Metode pengumpulan data a. Rumusan Masalah BAK

4. Metode pengumpulan data a.

Wawancara: Wawancara memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien ataupun keluarga pasien melalui percakapan dan pengamatan. Data dapat di kumpulkan selama satu periode kontak atau lebih dan harus mencakup semua data yang relevan. Pengorganisasian dan perbaikan data ini membantu dalam identifikasi berkelanjutan tentang kebutuhan-kebutuhan perawatan pasien dan diagnosa keperawatan. Semua pihak dalam proses wawancara harus mengetahui bahwa data yang di kumpulkan di gunakan dalam perencanaan perawatan pasien. b. Pemeriksaan fisik: Selama aspek pengumpulan informasi ini, perawat melatih kemampuan perseptual dan observasional, dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dagan penciuman. Lama dan kedalaman setiap pengkajian fisik tergantung pada kondisi pasien sekarang dan kemendesakan situasi, tetapi biasanya mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, auskultas. Dalam buku ini data pengkajian fisik di perlihatkan dalam data dasar pasien sebagai data objektif Doenges, Moorhouse, Geissler. c. Observasi: Observasi memberikan data yang perawat butuhkan dari pasien melalui pengamatan. Data yang di peroleh dari pengamatan di kumpulkan dalam perencanaan perawatan pasien.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah apa yang akan dicapai dalam penelitian. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan Defisit Masalah yang sering timbul pada kebutuhan Defisit perawatan diri. perawatan diri NIC NOC NANDA, 2014 yaitu: Defisit perawatan diri total berhubungan dengan kerusakan neuromuskular di tandai dengan tingkat ketergantungan pasien, pasien tidak mampu untuk mandi sendiri, tidak mampu mengganti pakaian , tidak mampu berpindah ke toilet, tidak mampu mengambil makanan sendiri. Unversitas Sumatera Utara

4. Perencanaan

Individu akan berpartisipasi secara fisik atau verbal dalam kegiatan makan, mandi, berpakaian, eliminasi. Dx. Defisit perawatan diri total berhubungan dengan kerusakan neuromuskular di tandai dengan tingkat ketergantungan pasien, pasien tidak mampu untuk mandi sendiri, tidak mampu mengganti pakaian , tidak mampu berpindah ke toilet, tidak mampu mengambil makanan sendiri. DS: - Pasien tidak mampu mengungkapkan keluhan yang dirasakan DO: - Pasien membutuhkan mandi lengkap: tidak dapat membantu sama sekali pasien di pakaikan baju, pasien di bantu secara total makan, perawat melakukan perawatan setelah BAB BAK - Perawat melakukan seluruh tidakan Tujuan: - Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan keluarga pasien tetap menjaga perawatan diri yang bersih - pasien mampu mempertahankan kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu - Pasien merawat mulut dan gigi secara mandiri dengan atau alat bantu - Pasien mampu merawa kulit, rambut, dan kuku - Menunjukkan asupan makanan dan cairan yang adekuat. Kriteria hasil : - Kondisi klien tetap bersih dan rapi - Penampilan pasien bersih dan rapi - Kondisi kuku pendek, bersih, kulit tidak kering, rambut bersih dan tidak berbau - Tidak terdapat karies pada gigi dan mulut bersih, bibir tidak kering - Asupan makanan dan cairan adekuat - Perineal Intervensi: 1. Ganti laken, sarung bantal Unversitas Sumatera Utara 2. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local. 3. Mandikan klien 4. Gunakan losion pada kulit setelah mandi 5. Lakukan perawatan diri berpakaian 6. Lakukan perawatan oral: hygiene 7. Lakukan perawatan diri: makan 8. Lakukan perawatan perineal setelah setiap kali buang air kecil dan buang air besar 9. Lakukan perawatan luka 10. Berikan posisi nyaman dan ubah posisi minimal 2 jam sekali 11. Instruksi klen untuk mengangkat badannya setiap 15 menit saat klien duduk 12. Gunakan kasur udara yang dapat di bolak balik untuk tempat tidur klien 13. Lakukan tindakan-tindakan tersebut di atas untuk mengurangi risiko munculnya dekubitus lain 14. Tawarkan pemberian analgesik 30 menit sebelum latihan rentang gerak 15. Ajarkan klien latihan rentang gerak spesifik pada bahu dan lengan kiri 16. Buat jadwal latihan aktif di antara waktu makan dan mandi 17. Cegah ulkus dekubitus pada individu yang berisiko mengalami luka ulkus dekubitus 18. Oleskan zat topikal atau manipulasi alat untuk meningkatkan integritas kulit dan meminimalkan kerusakan kulit 19. Cegah komplikasi luka dan meningkatkan penyembuhan luka 20. Fasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah keletihan dan ketergantungan atau cedera muskuloskeletal Rasional: 1. Mengurangi resiko kerusakan integritas kulit karena gesekan dari alat tidur pasien 2. kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung beresiko terjadi infeksi. Dan nutrisi pada jaringan. Unversitas Sumatera Utara 3. Pembersihan mengangkat minyak yang berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan kotoran yang meningkatkan perkembangan bakteri 4. Emolsien menghaluskan kulit dan mencegah kehilangan kelembaban 5. Memberikan rasa nyaman kepada pasien dan menampilkan penampilan yang rapi dan bersih 6. Meningkatkan dan menjaga kebersihan oral hygiene dan memberikan rasa nyaman 7. Meningkatkan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat 8. Sekresi keringat yang berlebihan dari kelenjar apokrin di daerah aksila dan pubis menyebabkan bau yang tidak sedap. Mandi meminimalkan bau. Sekresi yang terakumulasi pada permukaan kulit sekitar genitalia berperan sebagai tempat penyimpanan infeksi. 9. Mencegaah terjadinya infeksi, perluasan luka, dan pembentukan saluran sinus 10. Tekanan yang di gunakan lebih lama, lebih besar beresiko terjadi kerusakan kulit. Tekanan mengurangi atau menghalangi sirkulasi, yang menghilangkan oksigen dan nutrisi pada jaringan 11. Perubahan distribusi berat badan setiap 15 menit saat klien duduk akan menghilangkan tekanan 12. Mendistribusikan tekanan pada area yang lebih luas dan tidak menimbulkan tekanan pada tulang 13. Klien dekubitus berisiko tinggi untuk timbulnya ulkus baru dan memerlukan tindakan keperawatan preventif yang teliti untuk mencegah lebih banyaknya ulkus 14. Aktivitas analgesik akan maksimal pada saat klien memulai latihan 15. Pendidikan memberikan klien kesempatan dan pengetahuan untuk menjaga dan meningkatkan rentang gerak 16. Hal ini akan mendukung frekuensi latihan pada sendi yang terkena dan mengurangi risiko perkembangan kontraktur 17. Mencegah terjadinya ulkus dekubitus yang lebih parah 18. Zat topikal yang di oleskan pada bagian luka akan mempercepat proses penyembuhan luka 19. Mencegah terjadinya komplikasi luka yang lebih parah 20. Menghindari terjadinya cedera pada saat melakukan aktivitas. Unversitas Sumatera Utara

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : An. R Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 8 tahun Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Kisten Khatolik Pendidikan : Tidak sekolah Pekerjaan : Belum Bekerja Alamat : Desa Suka Tigapanah Kab. Karo Tanggal Masuk RS : 27 Mei 2014 No. Register : 04.01.01.201400008661.001 RuanganKamar : Ruang III, Melati I Golongan Darah : - Tanggal Pengkajian : 2 Juni 2014 Tanggal Operasi : Belum ada rencana operasi Diagnosa Medis : Meningitis II KELUHAN UTAMA : - Ibu pasien mengatakan anak nya tidak sadarkan diri, dengan keadaan hygiene pada pasien kurang: kuku panjang dan kurang bersih, kulit kering, rambut kotor dan berbau khas: amis, luka dekubitus dengan diameter 6 cm pada bagian oksipital, luka lecet dengan diameter 3 cm pada bagian punggung dan kaki bagian kanan ekstremitas bawah bibir kering, lidah kurang bersih. Unversitas Sumatera Utara III RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tiba-tiba tidak sadarkan diri, kemudian karena kondisi pasien, keluarga membawa pasien kerumah sakit Bina Kasih. Pada saat dilakukan pengkajian pasien masih tidak dasarkan diri. Pada saat pengkajian perawat menanyakan dimana lokasi penyakit dan apakah menyebar, dan ibu pasien mengatakan tidak tahu dan mengatakan akibat penyakit anaknya ini, pasien tidak mampu menngerakkan seluruh tubuh, dan tidak mampu berkomunikasi. Waktu kejadian penyakit pasien terjadi tiba-tiba. IV RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Ibu klien mengatakan An. R pernah mengalami penyakit ayan

B. Pengobatantindakan yang dilakukan

Ibu pasien mengatakan An. R dibawa berobat kampung

C. Pernah dirawatdioperasi

Ibu klien mengatakan An. R tidak pernah dirawat dirumah sakit ataupun dioperasi. D. Lama dirawat Tidak pernah dirawat

E. Alergi

Ibu pasien mengatakan An. R, ada mengalami riwayat alergi makanan, binatang, dan cuaca

F. Imunisasi

Ibu pasien mengatakan An. R tidak mendapatkan imunisasi dasar V RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Ibu pasien mengatakan orang tua dari An. R tidak ada yang mengalami riwayat sakit keturunan maupun kronis

B. Saudara kandung

Ibu pasien mengatakan saudara An. R tidak ada yang mengalami riwayat sakit keturunan Unversitas Sumatera Utara

C. Penyakit keturunan yang ada

Ibu pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang meninggal

Ibu klien mengatakan keluarganya tidak ada yang meninggal VI RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL Klien tidak mampu menjelaskan persepsinya terhadap penyakitnya karena penurunan kesadaran dan kondisi pasien yang belum bisa berkomunikasi. - Gambaran diri Pasien tidak mampu mengungkapkan gambaran dirinya, data diperoleh dari ibu pasien dan ibu pasien berharap supaya An. R cepat sembuh - Ideal diri Ibu pasien mengatakan An. R ingin menjadi anak yang bisa membanggakan orang tuanya - Harga diri Ibu pasien mengatakan anaknya menerima keadaan dirinya apa ada nya - Peran diri Ibu pasien mengatakan An.R sebagai anak - Identitas Ibu pasien mengatakan An. R adalah anak terakhir dari tiga bersaudara Keadaan emosi Tidak di lakukan pengkajian karena kondisi penurunan kesadaran pasien Hubungan social Data diperoleh dari ibu pasien, - Orang yang berarti : Ibu An. R mengatakan orang yang berarti bagi anaknya adalah keluarganya. - Hubungan dengan keluarga : Ibu An. R mengatakan hubungan An. R dengan keluarga sangat baik terlihat dari ibu dan kakak pasien yang selalu mendampingi dan saudara yang datang menjenguk pasien - Hubungan dengan orang lain : Ibu An. R mengatakan hubungan An. R dengan orang lainteman baik - Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Ibu An. R mengatakan An. R tidak mampu berhubungan dengan orang lainteman karena pasien tidak sadar Unversitas Sumatera Utara VII PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 8; E:3 V:3 M:2 dan keadaan hygiene pada pasien kurang: kuku panjang dan kurang bersih, kulit kering, rambut kotor dan berbau khas, luka dekubitus dengan diameter 6 cm pada bagian oksipital, luka lecet dengan diameter 3 cm pada bagian punggung dan kaki bagian kanan ekstremitas bawah bibir kering, lidah kurang bersih.

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 37, 5º C - Tekanan darah :- - Nadi : 103 xmenit - Pernapasan : 26 xmenit - Tinggi badan : 123 cm - Berat badan : 21 kg

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala

- Bentuk : Oval dan pada daerah oksipital terdapat lesi luka dekubitus dengan diameter 6 cm. - Ubun-ubun : Fontanel An. R tidak cekung - Kulit kepala : Kulit kepala An. R tampak kotor, dan terdapat luka dekubitus pada bagian oksipital dengan diameter 6 cm Rambut - Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran pada rambut merata dan menyeluruh, keadaan rambut kusam dan kotor - Bau : Berbau khas, amis - Warna kulit : Sawo matang Wajah - Warna kulit : Sawo matang - Struktur wajah : Simetris, tidak ada kelainan pada wajah Mata - Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris kiri kanan - Palpebra : Tidak ada edema Unversitas Sumatera Utara - Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak ikterus - Pupil : Isokor, reflek terhadap cahaya baik, normal - Cornea dan iris : Tidak ada kelainan Hidung - Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris - Lubang hidung : Normal dan simetris kiri kanan - Cuping hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung Telinga - Bentuk telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan - Ukuran telinga : Ukuran telinga normal, simetris kiri kanan - Lubang telinga : Tidak terdapat serumen pada lubang telinga keadaan telinga normal tidak ada masalah - Ketajaman pendengaran : Berespon suara dengan membuka mata Mulut dan faring - Keadaan bibir : Mukosa kering dan pucat - Keadaan gusi dan gigi : Gigi tampak kurang bersih dan gusi berwarna kemerahan - Keadaan lidah : Lidah terlihat kurang bersih - Orofaring : Tidak di temuka n adanya kelainan Leher - Posisi trachea : Normal posisi trachea di bagian medial - Thyroid :Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid - Suara :Kurang jelas - Kelenjar limfe :Tidak di temukan adanya pembesaran - Vena jugularis :Tidak di temukan adanya pembesaran pada vena jugularis - Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis teraba Unversitas Sumatera Utara Pemeriksaan integument - Kebersihan : Kulit tampak kotor - Warna : Warna kulit sawo matang - Turgor : Turgor pada kulit kembali cepat - Kelembaban : Kulit pasien tampak kering - Kelainan pada kulit : Terdapat dekubitus pada bagian oksipital dan luka lecet pada bagian ekstremitas bawah dan bagian punggung bagian kanan pada daerah yang tertekan, seperti: dipunggung, kaki, dan dibagian kepala Pemeriksaan thoraksdada - Inspeksi thoraks : Normal - Pernafasan Frekuensi : 26xmenit Irama : Irreguler - Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan saat bernafas Pemeriksaan paru : Pasien terpasang Oksigen 1 literi - Palpasi getaran suara : Vocal premitus, normal kiri dan kanan - Perkusi : Normal, resonan - Auskultasi Suara nafas : Vesikuler Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan Pemeriksaan jantung - Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak - Palpasi : Tidak ada kelainan - Perkusi : Suara pekak - Auskultasi : Bunyi jantung lup dup dan frekuensi 92x menit Pemeriksaan abdomen - Inspeksi bentuk, benjolan : Simetris, tidak terdapat massa - Auskultasi : Tidak ada kelainan, peristaltik usus normal : 9 x m - Palpasi : Tidak ada kelainan Unversitas Sumatera Utara - Perkusi : Tympani, normal Pemeriksaan kelaMIn dan daerah sekitarnya - Genetalia rambut pubis : Tidak terdapat adanya rambut pubis lubang uretra : Normal, tidak ada kelainan - Anus dan perineum lubang anus : Normal, tidak ada kelainan kelainan pada anus : Tidak ada kelainan perineum : Tidak ada kelainan Pemeriksaan muskuloskletalekstremitas - Kesimetrisan : Otot simetris kanan kiri - Kekutan otot : 1 - Edema : Tidak terdapat edema Pemeriksaan neurologi Nervus cranialis - Nervus OlfaktoriusN I : tidak di lakukan pengkajian - Nervus OptikusN II : pasien dapat membuka mata, tetapi tidak mampu mengatakan apakah pasien dapat melihat tulisan atau tidak dalam jarak 1 m - Nervus OkulomotoriusN III, TrochlearisN IV, Abdusen N VI: Reaksi pupil kecil saat dilakukan pencahayaan, normal tidak ada masalah - Nervus Trigeminus N V: tidak dilakukan pengkajian - Nervus Fasialis N VII : Pasien tidak mampu menahan tekanan pada pipi saat melakukan penekanan - Nervus Vestibulocochlearis N VIII: Pasien tidak mampu berdiri, pasien bedrest total. - Nervus GlossopharingeusN IX, VagusN X: Pasien tidak mampu mengunyah, menelan, dan membuka mulut dengan baik - Nervus AsesorisN XI : tidak dilakukan pengkajian - Nervus HipoglossusN XII: tidak dilakukan pengkajian Unversitas Sumatera Utara Fungsi motorik - Identifikasi sentuhan :Pasien dapat mengidentifikasi sentuhan saat dilakukan pengakajian dengan membuka mata - Tes tajam tumpul : Tidak dilakukan pengkajian - Panas dingin : Tidak dilakukan pengkajian VIII POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum - Frekuensi makanhari : 3x sehari - Nafsuselera makan : An. R terpasang NGT - Nyeri ulu hati : Tidak dilakukan pengkajian - Alergi : Tidak ada alergi terhadap makanan minuman - Mual dan muntah : tidak ada - Waktu pemberian makan : Pagi jam 07.00 siang 12.00 malam 18.00 - Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi bubur 30 cc setiap kali makan - Waktu pemberian cairanminum : Sesuai dengan kebutuhan 50-60 cc per hari - Masalah makan dan minum : terpasang selang NGT

II. Perawatan diripersonal hygiene

- Kebersihan tubuh : tubuh pasien tampak kotor - Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak kurang bersih dan bibir tampak kering - Kebersihan kuku kaki dan tangan: kuku pasien terlihat panjang dan kotor

III. Pola kegiatanAktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total Mandi  Makan  BAB  Unversitas Sumatera Utara BAK  Gantian pakaian 

IV. Pola eleminasi

1. BAB

• Pola BAB : 1-2 xhari • Karakter feses : Lembek, kuning, berbau khas • Riwayat pendarahan : Tidak ada kelainan • BAB terakhir : Tidak ada, pasien belum BAB pada saat di lakukan pengkajian • Diare : Klien tidak mengalami diare • Penggunaan laksatif : Kidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

• Pola BAK : 2-3kali sehari • Karakter urine : Jernih, berbau khas • Nyerirasa terbakarkesulitan BAK : Tidak ada kelainan • Riwayat penyakit ginjalkandung kemih: Tidak ada riwayat penyakit ginjal • Upaya mengatasi masalah : Tidak di temukan adanya masalah Unversitas Sumatera Utara

2. ANALISA DATA

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan pada Tn. P dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 70 45

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri di RSJ Pemprovsu Medan

0 46 34

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri di RSJ Daerah Provsu Medan

73 496 52

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 38 51

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan prioritas masalah Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

7 90 53

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguan Oksigenasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 55 54

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 6

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri - Asuhan Keperawatan pada Tn. P dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 1 29

BAB II PENGELOLAAN KASUS 1.1. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri 1. Definisi Defisit Perawatan Diri - Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri di RSJ Pemprovsu Medan

1 0 24