BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke – 21 seperti saat ini, transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai macam model, dari yang paling tradisional sampai
dengan yang paling modern. Tetapi pada zaman dahulu, sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran transaksi dilakukan dengan cara menukarkan
barang dengan barang atau barang dengan jasa atau jasa dengan jasa. Transaksi ini dikenal dengan system barter. Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat
menemukan cara yang lebih efektif dan efisien untuk melakukan transaksi yaitu dengan menggunakan alat pembayaran yang disebut uang. Saat ini penggunaan
uang sebagai alat pembayaran sudah dikenal luas dan sudah merupakan kebutuhan pokok hampir disetiap kegiatan masyarakat. Uang itu sendiri
mempunyai fungsi sebagai alat tukat menukar means of exchange, alat atau satuan pengukur nilai measure of value atau unit of account, standar atau
ukuran pembayaran masa depan standard for deffered payments, alat penimbun kekayaan atau daya beli store of wealth or store of value dan sebagai suatu
komoditi yang diperdagangkan means of commodity
1
. Tetapi penggunaan uang dalam jumlah besar dapat menghadapi resiko berupa resiko kehilangan,
1
Subagyo, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2002 edisi ke – 2, hal. 4
pemalsuan, atau perampokan. Salah satu cara untuk menghindari berbagai resiko tersebut maka diciptakan alat transaksi pembayaran yang disebut cek. Cek adalah
surat perintah kepada suatu bank dari orang yang menandatanganinya untuk membayar sejumlah uang yang tertera dicek tersebut kepada orang yang
membawa atau orang yang namanya tercantum di cek tersebut
2
Penggunaan alat transaksi pembayaran berupa cek berkembang pesat, sehingga menimbulkan bermacam – macam manipulasi cek, yang salah satu
diantaranya cek kosong. Guna menghindari hal tersebut maka dunia perbankan menciptakan alat transaksi pembayaran yang disebut Credit Card atau kartu
kredit. Kartu kredit merupakan kartu plastik yang berukuran 5, 5 x 8, 3 cm dengan nama, tanda tangan, photo jangka waktu berlakunya dan nomor
pemegang kartu kredit yang tercantum diatasnya tersebut dapat digunakan sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.
3
Penggunaan kartu kredit dalam lalu lintas pembayaran ini sudah cukup popular di negara maju seperti Amerika, Inggris, Jepang dan lain – lain.
Selain untuk menghindari adanya pemalsuan, resiko kehilangan, penodongan, pencurian dan sebagainya. Kartu kredit juga memiliki keistimewaan yaitu lebih
praktis, selektif, luwes, ringkas, dan tak terbatas. Di Indonesia kartu kredit sudah ada sejak tahun 1964, Hotel Indonesia telah menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit sebagai fasilitas yang diberikan kepada turis – turis
2
Amin Widjaja Tunggal, Kamus Manajemen Keuangan dan Akuntansi Perbankan Jakarta, PT Rineka Cipta. 1997, h. 89
3
Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 39
yang datang ke Indonesia. Tetapi baru pada tahun tujuh puluhan, kartu kredit kelihatan sangat menonjol berkembang di Indonesia.
4
Saat ini perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tumbuh dengan pesat. Berbagai cara ditempuh untuk menarik sebanyak mungkin pemegang kartu
baru. Hal ini karena bisnis kartu kredit merupakan lahan bisnis yang sangat menggiurkan.
Penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran mendapatkan dukungan yang positif dari kalangan pedagang, pengusaha, dan juga para
konsumen. Sehingga tidak aneh kalau pada masa sekarang ini orang – orang lebih banyak menggunakan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhannya dan
memiliki kartu untuk keperluan yang bermacam – macam untuk keperluan yang berbeda – beda. Sekarang ini tidak hanya dari kalangan tertentu saja yang
memakai kartu kredit, tetapi kalangan menengah kebawah maupun mahasiswa banyak juga yang memiliki kartu kredit. Banyak keuntungan yang diperoleh
dengan menggunakan kartu kredit, karena kartu kredit merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan ditoko – toko, restoran, tempat hiburan dan lain
– lain. Dengan praktisnya penggunaan kartu kredit tersebut, maka banyak bank – bank maupun lembaga keuangan lainnya yang kini mengeluarkan kartu kredit
dan juga banyak pedagang atau merchant yang juga menggunakan fasilitas ini.
4
Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso. Surat Berharga : Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modern. Jakarta, PT Rineka Cipta, 1995 cet 3 hal. 354
Kartu kredit adalah alat pembayaran yang biasa digunakan dalam pembayaran suatu transaksi atau pengganti uang tunai. Sewaktu – waktu kartu
kredit dapat dipergunakan untuk membeli atau membayar apa saja yang kita inginkan, pada tempat dimana saja yang dapat menerima kartu kredit tersebut
atau dapat juga diuangkan. Dibandingkan dengan jenis kredit yang ditawarkan dunia perbankan, kartu kredit merupakan kredit yang paling mudah dan instan
untuk disetujui dan syarat bank juga sederhana yaitu photo kopi KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, photo dan keterangan lain yang dianggap
perlu. Tidak hanya di bank maupun lembaga keuangan konvensional yang
mengeluarkan jenis kartu berupa kartu kredit, Bank Danamon Syariah juga mengeluarkan jenis kartu kredit yang telah disesuaikan dengan prinsip – prinsip
syariah dinamakan Dirham Card yang diluncurkan pada hari jadinya yang ke 51 tanggal 16 Juli 2007, bekerja sama dengan MasterCard. Padahal, sebelumnya
kontroversi atas penerbitan kartu kredit syariah ini begitu kencang karena konsep ini dikhawatirkan bertentangan dengan konsep syariah Islam. Bahkan, bank
muamalat secara tegas menolak mentah – mentah adanya kartu kredit syariah
5
. Dari permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui aplikasi dari
Syariah Card – khususnya dari segi akad, membership fee biaya keanggotaan, ta’widh ganti rugi, serta late charge denda keterlambatan yang
5
J. Fanwa, Zeiky dan Febrian, Ahmad. “Lepas Dari Si Bunga Ketemu sama Ta’widh” Artikel diakses pada 15 Maret 2008 dari httpwww. Kontan Online. Com
terimplementasi pada produk Dirham Card. Oleh karena itu, penulis memberi
judul skripsi ini dengan nama, “Syariah Card dan Aplikasinya Pada Produk Dirham Card di Bank Danamon Syariah ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penulis membatasi masalah yang dibahas hanya pada seputar Syariah card, aplikasinya di Bank Danamon Syariah, serta pandangan syariah terhadap
penerapan syariah card. Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan maka permasalahan
dapat dituangkan sebagai berikut : 1.
Apa problema akad pada syariah card kartu kredit syariah? 2.
Adakah kesulitan – kesulitan yang dihadapi dalam penerapan akad syariah card pada produk Dirham Card di Bank Danamon Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas,
maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penulisan skripsi diantaranya :
1. Untuk mengetahui akad, membership fee biaya keanggotaan, ta’widh ganti
rugi dan late charge denda keterlambatan pada syariah Card yang
merupakan alat transaksi pengganti uang tunai yang dikeluarkan oleh perbankan syariah.
2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap penerapan akad,
membership fee biaya keanggotaan, ta’widh ganti rugi dan late charge denda keterlambatan pada produk Dirham Card di Bank Danamon Syariah.
3. Untuk mengetahui karakteristik seputar akad, membership fee biaya
keanggotaan, ta’widh ganti rugi dan late charge denda keterlambatan syariah card.
4. Untuk menelaah lebih lanjut tentang penerapan akad, membership fee biaya
keanggotaan, ta’widh ganti rugi dan late charge denda keterlambatan syariah card pada produk dirham card serta pandangan hukum Islam.
5. Untuk mengetahui system operasional yang diterapkan Bank Danamon
Syariah terutama pada akad, membership fee biaya keanggotaan, ta’widh ganti rugi dan late charge denda keterlambatan pada produk Dirham Card
di Bank Danamon Syariah.
Sedangkan manfaat dari penulisan skripsi ini, antara lain: 1.
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang sistem operasional produk perbankan syariah yang berkaitan dengan akad, membership fee
biaya keanggotaan, ta’widh ganti rugi dan late charge denda
keterlambatan pada syariah card bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.
2. Untuk menjadi salah satu khazanah pengembangan ilmu pengetahuan.
D. Metode Penelitian