Teori Penyediaan Barang Publik

39 pendidikan, bakat sedangkan warisan tergantung dari hukum yang berlaku. Pemilikan faktor produksi sebagai sumber pendapatan tergantung dari permintaan akan faktor produksi dan jumlah yang ditawarkan oleh pemilik faktor produksi. Sementara permintaan dan penawaran faktor produksi akan menentukan harga dari faktor produksi yang bersangkutan dan akhirnya, pasar faktor produksi amat dipengaruhi oleh tingkat teknologi.

3. Peran stabilisasi

Selain peran alokasi dan distribusi, pemerintah mempunyai peranan utama sebagai stabilisator perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan-goncangan keadaan yang menimbulkan pengangguran dan inflasi.

2.3.2. Teori Penyediaan Barang Publik

Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah seberapa besar pemerintah harus menyediakan barang publik, karena keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam jumlah yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-sumber ekonomi, sebaliknya penyediaan barang dan jasa publik yang terlalu sedikit akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat. Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti Pigou, Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori anggaran. Teori Pigou Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40 A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan memberi manfaat utility bagi masyarakat sebaliknya pajak yang dikenakan akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat disutility. Semakin banyak barang dan jasa publik disediakan pemerintah maka tambahan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of deminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang diberikan terus-menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi kepuasan yang besar, gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil dan akhirnya gelas keenam, ketujuh dan setersnya mungkin sudah tidak memberi kepuasan sama sekali. Sebaliknya semakin banyak barang dan jasa publik semakin besar biaya yang dibutuhkan dan konsekuensinya semakin besar pula pajak yang dipungut dari masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat. Secara teoritis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal apabila kepuasan masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan masyarakat dari pemungutan pajak. Kelemahan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena analisisnya didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik. Teori Bowen Bowen mengemukakan suatu teori mengenai penyediaan barang publik dan didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41 Bowen mendefenisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfat barang tersebut, misalnya saja pertahanan nasional. Sekali pemerintah menyediakan pertahanan nasioanal, tak seorang pun yang dapat dikecualikan dari menerima manfaat pertahanan. Kelemahan teori Bowen adalah karena Bowen menggunakan analisis permintaan dan penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut. Teori Erick Lindahl Lindahl mengemukakan analisis yang mirip dengan teori yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan menggunakan harga relatif yaitu persentase dari total pembiayaan pemerintah. Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang sangat berguna membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota masyarakat. Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. Teori Samuelson Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan menggunakan pendekatan keseimbangan umum. Ia menyimpulkan, bahwa adanya barang publik Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42 tidak menghambat masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal. Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori paling baik karena sederhana, jelas dan komprehensif. Namun, ini juga mengandung beberapa kelemahan misalnya pada anggapan bahwa konsumen dapat mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan kelemahan yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah karena masalah utamanya adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik. Tidak seorang pun yang mau dengan sukarela mengemukakan kesukaannya akan barang sosial karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengenakan tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah tersedia mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan barang tersebut. Kelemahan berikutnya adalah barang publik yang dibahas memiliki kebersamaan yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama. Barang- barang publik yang memilki sifat tersebut praktis sangat terbatas misalnya pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang publik tidak mengandung sifat-sifat tersebut seperti rumah sakit dan sekolah. Teori Anggaran Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang publik adalah teori alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada suatu analisis, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 43 bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang pubik dalam jumlah yang sama sesuai dengan sistem harga utnuk barang swasta. Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas secara konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai penentuan jumlah barang publik perlu meminjam teori yang dikembangakn dalam ilmu politik yaitu pemungutan suara voting. Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara tetapi cara yang terbaik adalah dengan aklamasi dimana suatu program pemerintah akan dilaksanakan hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang diperoleh dengan cara aklamaxi akan sama dengan mekanisme pasar sehinggan bisa dicapai hasil yang terbaik.

2.4 Hipotesis Penelitian