardiningsih, M.Si. Kepada bapak Dr.
Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara, Pembantu Dekan dan semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU. Kepada orangtua penulis yang terkasih Bapak M. Pakpahan dan Ibu
R. Manalu yang selama ini memberikan doa, semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Serta kepada semua sanak – keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.6.1 Sumber Data 4
1.6.2 Analisa dan Evaluasi Data 4
1.7 Tinjauan Pustaka 5
1.7.1 Peramalan Jumlah Penduduk 5
1.7.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi 5
1.8 Sistematika Penulisan 6
Bab 2 Landasan Teori 8
2.1 Pengertian Metode Peramalan 8
2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana 8
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial 8
2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana 9
2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi 10
2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk 10
2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi 11
2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras 12
Bab 3 Sejarah Singkat Tempat riset 14
3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 14
3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan 15
3.3 Kebijakan-kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Untuk Peningkatan Pangan 16
(7)
Bab 4 Analisa dan Pembahasan 20
4.1 Data 20
4.2 Peramalan 22
4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk 22
4.2 2 Peramalan jumlah Produksi Padi 26 4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan beras 29 4.3.1 Peramalan Jumlah produksi Beras 29
4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan beras 30
Bab 5 Implementasi Sistem 33
5.1 Tahap Implementasi 33
5.2 Pengaktifan Microsoft Excel 33
5.3 Lembar Kerja Excel 34
5.4 Pengisian Data 35
5.5 Pembuatan Grafik 35
5.6 Analisa Data Dalam MS.Excel 36
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 37
6.1 Kesimpulan 37
6.2 Saran 38
Daftar Pustaka 39
Lampiran
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi Padi di
Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008 21
Tabel 4.2.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi Sumatera Utara
Tahun 2000-2008 24
Tabel 4.2.1.2 Peramalan Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera UtaraTahun
2000-2008 dan Hasil Ramalannya Untuk Tahun 2009-2013 26 Tabel 4.2.2.1 Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien
Regresi Linier Pada Peramalan Jumlah Produksi Padi 27 Tabel 4.2.2.2 Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil
Ramalannya Tahun 2009-2013 29
Tabel 4.3.1.1 Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya 30 Tabel 4.3.2.1 Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan
Hasil Ramalannya 31
Tabel 4.3.1 Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan Kebutuhan Beras di Propoinsi Sumatera Utara
Tahun 2000 Sampai Tahun 2013 32
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1.2 Grafik Jumlah Produksi Padi Propinsi Sumatera Utara
Tahun 2000-2008 22
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan MS.Excel dari Windows 34 Gambar 5.3.1 Tampilan Lembar Kerja MS.Excel 34 Gambar 5.5.1 Tampilan Chart Tipe 35 Gambar 5.61 Tampilan Kotak Dialog Regression 36
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Komoditas beras merupakan komoditas yang strategis, karena dibutuhkan penduduk sebagai sumber kalori utama. Karena fungsinya yang penting diperlukan perencanaan yang matang untuk memenuhi permintaan penduduk.
Masalah kebutuhan beras tidak hanya menyangkut pemenuhan akan banyaknya yang tersedia, tetapi juga menyangkut ketersediaannya untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan suatu indikator yang dapat menunjukkan peningkatan dan penurunan jumlah produksi beras terhadap kebutuhan yang diinginkan.
Selain melihat peningkatan atau penurunan jumlah produksi beras, perlu juga dilakukan peninjauan terhadap perkembangan jumlah penduduk yang terus menerus bertambah. Karena semakin bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan beras akan semakin meningkat.
(11)
1.2 Identifikasi Masalah
Peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi sangat penting untuk diteliti. Karena secara teoritis, pertambahan jumlah penduduk dapat menyebabkan kebutuhan akan beras terus meningkat dan banyaknya beras yang diproduksi tergantung pada banyaknya padi yang dihasilkan. Untuk mengantisipasi tingkat kebutuhan beras dan produksi padi yang seimbang dengan pertambahan jumlah penduduk, maka perlu diketahui tingkat laju pertumbuhan penduduk tiap tahunnya.
Sesuai dengan masalah di atas, penulis mengangkat satu masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu peramalan jumlah beras yang dibutuhkan penduduk dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009-2013.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mempersempit cakupan penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
1. Hanya meramalkan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2. Hanya menganalisa jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras untuk tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
(12)
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui apakah jumlah produksi beras di Propinsi Sumatera utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan beras setiap tahunnya. 2. untuk meramalkan banyaknya kebutuhan beras di Propinsi Sumatera utara
untuk tahun 2009-2013.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penduduk dan jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013. Serta berdasarkan peramalan jumlah penduduk dan jumlah produksi padi, maka dapat diketahui seberapa besar kebutuhan penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengumpulkan informasi dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang diolah dengan metode regresi linier sederhana dan metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial.
(13)
1.6.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Jend. Besar Abdul Haris Nasution No. 24 Medan yaitu data jumlah penduduk dan jumlah produksi padi pada tahun 2000-2008.
1.6.2 Analisa dan Evaluasi Data
Metode yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk adalah metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial dan untuk meramalkan jumlah produksi padi, penulis menggunakan metode regresi linier sederhana.
Kemudian berdasarkan hasil peramalan jumlah produksi padi maka dapat dianalisis jumlah kebutuhan beras dengan suatu ketetapan bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun dan analisis untuk peramalan produksi beras dapat dihitung dengan ketetapan bahwa 1 Kg padi kering (gabah kering) dapat menghasilkan 0,64 Kg beras. Proses pengolahan data penelitian ini menggunakan program microsoft excel 2007.
(14)
1.7Tinjauan Pustaka
1.7.1 Peramalan Jumlah Penduduk
Teori penunjang yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk dikutip dari buku Demografi Umum yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar yang mana di dalam buku tersebut dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus (Ida Bagoes Mantra, 2003:86).
Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan adalah = ×
1.7.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi
Metode yang dipakai untuk meramalkan produksi padi dalam penelitian ini adalah metode regresi linier sederhana. Teori penunjang untuk metode ini dikutip dari buku Pengantar Statistika yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka yang mana dalam buku tersebut dikatakan bahwa Metode Regresi Linier merupakan metode yang memungkinkan untuk meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas (Ronald E.Walpole, 1992:340).
(15)
Regresi linier sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan hubungan antara variabel Y dan X, dimana Y adalah variabel yang diramalkan
(dependent variable) dan X adalah variabel bebas (independent variable) yang mempengaruhi nilai Y. Dengan model persamaan liniernya adalah = + b X.
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini memaparkan tentang visi dan misi, tugas dan fungsi pokok serta kebijakan-kebijakan yang dijalankan kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan.
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan penulis.
(16)
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang cara memasukkan data dan mengolah data dengan menggunakan program excel.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
(17)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lampau.
Peramalan tingkat produksi beras bertujuan untuk melihat kedepan hasil produksi beras dengan melihat peningkatan produksi beras dari tahun-tahun sebelumnya. Selain meramalkan tingkat produksi beras, penulis juga meramalkan perkembangan jumlah penduduk untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan komoditas beras.
2.2 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial dan Regresi Linier Sederhana
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penduduk Eksponensial
Pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk eksponensial ini lebih tepat digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk karena dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus.
(18)
Metode ini digunakan untuk melihat tingkat perkembangan penduduk pada tahun yang akan datang dengan melihat perkembangan penduduk pada tahun-tahun sebelumnya yang menjadi tahun dasar dalam proses pendugaan. Dengan rumus yang digunakan adalah = ×
2.2.2 Pengertian Regresi Linier Sederhana
Regresi linier adalah regresi yang variabel bebas (variabel X) berpangkat paling tinggi satu (Ir. M. Iqbal Hasan1999:246). Untuk regresi linier sederhana, yaitu regresi linier yang hanya melibatkan dua variabel (variabel X dan Y). Analisis regresi linier sederhana dipakai untuk meramalkan pengaruh sebuah variabel bebas terhadap sebuah variabel terikat atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang lalin. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel bebas. Variabel ini merupakan variabel yang nilainya diramalkan. Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat adalah
= + b X ………... 2.1
persamaan 2.1 dapat digunakan untuk menaksir nilai Y jika nilai , b dan X diketahui. Nilali pada persamaan 2.1 merupakan intersep atau nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y atau adalah nilai Y jika X=0. Nilai b adalah
(19)
kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat dari perubahan setiap unit nilai X. Besarnya dan b konstan sepanjang kurva linier.
Koefisien arah regresi linier dinyatakan oleh niali b yang juga menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap variabel X sebesar satu bagian yang apabila harga b positif, maka variabel Y akan mengalami kenaikan atau pertambahan. Sebaliknya bila b negatif, maka variabel Y akan mengalami penurunan.
2.3 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk dan Produksi Padi
2.3.1 Perumusan Peramalan Jumlah Penduduk
Rumusan matematik yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah dengan menggunakan metode laju pertumbuhan penduduk eksponensial. Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut :
=
=
rt = =
(20)
rt =
r =
Keterangan :
= banyaknya penduduk pada tahun akhir = banyaknya penduduk pada tahun awal r = angka pertumbuhan penduduk
t = jangka waktu
e = angka eksponensial (2,71828)
Dengan rumusan diatas, penulis melakukan suatu pendugaan/ peramalan jumlah penduduk tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2.3.2 Perumusan Peramalan Produksi Padi
Rumusan matematik yang digunakan untuk merumuskan peramalan produksi padi pada tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara adalah metode regresi linier sederhana. Dengan rumusan sebagai berikut :
Dimana :
= –
(21)
b
Keterangan :
= hasil peramalan produksi padi = variabel konstanta
n = banyak sampel b = koefisien variabel X X = variabel bebas (periode)
= jumlah variabel bebas
∑ = jumlah variabel terikat (tidak bebas)
= jumlah perkalian antara variabel bebas dan variabel tak bebas
Dengan rumusan tersebut, penulis melakukan peramalan jumlah produksi padi tahun 2009-2013 di Propinsi Sumatera Utara.
2.4 Analisa Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras
Dengan menggabungkan perhitungan peramalan produksi padi dan peramalan jumlah penduduk, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui tingkat kebutuhan penduduk akan beras di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009 sampai tahun 2013.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang dikonsumsi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan
(22)
Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun.
Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:
Sebelum melakukan perhitungan terhadap kebutuhan penduduk akan beras, terlebih dahulu diketahui jumlah beras yang dihasilkan dari produksi padi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg sampai dengan 0,65 Kg beras. Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan perhitungan untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:
Jumlah Produksi Beras = 0,64 × Jumlah produksi Padi Jumlah Kebutuhan Beras = 136,85 × Jumlah Penduduk
(23)
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Singkat Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan
Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara adalah lembaga pemerintah yang didirikan pada tanggal 16 mei 2000 di Jalan Jendral Besar Abdul Haris Nasution No.24 Medan.
Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara Medan berlandaskan pada visi dan misi berikut:
1. Visi kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :
Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat yang berbasis kepada sumber daya lokal yang dimiliki secara efisien dan berkelanjutan menuju masyarakat yang berkualitas dan sejahtera.
2. Misi kantor Badan ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara :
a. Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal yang dimiliki.
(24)
3.2 Tugas dan Fungsi Pokok Kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan
Tugas dan Fungsi Pokok kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan adalah :
1. Menyiapkan bahan dalam perumusan kebijakan teknis dalam lingkup ketahanan pangan.
2. Menyelenggarakan evaluasi dan pengkajian ketahanan pangan, pembinaan, kewaspadaan dan gizi serta pembinaan penyeragaman konsumsi pangan sumber daya dalam ketahanan pangan.
3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan kehanan pangan sesuai dengan ketetapan kepala daerah.
4. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan perencanaan program peningkatan ketahanan pangan daerah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Aspek ketersediaan yang bersumber dari produksi, cadangan dan import.
b. Aspek distribusi yang berbasis kepada stabilitas harga pangan, aman dan terjangkau.
c. Aspek konsumsi yang berbasis kepada penganekaragaman konsumsi non beras, bermutu / bergizi dan aman.
5. Mengkoordinasikan monitoring program peningkatan ketahanan pangan melalui rapat Dewan Ketahanan Pangan dan rapat Pokja guna mengantisipasi dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan tani.
b. Monitoring eksport / inport bahan pangan strategis. c. Monitoring harga bahan pangan strategis dan lokal.
(25)
d. Monitoring pengadaan / penyiapan / penyaluran Cadangan Pangan. e. Monitoring daerah rawan pangan.
f. Monitoring kewaspadaan pangan (bencana alam dan gangguan OPT). g. Monitoring panganekaragaman konsumsi bahan pangan.
h. Monitoring mutu dan keamanan pangan. i. Supervisi yang terkoordinasi ke lapangan.
6. Melaksanakan pengkajian, analisis dan pembinaan terhadap aspek-aspek ketahanan pangan (ketersediaan, distribusi, penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan atau keamanan pangan).
7. Memantau dan mengendalikan ketersediaan dan distribusi bahan pangan, terutama sembilan bahan pangan pokok.
8. Mengkoordinasikan palaporan dan evaluasi program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan, mutu dan keamanan pangan.
3.3 Kebijakan-Kebijakan Kantor Badan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Pangan
Kebijakan kantor Badan Ketahanan Pangan untuk peningkatan pangan meliputi berbagai aspek diantaranya adalah :
1. Kebijakan dalam aspek ketahanan pangan :
1. Menjaga ketersediaan pangan malalui upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas bahan nabati dan hewani sesuai potensi wilayah masing-masing yang diwujudkan malalui 4 (empat) usaha pokok yaitu intensivikasi, ekstensivikasi, diversivikasi dan rehabilitasi dangan 8 (delapan) langkah kegiatan utama yaitu :
(26)
• Pemberdayaan kelompok tani dan kelembagaan kelompok ekonomi petani (KUD, Koptan dan lain-lain).
• Pemantapan penyediaan dan penyaluran sarana produksi (benih, pupuk, obat - obatan dan alsintan).
• Penyediaan dan penyaluran kredit modal.
• Peningkatan mutu teknologi.
• Peningkatan kinerja penyuluh.
• Mengembangkan kemitraan dalam pemasaran hasil.
• Peningkatan mutu koordinasi.
• Peningkatan dan pengembangan jaringan irigasi.
2. Perlunya menata ulang kembali mekanisme/tata cara pengadaan dan penyaluran pupuk yang sudah ada secara terkoordinasi dengan pemerintah daerah sehingga pupuk betul-betul tersedia di tengah-tengah petani yang memenuhi prinsip 6 (enam) tepat.
3. Tingkat ketersediaan bahan pangan yang bersumber dari produksi lokal harus diupayakan secara bertahap mencapai titik ideal yaitu sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jika terjadi kelebihan (surplus) diprioritaskan untuk perdagangan antar propinsi maupun eksport.
4. Mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap melaksanakan larangan import beras pada tahun 2005 dan tahun 2006, mengingat cadangan dan produksi cukup tinggi.
5. Untuk memantapkan ketersediaan gula pemerintah dihimbau nutuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan import gula melalui importir daerah sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan.
(27)
2. Kebijakan dalam aspek distribusi :
1. Mengembangkan kerja sama jaringan distribusi dan informasi pangan dalam daerah dan antar daerah untuk mewujudkan ketersediaan dan stabilitas harga. 2. Peningkatan efisiensi kelancaran distribusi bahan pangan melalui reformasi
berbagai peraturan yang menghambat lalulintas perdagangan, pengembangan sarana dan prasarana distribusi serta pelayanan teknologi pasca panen.
3. Peningkatan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menstabilkan harga bahan pangan antar waktu maupun antar wilayah.
4. Penguatan pangsa pasar yang bukan saja antar propinsi tetapi juga eksport serta mengembangkan kemitraan pemasaran hasil.
3. Kebijakan dalam aspek penganekaragaman konsumsi :
1. Melakukan upaya-upaya diversifikasi konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta aman, sesuai dengan kondisi dan situasi daerah, dengan mengutamakan sumber pangan lokal untuk mencegah ketergantungan terhadap satu jenis pangan tertentu sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
2. Penurunan konsumsi beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat.
3. Peningkatan penganekaragaman konsumsi bahan pangan yang seimbang baik jenis nabati, atau hewani maupun mutu dan gizi.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan lokal sebagai basis pada non beras.
4. Kebijakan Dalam Aspek Kewaspadaan dan Keamanan Pangan
1. Melaksanakan pengamatan dini kerawanan pangan serta mengembangkan cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat (bencana alam,
(28)
kerawanan pangan kronis dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam 3 (tiga) bulan.
2. Peningkatan kemampuan fungsi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
3. Peningkatan keberdayaan masyarakat miskin yang berada dalam kondisi kerawanan pangan kronis serta pengembangan jaringan pengamanan pangan bagi kelompok rawan pangan transien (mendadak) karena bencana alam dan sosial.
4. Peningkatan pengembangan keamanan mutu dan gizi pangan.
5. Kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan :
1. Mengurangi jumlah penduduk yang kelaparan sekurang-kurangnya 1% per tahun dimulai tahun 2005 sebagai komitmen Indonesia dalam deklarasi Roma Tahuh 1996 pada KKT Pangan Dunia melalui Pembangunan Ketahanan Pangan di pedesaan dan perkotaan.
2. Mengembangkan desa mandiri pangan dan menggalang sumber-sumber dana masyarakat yang memadai yang dimulai pada tahun 2005.
6. Kebijakan dalam pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan :
Meningkatkan pemberian bantuan langsung masyarakat baik berupa dana penguatan modal bagi lembaga ekonomi pedesaan maupun bantuan dana berupa penguatan modal usaha kelompok petani di pedesaan.
(29)
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa merupakan cara menjalankan perhitungan kedalam bentuk yang lebih sederhana yang disertai dengan penyajian tabel dan dilengkapi dengan grafik, sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melakukan analisa sehingga mudah dimengerti.
4.1 Data
Berdasarkan sumbernya, data dan informasi yang dikumpulkan dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang belum mengalami perubahan atau pengolahan apapun (data mentah) sedangkan data sekunder adalah data yang dalam pengumpulannya tidak dilakukan oleh peneliti tetapi melalui suatu lembaga terkait.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara, Medan. Berikut adalah data jumlah penduduk, jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2000 samapai tahun 2008 yang datanya disajikan pada tabel 4.1.1 berikut:
(30)
Tabel 4.1.1
Jumlah Penduduk dan Jumlah Produksi padi di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 – 2008
Sumber : kantor BKP Propinsi Sumatera Utara, Medan
Data jumlah penduduk di atas merupakan jumlah keseluruhan penduduk dari sembilan belas kabupaten/ kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara terus meningkat, dimana hal ini dapat menimbulkan suatu masalah terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan penduduk akan beras yang merupakan sumber kalori utama.
Secara grafik data jumlah produksi padi di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2000 sampai tahun 2008 dapat dilihat sebagai berikut:
No. Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Produksi Padi (ton)
1. 2000 11.513.973 3.514.253
2. 2001 11.722.548 3.291.605
3. 2002 11.863692 3.153.468
4. 2003 12.006.538 3.403.075
5. 2004 12.138.959 3.418.782
6. 2005 12.326.678 3.447.393
7. 2006 12.643.494 3.007.636
8. 2007 12.834.371 3.265.833
(31)
Gambar 4.1.2 Grafik Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008
4.2 Peramalan
4.2.1 Peramalan Jumlah Penduduk
Sebelum melakukan peramalan jumlah penduduk tahun 2009 sampai tahun 2013, terlebih dahulu dilakukan perhitungan terhadap laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya (nilai r), adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
r = maka:
= = 0,018
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum la h P r o duk s i P a di
Tahun Produksi Jumlah Produksi Padi
(ton) Tahun Grafik Jumlah Produksi Padi Di Propinsi Sumatera Utrara
(32)
=
= 0,012
=
= 0,012
=
= 0,011
=
= 0,015
=
= 0,025
=
= 0,015
=
= 0,016
Dari perhitungan laju pertumbuhan penduduk di atas maka dapat dibuat dalam tabel sebagai berikut:
(33)
Tabel 4.2.1.1
Laju Pertumbuhan Penduduk Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2008
Tahun Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
Persentase Laju Pertumbuhan
Penduduk
2000 11.513.973 - -
2001 11.722.548 0,018 1,8 %
2002 11.863.692 0,012 1,2 %
2003 12.006.538 0,012 1,2 %
2004 12.138.959 0,011 1,1 %
2005 12.326.678 0,015 1,5 %
2006 12.643.494 0,025 2,5 %
2007 12.834.371 0,015 1,5 %
2008 13.042.317 0,016 1,6 %
Jumlah 0,125
Maka rata-rata laju pertumbuhan penduduk adalah = = 0,014 atau sama dengan 1,4 %. Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk tetap 1,4 % pertahun, maka diperkirakan jumlah penduduk Propinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
= ×
Jumlah penduduk tahun 2009 adalah:
= ×
= 13.042.317 × = 13.226.193,4 = 13.226.193
(34)
Jumlah penduduk tahun 2010 adalah:
= ×
= 13.226.193 × = 13.412.662,3
= 13.412.662
Jumlah penduduk tahun 2011 adalah:
= ×
= 13.412.662× = 13.601.760,0
= 13.601.760
Jumlah penduduk tahun 2012 adalah:
= ×
= 13.601.760× = 13.793.523,7
= 13.793.524
Jumlah penduduk tahun 2013 adalah:
= ×
= 13.793.524× = 13.987.991,0 = 13.987.991
Berikut ini tabel hasil peramalan jumlah penduduk di Propinsi Sumatera Utara untuk tahun 2009-2013.
(35)
Tabel 4.2.1.2
Jumlah Penduduk Tahun 2000 - 2008 Dan Hasil Ramalannya Tahun 2009 -2013
4.2.2 Peramalan Jumlah Produksi Padi
Dari tabel 4.1.1 tentang tingkat produksi padi dapat diramalkan jumlah produksi padi tahun 2009-2013 dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Adapun peramalan produksi padi tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun Jumlah Penduduk
2000 11.513.973
2001 11.722.548
2002 11.863.692
2003 12.006.538
2004 12.138.959
2005 12.326.678
2006 12.643.494
2007 12.834.371
2008 13.042.317
2009* 13.226.193 2010* 13.412.662 2011* 13.601.760 2012* 13.793.524 2013* 13.987.991
(36)
Tabel 4.2.2.1
Nilai-nilai Yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien Regresi Linier Untuk Peramalan Jumlah Produksi Padi
Tahun periode (Xi)
Jumlah Produksi Beras
(Yi) XiYi
2000 1 3.514.253 3.514.253 1
2001 2 3.291.605 6.583.210 4
2002 3 3.153.468 9.460.404 9
2003 4 3.403.075 13.612.300 16
2004 5 3.418.782 17.093.910 25
2005 6 3.447.393 20.684.358 36
2006 7 3.007.636 21.053.452 49
2007 8 3.265.833 26.126.664 64
2008 9 3.340.796 30.067.164 81
Jumlah 45 29.842.841 148.195.715 285
Dari tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagi berikut: ∑ = 45
∑ = 29.842.841 ∑ = 148.195.715
∑ = 285 n = 9
dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana = + b Xterlebih dahulu dicari nilai dan bdengan menggunakan rumus berikut:
(37)
=
= 3.400.745,389 dan
b
b =
b = -16.974,833
Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linier Y atas X yaitu: = + b X
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X
Persamaan regresi yang diperoleh akan digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi untuk tahun 2009-2013, dengan periode (Xi) yang digunakan adalah lanjutan urutan periode dari periode tahun sebelumnya. Maka dapat dilakukan perhitungan permalan produksi padi untuk tahun selanjutnya sebagai berikut:
Produksi padi tahun 2009:
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X = 3.400.745,389 - 16.974,833 × (10) = 3.230.997,056
Produksi padi tahun 2010:
= 3.400.745,389 - 16.974,833 X = 3.400.745,389- 16.974,833 × (11) = 3.214.022,222
(38)
Nilai-nilai ramalan lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama untuk tiap harga X yang diinginkan. Berikut disajikan data hasil ramalan jumlah produksi padi untuk tahun 2009-2013.
Tabel 4.2.2.2
Jumlah Produksi Padi Tahun 2000-2008 dan Hasil Ramalannya Tahun 2009-2013
Tahun Jumlah Produksi Padi (ton)
2000 3.514.253
2001 3.291.605
2002 3.153.468
2003 3.403.075
2004 3.418.782
2005 3.447.393
2006 3.007.636
2007 3.265.833
2008 3.340.796
2009* 3.230.997,056 2010* 3.214.022,222 2011* 3.197.047,389 2012* 3.180.072,556 2013* 3.163.097,722
4.3 Peramalan Jumlah Produksi Beras dan Jumlah Kebutuhan Beras
4.3.1 Peramalan Jumlah Produksi Beras
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara diperoleh ketentuan bahwa 1 Kg gabah kering menghasilkan beras sebanyak 0,63 Kg sampai dengan 0,65 Kg beras.
(39)
Dari data ini diperoleh bahwa rata-rata beras yang dihasilkan dari 1 Kg gabah kering adalah 0,64 Kg beras. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan peramalan untuk jumlah produksi beras setiap tahunnya dengan rumus:
sehingga nilai ramalan jumlah produksi beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3.1.1
Jumlah Produksi Padi, Produksi Beras dan Hasil Ramalannya
Tahun Jumlah Produksi Padi (Kg)
Jumlah Produksi Beras (Kg)
2000 3.514.253.000 2.249.121.920 2001 3.291.605.000 2.106.627.200 2002 3.153.468.000 2.018.219.520 2003 3.403.075.000 2.177.968.000 2004 3.418.782.000 2.188.020..480 2005 3.447.393.000 2.206.331.520 2006 3.007.636.000 1.924.887.040 2007 3.265.833.000 2.090.133.120 2008 3.340.796.000 2.138.109.440 2009* 3.230.997.056 2.067.838.116 2010* 3.214.022.222 2.056.974..222 2011* 3.197.047.389 2.046.110.329 2012* 3.180.072.556 2.035.246.436 2013* 3.163.097.722 2.024.382.542
4.3.2 Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras
Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2009-2013 maka diperlukan suatu ketetapan akan jumlah beras yang dikonsumsi. Menurut data yang diperoleh dari kantor Badan Ketahanan Pangan
(40)
Propinsi Sumatera Utara diketahui bahwa jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk sumatera utara adalah 136,85 Kg Perkapita/tahun. Berdasarkan asumsi di atas, kebutuhan beras penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya dapat dihitung dengan rumus:
sehingga nilai ramalan jumlah kebutuhan beras untuk tahun 2009 sampai tahun 2013 di Propinsi Sumatera Utara disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3.2.1
Jumlah Penduduk, Jumlah Kebutuhan Beras dan Hasil Ramalannya
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Kebutuhan Beras (Kg)
2000 11.513.973 1.575.687.205 2001 11.722.548 1.604.230.694 2002 11.863.692 1.623.546.250 2003 12.006.538 1.643.094.725 2004 12.138.959 1.661.216.539 2005 12.326.678 1.686.905.884 2006 12.643.494 1.730.262.154 2007 12.834.371 1.756.383.671 2008 13.042.317 1.784.841.081 2009* 13.226.193 1.810.004.512 2010* 13.412.662 1.835.522.795 2011* 13.601.760 1.861.400.856 2012* 13.793.524 1.887.643.759 2013* 13.987.991 1.914.256.568
Berdasarkan hasil ramalan jumlah penduduk, jumlah produksi padi, jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras maka dapat diketahui banyak kekurangan atau kelebihan produksi beras yang ada di Propinsi Sumatera Utara sebagaimana yang disajikan dalam tabel berikut:
(41)
Tabel 4.3.2.2
Jumlah Penduduk, Produksi Padi, Produksi Beras dan kebutuhan Beras di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2000 sampai Tahun 2013
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Produksi Padi (Kg) Jumlah Produksi Beras (Kg) Jumlah Kebutuhan Beras (Kg) Selisish/ Surpllus** (Kg) 2000 11.513.973 3.514.253.000 2.249.121.920 1.575.687.205 67.343.4715 2001 11.722.548 3.291.605.000 2.106.627.200 1.604.230.694 502.396.506,2 2002 11.863.692 3.153.468.000 2.018.219.520 1.623.546.250 394.673.269,8 2003 12.006.538 3.403.075.000 2.177.968.000 1.643.094.725 534.873.274,7 2004 12.138.959 3.418.782.000 2.188.020..480 1.661.216.539 526.803.940,9 2005 12.326.678 3.447.393.000 2.206.331.520 1.686.905.884 519.425.635,7 2006 12.643.494 3.007.636.000 1.924.887.040 1.730.262.154 194.624.886,1 2007 12.834.371 3.265.833.000 2.090.133.120 1.756.383.671 333.749.448,7 2008 13.042.317 3.340.796.000 2.138.109.440 1.784.841.081 353.268.358,6 2009* 13.226.193 3.230.997.056 2.067.838.116 1.810.004.512 257.833.603,8 2010* 13.412.662 3.214.022.222 2.056.974..222 1.835.522.795 221.451.427,4 2011* 13.601.760 3.197.047.389 2.046.110.329 1.861.400.856 184.709.473,0 2012* 13.793.524 3.180.072.556 2.035.246.436 1.887.643.759 147.602.676,4 2013* 13.987.991 3.163.097.722 2.024.382.542 1.914.256.568 110.125.973,7
**Selisih/Surplus = Jumlah Produksi Beras – Jumlah Kebutuhan Beras
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah beras yang diproduksi di Propinsi Sumatera Utara sudah dapat memenuhi kebutuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara. Dengan rata-rata selisih/surplus yang diperoleh dari produksi beras setiap tahunnya adalah sebesar 353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton. Dimana hal ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat merencanakan penyaluran beras bagi masyarakat dan juga membantu pemerintah untuk mempersiapkan penyediaan beras untuk tahun-tahun yang akan datang.
(42)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain tertulis kedalam
programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemograman tertentu untuk memperoleh informasi yang mendukung hasil desain tertulis.
Dalam pengolahan data yang digunakan dalam Tugas Akhir ini implementasi yang digunakan adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Selain berfungsi sebagai manipulasi data, Microsoft Excel juga digunakan unutk manipulasi teks computer. Untuk dapat menggunakan computer secara maksimal kita juga harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.
5.2 Pengaktifan Microsoft Excel
Tahap pertama yang dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah-langkah berikut:
1. Dari Windows klik start pada taskbar
(43)
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows
5.3 Lembar Kerja Excel
Setelah pengakifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
(44)
5.4 Pengisian Data
Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara: 1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data
2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel
3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya
5.5 Pembuatan Grafik
Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dangan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan garfik dapat dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat garfik
2. Klik insert, klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan
(45)
5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel
Dalam menganalisa data dalam lembar Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah data dimasukkan dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik data pada menu toolbar (MS.Excel 2007), klik data analysis
2. Pada kotak dialog data analysis pilih cara pengolahan data yang diinginkan, dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi
3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range. Maka klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok
4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya
(46)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Beradasarkan hasil analisa pada bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya adalah sebesar = 0,014 atau 1,4 % dan dengan rumus = × maka jumlah penduduk untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung.
2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi Padi adalah: = 3.400.745,389 - 16.974,833 X
dari persamaan regresi linier ini maka produksi Padi untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung dengan nilai X = 10, 11, 12, 13, 14.
3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg Beras, maka dapat diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak 0,64 × jumlah produksi padi. 4. Dengna tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 Kg/tahun
maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya adalah 136,85 × jumlah penduduk. Dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di Propinsi Sumatera Utara.
(47)
5. Dari perhitungan selisih antara jumlah produksi beras dengan tingkat kebutuhan beras, diperoleh bahwa Propinsi Sumatera Utara memiliki surplus sebesar 353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton setiap tahunnya.
6.2 Saran
1. Pemerintah terkait diharapkan untuk lebih memperhatikan pendistribusian beras supaya ketersediaan beras di masyarakat dapat tetap terpenuhi.
2. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat supaya produksi beras dapat lebih ditingkatkan.
3. Diperlukan kerja sama yang baik antara lembaga terkait untuk menjegah kemungkinan terjadinya krisis beras di masyarakat.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.
Hasan, M.I. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana. 1975. Metoda Satistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.
Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statitika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
(1)
Gambar 5.2.1 Tampilan Pengaktifan Microsoft Excel dari Windows
5.3 Lembar Kerja Excel
Setelah pengakifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
(2)
5.4 Pengisian Data
Cara pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah dengan cara: 1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data
2. Ketikkan data yang ingin diolah pada sel
3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk mengakhirinya
5.5 Pembuatan Grafik
Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dangan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih ada dalam file yang sama. Pembuatan garfik dapat dilakukan dengan menggunakan icon chart wizard pada toolbar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat garfik
2. Klik insert, klik chart maka akan tampil kotak dialog chart tipe yang diinginkan
(3)
5.6 Analisa Data Dalam Microsoft Excel
Dalam menganalisa data dalam lembar Microsoft Excel, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah data dimasukkan dalam lembar kerja Microsoft Excel, klik data pada menu toolbar (MS.Excel 2007), klik data analysis
2. Pada kotak dialog data analysis pilih cara pengolahan data yang diinginkan, dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi
3. Pada kotak dialog regression terdapat kotak input Y range dan input X range. Maka klik sel yang menjadi bagian dari masing-masing lalu klik Ok
4. Setelah itu akan muncul hasil analisisnya
(4)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Beradasarkan hasil analisa pada bab 4, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya adalah sebesar = 0,014 atau 1,4 % dan dengan rumus = × maka jumlah penduduk untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung.
2. Persamaan regresi untuk peramalan jumlah produksi Padi adalah: = 3.400.745,389 - 16.974,833 X
dari persamaan regresi linier ini maka produksi Padi untuk tahun 2009-2013 dapat dihitung dengan nilai X = 10, 11, 12, 13, 14.
3. Dengan ketetapan bahwa 1 Kg gabah kering = 0,64 Kg Beras, maka dapat diketahui produksi beras tiap tahunnya sebanyak 0,64 × jumlah produksi padi. 4. Dengna tingkat konsumsi perkapita penduduk adalah sebesar 136,85 Kg/tahun
maka total konsumsi penduduk tiap tahunnya adalah 136,85 × jumlah penduduk. Dan selisih antara jumlah beras yang diproduksi dengan jumlah beras yang dikonsumsi merupakan jumlah kelebihan atau kekurangan persediaan beras di Propinsi Sumatera Utara.
(5)
5. Dari perhitungan selisih antara jumlah produksi beras dengan tingkat kebutuhan beras, diperoleh bahwa Propinsi Sumatera Utara memiliki surplus sebesar 353.926.656,4 Kg atau 353.926,6564 ton setiap tahunnya.
6.2 Saran
1. Pemerintah terkait diharapkan untuk lebih memperhatikan pendistribusian beras supaya ketersediaan beras di masyarakat dapat tetap terpenuhi.
2. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan pertanian bagi masyarakat supaya produksi beras dapat lebih ditingkatkan.
3. Diperlukan kerja sama yang baik antara lembaga terkait untuk menjegah kemungkinan terjadinya krisis beras di masyarakat.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Buku Statistik Kantor Badan Ketahanan Pangan.
Hasan, M.I. 1999. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Husaini, Usman dan Purnomo, R. 1995. Pengantar Statistika. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
Mantra, Bagoes. Ida. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana. 1975. Metoda Satistika. Edisi keempat. Bandung: Tarsito.
Walpoe, E. Ronald. Pengantar Statitika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.