Semiotika Charles Sanders Peirce

memaknai realitas secara bertahap. Dalam memaknai suatu realitas, subjek memahaminya berdasarkan keberlakuan suatu tanda. Keberlakuan ini bersifat trikotomi. Trikotomi kategori tanda menurut Peirce dapat digambarkan sebagai berikut: Trikotomi Charles Sanders Peirce Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda menjadi tiga bagian yaitu: 1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” resemblance sebagaimana dikenali oleh para pemakainya. Akan tetapi, sesungguhnya ikon tidak semata-mata mencakup citra realitas seperti pada lukisan atau foto saja, melainkan juga ekspresi-ekspresi semacam grafik-grafik, skema-skema, peta geografis. 2. Indeks adalah tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial atau kausal diantara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan kehilangan karakter yang menjadikannya tanda jika objeknya dipindahkan atau dihilangkan. Indeks bisa berupa hal-hal semacam zat atau benda material asap adalah indeks dari adanya api, gejala alam jalan becek adalah indeks dari hujan yang turun beberapa saat yang lalu, gejala fisik kehamilan adalah indeks dari sudah terjadinya pembuahan. 3. Simbol adalah tanda yang representamennya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi unmotivated, simbol terbentuk melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung diantara representamen dan objeknya. 10 Dalam konteks semiotik, simbol biasanya dipahami sebagai “a sign which is determined by its dynamic object only in the sense that it will be so interpreted” suatu tanda yang ditentukan oleh objek dinamiknya dalam arti ia harus benar-benar diinterpretasi. Dalam hal ini, interpretasi tanda simbolik melibatkan proses 10 Kris Budiman, Ikonitas: Semiotia Sastra dan Seni Visual, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2005, h. 56,59. belajar, pengalaman, dan kesepakatan-kesepakatan dalam masyarakat. 11 Dalam penelitian ini, untuk memperjelas makna visualisasi gambar dalam video klip Demi Matahari karya Snada, perlu diketahui bahwa pengambilan gambar juga merupakan elemen yang penting untuk menandakan sesuatu tanda tersebut. Dalam buku Setting Up Your Shots menjelaskan beberapa teknik dasar pengambilan gambar memuat dramatisasi iklan, yaitu: 1 MasterEstablishing Shot, merupakan pengambilan jarak jauh yang menggambarkan objek dengan kegiatan dan latar belakangnya. 2 Full Shot, merupakan pengambilan gambar gambar objek secara seluruh badan dengan aktifitas yang dilakukan objek. 3 Long Shot, pengambilan gambar dengan membuat subjek hanya sebagian kecil saja dari objek yang ditampilkan dalam gambar, selanjutnya kesan yang dimunculkan adalah ketidakberartian objek. 4 Ekxtreme Long Shot, pengambilan gambar dari jarak yang sangat jauh yang ditonjolkan bukan objek, tetapi latar belakangnya. Dengan demikian 11 Pawito, Komunikasi Politik, Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, 2009, h. 81-83. dapat dipastikan posisi objek tersebut dengan lingkungannya. 5 Medium Shot, pengambilan gambar setengah badan. 6 Medium Close Up, pengambilan gambar mulai dari dada ke atas. 7 Ekstreme Close Up, pengambilan gambar jarak dekat secara ekstrim biasanya tidak sempurna karena yang diambil hanya sebagian tubuhnya saja. Missal mata, hidung, bibir dan lain-lain. 8 High Angle, sudut pengambilan gambar dari atas objek hingga mengesankan objek terlihat kecil. Teknik ini memberikan kesan dramatis yaitu nilai kerdil. 9 Low Angle, sudut pengambilan gambar dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek terlihat besar. 10 Tilt, teknik pengambilan gambar yang bergerak hanya dalam bidang yang sama. 11 Full Focus, ini merupakan teknik yang biasa digunakan karena merupakan teknik pengambilan objek dengan latar belakang objek lain di depan lebih besar. 12 Mechanical, teknik ini digunakan dengan pergerakan yang lebih bebas dengan arah horizontal ataupuun vertikal juga dengan sudut pandang yang berbeda-beda tetapi dari objek yang jauh hingga mendekat. 13 Zoom, teknik ini bukan pergerakan kamera, tapi lebih pada pergerakan lensa ke arah yang lebih fokus, biasanya dari jarak jauh menjadi jarak dekat. 14 Transition, merupakan metode yang bergerak dari satu image ke image yang lain, biasanya perubahan dari satu objek menjadi objek yang baru. 15 Montage, satu adegan tanpa narasi hanya musik sebagai latarbelakang suara.

B. Tinjauan Umum Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti panggilan, ajakan, seruan. Bila dijabarkan menurut tata bahasa arab kata dakwah berasal dari kata da’a, yad’u, da’watan yang artinya menyeru, memanggil mengajak, menjamu. 12 Sedangkan terminologi istilah kata dakwah memiliki pengertian yang variatif. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sudut pandang para pakar ilmu dakwah. Untuk lebih memahami 12 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidaya Karya Agung, 1989, h. 128. pengertian dakwah, di sini akan dipaparkan beberapa pengertian dakwah menurut beberapa ahli, diantaranya: a. Menurut Prof. Dr. Hamka dakwah adalah seruan dan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan substansinya terletak pada aktivitas yang memrintahkan amar ma’ruf nahi munkar. 13 b. Prof. Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat. 14 c. Menurut Syaikh Ali Mahfudz di dalam kitabnya Hidayatul Mursyiddin dakwah adalah mendorong memotivasi manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat ma’ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. 15 d. Syaik Abdullah Ba’alawi mengatakan dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang 13 Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1956, h. 233. 14 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1992, h.1. 15 Moh Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006, h.10. benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. 16 Dari berbagai pengertian para pakar di atas terdapat persamaan dan perbedaan. Namun, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu usaha baik lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang membutuhkan proses untuk menyeru dan mengajak individu, golongan, atau kelompok untuk mengikuti ajaran Islam untuk beramal ma’ruf nahi munkar dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju kepada situasi yang lebih baik dengan keridhaan Allah.

2. Unsur-unsur Dakwah

Dalam berdakwah, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi agar dakwah tersampaikan. Unsur-unsur tersebut adalah: a. Subjek Dakwah Pada dasarnya da’i subjek dakwah merupakan orang atau sekelompok orang yang melaksanakan atau menyiarkan dakwah. 17 Seorang da’i harus memiliki bekal yang cukup dalam berdakwah dan harus mampu membimbing umat 16 Moh Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006, h.10. 17 Sayyid M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islam, Solo: Citra Islami Press, 1996, h. 20.