Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Terhadap Dirham Card

(1)

RESPON NASABAH BANK DANAMON SYARIAH TERHADAP DIRHAM CARD

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh : RAHMAWATI NIM : 204046102972

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


(2)

JAKARTA

1429 H / 2008 M

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul RESPON NASABAH BANK DANAMON SYARIAH TERHADAP DIRHAM CARD (STUDI KASUS PADA BANK DANAMON SYARIAH) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat menperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada rogram Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 20 September 2008 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Euis Amalia, M.Ag. ( ……….)

150 289 264

2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. ( ……….) 150 318 308

3. Pembimbing I : Euis Amalia, M.Ag. ( ……….)

150 289 264

4. Pembimbing II : Drs.H. Ahmad Yani, MA ( ……….) 150 269 678

5. Penguji I : ( ……….)


(4)

Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Terhadap Dirham Card (Studi kasus pada Bank Danamon Syariah)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh Rahmawati NIM.204046102972

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Euis Amalia, M.Ag Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag

NIP. 150 289 264 NIP. 150 269 678

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(5)

ABSTRAK

Rahmawati , 204046102972. RESPON NASABAH BANK DANAMON SYARIAH TERHADAP DIRHAM CARD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap kartu kredit syariah (dirham card). Dirham card adalah kartu bayar (payment card) yang dapat digunakan untuk pembayaran atas pembelian dengan merchant (pihak ketiga) baik barang maupun jasa yang halal dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Dirham card adalah kartu kredit syariah pertama di Indonesia yang diluncurkan oleh PT. Bank Danamon Syariah Tbk. Bersama master card dan sudah diakui oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Diharapkan dengan adanya dirham card ini akan semakin banyak masyarakat yang mengakses perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Sasaran utama dari dirham card ini adalah nasabah muslim dan non muslim yang sudah memiliki kartu kredit konvensional agar dapat dilihat trade record histori pembayarannya. Keunggulan dari dirham card ini adalah terletak pada akad yang merupakan kontrak atau skema transaksi yang digunakan, akad dirham card ini berupa ijarah, kafalah dan qard.

Penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner, dan penelitian sekunder yaitu dengan buku-buku dan literatur-literatur lain yang mendukung penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Penulis mngambil sampel sebanyak 30 orang, tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik non probability sampling yaitu menggunakan tehnik sampling aksidental. Sedangkan korelasi yang penulis gunakan adalah menggunakan rumus rank spearman dengan alasan karena penelitian ini merupakan statistik non parametrik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa didapatkan hasil rs dari gambaran umum (X1) = -0,158 dan hasil t = -0,847 dan t tabel = -2,048 sehingga disimpulkan respon gambaran umum responden terhadap dirham card menerima Ha dan berada pada hubungan negatif artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara gambaran umum responden terhadap dirham card. Hasil dari rs status ekonomi (X2) = 0,215, t uji = -1,284, t tabel = -2,048 dapat disimpulkan bahwa menerima Ha dan berada pada hubungan negatif artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi terhadap dirham card. Hasil rs pengetahuan nasabah (X3) = 0,439, t uji = 2,587 dan t tabel = 2,048 dapat disimpulkan bahwa menolak Ho dan berada pada hubungan positif artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan nasabah terhadap dirham card. Jadi tingginya gambaran umum dan status ekonomi nasabah tidak mempengaruhi responnya terhadap dirham card. Sedangkan tingginya pengetahuan nasabah sangat mempengaruhi responnya terhadap dirham card.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah SAW, bagi keluarganya, para sahabatnya dan umatnya.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikian penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA., selaku Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA., selaku Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam menemukan judul dan nasehat-nasehat yang sangat berharga.

3. Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA., selaku pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan


(7)

satu persatu yang telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.

5. Pimpinan dan seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan

6. Ibunda dan Ayah tercinta yang selalu mendo’akan dan melindungi rahma,dan seluruh kakak-kakak dan abang-abangku yang sudah mendukung dan memberikan semangat agar segera menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk do’a dan dukungannya semuanya, I love u all...

7. Teman-teman terbaikku yang masih bersama dalam keakraban, wat Ipeh, Siti, Fela, Tuti dan khusushon wat Puji thanks wat nasehat dan masukannya selama ini your all my best friends...

8. Wat temen-temen pulang bareng mawar, ya2, Aziel, Ato, Idin, Bon2 n’ Iroel makasih yah wat tumpangannya. Wat temen-temen PS A non-reguler 2004 jangan lupain Rahma yah...!!

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, bantuan dan semangat serta meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangannya karena pengetahuan dan pengalaman yang terbatas, namun penulis nberharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, September 2008 Penulis,

Rahmawati


(8)

DAFTAR ISI

ABSRAKSI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Kajian Pustaka

E. Kerangka Teori F. Metode Penelitian G. Sistematika Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Respon

1. Pengertian Respon, Pengetahuan dan Status Ekonomi 2. Macam-macam Respon

B. Seputar Kartu Kredit

1. Pengertian Kartu dan Kredit 2. Pengertian Kartu Kredit 3. Fungsi Kartu Kredit

4. Persyaratan atau Prosedur Mendapatkan Kartu Kredit 5. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Kartu Kredit 6. Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit


(9)

BAB III DIRHAM CARD DAN AKAD DIRHAM CARD A. Pengertian Dirham Card

B. Prosedur Permohonan Dirham Card C. Akad Dirham Card

1. Akad Ijarah 2. Akad Kafalah 3. Akad Qardh BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Bank Danamon Syariah

1. Sejarah Singkat Bank Danamon Syariah 2. Produk dan Jasa

3. Visi dan Misi

B. Gambaran Umum, Status Ekonomi dan Pengetahuan

C. Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Terhadap Diorham Card D. Korelasi Antara Gambaran Umum, Status Ekonomi dan

Pengetahuan Nasabah Dengan Responnya Terhadap Dirham Card

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Pernikahan 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

4.6 Identitas Responden Berdasarkan Total Penghasilan Perbulan 4.7 Pengetahuan Tentang Dirham Card

4.8 Informasi Tentang Pengertian Dirham Card 4.9 Kesesuaian Dirham Card Dengan Prinsip Syariah 4.10 Kegunaan Dirham Card Dengan Sistem Bunga

4.11 Pengetahuan Dirham Card Fungsinya Sama Dengan Kartu Kredit 4.12 Pengetahuan Tentang Jenis-Jenis Dirham Card

4.13 Pengetahuan Tentang Dirham Card Adalah Kartu Kredit Syariah 4.14 Kegunaan Dirham Card Untuk Mengambil Uang Tunai di ATM 4.15 Pengetahuan Responden Tentang Denda Pada Dirham Card 4.16 Pengetahuan Responden Tentang Biaya Administrasi Dirham Card 4.17 Pengetahuan Responden Tentang Akad Dirham Card

4.18 Pengetahuan Responden Tentang Bonus Dirham Card

4.19 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Model Tampilan Dirham Card


(11)

4.20 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Penilaian Terhadap keramahan Marketing Dalam Menawarkan Dirham Card

4.21 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Prosedur Mendapatkan Dirham Card

4.22 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Sikap Setelah Mengetahui Dirham Card

4.23 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Biaya-Biaya Pada Dirham Card

4.24 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Bonus Dirham Card Yang Membayar Tepat Secara Penuh

4.25 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Denda (Ta’wid) dan Dana Kebajikan 3%

4.26 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Penilaian Mengenai Akad Dirham Card

4.27 Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Menurut Kelompok Lokasi Bank Danamon Syariah

4.28 Respon Yang Menjadi Nasabah Suatu Bank 4.29 Ketertarikan Nasabah Menabung di Bank Syariah


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan berbagai sarana pembayaran, mulai dari cara yang paling tradisional, sampai dengan cara yang paling modern sekaligus. Pada awal mula sebelum dikenalnya uang sebagai alat pembayaran, setiap transaksi dilakukan melalui cara pertukaran yang dikenal dengan istilah sistem barter.

Dalam perkembangan selanjutnya, ditemukanlah cara paling efisien dan efektif untuk melakukan transaksi pembayaran yaitu dengan menggunakan uang. Sehingga penggunaan uang sebagai alat pembayaran kini sudah dikenal luas.

Namun dalam perjalanannya, penggunaan uang pun mengalami berbagai hambatan, terutama jika penggunaanya dalam jumlah besar. Hambatan pertama adalah resiko membawa uang tunai terutama dalam jumlah besar. Disamping resiko keamanan, seperti kehilangan dan perampokan. Oleh karena itu dicarilah sarana pengganti uang tunai sebagai sarana pembayaran yang meminimalkan segala resiko tersebut dengan tidak mengurangi fungsi uang itu sendiri. Salah satu untuk menghindari resiko tersebut terciptalah cek, sebagai alat pembayaran yang dirasa lebih praktis dan aman.1

1

Amin Widjaja Tunggal, Kamus Manajemen Keuangan Dan Akuntansi Perbankan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 89


(13)

Penggunaan dalam bentuk cek berkembang pesat, sehingga dapat mengakibatkan berbagai macam manipulasi cek diantaranya cek kosong. Karena takut kehawatiran tersebut maka terciptalah Credit Card, yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah “kartu kredit”2. Kartu kredit merupakan kartu plastik yang berukuran +5,5 x 8,5 cm dengan nama, tanda tangan, fhoto, jangka waktu berlakukya dan nomor pemegang kartu kredit yang tercantum diatasnya dapat digunakan sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.3

Kartu plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa atau menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan disamping untuk melekukan penerikan uang tunai.4 Jadi, istilah kartu kredit yang tepat dalam bahasa Arab adalah bithaqah al-iqrad, karena istilah itu menunjukan kesesuaian terhadap hakikat kartu kredit tersebut, yang membedakannya dengan jenis kartu lain dari aspek persyaratan dan pelunasan pinjaman yang dibangun berdasarkan hokum syar’i.5

Penggunaan kartu plastik di Indonesia masih relatif baru, namun sudah sangat luas digunakan sebagai instrument pembayaran sejak memasuki dekade 1980-an, dimana bisnis kartu kredit ini digolongkan sebagai kelompok usaha jasa

2

Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso, Surat Berharga : Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, h. 334

3

Subagyo, dkk., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2002), Edisi Ke-2, h. 4

4

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), Ed. 4, h.399

5

Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah Kartu Kredit dan Debet Dalam Perspektif Fiqih, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi Ke-1, h.4


(14)

pembiayaan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Jenis kartu plastik atau kartu kredit yang telah beredar dapat digunakan oleh masyarakat sebagai alat pembayaran saat ini di Indonesia di samping Visa dan Masterd Card adalah Amex Card, nternasional Diners, BCA

Card, Procard, Exim Smart, Duta Card, Kassa Card dan beberapa kartu lainnya

yang diterbitkan oleh bank-bank.6

Kartu kredit (Credit Card) adalah alat pembayaran yang biasa digunakan dalam pembayaran suatu transaksi atau pengganti uang tunai. Sewaktu-waktu kartu kredit dapat digunakan untuk membeli/membayar apa saja yang kita inginkan pada tempat dimana saja yang dapat menerima kartu tersebut atau dapat juga diuangkan. Dibandingkan dengan jenis kredit yang ditawarkan dunia perbankan, kartu kredit merupakan kredit yang paling mudah dan instant untuk disetujui dan syarat bank juga sederhana yaitu fhotocopy KTP, slip gaji atau surat keterangan penghasilan, fhoto dan surat keterangan lain yang dianggap perlu.

Kartu kredit atau credit card merupakan sebuah gaya hidup dan bagian dari komunitas manusia untuk dapat dikategorikan modern dalam tata kehidupan sebuah kota yang beranjak menuju metropolitan atas cosmopolitan.7

Bank Indonesia (BI) masih ragu menerbitkan izin kartu kredit syariah. Alasannya, BI takut dampak negatif kartu kredit konvensional terjadi juga pada

6

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 400 7

Johanes Ibrahim, Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, (Bandung: Refika Aditama, 2004), h.7


(15)

kartu kredit syariah. Menurut Peneliti Bank Eksekutif sekaligus Kepala Tim Riset dan Pengembangan Perbankan Syariah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya E Siregar, pemegang kartu cenderung lebih konsumtif. Akhirnya, tagihan menumpuk dan nasabah sulit melunasi, itu terjadi karena plafon kredit yang diberikan jauh melalui pendapatan nasabah. “Kartu kredit cenderung membuat keuangan nasabah lebih besar pasak daripada tiang,” ungkapnya.

Ketua DSN MUI KH. Ma’ruf Amin berpendapat penggunaan kartu kredit harus dibatasi agar tidak menjurus pola konsumtif. Pendapatan dan transaksi atas barang halal menjadi patokan utama. “Kami minta bank mengawasi, kalau terjadi transaksi yang dilarang kartu kredit bisa dicabut,” katanya.8

Seiring maraknya penggunaan kartu kredit, ternyata bahasan tentang peluncuran kartu kredit syariah, akhirnya mendapat sedikit cahaya terang dari DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI melalui fatwanya tentang kartu kredit syariah.

Pada hari jadinya yang ke 51 tanggal 16 Juli 2007 lalu PT Bank Danamon Syariah Tbk.(Bank Danamon) bersama Master Card meluncurkan Dirham Card, kartu syariah pertama di Indonesia dengan pemawaran unik. Kartu ini memberikan fungsionalitas dan berbagai keuntungan sebagaimana kartu kredit konvensional, tetapi hubungan antara para pihak yang terkait didasarkan pada

8


(16)

ketentuan-ketentuan syariah. Kartu kredit konvensional sebenarnya juga dibolehkan oleh para ulama. Asal, penggunaannya selalu membayar tepat waktu sebelum jatuh tempo sehingga tidak berbelit bunga.

Bank Danamon Syariah menerbitkan kartu kredit berbasis syariah, bernama Dirham Card sebagai jawaban atas polemic bunga kartu kredit dan hukumnya dalam islam. Kartu kredit ini menggunakan layanan Master Card sehingga dapat digunakan secara mendunia, diharapkan dengan adanya Dirham Card akan semakin banyak masyarakat yang mengakses perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Hal ini menjadi kontroversi karena konsep kartu kredit ini bias jadi sangat bertentangan dengan konsep ala islam.9

Sasaran utama penggunanya adalah nasabah muslim dan non muslim, yang sudah memiliki kartu kredit konvensional agar dapat dilihat track record history pembayarannya. Diharapkan dengan adanya penulusuran ini pengguna

Dirham Card adalah konsumen yang benar-benar terbukti baik dalam melakukan

kewajiban pembayaran. Dari fenomena ini timbul pertanyaan kenapa untuk kepemilikan kartu kredit syariah (Dirham Card) harus kepada nasabah yang sudah memiliki kartu kredit konvensional? Kemana arah kebijakannya? Adakah dampak negatif dan positifnya? Tetapi penulis di sini ingin membahas tentang respon nasabah yang sudah memiliki kartu kredit konvensional dan kartu kredit syariah (Dirham Card).

9


(17)

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan respon adalah reaksi psikologis metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan, ada yang bersifat otonomi seperti refleks dan reaksi emosional langsung ada juga yang bersifat terkendali.10 Respon pada umumnya diartikan sebagai tanggapan, reaksi atau jawaban manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama terhadap suatu objek.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melihat lebih jauh mengenai respon tentang kartu kredit yang berbasis syariah dimata nasabah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “ Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Terhadap Kartu Kredit Syariah (Dirham Card) “. B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Melihat topik penelitian di atas tentang “Respon Nasabah Bank Danamon Syariah Terhadap Kartu Kredit Syariah (Dirham Card)” studi kasus pada Bank Danamon Syariah, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah respon, yaitu tanggapan/pendapat nasabah yang sudah memiliki kartu kredit konvensional dan kartu kredit syariah (Dirham Card).

Karena luasnya permasalahan, maka penulis membatasi masalah respon hanya pada karakteristik pengetahuan dan status nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card.

Dari latar belakang di atas dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

10

Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), h.964


(18)

1. Bagaimana gambaran umum, pengetahuan dan status ekonomi nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card?

2. Bagaimana respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card?

3. Adakah hubungan antara pengetahuan dan status ekonomi nasabah Bank Danamon Syariah dan responnya terhadap Dirham Card?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui gambaran umum, pengetahuan dan status ekonomi nasabah Bank Danamon Syariah

b. Mengetahui respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card

c. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan status ekonomi nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bagi penulis, untuk mengetahui respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap perbankan syariah dan kartu kredit syariah (Dirham Card)

b. Bagi industri perbankan syariah, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan produk-produk perbankan syariah.


(19)

c. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan tentang salah satu bagian ilmu ekonomi islam, terutama konsep kartu kredit syariah (Dirham Card).

D. Kajian Pustaka

1) Siti Hamidah, 2005, dengan judul “Syariah Charge Card dan Implementasinya di BII Syariah Platinum Access”. Dalam skripsi ini penulis membatasi hanya seputar Syariah Charge Card, akad dan Implementasinya di BII Syariah Platinum Access.

2) Yayah Fauziah, 2006, dengan judul “Respon Nasabah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Terhadap Asuransi Syariah”. Dalam skripsi ini penulis membatasi mengenai lembaga ekonomi dan keuangan syariah kepada respon nasabah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Terhadap Asuransi Syariah serta pokok permasalahan yang terkait di dalamnya dengan tujuan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dan gambling dalam menguraikan masalah tersebut dalam penulisan skripsi ini. Adapun penarikan sample dilakukan dengan cara random sampling/probability sampling.

3) Nurfaidah,2008, dengan judul “Analisis Persepsi Bankers (Danamon dan DKI Syariah) Dan Masyarakat Terhadap Penerbitan Kartu Kredit Syariah”. Dalam skripsi ini penulis membahas hanya kepada bagaimana persepsi sebagian banker (Danamon dan DKI Syariah) dan Masyarakat terhadap penerbitan kartu kredit syariah.


(20)

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang akan dipakai untuk menganalisa penelitian ini adalah meliputi pengertian respon dan macam-macam respon, Dirham Card, landasan hukum, prosedur permohonan dirham card dan akad yang digunakan oleh dirham card.

Dirham card adalah nama sebuah kartu kredit berbasis syariah yang diterbitkan oleh Bank Danamon Syariah pada tanggal 16 Juli 2007. Bank Danamon Syariah bekerjasama dengan Master Card meluncurkan kartu kredit syariah ini sebagai jawaban atas polemic bunga kartu kredit dan hukumnya dalam islam. Sasaran utamanya adalah nasabah muslim dan non muslim yang sudah memiliki kartu kredit konvensional agar dilihat track record history pembayarannya. Keunggulan dari kartu kredit syariah (Dirham Card) ini terletak pada akad yang merupakan istilah kontrak atau skema transaksi yang digunakan dapat berupa ijarah, kafalah dan qardh.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang informasinya diambil dari data statistic. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dengan pendekatan studi kasus penulis terjun langsung dalam penelitian ini dengan observasi aktif


(21)

terhadap karateristik dan preferensi masyarakat (responden) terhadap produk perbankan syariah yaitu kartu kredit syariah (Dirham Card).

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Danamon Syariah yang memiliki kartu kredit konvensional dan kartu kredit syariah (Dirham Card).

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagian sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah nasabah Bank Danamon Syariah yang memiliki kartu kredit syariah (Dirham Card) sebanyak 30 orang. Diambil 30 orang sampel ini hanya untuk menggambarkan bagaimana respon nasabah Bank Danamon Syariah mengenai kartu kredit syariah (Dirham Card).

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik non probability sampling yaitu menggunakan tehnik sampling aksidental yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang untuk kebetulan diketemui cocok sebagai sumber data.

3. Tehnik Pengumpulan Data


(22)

a. Angket/Quesioner, yaitu pertanyaan-pertanyaan secara tertulis yang diajukan kepada para responden untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pendapatan pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui.

b. Wawancara (interview), adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed). Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah responden keseluruhan , karena ada sebagian pertanyaan dalam angket yang bersifat terbuka.

c. Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dari beberapa literature yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Literatur itu berupa buku, majalah, internet, surat kabar, buletin dan lain sebagainya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan cara membaca, mengutip/menganalisa dan merangkum hal-hal yang diperlukan.

4. Tehnik Analisis Data

a) Kuantitatif : Metode yang memaparkan gambaran objek penelitian dalam bentuk angka dan tabel

b) Kualitatif : Metode yang memberikan analisis dari angka dan table dalam bentuk bahasa

c) Korelasi : Metode yang mengkorelasikan 2 buah variable X dan Y. Dalam perhitungannya korelasi ini memakai rumus Rank Spearman dengan alasan karena penelitian ini merupakan statistic non


(23)

parametric. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi tatajenjang yaitu :

)

1

(

6

1

2 2

=

n

n

di

rs

5. Variabel Penelitian

X Y

6. Indikator Variabel

Indikator dari gambaran umum responden (X) adalah pengetahuan yang meliputi : maksud dari Dirham Card, kenyamanan menggunakan Dirham Card, lama menjadi nasabah Dirham Card. Status ekonomi meliputi : jumlah penghasilan selama 1bulan, jenis pendidikan, jenis pekerjaan. Untuk pertanyaan kuisioner penulis memberikan penilaian :

Jawaban YA, skor 1

Jawaban TIDAK, skor 0 (nol)

Indikator dari respon nasabah Bank Danamon Syariah (Y) adalah pertanyaan kuisioner :

Jawaban sangat menarik/sangat puas/sangat setuju/sangat bagus, skor 5

Jawaban menarik/puas/setuju/bagus, skor 4 Karakteristik

Pengetahuan, Status Ekonomi Nasabah

Respon Nasabah Terhadap Dirham Card


(24)

Jawaban tidak tahu, skor 3

Jawaban tidak menarik/tidak puas/tidak setuju/tidak bagus, skor 2 Jawaban sangat tidak menarik,sangat tidak puas/sangat tidak setuju/sangat tidak bagus, skor 1

7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan penulis dalam membuktikan kebenaran yang dicari dalam penelitian ini. Berdasarkan pada rumusan di atas maka hipotesisnya adalah ada hubungan positif yang signifikan antara karakteristik pengetahuan dan status ekonomi nasabah (X) dengan respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card (Y). (X)

Artinya semakin tinggi karakteristik nasabah, semakin tinggi (baik) responnya terhadap Dirham Card.

8. Tehnik Penulisan

Tehnik penulisan yang digunakan adalah merujuk pada pedoman penulisan skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.


(25)

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah pemahaman uraian dan gambaran skripsi, maka penulis membaginya menjadi lima bab, tiap bab didalamnya terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari lima pokok pembahasan, yaitu latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Terdiri dari pengertian respon dan macam-macam respon, pengertian kartu dan kredit, pengertian kartu kredit, fungsi kartu kredit, persyaratan atau prosedur mendapatkan kartu kredit, pihak-pihak yang terlibat dalam kartu kredit, keuntungan dan kerugian kartu kredit BAB III DIRHAM CARD DAN AKAD DIRHAM CARD

Terdiri dari pengertian Dirham card dan landasan hokum, prosedur permohonan Dirham card, akad Dirham card yang terdiri dari akad ijarah, akad kafalah, dan akad qardh.

BAB IV ANALISIS RESPON NASABAH TERHADAP KARTU KREDIT SYARIAH (DIRHAM CARD) PADA BANK DANAMON SYARIAH

Tinjauan umum tentang Bank Danamon Syariah terdiri dari sejarah singkat Bank Danamon Syariah, , produk dan jasa yang dihasilkan,


(26)

Visi dan misi. Terdiri dari gambaran umum responden, karakteristik nasabah berdasarkan pada pengetahuan dan status ekonomi, respon nasabah Bank Danamon Syariah terhadap Dirham Card dan analisis korelasi.

BAB V PENUTUP

Memuat kesimpulan dan saran

BAB II

LANDASAN TEORI A. Respon

1. Pengertian Respon, Pengetahuan dan Status Ekonomi

Dalam kamus besar ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan respon adalah reaksi psikologis metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan, ada yang


(27)

bersifat otonomis seperti refleks dan reaksi emosional langsung ada pula yang bersifat terkendali.11

Respon diartikan sebagai tanggapan, reaksi atau jawaban manusia yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama terhadapsuatu objek. Dalam kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.12 Dalam kamus besar bahasa Indonesia respon adalah tanggapan; reaksi; jawaban.13 Tanggapan adalah suatu yang timbul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap suatu aksi. Jawaban adalah sesuatu yang muncul karena adanya suatu pertanyaan.

Adapun menurut Norman L Munri dan Houghton, respon merupakan varian sikap, yakni sikap menerima atau menolak. Jadi, diskusi tentang respon berarti diskusi tentang sikap (attitude).

Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi, baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungan dengan objek-objek psikologis. Dengan demikian, objek dapat menimbulkan berbagai macam sikap, berbagai macam tingkatan afeksi pada seseorang. Dalam pandangan Thurstone, sikap hanya mengandung komponen afeksi saja.

11

Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), h. 964

12

Tim Penyususn Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 746

13

Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Edisi ke-3, Cet. 3, h. 952


(28)

Newcomb berpandangan bahwa sikap mengandung komponen kognitif dan komponen konatif. Newcomb tidak melihat adanyan komponen afektif dalam struktur sikap. Sejalan dengan pandangan Newcomb, Rokeach menambahkan bahwa sikap berkaitan dengan prilaku; sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berperilaku.

Myers berpendapat bahwa sikap merupakan struktur yang terbentuk oleh kenyakinan (beliefs), perasaan (feelings), dan kecenderungan perilaku (behavior tendencies) mengenai suatu objek. Hal ini ditandaskan oleh Baron dan Byrne yang mengutip pandangan Eagly, Himmelfarb dan Rajecki. Dengan demikian, sikap itu mengandung komponen kognitif (beliefs), komponen afektif (feelings), dan komponen konatif (behavior tendencies).

Pengetahuan menurut Aristoteles adalah hasil penerapan akal manusia yang dibagi atas tiga kelompok, pengetahuan teoritis (pengetahuan yang digunakan untuk kepentingan diri sendiri, seperti pengetahuan matematika dan fisika), pengetahuan praktis (pengetahuan yang diaktualkan, seperti pengetahuan politik atau ekonomi), pengetahuan produktif (pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan, dan menciptakan sesuatu). Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh manusia dari hasil penerapan akal.

Status ekonomi adalah bentuk atau keadaan, kualitas hidup yang berkenaan dengan produksi, konsumsi dan distribusi.


(29)

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :14

a. Kognitif

Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

b. Afektif

Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif

Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Dengan kata lain respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

B. Kartu Kredit

1. Pengertian Kartu dan Kredit

Kartu menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kertas tebal berukuran persegi panjang.15 Salah satu kegiatan bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Dana tersebut berasal dari dana

14

Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.218 15


(30)

yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana.

Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan dalam pasal 1 butir 11, pengertian kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.16 Menurut kamus besar bahasa Indonesia kredit adalah cara menjual barang dengan pembayaran secara tidak tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur).17 Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking yang dikutip dalam buku Dasar-dasar perkreditan yang dimaksud dengan kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayatan pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.18

Istilah kredit dalam bank syariah disebut dengan pembiayaan. Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

16

Rahmat Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam Di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Abadi, 2002), h. 136

17

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Pusat Bahasa Indonesia, h. 599 18

Tomas Suyatno, H. A. Chalik, Made Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda, Djuhaepah T. Marala, Dasar-Dasar Perkreditan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), Edisi ke-4, h.13


(31)

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.19

Pengertian kredit dalam penggunaan yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauh mana relevansi penggunaannya dalam praktek bisnis umumnya dan perbankan khususnya. Kata “kredit” berasal dari bahasa Romawi “Credere” yang berarti percaya atau “Credo” atau “Creditum” yang berarti saya percaya. Maksud dari percaya bagi pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu yang telah disepakati bersama.

Kredit diberikan atas dasar kepercayaan. Artinya prestasi yang diberikan diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan hal di atas, unsur-unsur yang terdapat dalam kredit tersebut adalah :20

19

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Ed. 1., Cet. 4, h. 73

20

Johannes Ibrahim, KartuKredit – Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004), Cet. 1, h. 11


(32)

1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atas prestasi yang diberikannya kepada debitur yang akan dilunasinya sesuai jangka waktu yang diperjanjikan.

2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan pelunasannya dan jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu telah disepakati bersama antara pihak bank dan debitur.

3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara bank dengan debitur maka bank akan memperoleh uang dan bunga atau imbalan.

4. Resiko, yaitu adanya resiko yang mungkin terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari debitur, maka diadakan pengikatan jaminan atau agunan.

Keempat unsur kredit di atas keseluruhannya saling berkaitan. Pemberian kredit tidak dapat dilakukan tanpa adanya kepercayaan. Dengan kepercayaan yang diberikan kepada oleh bank, dijanjikan periode waktu yang disepakati bersama untuk penggunaan dan pelunasannya. Sebagai objek dari perjanjian kredit bank, ada prestasi secara timbal balik diberikan oleh masing-masing pihak, dimana bank memberikan fasilitas kredit yang penarikannya disesuaikan dengan kebutuhan debitur dan sebaliknya debitur harus


(33)

membayar berupa bunga atau imbalan. Dan terakhir bahwa pemberian kredit tidak luput dari unsur resiko, dapat terjadi karena kondisi atau kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap aktivitas debitur ataupun debitur nakal alias tidak beri’tikad baik untuk memberikan kontra prestasi dengan membayar bunga atau imbalan.

Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan konvensional yang diperoleh melalui bunga sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.21

Salah satu jenis kredit yang ditawarkan oleh bank maupun lembaga keuangan lainnya adalah kartu kredit. Kartu kredit atau Credit card adalah alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan konsumen untuk ditukarkan dengan produk barang dan jasa yang diinginkannya pada tempat-tempat yang dapat menerima kartu kredit

(merchant) atau dapat digunakan konsumen untuk mengangkan kepada bank

penerbit atau jaringannya (cash advance).22

2. Pengertian Kartu Kredit dan Jenis-Jenis Kartu Kredit a. Pengertian kartu kredit

21

Kasmir, Manajemen Keuangan, h. 73 22

Imam Prayogo Suryohadibroto, dan Djoko Prakoso, SURAT BERHARGA : Alat Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: PT. Pineka Cipta, 1995), Cet. 3, h. 335


(34)

Kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan bagi langganannya untuk dapat membeli barang-barang dan jasa dari perusahaan yang menerima kartu tersebut tanpa pembayaran dengan uang tunai.23

Kartu kredit atau credit card adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memunkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.24

Dahlan Siamat mendefinisikan kartu kredit sebagai jenis plastik yang digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimum tertentu.25

Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai alat pengganti uang tunai atau cek.26 Thomas mendefinisikan kartu kredit yaitu alat pembayaran sebuah kartu, di mana dicetak nama si pemegang kartu kredit tersebut, nomor keanggotaannya dan contoh tanda tangannya.27 Jadi, istilah kartu kredit yang tepat dalam bahasa Arab adalah bithaqah al-iqrad, karena

23

Peter Salim, The Contemporary English-Indonesia:Dictionary, (Jakarta: Modern English Press, 1996), Edisi VII, h. 438

24

Johaness Ibrahim, Kartu Kredit – Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, h.11 25

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Indonesia, 1995), Cet. 1, h. 257 26

Thomas Suyatno, et. Al, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), Edisi ke-3, h. 64

27


(35)

istilah itu menunjukan kesesuaian terhadap hakikat kartu kredit tersebut, yang membedakannya dengan jenis kartu lain dari aspek persyaratan dan pelunasan pinjaman yang dibangun berdasarkan pada hokum syar’i.28 Dengan kartu kredit tersebut pemegang kartu dapat membeli apa saja yang diinginkan di tempat yang dapat menerima kartu kredit. Dan dapat pula diinginkan kepada bank atau pihak penalang yang mengeluarkan kartu tersebut.

Definisi di atas, telah digambarkan bagaimana sebenarnya kartu kredit berfungsi sebagai alat transaksi pengganti uang.

b. Jenis-jenis kartu plastik

Kartu plastik ditinjau dari fungsi dan cara pembayaran atas tagihan yang harus dipenuhi oleh pemegang kartu.

• Credit Card, yaitu jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa di mana pelunasan atau pembayaran kembali dapat digunakan sekaligus atau dengan mencicil sejumlah minimal tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari saldo tagihan ditambah bunga bulanan. Kartu kredit dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai baik langsung melalui teller pada kantor bank bersangkutan maupun ATM dimana tertera logo atau nama kartu yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan dalam transaksi ini adalah Visa dan Master card.

28

Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah – Kartu Kredit dan Debit Dalam Perspektif Fiqh, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi 1, h. 4


(36)

• Charge Card, yaitu suatu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa di mana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan dngan atau tanpa biaya tambahan. Contoh jenis kartu yang telah digunakan di Indonesia antara lain adalah BCA Card, Hero Master, Dinner Card, dan lain sebagainya.

• Debit Card, yaitu berbeda dengan kedua kartu di atas tersebut, pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu ini, pada prinsipnya adalah transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai tetapi pelunasan atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebet (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan sebesar jumlah nilai transaksi pada merchant atau penjual.

• Cash Card, yaitu jumlah kartu yang memungkinkan pemegangnya atau pemiliknya untuk memperoleh atau menarik uang tunai baik langsung pada kasir bank maupun ATM bank tertentu yang biasanya tersebar di tempat-tempat strategis, misalnya di hotel, di pusat perbelanjaan dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan perjanjian kerjasama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula menggunakannya pada bank lainnya. Kartu jenis ini tidak dapat


(37)

digunakan untuk pembayaran transaksi jual beli sebagaimana credit card, charge card, dan debit card.29

Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu kredit ini dapat di bedakan antara lain : • Kartu kredit lokal

Kartu kredit lokal merupakan kartu kredit yang hanya berlaku dan dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja di suatu negara. Contoh kartu yang berlaku secara lokal di Indonesia saat ini antara lain adalah Duta card, BCA card, Kassa card dan lain sebagainya.

• Kartu kredit internasional

Kartu kredit internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku antar lintas negara. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antar benua, yaitu Visa dan Master Card. Kedua merek tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100 juta pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan melakukan transaksi hamper di semua kota.

3. Fungsi Kartu Kredit

Fungsi kartu kredit sebagai instrument dalam melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan antara lain sebagai berikut 30:

a. Sumber kredit

29

Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h.258-159 30Ibid


(38)

Kartu kredit dapat digunakan sebagai instrument untuk memperoleh kredit yang dilakukan dengan cara : Pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi (charge card). Kedua, kartu kredit dapat memberikan keleluasan kepada pemegangnya untuk membayar bulanan sejumlah minimumtertentu dari total transaksi yang dilakukan (kartu kredit). Ketiga, jumlah pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti. b. Sumber uang tunai

Beberapa cara di mana kartu kredit ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai melalui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check guarantee card). Dengan menngunakan kartu misalnya, Visa atau Master card di Negara mana saja pada bank yang dapat memiliki kerjasama dengan pengelola kartu tersebut, pemegang kartu yang bersangkutan dapat menarik dana tunai.

c. Penjaminan cek

Kartu kredit yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek. Disamping itu dapat juga digunakan sebagai cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM.

4. Persyaratan atau Prosedur Mendapatkan Kartu Kredit

Persyaratan atau prosedur mendapatkan kartu kredit secara umum adalah : 1) Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan

yang sudah disiapkan oleh lembaga penerbit


(39)

- Menyerahkan fotocopy bukti diri seperti KTP

- Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilan

3) Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat calon pemegang kartu dan lewat telepon

Tujuan penelitian ini untuk melihat kebenaran data yang dibuat serta kredibilitas dan kapabilitas calon nasabah tersebut.

4) Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu jika dari hasil penelitian dianggap layak dan mengirimkan kartu kredit tersebut kepada nasabah.

5. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Kartu Kredit

Transaksi yang menggunakan kartu kredit melibatkan berbagai pihak. Masing-masing pihak satu sama lain terikat perjanjian baik mengenai hak maupun kewajibannya. Pihak-pihak yang terlibat akan membentuk suatu sistem kerja kartu kredit itu sendiri.

Adapun pihak yang terlibat dalam sistem kerja kartu kredit adalah :

a. Bank atau perusahaan pembiayaan baik sebagai penerbit dan pembayar (Issuer Bank)

b. Pedagang (Merchant) sebagai tempat belanja seperti supermarket, toko dan tempat-tempat lainnya yang mana bank telah mengikat perjanjian terlebih dahulu.


(40)

c. Pemegang kartu (Card Holder) adalah nasabah yang namanya tertera dalam kartu tersebut dan yang berhak menggunakannya untuk berbagai keperluan transaksi.

d. Acquirer adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu kredit terutama dalam penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan pihak Merchant. Dalam mekanisme pasar pengelolaan kartu kredit misalnya, bank berfungsi sebagai acquirer atau memang lembaga khusus yang terkonsentrasi pada fungsi ini.

6. Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit

Adapun keuntungan yang diperoleh dari kartu kredit adalah : 1) Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan

a. Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu b. Bunga yang digunakan pada saat berbelanja

c. Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan setiap pemegang kartu yang akan menarik uang tunai di ATM

d. Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran

2) Keuntungan bagi pemegang kartu

a. Kemudahan berbelanja dengan kredit, jadi nasabah tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi

b. Dari segi keamanan, membawa uang tunai terutama dalam jumlah yang besar jelas tidak aman karena memiliki resiko kehilangan.


(41)

Dengan menggunakan katru kredit resiko kehilangan tetap ada tetapi resikonya lebih kecil dibandingkan dengan membawa uang tunai. Apabila kartu kredit hilang atau dicuri orang lain maka kartu kredit tersebut tidak mudah dipergunakan mereka yang tidak berhak. Karna kartu kredit ada fasilitas fhotocard dan digital signature yang tercantum dikartu tersebut, oleh karena itu hanya mereka yang foto dan tanda tangannya yang tercantumlah yang berhaklah menggunakannya.

c. Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu di berbagai tempat, sehingga memudahkan dan memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak.

d. Bagi sebagian kalangan, pemegang kartu kredit memberikan kesan bonafiditas, sehingga memberikan kebanggaan tersendiri.

Disamping keuntungan-keuntungan di atas, kartu kredit juga memiliki kerugian antara lain :

1) Kerugian bagi bank atau lembaga pembiayaan

Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah atau sulit untuk menagih, mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga sebagaimana layaknya kredit, karena ketika hendak memperoleh kartu kredit nasabah hanya menyerahkan bukti penghasilan saja


(42)

Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah merasa tidak mengeluarkan uang tunai untuk berbelanja, sehingga kadang-kadang ada hal-hal yang tidak perlu dibeli, dibelikan juga. Kemudian kerugian nasabah disebabkan karena sebagian merchant membebankan biaya tambahan untuk setiap kali melakukan transaksi.

7. Mekanisme Transaksi Dengan Kartu Kredit

Untuk menjadi anggota atau pemegang kartu harus mengajukan permohonan terlebih dahulu dengan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan kartu atau penerbit. Persyaratan pokok untuk menjadi anggota pada prinsipnya adalah calon pemegang kartu harus memenuhi ketentuan minimum jumlah penghasilan pertahunnya. Masing-masing perusahaan kartu (penerbit) memiliki standar minimum penghasilan tahunan pemohon untuk dapat diterima sebagai pemegang kartu. Namun dengan semakin ketatnya persaingan, persyaratan keanggotaan terutama yang berkaitan dengan ketentuan tingkat minimum penghasilan cenderung diturunkan dan lebih diperlonggar. Pemegang kartu diharuskan membayar uang pangkal dan iuran tahunan yang besarnya tergantung dari jenis kartu. Gold card lebih mahal dibandingkan dengan regular atau classic card. Di samping itu, persyaratan untuk menjadi pemegang gild card ini biasanya jauh lebih ketat. Penghasilan tahunan minimum yang dipersyaratkan jauh lebih tinggi. Kelebihan gold card biasanya memiliki credit limit yang jauh lebih tinggi daripada kartu regular di samping adanya fasilitas yang lebih menarik lainnya. Selain itu, yang cukup


(43)

penting adalah gold card jelas memberi rasa prestise yang tinggi kepada pemegangnya.

Selanjutnya, pemegang kartu dapat menggunakan kartunya setiap melakukan transaksi kepada semua merchant yang menerima merek kartu yang dimiliki. Merchant yang menerima merek-merek kartu tertentu biasanya mudah diketahui dengan memperhatika logo atau gambar yang biasanya ditempelkan atau diperlihatkan di sekitar kasir atau di kaca pintu masuk merchant. Umumnya hotel-hotel, restoran , travel biro dan toko-toko yang relative besar bersedia menerima berbagai jenis kartu.

Merchant kemudian melakukan penagihan seluruh transaksi jual beli yang dibayar dengan menggunakan kartu kepada pihak issuer. Apabila semua slip penjualan dianggap sah dan telah memenuhi ketentuan sesuai yang disepakati dengan merchant maka issuer akan membayar seluruh tagihan yang diajukan merchant setelah dikurangi dengan discount (komisi) yang besarnya sesuai dengan yang telah diperjanjikan lebih dahulu (3%-5%). Jangka waktu tanggal transaksi dengan penagihan oleh merchant kepada issuer juga diatur dalam perjanjian, misalnya 3-10 hari.


(44)

BAB III

DIRHAM CARD DAN AKAD DIRHAM CARD A. Dirham Card

1. Pengertian Dirham Card

Dirham Card adalah kartu bayar (payment card) yang dapat digunakan untuk pembayaran atas pembelian dengan merchant (pihak ketiga) baik barang atau jasa yang halal dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kartu ini dapat menggunakan fasilitas ini untuk melakukan pembayaran atas pembelian barang atau jasa pada merchant melalui jaringan MasterCard International. Nasabah diberikan kebebasan untuk membayar secara penuh atau secara angsuran. Pada prinsipnya Dirham Card diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan muslim modern atas transaksi kartu kredit yang berbasis syariah31.

Dirham Card merupakan kartu kredit syariah yang diluncurkan oleh Perbankan syariah. Dirham Card adalah kartu yang sama seperti dengan kartu kredit yang telah dikenal selama ini – namun yang pasti, Dirham Card berfungsi sesuai dengan sharia compliance, halal.

PT Bank Danamon dalam rangka untuk memudahkan transaksi umat islam, khususnya bagi mereka pengguna (nasabah) perbankan syariah di Indonesia. Bank Danamon Tbk. dan Master Card sudah meluncurkan Dirham Card, kartu syariah pertama di Indonesia dengan penawaran unik, fungsionalitas

31


(45)

dan berbagai keuntungan sebagaimana kartu kredit konvensional, sementara hubungan antara pihak yang terkait didasarkan pada ketentuan-ketentuan syariah.

Sebagai bagian penting dari bisnis kami tahun ini, peluncuran Dirham Card bertujuan unutk melengkapi rangkaian produk kartu yang kami tawarkan kepada para nasabah Bank Danamon,” kata Sebastian Paredes, Direktur Utama Bank Danamon”. Inisiatif bisnis ini juga menunjukan keunggulan dan komitmen kami yang berkelanjutan di segmen perbankan syariah serta di bisnis kartu,” tambahnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, posisi Bank Danamon telah naik dari nomor 12 ke nomor 6 dalam peringkatnya diantara penerbit kartu terbesar di Indonesia, hal ini memposisikannya sebagai salah satu penerbit kartu dengan tingkat pertumbuhan yang tertinggi di Indonesia.

Dirham Card ini diluncurkan berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/IX/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/183/DPbS/2007 tentang persetujuan Danamon Syariah Card dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1) Aktifitas perekonomian dunia yang semakin global dan kompleks membutuhkan sebuah instrument praktis untuk melangsungkan transaksi, oleh adanya kemudahan dalam bermuamalat merupakan kebutuhan umat yang perlu direspon dengan positif.

2) Kartu kredit yang ada sekarang berjalan dan beroperasi tidak sesuai dengan syariat islam karena mengunakan prinsip bunga


(46)

3) Perlu adanya instrument pengganti dari kartu kredit konvensional yang tidak berprinsipkan bunga sebagian produk alternatif yang aman dan menentramkan.

2. Keuntungan yang ditawarkan oleh Dirham Card

Keuntungan yang ditawarkan oleh Dirham Card dapat meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a. Tidak menetapkan sistem bunga, melainkan sistem biaya sewa berdasarkan prinsip ijarah

b. Penetapan harga (pricing) yang kompetitif dan lebih adil karena menerapkan perhitungan fee yang menhargai pembayaran parsial c. Pengelolaan dana kebajikan (qardhul hasan) yang diperoleh dari

penyelenggaraan produk kartu syariah; misalnya late payment fee, yang disalurkan untuk kegiatan kedermawanan.

d. Benefit atau manfaat dasar, termasuk untuk membayar tagihan listrik, telepon, air dan TV kabel, mendapatkan diskon di sejumlah merchant, dan membeli voucher genggam.

e. Memungkinkan penggunaan kartu untuk keperluan-keperluan yang bersifat spiritual, seperti umrah atau wisata spiritual.


(47)

3. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan biaya-biaya dan denda dalam kartu kredit syariah

Ada beberapa fee yang disyaratkan bagi calon pemegang kartu yaitu:32

a. Membership fee (Rusum al-‘udhwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin penggunaan fasilitas kartu

b. Merchant fee adalah fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tahsil al-dayn)

c. Fee penarikan uang tunai (sahb al naqdi) adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk penarikan uang tunai (Rusum Shahib al Nuqud) yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan.

d. Fee kafalah adalah fee yang diberikan pemegang kartu atas pemberian kafalah

Dan jenis denda yang harus dibayar oleh nasabah yaitu :

1. Denda keterlambatan (late charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran yang diakui sebagai dana sosial.

2. Denda karena melampaui pagu (plafon over limit charge) adalah denda yang dikenakan karena melampaui pagu yang diberikan

32

Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: CV. Gaung Persada, 2006), h. 308


(48)

tanpa persetujuan penerbit kartu dan akan diakui sebagai dana sosial.

4. Ketentuan dan Batasan (Dhawabith wa hudud) Dirham Card33 a) Tidak boleh menimbulkan riba

b) Tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat c) Tidak mendorong untuk pengeluaran yang berlebihan (israf)

d) Tidak menimbulkan hutang yang berlipat-lipat sehingga menjadi pemberat dalam melunasi hutangnya (ghalabah al dain)

e) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan financial untuk melunasi pada waktunya

f) Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan Syariah 5. Jenis-jenis Dirham Card

Ada tiga jenis kartu Dirham Card yaitu 34: 1) Green (klasik) dengan limit Rp.5.000.000 2) Gold (emas) yang terdiri dari :

- Gold 1 – limit Rp.10.000.000 - Gold 2 – limit Rp.20.000.000 - Gold 3 – limit Rp.30.000.000 3) Platinum dengan limit Rp.40.000.000

33Ibid , h. 309 34


(49)

6. Fitur Umum Dirham Card

Fitur-fitur yang digunakan Dirham card yaitu:35

• Kemudahan bertransaksi di seluruh dunia

Dirham card dapat digunakan untuk berbelanja di seluruh merchant yang menerima MasterCard. Pemegang Dirham card tidak perlu repot membawa uang tunai, transaksi lebih aman dan nyaman.

• Dirham bill manager adalah fasilitas otomatis debet langsung untuk setiap pembayaran tagihan rutin para pemegang Dirham card, bebas antrian di ATM/teller bank dan tidak perlu mengingat tanggal jatuh tempo tagihan.

• Dirham ownership program adalah fasilitas cicilan tetap setiap bulan yang akan memberikan kemudahan bagi pemegang kartu untuk memiliki berbagai barang kebutuhan.

• Dirham for tomorrow

Kemudahan bagi pemegang Dirham card untuk mempersiapkan perjalanan umrah mereka melalui penawaran istimewa berupa harga khusus dan instalment pembayaran dengan Dirham card

• Dirham living Sebagai pemegang Dirham card, mereka akan dimanjakan dengan beragam penawaran spesial di beberapa Islamic merchant terpilih yang sesuai dengan gaya hidup yang sesuai dengan konsep syariah

35 Ibid


(50)

• Dirham shield adalah fasilitas asuransi yang akan melindungi tagihan Dirham card hanya dengan premi sebesar 0,41% dari total tagihan setiap bulan. Apabila pemegang kartu meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan, sakit atau kecelakaan yang menyebabkan cacat tetap. Selain melindungi tagihan, Dirham shield juga akan memberikan tunjangan kepada ahli waris dari pemegang kartu

• Pembayaran tagihan Dirham card dapat dilakukan melalui fasilitas outo pay (pendebetan otomatis) dari rekening tabungan atau giro mereka di Bank Danamon, melalui 750 ATM Danamon, 4000 ATM bersama atau layanan telepon 24 jam Danamon Trade Centre

• Danamon Access centre adalah fasilitas layanan informasi mengenai kartu, fitur hingga layanan terbaru

• Airport lounge yaitu pemegang Dirham card Platinum dapat menikmati fasilitas ruang tunggu ekslusif di beberapa bandara utama di Indonesia. Cukup dengan menunjukan Dirham Card kepada petugas airport lounge

• Penarikan tunai dapat dilakukan oleh pemegang kartu Dirham Card di seluruh ATM Danamon, ATM yang berlogo MasterCard/Cirrus serta teller bank yang memiliki logo Master.


(51)

Semua warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan umum dan persyaratan dokumen dapat memiliki Dirham Card. Syarat-syarat pengajuan aplikasi Dirham Card, antara lain:36

• Persyaratan umum 1. Usia

a. Pemegang kartu utama :21 s/d 65 tahun b. Pemegang kartu tambahan : 21 s/d 70 tahun 2. Penghasilan minimum/bulan

a. Green : Rp.2.500.000 b. Gold 1 : Rp.5.000.000 c. Gold 2 : Rp.10.000.000 d. Gold 3 : Rp.15.000.000 e. Platinum : Rp.20.000.000

Aplikasi Dirham Card dapat ditolak jika ternyata nasabah memiliki catatan sejarah kredit yang unfavorable tercermin dari daftar black-list baik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun AKKI (Asosiasi Kartu Kredit Indonesia). Pada dasarnya aplikasi Dirham Card dapat disetujui sejauh CH memberikan data dan mengisi aktivasi form beserta fotokopi ktp dan tidak termasuk dalam daftar black-list. Berikut ini, meskipun tidak akan menambah bobot proses persetujuan akan tetapi proses verifikasi agar dapat berjalan lancar antara lain:

36 Ibid


(52)

1. Dokumen pelengkap yang dilihat harus jelas 2. Nomor telepon rumah adalah fixed bukan fortable 3. Nama ibu kandung

4. Data penghasilan

5. Tidak melebihi batasan umur (>65 th) C. Akad Dirham Card

1. Akad Ijarah a. Pengertian

Al Ijarah berasal dari kata Al Ajru yang berarti Al ‘Iwadhu (ganti). Menurut pengertian syara’, Al Ijarah ialah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan perggantian.37 Pada akad atau skema transaksi ijarah, penerbit kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas penyediaan jasa atau ijarah ini, pemegang kartu dikenakan membership fee (biaya keanggotaan).

b. Landasan Syari’ah

Landasan syariah mengenai ijarah adalah :

1) Firman Allah SWT QS. Al Baqarah (2) ayat 233 :

37


(53)

!"#$%

&'$(

!!) * +

,-. / 0

$1

3456/!7

8)9:

; <-.$

) =>

?@(A))

,

B 9 )

C8)

5 /4 )

9

C8)

)EFG,

/

H

$

I J K

LMNNO

“ …Dan jika kami ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”.

2) Firman Allah SWT QS. Al-Qashash (28) ayat 26 :

4P$%)$Q

)!5RS!"

GP

T6# U

JVW-X Y

7)

Z[

J!\

L] :

^

J!W-X Y

7)

_O $ -%)

`aG:3b)

LMGO

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : “Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

3) Hadits riwayat Abu Daud dari Saad bin Abi Waqqash r.a, berkata :

!"# $% ﻥ ﻥ% ' # (

) * )$

“Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas atau perak”. 4) Hadits riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda :

+

%%

,

- .%/ %$/

0 (ﻝ )$ﻝ

ﻝﺹ

% +

) % 3/$

4

)/ . %

5


(54)

“Dari Ibn Umar r.a berkata : Sabda Rasulullah SAW Berikanlah olehmu upah pekerja sebelum keringatnya kering (Diriwayatkan Majah)”.

c. Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah

Para ulama Fiqh berpendapat bahwasanya akad ijarah berakhir apabila :38 1) Objek hilang atau musnah

2) Tenggang waktu yang disepakati telah berakhir

3) Menurut Hanafiyah, wafatnya salah seorang yang berakad, karena akad tersebut tidak boleh diwariskan, sedangkan menurut jumhur ulama tidak batal dan boleh diwariskan kepada akad tersebut sama dengan jual beli dimana mengikat antara kedua belah pihak

4) Menurut ulama Hanafiyah, apabila ada uzur dari salah satu pihak, atau dikarenakan salah satu pihak muflis. Akan tetapi menurut jumhur ulama uzur yang boleh membatalkan akad ijarah tersebut adalah apabila objeknya cacat.

2. Akad Kafalah a. Pengertian

Dalam pengertian bahasa kafalah berarti adh-dhammu (menggabungkan). Kafalah juga disebut dhaman (jaminan), hamalah (beban), dan za’amah (tanggungan). Ahli fiqh mazhab Hanafi mendefinisikan bahwa kafalah adalah proses penggabungan tanggungan

38


(55)

kafil menjadi tanggungan ashiil dalam tuntutan/permintaan dengan materi sama atau hutang, atau barang atau pekerjaan.39

Dalam hal ini penerbit kartu adalah penjamin (kafil) bagi pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul dari transaksi antara pemegang kartu dengan merchant, dan atau penarikan tunai dari selain bank atau ATM bank penerbit. Atas pemberian kafalah, penerbit kartu dapat menerima fee (ujrah kafalah).`

b. Landasan Syariah

Landasan syariah mengenai kafalah antara lain : 1) Firman Allah SWT QS. Yusuf (12) :72 :

%)$Q

"V -F @

c

d

e /!5-%)

]!5G%

8Q!]

fGg

hi

% JG

j) @

fGg

kj G !l

LmMO

“Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”.

2) Hadits Riwayat Bukhari :

6ﻝ $ﻝ7 / 68 (ﻝ )ﻝ* )$ﻝ

6 ﻝ 9

) ﻝ

$

$ $ (ﺹ

: + $ﻝ

,

$

)$ﻝ :"

;

9ﻝ +

,

)$ﻝ

<%= 7 ﺝ-68 (?

: +

,

$

)$ﻝ :"

;

9ﻝ +

,

(

+

,

( @ ﺹ ﻝ 9ﻝﺹ

7 8 9 +

,

:9 % $) $ 6ﻝ

)$ﻝ

ﻝﺹ

4

% ﺥ . %

5

40

39

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah 13, h. 174 40

Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah Al Bukhari Al Ja’fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar Ibnu Katsir, 1987), Juz 11, h. 799


(56)

“Abu A’shim dari Yazid Ibn U’baid dari Salmah Ibn Akwa bahwasanya Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk disolatkan. Rasulullah SAW bertanya, Apakah ia mempunyai hutang?’sahabat menjawab,’Tidak’. Maka, beliau mensolatkannya.

Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun

bertanya,’Apakah ia mempunyai utang?’Sahabat menjawab,’Ya’.

Rasulullah berkata,’Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mensolatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata,’Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun mensolatkan jenazah tersebut. (HR. Bukhari).

3) Hadits Riwayat Muslim :

)$ﺥ 9 6

ﻝ 9 6 9

4

Bﻝ . 9%

5

“Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya” 3. Akad Qard

a. Pengertian

Al Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqh klasik, qard dikategorikan dalam akad tathawwu atau saling membantu dan bukan transaksi komersial.41

Qard adalah akad tamlik, tidak sah kecuali orang yang boleh (secara hokum) menggunakan harta dan tidak sah apabila tidak ada ijab kabul seperti akad jual beli.

Untuk akad qard, penerbit kartu adalah pemberi pinjaman kepada pemegang kartu melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank penerbit

41

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: EKONISIA Kampes Fakultas Ekonomi UII, 2003), h. 74


(57)

kartu. Pemegang kartu dengan demikian berkewajiban untuk mengembalikan sebesar jumlah dana yang ditarik pada waktunya.

b. Landasan syariah

Landasan syariah mengenai qard adalah :

1) Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah (2) : 282 :

)!RnU T6# U

pqGQC8)

* :

$1

; <* U

!"$

r`-q!"

s t

% !+

uH^ n:

e3vw))$(

x

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya”

2) Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah (2) : 280 :

[Q'

1

yE

4z

{E JGBE|$(

xs t

yE

!z > :

x

“Dan jika ia (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan,berilah tangguh sampai ia berkelapangan…”


(58)

B

)$

ﻥ C

7 $ " C

,

$ D

B

E

$

)

F

6G

7 =

$ﻥ ﻝ

6G)$ﻝ

$

$

$ ﻝ (

)$=

6G - ﻝ H

- ﻝ

4

)/

I ﻝ <# ﺕﻝ Bﻝ )/ @

5

42

“Dari Abu Huraira r.a dari Nabi SAW bersabda : Barang siapa yang meringankan (menghilangkan) dari seseorang muslim suatu kesusahan (petaka) dari kesusahan dunia, Allah akan meringankan baginya kesulitan (petaka) dari kesusahan akhirat (hari kiamat). Dan barang siapa yang memudahkan atas seseorang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memudahkan baginya didunua dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya (dikeluarkan oleh Muslim dan Tarmidzi dan Nasai dan Ibn Majah)”.

42

Imam Hafiz Sulaiman, Shahih Sunan AbiDaud, (Riyadh: Al Ma’arif, 1998), Cet. 1, Jilid 3, h. 213


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. BANK DANAMON SYARIAH

1. Sejarah Singkat Bank Danamon Syariah

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989.

Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai RP 32 triliun. Saat itu juga, sebuah bank BTO dilebur ke Perseroan sebagai bagian dari program pembenahan BPPN.

Pada tahun 2000, delapan bank BTO lainnya dilebur ke dalam Bank Danamon. Namun sebagai surviving entity, Bank Danamon bangkit menjadi satu pilar perbankan nasional. Dalam kurun waktu tiga tahun berikutnya, Bank Danamon melakukan restrukturisasi luas mencakup manajemen, manusia, organisasi, ssistem, nilai prilaku serta identitas perusahaan. Upaya ini berhasil meletakkan fondasi maupun prasarana baru bagi Perseroan guna meraih


(60)

pertumbuhan berdasarkan transparasi, responsibilitas, integritas dan profesionalisme (TRIP).

Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih oleh Konsorsium Asia Finance Indonesia sebagai pemegang saham pengendali. Dengan kendali manajemen baru, serta modal 180-hari pemetaan modal bisnis dan strategi baru, Bank Danamon terus menjalani perubahan transformasional yang dirancang untuk dijadikannya sebagai bank nasional terkemuka dan pelaku regional unggulan.

Bank Danamon syariah adalah salah satu unit usaha dari Bank Danamon yang memiliki visi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah dan dapat menunjang pencapaian visi dan misi Bank Danamon Indonesia melalui inovasi dan teknologi perbankan yang dikelola oleh sumber daya insani yang berkinerja tinggi.

Bank Danamon Syariah membentuk unit usaha syariah pada tahun 2002 sebagai jawaban atas perkembangan perbankan syariah, yang diyakini suatu saat akan menjadi bagian penting dari perbankan nasional. Gagasan perbankan syariah yang sesuai dengan prinsip islam telah berkembang di Indonesia sejak tahun 1990-an. Akan tetapi selama satu dasawarsa konsep ini tidak pernah mengakar, sekalipun Indonesia merupakan Negara berpenduduk umat muslim terbesar di dunia. Kemudian selam dua tahun terakhir ini, hampir


(1)

29. Mengapa anda tertarik menabung di bank syariah?

a. Karena bagi hasil lebih besar dari bunga

b. Sesuai dengan syariah islam

c. Lokasi dekat dengan rumah

d. Semua benar

30. Apakah anda memiliki kartu kredit konvensional?

a. Ya ……….. (tuliskan)

b. Tidak


(2)

Lampiran : TABEL

Nilai-nilai kritis t

Taraf Signifikan

d.b 20% 10% 5% 2% 1% 0,1%

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 31,598

3 1,638 2,363 3,182 4,541 5,841 12,941

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 8,610

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 6,859

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,959

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 5,041

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,781

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,587

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,47

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 4,318

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 4,221

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767

24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745

25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,690

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,674

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,659

30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,646

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,551

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460

120 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373


(3)

Tabel Identitas Responden

Pertanyaan Identitas Responden No.

Nasabah 1 2 3 4 5 6 Jumlah

1 1 1 5 1 4 2 14

2 1 1 3 1 4 4 14

3 1 1 4 1 2 3 12

4 0 1 4 1 2 3 11

5 1 1 3 1 2 3 11

6 0 0 5 2 4 3 14

7 1 1 3 1 2 2 10

8 0 1 3 1 2 2 9

9 1 1 3 1 4 2 12

10 0 1 5 1 2 3 15

11 1 1 5 1 4 3 15

12 1 1 5 1 4 4 16

13 1 1 5 1 2 3 13

14 1 1 5 3 2 4 13

15 1 1 5 1 3 3 14

16 1 1 5 1 4 4 16

17 0 0 5 1 2 3 11

18 1 0 5 1 4 4 11

19 1 1 5 1 3 3 14

20 1 1 5 1 4 4 16

21 0 1 5 1 2 3 12

22 1 0 5 2 2 3 13

23 1 1 3 1 2 3 11

24 0 0 3 1 2 2 8

25 1 1 5 1 2 3 13

26 1 0 5 2 2 3 13

27 1 1 4 1 2 3 12

28 0 1 4 1 2 3 11

29 1 1 5 1 2 3 13


(4)

Tabel Respon Kognitif

Pertanyaan Respon Kognitif (X) No.

Nasabah 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

4 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

5 1 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8

6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

17 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11

18 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

22 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

23 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

24 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

25 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

26 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

27 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12

28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11

29 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12


(5)

Tabel Respon Afektif

Pertanyaan Respon Afektif (Y) No.

Nasabah 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Jumlah

1 5 4 5 5 4 5 4 4 4 40

2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 41

3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44

4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 39

5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 42

6 5 4 5 5 4 5 4 4 4 40

7 5 4 5 5 4 5 4 4 4 40

8 4 5 5 4 4 5 4 5 5 41

9 5 5 5 5 4 5 4 4 5 42

10 5 4 5 4 4 5 4 4 5 40

11 5 5 5 5 5 5 5 4 5 45

12 5 5 5 5 4 4 4 5 5 41

13 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37

14 5 5 5 4 3 4 3 4 5 38

15 4 5 5 4 3 5 2 4 4 36

16 4 4 4 5 4 2 4 4 3 34

17 4 5 5 4 2 5 2 4 4 35

18 4 4 5 3 3 5 3 4 4 35

19 5 5 5 4 3 5 3 4 4 38

20 5 5 5 4 4 5 3 5 5 41

21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

22 5 4 5 4 5 5 4 5 5 43

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

25 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38

26 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45


(6)

Tabel Respon Konatif

No. Pertanyaan No.

Nasabah 28 29 30

Jumlah

1 1 2 0 3

2 1 2 1 4

3 1 2 1 4

4 1 2 1 4

5 1 2 1 4

6 1 2 0 3

7 1 2 0 3

8 1 2 1 4

9 1 2 0 3

10 1 2 1 4

11 1 2 1 4

12 1 2 1 4

13 1 2 1 4

14 1 2 1 4

15 1 2 1 4

16 1 2 1 4

17 1 2 1 4

18 1 2 1 4

19 1 2 1 4

20 1 2 1 4

21 1 2 1 4

22 1 2 1 4

23 1 2 1 4

24 1 2 1 4

25 1 2 1 4

26 1 2 1 4

27 1 2 1 4

28 1 2 1 4

29 1 2 1 4