Unsur-unsur Dakwah Tinjauan Umum Dakwah
Landasan umum mengenai metode dakwah adalah Al- Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang artinya:
”Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa bentuk metode dakwah ada tiga yaitu:
a Metode Al-Hikmah dengan hikmah Kata ”Hikmah” dalam Al-Qur’an disebutkan
sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah
”hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal
yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
Prof. DR. Toha Yahya Umar, M.A., menyatakan bahwa hikmah berarti meletakkan
sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai
keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan Tuhan.
20
Kata hikmah sering diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan
sedemikian rupa hingga pijak objek dakwah mampu melaksanakan
apa yang
didakwahkan atas
kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, konflik, maupun terasa tertekan. Dalam bahasa
komunikasi disebut sebagai frame of reference, field of reference, dan field of experience, yaitu suatu
situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan objek dakwah.
21
Metode al-Hikmah mengandung pengertian yang luas. Kata al-Hikmah sendiri di dalam Al-
Qur’an dalam berbagai bentuk derivasinya ditemukan sebanyak 280 kali. Secara harfiah kata
tersebut mengandung makna kebijaksanaan.
20
Drs. H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke-1, h. 35.
21
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Media Pratama, 1987, h.37.
b Metode Mau’idzah Hasanah dengan pelajaran
yang baik Secara bahasa,
mau’idzah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu
mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-
wa’dzan-’idzatan yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan
22
, sementara hasanah merupakan kebalikan dari
sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.
Mau’idzah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada
orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk- petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik,
dapat diterima,
berkenan dihati,
menyentuh perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar,
dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan
atas kesadarannya dapat menghikuti ajarannya yang disampaikan oleh pihak objek dawah. Jadi, dakwah
bukan propaganda.
22
Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h.37.
c Metode Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan bantahlah mereka dengan cara yang baik
Dalam kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan kondisi
mad’u penerima dakwah baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan
adat agar tercapainya keberhasilan dakwah. d. Media Dakwah
Menurut Zaini Muhtaram, media yang dapat dijadikan sebagai media dakwah secara umum dapat dibagi ke dalam
beberapa bentuk, diantaranya adalah:
23
a Media lisan, media lisan adalah media yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan media lain
karena karakteristiknya yang praktis dan ekonomis. Media lisan seperti diskusi, ceramah agama,
simposium, ramah tamah dan sebagainya. b Media cetak, dikenal juga dengan sebutan media
tulisan, ide-ide pemikiran dan ajaran Islam dituangkan dalam bentuk tulisan seperti pada surat
kabar, buku, majalah, tabloid, bulletin dan sebagainya.
c Media elektronik, ialah media yang lahir karena pemikiran manusia dalam bidang tekhnologi
23
Zaini Muhtaram, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah Islam, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996, h.15.
modern. Pada media ini emosi dan ketegangan penonton atau pendengar akan terpancing melalui
tingkah laku, kata-kata ataupun suara yang dihasilkan. Media elektronik antara lain televisi,
radio, VCD, film, dan lain sebagainya. d Media organisasi, organisasi dakwah merupakan
alat untuk pelaksanaan dakwah yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Maka melalui
organisasi sosial maupun keagamaan, dakwah dapat selalu dilaksanakan dalam setiap kegiatan intern
maupun ekstern. e Media seni dan budaya, media ini merupakan suatu
media yang sangat diminati dan akan terus diwariskan pada generasi selanjutnya. Dakwah
lewat seni dan budaya sudah dilakukan digunakan o
leh para guru dan da’i terdahulu hingga sekarang.