Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN AIR BERSIH PDAM MUAL NA TIO

DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI Diajukan oleh:

SA’ARI SIREGAR

050501047

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze factors afecting to the demands of clean water from PDAM Mual Na Tio of North Tapanuli District. The factors are total family income, energy output, family dependent number, and other water resources.

The samples used in this study are primary data obtained from Quessionaires of 50 samples. The computer program of E-views 4.1. is used to analyse the data and to define the coefficient value of the multiple linear regression. The demands for the clean water is the independent variable and all the factors affecting it will be considered as dependent variable. R2 (the coefficient determination) is 0.76 shows a significant effect on all factors influencing the demand of clean water.

Keywords: The demand of clean water, total family income, energy output, family dependent number, other water resources.


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi permintaan air bersih PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara. Faktor-faktornya adalah pendapatan total keluarga, pengeluaran energi, jumlah tanggungan keluarga, dan sumber air lainnya.

Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan Quissionaire dari 50 sampel. Program E-views 4.1digunakan untuk menganalisis data dan menentukan nilai koefisien dari regresi. Permintaan air bersih merupakan variabel independent dan semua factor yang mempengaruhi adalah dependent variabel. R2 (koefisien determinasi) adalah 0,76 menunjukkan efek signifikan dari seluruh factor terhadap permintaan air bersih.

Kata kunci: Permintaan air minum, Pengaruh pendapatan total keluarga, Pengeluaran energi, Jumlah tanggungan keluarga, dan Sumber air lainnya.


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan dan memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan diberi judul : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara, skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang teristimewa kedua orang tuaku yang sangat kucintai dan kusayangi, Ayahanda H. Siregar dan Ibundaku tercinta E. br. Sibuea yang telah membesarkan, mendidik, memberikan kekuatan lahir dan batin, do’a, motivasi baik secara moril maupun materil selama pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini. Dan terima kasih juga kepada abangku tersayang Buha. Siregar ST yang telah memberikan semangat, perhatian, doa dan bantuannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis senantiasa mendapat bantuan dari berbagai pihak baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, PhD, selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat bagi penulis.


(5)

5. Ibu Dr. Murni Daulay, MS dan Bapak Syarief Fauzi, MEc. selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan petunjuk dan saran yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Dr Ramli MS selaku Dosen Wali yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi, Departemen Ekonomi Pembangunan.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pendidikan, bimbingan, ilmu pengetahuan kepada penulis serta staff administrasi di Fakultas Ekonomi, khususnya untuk Departemen Ekonomi Pembangunan.

8. Seluruh staff PDAM Mual Na Tio yang membantu penulis dalam melakukan penelitian di PDAM Mual Na Tio yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat terdekatku Kak Martina, Kak Sondang, Erika, Sandro, Chrisman, TJ, Putri, Ropudani, Consolatio USU, MCS, Pakner all, terima kasih telah memberi dorongan dan nasehat serta saran-sarannya dalam memperlancar proses penyelesaian skripsi penulis.

10. Juga teman-teman penulis, khususnya Fitri, Agnes, Leony dan Lampita yang telah memberikan masukan selama dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

11. Bapak Tua Sarsin Siregar, SE dan keluarga yang telah membantu penulis baik materil maupun moril, waktu dan tenaganya dalam membantu proses penyelesaian skripsi.

12. Seluruh teman satu angkatan di Departemen Ekonomi Pembangunan khususnya stambuk’05 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. 13. Kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, sehingga masih jauh dari kesempurnaan dan kepuasan para pembacanya. Penulis tidak


(6)

menutup diri dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 30 Maret 2010 Penulis,

NIM. 050501047 (SA’ARI SIREGAR)


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesa ... 5

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Pengertian Permintaan ... 8

2.1.2. Fungsi Permintaan ... 9

2.1.3. Hukum Permintaan ... 9

2.1.4. Elastisitas Permintaan ... 10

2.1.5. Faktor - faktor yang mempengaruhi Perubahan Permintaan ... 16

2.1.6. Rumah Tangga sebagai Konsumen ... 20

2.2. Sumber Daya Air ... 21

2.3. Air Sebagai Barang Publik ... 23

2.3.1. Pengertian dan Sifat Barang Publik ... 23


(8)

2.4. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 33

3.2. Lokasi Penelitian ... 34

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.4. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data ... 34

3.5. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.5.1. Populasi ... 35

3.5.2. Sampel ... 35

3.6. Pengolahan Data ... 35

3.7. Model Analisis Data ... 36

3.8. Test Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 37

3.8.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 38

3.8.2. Uji t-Statistik (Partial Test) ... 38

3.8.3. Uji F-Statistik (Overall Test) ... 39

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 42

3.8.1. Multikolinerity ... 42

3.8.2. Autokorelasi (Serial Correlation) ... 43

3.10. Definisi Variabel Operasional ... 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kabupaten tapanuli Utara ... 46

4.1.1. Kondisi Geografis ... 49

4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografi ... 49

4.1.3. Kondisi Demografi Kabupaten Tapanuli Utara ... 49

4.2. Gambaran Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara ... 52

4.3. Gambaran Umum tentang Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Mual Na Tio ... 52


(9)

4.3.2. Struktur Organisasi PDAM Mual Na Tio ... 53

4.3.3. Klasifikasi Pelanggan PDAM Mual Na Tio ... 68

4.3.4. Data Permintaan Air Bersih (Y) dan Tarif oleh PDAM Mual Na Tio ... 71

4.4. Analisis Deskriptif ... 72

4.4.1. Tanggapan Responden mengenai Adanya Pekerjaan Sampingan ... 73

4.4.2. Tanggapan Responden mengenai Tarif Air Bersih ... 74

4.4.3. Tanggapan Responden mengenai Waktu Penggunaan Air Bersih ... 74

4.5. Analisis Kuantitatif ... 76

4.5.1. Data Permintaan Air Bersih Pada Rumah Tangga ... 76

4.5.2. Data Jumlah Pendapatan Total Keluarga ... 77

4.5.3. Data Jumlah Pengeluaran Energi Perbulan ... 78

4.5.4. Data Jumlah Tanggungan Keluarga ... 79

4.5.5. Data Sumber Air lainnya ... 80

4.6. Analisis Data ... 81

4.6.1. Interprestasi Model ... 82

4.6.2. Test Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 84

4.6.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 95

5.2. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Luas Kabupaten Tapanuli Utara 48

4.2 Luas wilayah,Rumah tangga, Penduduk 51

4.3 Tarif Air Minum Sesuai Pelanggan dan Ukuran 71 4.4

Pendapat responden mengenai pekerjaan

Sampingan

73

4.5

Pendapat responden mengenai tarif air bersih

74

4.6

Pendapat responden mengenai waktu Penggunaan

Air

Bersih

75

4.7

Pendapat responden mengenai penggunaan

air bersih

76

4.8

Tabel

Jumlah Pendapatan total keluarga 77

4.9

Tabel Jumlah Pengeluaran Energi 78

4.10 Tabel Jumlah Anggota Keluarga 80

4.11 Tabel Sumber Air Lainnya 81


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva elastisitas 13

2.2 Pengaruh perubahan harga barang 17

3.1 Kurva Uji t-Statistik 39

3.2 Kurva Uji F-Statistik 40

3.3 Uji Durbin-Watson 44

4.1 Uji t-Statistik Pendapatan Total Keluarga 86 4.2 Uji t-Statistik Pengeluaran Energi 87 4.3 Uji t-Statistik Jumlah Tanggungan

Keluarga 88

4.4 Uji t-Statistik Sumber Air Lainnya 89


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data-data Variabel Regresi Lampiran 2 Hasil Regresi Linier Berganda Lampiran 3 Uji Multikolineritas

Lampiran 4 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara


(13)

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze factors afecting to the demands of clean water from PDAM Mual Na Tio of North Tapanuli District. The factors are total family income, energy output, family dependent number, and other water resources.

The samples used in this study are primary data obtained from Quessionaires of 50 samples. The computer program of E-views 4.1. is used to analyse the data and to define the coefficient value of the multiple linear regression. The demands for the clean water is the independent variable and all the factors affecting it will be considered as dependent variable. R2 (the coefficient determination) is 0.76 shows a significant effect on all factors influencing the demand of clean water.

Keywords: The demand of clean water, total family income, energy output, family dependent number, other water resources.


(14)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi permintaan air bersih PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara. Faktor-faktornya adalah pendapatan total keluarga, pengeluaran energi, jumlah tanggungan keluarga, dan sumber air lainnya.

Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan Quissionaire dari 50 sampel. Program E-views 4.1digunakan untuk menganalisis data dan menentukan nilai koefisien dari regresi. Permintaan air bersih merupakan variabel independent dan semua factor yang mempengaruhi adalah dependent variabel. R2 (koefisien determinasi) adalah 0,76 menunjukkan efek signifikan dari seluruh factor terhadap permintaan air bersih.

Kata kunci: Permintaan air minum, Pengaruh pendapatan total keluarga, Pengeluaran energi, Jumlah tanggungan keluarga, dan Sumber air lainnya.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu perubahan yang mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik secara materiil maupun spiritual. Pembangunan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Air merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan pengembangan industri dan tingkat hidup masyarakat.

Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara adalah perusahaan milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara yang bergerak pada bidang usaha pelayanan air bersih kepada masyarakat, terutama kepada pelanggannya.

Dalam rangka mewujudkan peran PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara secara optimal memenuhi kebutuhan air bersih kepada masyarakat dengan kuantitas dan kualitas serta pelayanan yang prima, pemilik, pengelola dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan ini (stake holder) perlu mempunyai suatu persepsi dan titik pandang yang sama, terutama dalam hal menentukan visi dan misi.

Adapun visi dan misi yaitu :

visi : Masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara Mendapat Air Bersih Yang Layak


(16)

misi : Senantiasa mampu melayani kebutuhan air bersih kepada masyarakat secara lebih baik.

Untuk mensukseskan visi dan misi seperti diutarakan di atas diperlukan 3 (tiga) langkah strategis yang akan ditempuh oleh perusahaan yaitu :

1.Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan sarana yang didasari suatu studi kelayakan (fisibility study) yang matang.

2.Pemanfaatan Sarana Yang ada secara optimal.

3.Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) secara Profesional.

Visi, Misi dan langkah-langkah strategis seperti diutarakan di atas adalah merupakan konsep dengan arti memerlukan pembahasan untuk menyatukan suatu persepsi dan titik pandang serta pola pikir yang sama atas keberadaan perusahaan ini. Dan selanjutnya untuk menjadi kriteria yang akan dipedomani dan dilaksanakan secara konstitusional, Visi, Misi dan langkah-langkah strategis ini terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Bupati Tapanuli Utara yang tertuang dalam suatu Surat Keputusan.

Perusahaan Daerah Air Minum Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara, dasar pendiriannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara Nomor 08 tahun 1991 tanggal 2 Maret 1991 tentang Pendirian PDAM Mual Na Tio Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara.

Awal dari adanya pendistribusian air bersih kepada masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah di Kota Tarutung dengan sumber air berasal dari Sitakka yang dikelola oleh Kolonial Belanda sebelum Indonesia merdeka yaitu sejak tahun 1926.


(17)

Setelah Indonesia merdeka pengelolaan air bersih ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara.

Sejak penyerahaan air bersih diserahkan kolonial Belanda kepada Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara sampai dengan bulan Nopember Tahun 1974, pengelolaan air bersih dilaksakan secara kedinasan oleh Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara.

Masalah air bersih merupakan hal yang paling vital bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan polusi tersebut.

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat, sehingga pemerintah selalu berupaya membangun sarana air bersih. Penyediaan air bersih bisa diusahakan sendiri oleh masyarakat atau perusahaan. Air bersih salah satu kebutuhan vital manusia, sehingga manusia selalu berupaya mendapatkan air bersih terutama untuk keperluan minum. Di Kabupaten Tapanuli Utara hingga tahun 2001, baru 6 kecamatan yang telah menikmati sumber air bersih yang dikelola perusahaan air


(18)

minum (PDAM), disamping itu ada beberapa kecamatan yang sudah menikmati air bersih tetapi dikelola secara swadaya/penduduk setempat.

Jasa pelayanan PDAM Mual Na Tio semakin meningkat setiap tahun baik ditinjau dari perkembangan jumlah pelanggan dan produksi air bersih. Pada tahun 2001 jumlah pelanggan sebanyak 5109 pelanggan 1.473.248 M

3

meningkat sebesar 20 persen untuk pelanggan dan 2 persen untuk produksi. Dilihat dari jenis pelanggan yang menikmati jasa PDAM tercatat 90 persen adalah rumah tangga dan 7 persen untuk usaha toko/industri, selebihnya untuk umum, instansi dan lain-lain.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukan diatas, maka penulis mencoba untuk membahas lebih lanjut mengenai permintaan air bersih tersebut dengan judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Bagaimanakah pengaruh Pendapatan total keluarga terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO?

2. Bagaimanakah pengaruh pengeluaran energi terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO?

3. Bagaimanakah pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO?


(19)

4. Bagaimanakah pengaruh pengaruh sumber air lainnya ( Dummy ) terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO

1.3 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara ataupun kesimpulan sementara yang diambil untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian.

Berdasarkan permasalahan di atas maka sebagai jawaban sementara penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Pendapatan total keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

2. Pengeluaran energi mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

3. Jumlah tanggungan keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

4. Sumber air lainnya mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan total keluarga terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengeluaran energi terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan air bersih PDAM MUAL NA TIO.


(20)

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh sumber air lainnya terhadap permintaan air bersih pada PDAM MUAL NA TIO.

Adapun yang menjadi manfaat daripada penulisan ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca lainnya tentang faktor-faktor permintaan air bersih Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengambil keputusan di masa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi.

3. Dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau bagi instansi-instansi yang terkait.

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, metode pengambilan sampel, metode analisis data dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Berisi tentang penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian ini, teori permintaan, fungsi permintaan, elastisitas permintaan, hukum


(21)

permintaan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan oleh tingkat harga barang lain, tingkat harga barang sendiri, pendapatan, distribusi pendapatan, selera, jumlah penduduk, ekspektasi, serta rumah tangga sebagai konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan metode estimasi data yang digunakan dalam penelitian ini serta pengujian-pengujian yang akan dilakukan terhadap hasil estimasi data yang diperoleh.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Berisi tentang hasil yang didapatkan dari pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap hasil estimasi data serta menguraikan tentang data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner, selanjutnya dianalisis dengan metode yang telah ditentukan, dari analisis yang ada kemudian diinterpretasikan sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan sebagai penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan dan implikasi dari hasil penelitian.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Permintaan

Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan kebutuhan ini manusia atau individu mempunyai permintaan akan barang. Banyaknya penduduk suatu negara menunjukkan pula besarnya permintaan masyarakat negara tersebut akan suatu barang tertentu.

Di dalam dunia nyata, suatu barang itu mempunyai harga di pasar. Oleh karena itu permintaan baru akan mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari yang meminta barang tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan beli seseorang tergantung dari pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang. Secara matematis dapat dijelaskan bagaimana perubahan harga dan pendapatan secara bersama-sama mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta. Supaya dapat dianalisis dengan jelas tingkah laku konsumen yang dinyatakan dalam hukum permintaan. Artinya bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaanya membeli barang yang bersangkutan, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lainnnya dianggap konstan) (Sadono, 2003).


(23)

2.1.2 Fungsi Permintaan

Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan tersebut merupakan fungsi permintaan. Menurut Soediyono (1989), dapat didefinisikan sebagai fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah dari suatu barang yang akan terbeli persatuan waktu dari berbagai nilai dari dua atau lebih variabel yang turut menentukan jumlah pembelian.

Secara umum fungsi permintaan dirumuskan sebagai berikut : Qx = f (Px, Py, M, E, N)

Di mana :

Qx = kuantitas barang tersebut Px = harga barang x

Py = harga barang y

M = pendapatan konsumsi yang tersedia untuk dibelanjakan E = selera dan faktor-faktor lain

N = jumlah penduduk 2.1.3 Hukum Permintaan

Teori konsumen menjelaskan bagaimana tingkah laku atau kegiatan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsinya. Tingkah laku atau kegiatan tersebut dapat dijumpai kalau kita melihat bagaimana reaksi konsumen didalam bersangkutan, terhadap berubahnya selera yang dimiliki.

Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka jumlah yang diminta barang tersebut naik cateris paribus” (Sadono, 2003). Hukum


(24)

permintaan menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah yang diminta akan barang tersebut.

Hakikat hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut :

1. Kenaikan harga barang menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga.

2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang sehingga memaksa para konsumen untuk mengurangi pembelian berbagai jenis barang terutama yang mengalami kenaikan harga. Di dalam analisis permintaan perlu dibedakan antara dua istilah yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Dikatakan permintaan jika yang dimaksudkan adalah keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta maksudnya adalah banyak permintaan pada suatu tingkat harga tertentu (Sadono, 2003).

2.1.4 Elastisitas Permintaan

Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana resposifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.

a. Koefisien elastisitas permintaan harga

Adalah koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta


(25)

apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas prmintaan dihitung dengan menggunakan rumus :

Jenis-jenis elastisitas permintaan Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila perubahan harga tidak akan mengubah jumlah yang diminta, yaitu yang diminta tetap saja jumlahnya walaupun harga mengalami kenaikkan atau menurun. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak. Jadi bentuknya adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (i). kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan yang dinamakan tidak elastis sempurna.

Koefisien elastisitas permintaan bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapa pun banyaknya barang yang ditawarkan oleh para penjual pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual. Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai elastis sempurna. Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk istimewa adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar (iii). Kurva itu mempunyai koefisien elastisitas permintaan sebesar 1 dan lazim disebut sebagai kurva permintaan yang elastisitasnya bersifat elastisitas uniter. Pada umumnya sifat permintaan terhadap


(26)

kebanyakan barang adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (iv) dan (v). Permintaan yang terdapat dalam Gambar 2.1 (iv) adalah permintaan yang bersifat tidak elastis. Suatu permintaan adalah bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan tersebut adalah di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang demikian apabila persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah yang diminta. Kurva permintaan yang terdapat dalam Gambar 2.1 (v) adalah bersifat elastis yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu.\

P P

0 Q 0 Q

(i) Tidak elastis sempur na (ii) Elastis sempurna

P P

0 Q 0 Q


(27)

P

0 Q

(v) Elastis

Sumber : Pengantar Teori Makroekonomi, Sadono 2003. Gambar 2.1

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah :

• Banyaknya barang pengganti yang tersedia Sekiranya sesuatu barang yang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan dan sebaliknya. Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika kalau


(28)

harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapat dirumuskan : semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastic sifat permintaannya.

• Persentase pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

• Jangka waktu analisis Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang harus terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikkan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap suatu barang.


(29)

b. Elastisitas permintaan silang

Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Besarnya elastisitas silang dapat dihitung berdasarkan rumus :

Nilai elastisitas silang berkisar di antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya.

c. Elastisitas permintaan pendapatan

Adalah koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan tehadap suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :


(30)

Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan. (Sadono, 2003)

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan

Permintaan akan suatu barang mengalami perubahan karena disebabkan oleh faktor-faktor selain harga barang tersebut antara lain :

1. Tingkat harga barang lain

Tingkat harga barang lain yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu sebagai berikut (Sadono, 2003) :

a. Barang pengganti

Apabila harga barang pengganti harganya bertambah murah maka barang yang digantikan permintaannya akan mengalami pengurangan.

b. Barang pelengkap

Apabila permintaan akan suatu barang meningkat maka permintaan terhadap barang pelengkapnya juga akan bertambah.

2. Harga Barang Itu Sendiri.

Suatu hipotesis ekonomi dasar adalah bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetapi


(31)

sama dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta (Lipsey, 1995).

Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga komoditi itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru (Lipsey, 1995).

D

Gambar 2.2

Pengaruh perubahan harga barang X terhadap Jumlah barang X yang diminta

Sumber : Pengantar Ekonomi Mikro, Lipsey 1995

Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen pada sumbu horisontal. Bila harga barang X naik dari P1 menjadi P2 maka jumlah barang yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2 menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1.


(32)

3. Pendapatan

Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku.

Apabila pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut (Suparmoko, 1990) :

a. Barang inferior

Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah maka permintaan akan barang inferior akan digantikan oleh barang-barang yang lebih baik mutunya.

b. Barang esensial

Barang esensial yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian.

c. Barang normal

Barang normal yaitu barang dimana permintaan atas barang akibat kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh 2 faktor yaitu :

- Pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang.

- Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya ke barang yang lebih baik mutunya.


(33)

4. Distribusi pendapatan

Sejumlah pendapatan masyarakat tertentu besarnya akan dapat menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut berubah distribusinya. Sebagai contoh, apabila ada kenaikan pajak atas orang-orang kaya dan hasil pajak tersebut digunakan untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji rendah, maka corak permintaan atas berbagai

barang mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya permintaannya berkurang, sedangkan permintaan atas barang-barang yang digunakan oleh orang yang baru meningkat pendapatannya akan bertambah.

5. Selera

Perubahan selera yang lebih menyenangi suatu barang yang akan mendorong peningkatan permintaan atas barang tersebut.

6. Jumlah penduduk

Secara tidak langsung pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja sehingga akan menambah daya beli dalam masyarakat, selanjutnya akan menambah permintaan. Dalam lingkup rumah tangga, jumlah anggota keluarga yang dependen terhadap penerima penghasilan menentukan sedikitnya permintaan rumah tangga tersebut, misalnya anak yang belum bekerja.

7. Ekspektasi

Ekspektasi akan terjadi kanaikkan harga dan kelangkaan barang di pasar akan mendorong seseorang membeli barang-barang pada saat sekarang untuk menghindari


(34)

kemungkinan harus membayar lebih tinggi dari masa depan. Dari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada permintaan suatu barang.

2.1.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen

Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terdiri dari individu atau perorangan dalam masyarakat dalam kenyataannya sebagian besar terkumpul dalam suatu rumah tangga.

Menurut Lipsey sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka. Sedangkan pengertian rumah tangga menurut Sadono Sukirno adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.

Menurut Lipsey rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti rumah tangga itu terdiri dari satu orang, sehingga dapat dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat perilaku konsumen.

2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia.

3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannnya.


(35)

Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu :

1. Membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makan dan pakaian).

2. Disimpan atau ditabung. Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga.

2.2 Sumber Daya Air

Sumber daya adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita dapat menemukannya. Pengertian air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumber daya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan hewani yang ada di dalamnya.

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yakni peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu, pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia.


(36)

Karakteristik sumber daya air amat dipengaruhi aspek topografi dan geologi, keragaman penggunaannya, keterkaitannya, waktu serta kualitas alaminya. Oleh karena faktor topografi dan geologi maka sumber daya air dapat bersifat lintas wilayah administrasi. Dengan demikian, kuantitas dan kualitas air amat bergantung pada tingkat pengelolaan sumber daya air masing-masing daerah.

Untuk mencapai terwujudnya kelestarian sumber daya air diharapkan adanya koordinasi terpadu antar sektor, antar daerah dan kesadaran dari msyarakat serta kemampuan tenaga pengelola pengairan yang berada di lapangan. Meningkatnya jumlah kebutuhan air, baik secara kualitas maupun kuantitas adalah merupakan tanggung jawab bidang pengairan. Tanggung jawab ini akan lebih besar karena terkait dengan bidang lain yang berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya air baik secara kuantitas maupun kualitas. Beberapa sebab terganggunya kelestarian sumber daya air antara lain:

• Berkurangnya lahan sebagai daerah resapan air akibat dari berkembangnya

daerah permukiman dan industri.

• Menurunnya kualitas air sebagai akibat pembuangan berbagai limbah ke

sungai atau sumber air.

• Menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya air akibat perilaku pemanfaatan lahan di daerah hulu yang kurang terkendali.


(37)

• Terganggunya kelestarian sumber-sumber air dan terancamnya kelestarian fungsi bangunan-bangunan pengairan sebagai akibat kurang terkendalinya pengambilan bahan galian utnuk bangunan.

2.3 Air sebagai Barang Publik

2.3.1. Pengertian dan Sifat Barang Publik

Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak seorang pun yang bersedia menghasilkannya. Kalaupun ada pihak swasta yang menyediakannya dan jumlahnya sudah tentu terbatas. Barang publik adalah barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar yaitu melalui transaksi antara penjual dan pembeli. Oleh karena itu, barang-barang publik disediakan oleh pemerintah karena sistem pasar gagal dalam menyediakan barang tersebut. Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang tertentu karena manfaat dari adanya barang tersebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dinikmati oleh banyak orang.

Suatu jenis barang dinamakan barang publik, bila mengandung dua karakteristik utama, yaitu:

a. Penggunaannya tidak bersaingan (non-rivalry). Satu orang dapat meningkatkan kepuasannya dari barang ini tanpa mengurangi kepuasan orang lain yang juga menikmatinya dalam waktu bersamaan. Misalnya, jalan raya yang tidak padat lalu lintasnya, penggunaan oleh seseorang tidak akan mengurangi kenikmatan orang lain yang juga sedang memanfaatkannya pada saat bersamaan.

b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability). Bila barang publik sudah tersedia, maka setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa ada


(38)

pengecualian. Misalnya, dalam kasus prasarana jalan. Kecuali jalan tol, maka pemerintah tidak dapat mencegah setiap orang yang berniat menggunakan prasarana jalan yang sudah disediakan.

Karena pihak swasta tidak mau menghasilkan barang publik, maka pemerintah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat ditingkatkan. Sebagai contoh ketika pihak swasta memproduksi mobil, maka otomatis yang diperlukan adalah tersedianya prasarana jalan raya yang dibangun oleh pemerintah. Kalau prasyarat ini tidak dipenuhi maka kesejahteraan masyarakat pun tidak mencapai titik optimal. Pada barang publik ini, seseorang tidak bersedia untuk menghasilkannya karena adanya masalah kepemilikan.

Penyediaan barang-barang publik yang dilakukan oleh pemerintah seperti pertahanan nasional, jalan raya, kehakiman, pekerjaan umum dan sebagainya dapat juga dihasilkan oleh perusahaan swasta tetapi dapat juga dihasilkan oleh perusahaan negara misalnya kereta api, jasa penerbangan. Jadi yang dimaksud dengan suatu barang publik yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang milik pemerintah yang dibiayai melalui anggaran belanja negara tanpa melihat siapa yang melaksanakn pekerjaannya. Jalan raya negara pembiayaannya dilakukan melalui anggaran negara dan jalan tersebut dapat dikerjakan oleh pihak swasta atau oleh pemerintah sendiri.

Dalam setiap sistem perekonomian, baik sistem perekonomian kapitalis atau sistem perekonomian sosialis pemerintah selalu mempunyai peranan yang penting. Peranan pemerintah sangat besar dalam sistem perekonomian sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis


(39)

yang dikemukakan oleh Adam Smith. Adam Smith mengemukakan teori bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi pokok sebagai berikut:

1. Memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan. 2. Menyelenggarakan peradilan.

3. Menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta misalnya prasarana jalan, bendungan dan sebagainya.

Dapat dipahami bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di setiap negara, tidak ada satu pun negara kapitalis di dunia ini yang melaksanakan sistem kapitalis murni. Dalam dunia modern, peranan pemerintah diharapkan mengatur jalannya perekonomian dan tidak sepenuhnya diatur oleh pihak swasta. Adam Smith berpendapat bahwa dalam perekonomian kapitalis seseorang akan melakukan hal-hal yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Setiap individu akan melaksanakan aktivitas yang harmonis seakan-akan telaj diatur oleh tangan gaib yang tak nampak (invisible hand). Karena itu, Adam Smith menyatakan lingkup aktivitas pemerintah sangat terbatas.

Prinsip kebebasan ekonomi ini dalam kenyataannya menghadapi berbagai benturan kepentingan, karena tidak adanya koordinasi yang harmonis di antara kepentingan masing-masing individu. Misalnya, kepentingan pengusaha sering bertentangan dengan kepentingan karyawan dan bahkan saling bertentangan.

Dalam hal ini, pemerintah mempunyai peranan dan wewenang untuk mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta. Hal ini disebabkan oleh karena sektor swasta tidak dapat mengatasi masalah perekonomian, sehingga perekonomian tidak mungkin diserahakan sepenuhnya kepada sektor swasta.


(40)

Dalam perekonomian modern peran pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi tiga ketegori berikut:

1. Peran alokasi

Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta. Barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang publik (public goods) yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi antara penjual dan pembeli. Barang swasta (private goods) adalah barang yang ketersediaannya dapat dipenuhi oleh sistem pasar. Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar disebabakan karena adanya kegagalan sistem pasar (market failure). Sistem pasar tidak dapat menyediakan barang dan jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang tesebut tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi dinikmati oleh orang lain. Contoh barang dan jasa yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar antara lain: prasarana jalan, pembersihan udara dan sebagainya. Oleh karena itu, peranan pemerintah di sini adalah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta dan menjamin bahwa tujuan swasta tidak terhambat.

2. Peran distribusi

Peranan pemerintah di bidang alokasi sumber daya ekonomi adalah mengusahakannya agar alokasinya dilakukan secara efisien. Peran lain yang perlu diupayakan pemerintah adalah menjadikannya sebagai alat distibusi pendapatan. Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan memperoleh pendapatan. Kemampuan memperoleh pendapatan bagi seseorang tergantung dari


(41)

pendidikan, bakat sedangkan warisan tergantung dari hukum yang berlaku. Pemilikan faktor produksi sebagai sumber pendapatan tergantung dari permintaan akan faktor produksi dan jumlah yang ditawarkan oleh pemilik faktor produksi. Sementara permintaan dan penawaran faktor produksi akan menentukan harga dari faktor produksi yang bersangkutan dan akhirnya, pasar faktor produksi amat dipengaruhi oleh tingkat teknologi.

3. Peran stabilisasi

Selain peran alokasi dan distribusi, pemerintah mempunyai peranan utama sebagai stabilisator perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan-goncangan keadaan yang menimbulkan pengangguran dan inflasi.

2.3.2. Teori Penyediaan Barang Publik

Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah seberapa besar pemerintah harus menyediakan barang publik, karena keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam jumlah yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-sumber ekonomi, sebaliknya penyediaan barang dan jasa publik yang terlalu sedikit akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.

Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Pigou, Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori anggaran.


(42)

A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan memberi manfaat (utility) bagi masyarakat sebaliknya pajak yang dikenakan akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak barang dan jasa publik disediakan pemerintah maka tambahan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of deminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang diberikan terus-menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi kepuasan yang besar, gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil dan akhirnya gelas keenam, ketujuh dan setersnya mungkin sudah tidak memberi kepuasan sama sekali.

Sebaliknya semakin banyak barang dan jasa publik semakin besar biaya yang dibutuhkan dan konsekuensinya semakin besar pula pajak yang dipungut dari masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat. Secara teoritis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal apabila kepuasan masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan masyarakat dari pemungutan pajak.

Kelemahan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena analisisnya didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik.

Teori Bowen

Bowen mengemukakan suatu teori mengenai penyediaan barang publik dan didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta.


(43)

Bowen mendefenisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfat barang tersebut, misalnya saja pertahanan nasional. Sekali pemerintah menyediakan pertahanan nasioanal, tak seorang pun yang dapat dikecualikan dari menerima manfaat pertahanan. Kelemahan teori Bowen adalah karena Bowen menggunakan analisis permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut.

Teori Erick Lindahl

Lindahl mengemukakan analisis yang mirip dengan teori yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan menggunakan harga relatif yaitu persentase dari total pembiayaan pemerintah. Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang sangat berguna membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota masyarakat.

Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.

Teori Samuelson

Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan menggunakan pendekatan keseimbangan umum. Ia menyimpulkan, bahwa adanya barang publik


(44)

tidak menghambat masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal.

Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori paling baik karena sederhana, jelas dan komprehensif. Namun, ini juga mengandung beberapa kelemahan misalnya pada anggapan bahwa konsumen dapat mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan kelemahan yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah karena masalah utamanya adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik. Tidak seorang pun yang mau dengan sukarela mengemukakan kesukaannya akan barang sosial karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengenakan tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah tersedia mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan barang tersebut.

Kelemahan berikutnya adalah barang publik yang dibahas memiliki kebersamaan yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama. Barang-barang publik yang memilki sifat tersebut praktis sangat terbatas misalnya pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang publik tidak mengandung sifat-sifat tersebut seperti rumah sakit dan sekolah.

Teori Anggaran

Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang publik adalah teori alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada suatu analisis,


(45)

bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang pubik dalam jumlah yang sama sesuai dengan sistem harga utnuk barang swasta.

Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas secara konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai penentuan jumlah barang publik perlu meminjam teori yang dikembangakn dalam ilmu politik yaitu pemungutan suara (voting).

Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi cara yang terbaik adalah dengan aklamasi dimana suatu program pemerintah akan dilaksanakan hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang diperoleh dengan cara aklamaxi akan sama dengan mekanisme pasar sehinggan bisa dicapai hasil yang terbaik.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahannya dapat diajukan beberapa hipotesa. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan dan tidak terlepas dari kerangka teori yang terkait.

1. Pendapatan total keluarga diduga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara

2. Pengeluaran energi diduga berpengaruh negatif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Jumlah Tanggungan keluarga diduga berpengaruh positif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.


(46)

4. Sumber air lainnya diduga berpengaruh secara negatif terhadap permintaan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.


(47)

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dan atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini menggunakan tiga variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan air bersih di kabupaten tapanuli utara, yaitu:

 Pendapatan total keluarga yaitu seluruh pendapatan rata-rata perbulan dari suami, istri dan anak yang mempunyai penghasilan serta tinggal menetap dalam rumah tersebut, baik itu pekerjaan utama maupun sampingan dari yang menjadi sumber penghidupan keluarga. Variabel pendapatan rata-rata total keluarga dinyatakandalam satuan rupiah perbulan.

 Pengeluaran energi yaitu besarnya pengeluaran energi (minyak tanah, kayu bakar, gas, dan premium/solar, listrik) perbulan untuk barang yang digunakan pada rumah tangga perbulan. Variabel pengeluaran energi perbulan dinyatakan dalam satuan rupiah.

 Jumlah tanggungan keluarga yaitu banyaknya orang yang terdapat dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan pembantu. Variabel jumlah tanggungan keluarga dinyatakan dalam satuan orang


(48)

 Sumber air lainnya yaitu unit yang mampu menghasilkan air bersih di luar yang dikelola oleh PDAM Mual Na Tio berupa sumur, sungai, pemandian air panas, pancuran dll. Variabel sumber air lainnya dinyatakan dalam satuan unit.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara. Kota Tarutung sekitarnya. Daerah penelitian ini sengaja dipilih karena di daerah inilah yang mempunyai peningkatan jumlah pelanggan air bersih setiap tahunnya.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

a. Data mengenai permintaan air bersih pada rumah tangga (M3) perbulan. b. Data mengenai pendapatan rata-rata total keluarga (rupiah) perbulan c. Data mengenai pengeluaran energi (rupiah) perbulan

d. Data mengenai jumlah tanggungan dalam keluarga (orang) d. Data mengenai sumber air lainnya (unit)

3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah jenis data primer yang diperoleh secara langsung dari konsumen melalui beberapa cara yaitu

• Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap obyek.

• Interview ( wawancara ) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan terhadap responden.


(49)

Alat yang dipergunakan untuk memperoleh data adalah dengan Quessioner.

• Quessioner yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 3.5. Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan dari unit atau obyek analisa yang ciri-ciri karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang menjadi pelanggan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara. Dimana populasi tersebut berjumlah 6034 kepala keluarga.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi sebagai wakil yang hendak diselidiki. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 rumah tangga yang menjadi pelanggan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara.

3.6. Pengolahan Data

Penulis mempergunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.


(50)

Independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika, yaitu meregresikan variabel - variabel yang ada dengan Ordinary Least Square (OLS).

Model analisis yang digunakan dimulai dengan pembentukan model matematis, yaitu suatu pernyataan hubungan yang berlaku di antara Pendapatan total keluarga, Penggunaan energi perbulan, dan Jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan air bersih di kabupaten Tapanuli Utara.

Dengan menganalisis besarnya pengaruh variabel Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik, yaitu persamaan regresi linear berganda.

Adapun model persamaannya adalah sebagai berikut:

Y= f (X1, X2, X3,,D)……….(1)

Kemudian dibentuk dalam metode ekonometrika dengan persamaan regresi linear berganda, yaitu sebagai berikut:

Y= α + β1X1 +β 2X2 + β3X3 + β4D4 + μ………….(2)

Keterangan:

Y = Permintaan air bersih ( M3 ) α = Intercept


(51)

X2 = Pengeluaran energi perbulan ( Rp ) X3 = Jumlah Tanggungan keluarga (orang) D = Sumber air lainnya (Unit)

D1 = 1, ada sumber air lainnya D2 = 0, tidak ada sumber air lainnya β1,β2, β3 = Koefisien Regresi

μ = Error Term

Secara matematis bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: ,

0 1> ∂∂X

Y

artinya apabila Pendapatan total keluarga mengalami kenaikan, maka (Y) permintaan air bersih akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 2< ∂∂X

Y

artinya apabila pengeluaran energi perbulan mengalami kenaikan, maka (Y) permintaan air bersih akan mengalami penurunan, ceteris paribus. ,

0 3> ∂∂X

Y

artinya Jumlah tanggungan keluarga mengalami kenaikan, maka (Y) permintaan air bersih akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 < ∂∂D

Y

artinya apabila penggunaan sumber air lainnya mengalami kenaikan, maka (Y) permintaan air bersih akan mengalami penurunan, ceteris paribus. 3.8. Test Goodness of Fit

Untuk melihat goodness of fit dari hipotesis tersebut maka perlu dilakukan uji statistik, yaitu :


(52)

Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variasi variabel-variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai variasi variabel dependen.

3.8.2 Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh antara variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel dependen signifikan atau tidak. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bi = b Ha : bi≠ b

Dimana bi merupakan koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis, dan biasanya b = 0. Artinya bahwa tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. Bila nilai hitung t-hitung > t-tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung =

Sbi b bi

Keterangan:

bi = Koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipotesis nol


(53)

Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

0 Gambar 3.1 Kurva Uji t-Statistik

3.8.3 Uji F-Statistik (Uji Serempak)

Uji F-Statistik (Uji Serempak) ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara seluruh variabel independen secara serempak (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = bn………bn = 0 (tidak ada pengaruh) Ha : b1 ≠ 0………..i = 1 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung =

(

R

)

n k

k R

− /−

1

1 /

2 2


(54)

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan (1-α) 100% sebagai berikut: H0 diterima jika F-hitung < F-tabel

H0 ditolak jika F-hitung > F-tabel

Gambar 3.2 Kurva Uji F-Statistik

1. Koefisien Determinasi (R-Square)

0 F-tabel

H0 diterima


(55)

Koefisien determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).

2. Uji F-Statistik

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = bk…………bk = 0 (tidak ada pengaruh) Ha : b1 ≠ b2 ………I ≠ 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak. Artinya, variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus: F* = ) /( ) 1 ( 1 / 2 2 k n R k R − − − Dimana:

R2= koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan


(56)

3. Uji t-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : bi = b Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. artinya, tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y.

Bila t-hitung > t-tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t* =

Sbi b

bi )

( −

Dimana:

bi = koefisien variabel ke-i b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i 3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.9.1. Multikolinerity

Multikolinerity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada


(57)

tidaknya multikolinerity dapat dilihat dari nilai R-Square, F-hitung, t-hitung, serta standard error.

Adanya multikolinerity ditandai dengan: a) Standard error tidak terhingga.

b) Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5%, α = 10%, α = 1%. c) Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.

d) R2 sangat tinggi. 3.9.2 Autokorelasi

Autokorelasi terjadi bila error term (μ) dari waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila:

Variabel (εi.εj) ≠ 0; untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi.

Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi yaitu: a) Dengan memplot grafik.

b) Dengan Durbin-Watson (Uji D-Wtest).

D-hitung =

(

)

− −

2 2 1)

(

t t t

e e e

Dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ≠ 0, artinya ada autokorelasi


(58)

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah:

Gambar 3.3 Uji Durbin-Watson Dimana:

Dw < dl : tolak Ho (ada korelasi positif) Dw > 4-dl : tolak Ho (ada korelasi negatif) Du < Dw < 4-du : terima Ho (tidak ada korelasi) dl ≤ Dw ≤ du : tidak bisa disimpulkan (inconclusive) (4-du) ≤ Dw ≤ (4-dl) : tidak bisa disimpulkan (inconclusive)


(59)

3.10. Defenisi Variabel Operasional 1. Permintaan air bersih ( Y )

adalah besarnya permintaan air bersih sebuah rumah tangga rata – rata setiap bulan. Variabel permintaan air bersih pada rumah tangga dinyatakan dalam satuan M3 perbulan. Dapat dilihat pada rekening air rumah tangga setiap bulannya.

2. Pendapatan rata-rata total keluarga (X1)

adalah seluruh pendapatan rata-rata perbulan dari suami, istri dan anak yang mempunyai penghasilan serta tinggal menetap dalam rumah tersebut,baik itu pekerjaan utama maupun sampingan dari yang menjadi sumber penghidupan keluarga. Variabel pendapatan rata-rata total keluarga dinyatakan dalam satuan rupiah perbulan.

3. Pengeluaran energi ( X2 )

adalah besarnya pengeluaran energi (minyak tanah, kayu bakar, gas, dan premium/solar, listrik) perbulan untuk barang yang digunakan pada rumah tangga perbulan. Variabel pengeluaran energi perbulan dinyatakan dalam satuan rupiah.

4. Jumlah tanggungan keluarga (X3)

adalah jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang terdapat dalam keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan pembantu.


(60)

5. Sumber air lainnya (Dummy)

adalah unit yang mampu menghasilkan air bersih di luar yang dikelola oleh PDAM Mual Na Tio berupa sumur, sungai, pemandian air panas, pancuran dll. Variabel sumber air lainnya dinyatakan dalam satuan unit.


(61)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar (3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen). Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 10 20’ - 20 41’ Lintang Utara dan 98005’–99016’ Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km2 terdiri dari luas dataran 3.793,71 Km2 dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2. Dari 15 kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kecamatan Garoga sekitar 567,58 Km2 atau 14,96 persen dari luas Kabupaten, dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar 79,75 Km2 atau 2,10 persen.


(62)

Tabel 4.1

Luas Kabupaten Tapanuli Utara

No. Kecamatan Luas ( Km2 )

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Parmonangan Adian Koting Sipoholon Tarutung Siatas Barita Pahae Julu Pahae Jae Purbatua Simangumban Pangaribuan Garoga Sipahutar Siborong-borong Pagaran Muara 257,35 502,90 189,20 107,68 92,92 165,90 203,20 191,80 150,00 459,25 567,58 408,22 279,91 138,05 79,75

Jumlah 3.793,71

Keterangan : Belum Termasuk Luas Danau Toba : 6,60 Km2 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara


(63)

4.1.1. Kondisi Geografis

Secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah. Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. 4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografi

Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2008, rata-rata curah hujan tahunan tercatat 8.777 mm dan lama hari hujan 231 hari atau rata-rata curah hujan bulanan sebanyak 731,42 mm dan lama hari hujan 19,25 hari. Dari rata-rata curah hujan bulanan tahun 2008, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan April yaitu 1.133 mm dan lama hari hujan 27 hari dan curah hujan terendah pada Bulan Agustus yaitu 364 mm dan lama hari hujan 15 hari.

4.1.3. Kondisi Demografi Kabupaten Tapanuli Utara

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008 yang disajikan dalam tabel 4.2 merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data jumlah penduduk hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B) yang dilaksanakan pada bulan April 2003. Hasil proyeksi tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 sebesar 264.848 jiwa


(64)

yang terdiri dari 131.525 jiwa laki-laki dan 133.323 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2008 sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan penduduk relatif rendah, yaitu 69,81 penduduk per kilometer persegi. Banyaknya rumah tangga tahun 2008 sebesar 57.053, dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 4,64 orang.


(65)

Tabel 4.2

Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas

Wilayah Rumah Tangga Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) Penduduk Akhir Tahun (Jiwa) Kepadat an Density (Jiwa/K m²) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Parmonangan Adian Koting Sipoholon Tarutung Siatas Barita Pahae Julu Pahae Jae Purbatua Simangumban Pangaribuan Garoga Sipahutar Siborong-borong Pagaran Muara 257,35 502,90 189,20 107,68 92,92 165,90 203,20 191,80 150,00 459,25 567,58 408,22 279,91 138,05 79,75 2.743 2.908 4.435 7.952 2.591 2.858 2.433 1.506 1.553 5.411 3.288 4.903 8.081 3.422 2.967 12.567 13.062 20.495 38.566 12.000 12.183 10.589 6.254 7.177 24.194 15.915 22.214 39.351 16.152 13.031 12.620 13.116 20.580 38.727 12.050 12.234 10.633 6.280 7.207 24.294 15.981 22.307 39.515 16.219 13.085 49,04 26,08 108,77 359,65 129,68 73,74 52,33 32,74 48,05 52,90 28,16 54,64 141,17 117,49 164,08

Jumlah 3.793,71 57.053 263.750 264.848 69,81


(66)

4.2. Gambaran Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara

Perekonomian Tapanuli Utara didominasi oleh sektor Pertanian, khususnya sub sektor tanaman pangan dan peternakan. Selain sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran juga berkembang di Kabupaten Tapanuli Utara.

4.3. Gambaran Umum tentang Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Mual Na Tio

4.3.1 Sejarah Berdirinya PDAM Mual Na Tio

Perusahaan Daerah Air Minum Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli Utara, dasar pendiriannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara Nomor 08 tahun 1991 tanggal 2 Maret 1991 tentang Pendirian PDAM Mual Na Tio Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara.

Awal dari adanya pendistribusian air bersih kepada masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah di Kota Tarutung dengan sumber air berasal dari Sitakka yang dikelola oleh Kolonial Belanda sebelum Indonesia merdeka yaitu sejak tahun 1926. Setelah Indonesia merdeka pengelolaan air bersih ini diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara.

Sejak penyerahaan air bersih diserahkan kolonial Belanda kepada Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara sampai dengan bulan Nopember Tahun 1974, pengelolaan air bersih dilaksakan secara kedinasan oleh Pemerintah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara.


(67)

Perusahaan Daerah Air Minum Mual Na Tio adalah perangkat pemerintah daerah untuk melayani kepentingan umum melalui pelayanan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan program nasional yaitu 85% perkotaan dan 75% pedesaan. Sejalan dengan itu dari berbagai pendataan pengembangan air minum di dalam memacu pengembangan pelayanan air bersih di Kabupaten Tapanuli Utara secara bertahap dapat dikembangkan untuk melayani penyediaan air bersih di pedesaan sedang di ibu kota Kecamatan merupakan pembangunan penyempurnaan dan penambahan jaringan pipa distribusi.

Perusahaan Daerah Air Minum Mual Na Tio merupakan perusahaan daerah yang bergerak dibidang air bersih (public utility) dan usaha penyediaan air bersih sehat dan memenuhi standart untuk diminum masyarakat banyak.

4.3.2 Struktur Organisasi PDAM Mual Na Tio

Struktur organisasi merupakan suatu komponen susunan organisasi yang saling berhubungan yang menunjukkan kerangka perwujudan hubungan antara fungsi, bagian, posisi, kedudukan, tugas, maupun wewenang dan tanggung jawab yang saling berhubungan satu sama lain dari orang yang diberi tanggung jawab atas fungsi yang bersangkutan.

Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan hierarki wewenang dalam perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian pekerjaan yang lebih bermanfaat.

Suatu organisasi yang baik harus mempunyai struktur organisasi yang jelas agar tanggung jawab yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien. Struktur yang


(68)

jelas juga dapat menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan dari fungsi masing-masing bagian yang ada, serta untuk mencegah timbulnya kecurangan yang mungkin terjadi di dalam organisasi.

Perusahaan Daerah Air Minum bergerak dalam usaha penyediaan air bersih yang sehat dan memenuhi standart untuk diminum masyarakat banyak. Perusahaan melakukan pembangunan daerah khususnya di bidang air bersih dan merupakan satu rantai pengembangan pembangunan perekonomian dalam sektor produksi yang bersifat memberi jasa pelayanan, menyelenggarakan pemanfaatan umum dan memupuk pendapatan usaha.

Pelayanan kebutuhan air bersih di tingkat Kecamatan dilaksanakan oleh kepala unit yang merupakan bagian dari struktural organisasi dari PDAM Mual Na Tio yang menjadi pusat pelayanan di Kabupaten Tapanuli Utara. Susunan organisasi yang terdapat pada PDAM Mual Na Tio didasarkan kepada keputusan Bupati Tapanuli Utara. Susunan Organisasi Perusahaan terdiri dari :

1) Badan Pengawas 2) Direktur Utama

3) Satuan Pengawas Intern :

a. Pengawas Intern Bagian Umum b. Pengawas Intern Bagian Teknik 4) Direktur Umum membawahi :

1. Bagian Keuangan terdiri dari : a. Sub Bagian Kas


(1)

Lampiran 1

Data – Data Variabel Regresi

Y

X1

X2

X3

Dummy

15.7

700000

60000

4

0

3.4

300000

185000

5

1

5.3

650000

76000

6

1

23.5

2650000

75000

10

0

10.3

400000

150000

6

0

8.2

300000

75000

4

1

22.2

1963000

45000

4

0

10.8

950000

22500

6

1

6.3

300000

63000

6

1

6.4

700000

225000

4

1

15.1

1200000

50000

7

0

8.2

300000

30000

4

1

8.2

1586000

150000

4

1

11.9

1775000

325000

5

0

22.6

700000

50000

5

0

16

3750000

50000

6

0

11.7

1500000

100000

5

0

4

600000

20000

3

1

10

700000

12000

3

1

17.6

1750000

55000

5

0

17.3

2645500

290000

7

0

4.6

400000

55000

5

1

5

318000

15000

3

1

4.6

300000

17000

3

1

14.1

3500000

40000

4

0

5.3

300000

60000

3

1

6.3

300000

30000

3

1

9.1

600000

130000

4

1

6.3

300000

130000

4

1

7.2

800000

20000

5

1

5.6

300000

115000

4

1

20

800000

65000

4

0

6.3

600000

40000

5

1

4

400000

55000

3

1

4.8

1950000

40000

4

1


(2)

Keterangan :

Y

=

Jumlah Permintaan Air Bersih (M

3

)

X

1

=

Pendapatan Total Keluarga (Rp)

X

2

=

Pengeluaran Energi (Rp)

X

3

=

Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

D

=

Sumber air lainnya (Dummy)

4

300000

130000

3

1

4

300000

25000

4

1

9.6

1150000

245000

6

0

4.8

700000

700000

5

1

5.6

1550000

230000

4

1

6.3

300000

125000

4

1

4

450000

75000

3

1

4

400000

65000

5

1

16

500000

15000

3

0

25

850000

60000

5

0

12

850000

125000

4

0

4

550000

80000

3

1


(3)

Lampiran 2

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 03/19/10 Time: 18:34 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 14.11196 2.163251 6.523498 0.0000

X1 1.79E-07 6.85E-07 0.261935 0.7946

X2 -8.45E-06 4.01E-06 -2.106634 0.0408

X3 0.615693 0.388982 1.582832 0.1205

X4 -10.06777 1.163797 -8.650789 0.0000

R-squared 0.766242 Mean dependent var 9.792000

Adjusted R-squared 0.745464 S.D. dependent var 6.208087

S.E. of regression 3.132080 Akaike info criterion 5.215911

Sum squared resid 441.4465 Schwarz criterion 5.407113

Log likelihood -125.3978 F-statistic 36.87670

Durbin-Watson stat 2.286378 Prob(F-statistic) 0.000000

Estimation Command: ===================== LS Y C X1 X2 X3 X4 Estimation Equation: =====================

Y = C(1) + C(2)*X1 + C(3)*X2 + C(4)*X3 + C(5)*X4 Substituted Coefficients:

=====================

Y = 14.11196323 + 1.793661125e-07*X1 - 8.448917068e-06*X2 + 0.6156933797*X3 - 10.06776662*X4


(4)

Lampiran 3

Uji Multikolinieritas

1. Pendapatan total keluarga (X1) = f(X2,X3,D)

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 03/19/10 Time: 18:44 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 732044.0 453101.3 1.615630 0.1130

X1 0.280277 0.862557 0.324937 0.7467

X2 145242.1 80969.52 1.793787 0.0794

D -770558.3 223346.8 -3.450053 0.0012

R-squared 0.368694 Mean dependent var 922750.0

Adjusted R-squared 0.327522 S.D. dependent var 822369.7

S.E. of regression 674382.4 Akaike info criterion 29.75760

Sum squared resid 2.09E+13 Schwarz criterion 29.91056

Log likelihood -739.9400 F-statistic 8.954934

Durbin-Watson stat 2.191125 Prob(F-statistic) 0.000088

2. Pengeluaran Energi (X2) = f(X1, X3,D)

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 03/19/10 Time: 18:51 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2305.769 79526.53 0.028994 0.9770

X1 0.008171 0.025145 0.324937 0.7467

X3 16299.08 14096.72 1.156232 0.2536

D 22082.65 42660.43 0.517638 0.6072

R-squared 0.037796 Mean dependent var 97650.00

Adjusted R-squared -0.024957 S.D. dependent var 113733.7

S.E. of regression 115144.1 Akaike info criterion 26.22238

Sum squared resid 6.10E+11 Schwarz criterion 26.37534

Log likelihood -651.5594 F-statistic 0.602297


(5)

3. Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) = f(X1, X2,D)

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 03/19/10 Time: 18:56 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 4.465960 0.488640 9.139568 0.0000

X1 4.50E-07 2.51E-07 1.793787 0.0794

X2 1.73E-06 1.50E-06 1.156232 0.2536

D -0.828918 0.423864 -1.955624 0.0566

R-squared 0.283438 Mean dependent var 4.520000

Adjusted R-squared 0.236706 S.D. dependent var 1.358871

S.E. of regression 1.187201 Akaike info criterion 3.257692

Sum squared resid 64.83449 Schwarz criterion 3.410654

Log likelihood -77.44230 F-statistic 6.065153

Durbin-Watson stat 1.475044 Prob(F-statistic) 0.001441

4. Sumber Air Lainnya (Dummy)

Dependent Variable: D Method: Least Squares Date: 03/19/10 Time: 19:03 Sample: 1 50

Included observations: 50

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.279115 0.198853 6.432474 0.0000

X1 -2.67E-07 7.73E-08 -3.450053 0.0012

X2 2.62E-07 5.07E-07 0.517638 0.6072

X3 -0.092601 0.047351 -1.955624 0.0566

R-squared 0.371278 Mean dependent var 0.640000

Adjusted R-squared 0.330275 S.D. dependent var 0.484873

S.E. of regression 0.396804 Akaike info criterion 1.065872

Sum squared resid 7.242872 Schwarz criterion 1.218834

Log likelihood -22.64680 F-statistic 9.054783


(6)

Lampiran 5

QUESSIONER

RUMAH TANGGA YANG MENGKONSUMSI AIR BERSIH PDAM MUAL

NA TIO TAPANULI UTARA

Nama Responden

: ...………..

Umur

: ……….

Pendidikan

: ………..

Alamat

: ………..

Jenis Kelamin

: ………..

Status

: ………..

Jumlah Tanggungan

Keluarga

:………...

Pendapatan

1.

Apakah pekerjaan Anda ………..

2.

Berapa jam Anda bekerja dalam satu hari ………….

3.

Berapakah pendapatan Anda perbulan ………….

4.

Apakah Anda mempunyai pekerjaan sampingan ?... apa pekerjaan

sampingan Anda?...

Jumlah energi yang dikeluarkan perbulan

5.

Kendaraan yang Anda miliki…………..

6.

Apakah Anda memiliki peralatan yang menggunakan listrik?…………

7.

Berapa rupiahkah yang Anda keluarkan untuk membeli bahan bakar setiap

bulan?……...

8.

Berapa rupiahkah pembayaran rekening listrik Anda setiap bulan?...

Volume Air

9.

Pentingkah air bersih dalam kehidupan Anda……….

10.

Sulitkah memperoleh air bersih di kota Anda ………

11.

Berapakah volume air yang Anda pergunakan setiap bulan…………..

12.

Penggunaan air yg sering dilakukan jam berapa………….

13.

Apakah tarif air tergolong murah atau mahal?...

Sumber Air lainnya

14.

Apakah anda selain mengko nsumsi air PDAM Mual Na Tio, juga

mengkonsumsi air dari sumber air lainnya? (seperti sumur, sungai, air hujan,

dll)………