Perawatan Ortodonti dengan Menggunakan Sistem Damon
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonti Tahun 2010
Wilna Maiyestinoval
Perawatan Ortodonti dengan Menggunakan Sistem Damon xii + 82 Halaman
Sistem Damon ditemukan oleh Dr. Dwight Damon, dengan menggunakan prinsip low-force / low-friction dan dikombinasi dengan penemuan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi, Dr. Damon mendesain suatu bracket yang memiliki slide yang dapat dibuka dan ditutup tanpa perlu ligasi menggunakan elastik. Pada perawatan dengan sistem Damon, penggunaan rapid palatal expansion (RPE) tidak diperlukan dan pencabutan yang dilakukan juga dapat diminimalkan.
Bracket dari sistem Damon memiliki beberapa generasi yang diproduksi oleh perusahaan Ormco/‘A’ Company. Generasi pertama yaitu Damon SL diproduksi pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif sedikit. Kemudian pada tahun 2000 merupakan perkembangan yang paling signifikan dari sistem Damon dengan dikeluarkannya Damon 2 sebagai generasi kedua. Pada tahun 2004 Damon 3 dikeluarkan sebagai alternatif bagi pasien yang menginginkan penampilan yang estetis, dan selanjutnya pada tahun 2005 Damon 3MX diproduksi.
Fase perawatan pada sistem Damon terdiri dari empat fase yaitu fase I (initial light round wire phase), fase II (high-tech edgewise wire phase), fase III (major mechanics), dan fase IV (finishing phase).
(2)
Sistem Damon mempunyai banyak keuntungan. Namun, sistem Damon juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, keuntungan dan kekurangan tersebut perlu dijelaskan kepada pasien sebelum memilih perawatan dengan menggunakan sistem Damon ini.
(3)
PERAWATAN ORTODONTI DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM DAMON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
WILNA MAIYESTINOVAL NIM : 060600068
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA TANGGAL 15 MEI 2010
OLEH :
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
(Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort) (Erliera, drg., Sp.Ort) NIP : 19520622 198003 1 001 NIP : 19800113 200812 2 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
(Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort) NIP : 19540212 198102 2 001
(5)
LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi Berjudul
PERAWATAN ORTODONTI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DAMON
Yang dipersiapkan dan disusun oleh : WILNA MAIYESTINOVAL
NIM : 060600068
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 15 Mei 2010 dan Dinyatakan
Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Susunan Tim Penguji Skripsi
Ketua Penguji,
(Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort) (Erliera, drg., Sp.Ort) NIP : 19520622 198003 1 001 NIP : 19800113 200812 2 003
Anggota Tim Penguji
(Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort) (Mimi Marina Lubis, drg) NIP : 19540212 198102 2 001 NIP : 132 307 090
Medan, Mei 2010 Ketua Departemen Ortodonti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
(Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort) NIP : 19540212 198102 2 001
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort dan Ibu Erliera, drg., Sp.Ort yang telah banyak meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing penulis, serta motivasi dan dorongan semangat yang diberikan kepada penulis demi selesainya skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Musfal, SP., MP. dan Ibunda Yesrina Elita yang telah mendidik dan senantiasa memberikan kasih sayang tanpa batas, dorongan semangat serta doa sehingga pendidikan S-1 dapat diselesaikan. Demikian juga kepada Adinda Silvani Maiyestuhariani yang juga banyak memberikan bantuan dan dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Ismet Daniel Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort(K) selaku Ketua Departemen Ortodonti dan Tim Penguji
(7)
3. Mimi Marina Lubis, drg. selaku Tim Penguji
4. Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort(K) selaku Koordinator Skripsi
5. Lidya Irani Nainggolan, drg. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasinya selama studi di Fakultas Kedokteran Gigi.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ortodonti dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama masa pendidikan.
7. Teman-teman yang selalu memberikan bantuan dan semangat selama ini Halida, Sari, Nila, Yuli, Icut, Ipah, teman-teman yang juga menyelesaikan tugas akhirnya di Departemen Ortodonti (Elisa, Redjuan, Nova, Reni, Nadia, Stefi, Ayu, Findy dan Antoni), bang Iman Prasetio,drg., kak Melani,drg., kak Afi, kak Aida, kak Maulina, kak Ulfa, dan teman-teman lainnya khususnya angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi khusunya pada Departemen Ortodonti.
Medan, April 2010 Penulis,
(Wilna Maiyestinoval) NIM.: 060600068
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 4
1.4 Ruang Lingkup... 4
BAB 2 SISTEM DAMON 2.1 Pengertian Sistem Damon ... 5
2.2 Karakteristik pada Sistem Damon ... 6
2.3 Klasifikasi Damon Bracket ... 7
2.4 Biomekanika Pergerakan Gigi pada Sistem Damon ... 13
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Damon ... 16
2.5.1 Kelebihan... 16
2.5.2 Kekurangan... 17
BAB 3 CARA PENGGUNAAN SISTEM DAMON 3.1 Prosedur Bonding... 18
3.2 Teknik Pemasangan Archwire... 26
3.3 Teknik Membuka dan Menutup Bracket... 30
3.3.1 Teknik Membuka dan Menutup untuk Damon 2... 30
3.3.2 Teknik Membuka dan Menutup untuk Damon 3 dan Damon 3MX... 32
(9)
BAB 4 PROSEDUR PERAWATAN DAN CONTOH KASUS YANG DIRAWAT DENGAN SISTEM DAMON
4.1 Prosedur Perawatan... 37
4.1.1 Indikasi... 38
4.1.2 Fase-fase Perawatan... 40
4.1.3 Retensi... 44
4.2 Contoh Kasus yang Dirawat dengan Sistem Damon... 45
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 77
5.2 Saran... 79
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Perbandingan friksi di antara beberapa metode ligasi bracket... 7
2. Damon SL... 8
3. Damon 2... 9
4. Perbandingan Damon SL dan Damon 2... 10
5. Damon 3... 11
6. Damon 3MX... 12
7. Identifikasi bracket pada slot Damon 3MX... 12
8. Versi-versi Damon bracket... 13
9. Pembuluh darah pada ligamen periodontal... 14
10.Conventional-force dan low-force... 16
11.Microscopic undercuts dari basis Damon 3... 19
12.Etching, cuci, dan keringkan... 20
13.Penggunaan Ortho Solo... 20
14.Penggunaan pasta Blūgloo adhesive ... 20
15.Pemasangan bracket... 21
16.Light curing... 21
17.Pemasangan archwire... 22
18.Pemberian separator medium... 22
(11)
20.Light curing dan block undercut... 23
21.Perendaman model... 24
22.Pelepasan transfer tray... 24
23.Penggunaan Ortho Solo ke basis bracket... 25
24.Persiapan pada enamel... 25
25.Penggunaan adhesive light cure... 26
26.Pelepasan tray... 26
27.Damon Cool Tool... 27
28.Penggunaan Damon Cool Tool... 27
29.Ligature Director dan penggunaannya... 28
30.Damon Closing Tweezer dan penggunaannya... 28
31.Stop pada bracket incisivus sentralis maksila... 29
32.Penempatan stop... 29
33.Pemeriksaan ujung plier... 30
34.Teknik membuka Damon 2... 31
35.Teknik menutup Damon 2... 32
36.Teknik membuka Damon 3... 33
37.Penempatan Damon 3 opening instrument... 33
38.Damon debonding plier dan penggunaannya... 34
39.Debonding Damon 3... 35
40.Debonding pada bracket dengan hook... 35
(12)
42.Horizontal computed tomography (CT) scan yang diambil
4 tahun, 8 bulan setelah perawatan... 39
43.Damon splint... 45
44.Foto ekstra-oral sebelum perawatan... 46
45.Gambaran radiografis sebelum perawatan... 46
46.Model sebelum perawatan... 47
47.Foto intra-oral sebelum perawatan... 47
48.Foto intra-oral pasien pada awal perawatan... 49
49.Foto intra-oral pasien pada kunjungan pertama... 50
50.Foto intra-oral pasien pada kunjungan ke-dua... 50
51.Foto intra-oral pasien pada kunjungan ke-tiga... 51
52.Panoramik dan Bilateral V-elastic... 51
53.Foto intra-oral pada kunjungan ke-empat... 52
54.Foto intra-oral pada kunjungan ke-lima... 52
55.Posterior box elastic... 53
56.Foto intra-oral pada kunjungan ke-enam... 53
57.Foto ekstra-oral sebelum dan sesudah perawatan... 54
58.Foto intra-oral arah oklusal dan panoramik... 54
59.Foto intra-oral sesudah perawatan... 55
60.Gambaran radiografis sebelum dan sesudah perawatan... 55
61.Foto ekstra oral sebelum perawatan... 57
62.Pemeriksaan radiografis... 57
(13)
64.Foto intra-oral sebelum perawatan... 58
65.Foto intra-oral pada awal perawatan... 60
66.Foto intra-oral pada kunjungan ke-dua... 60
67.Foto intra-oral pada kunjungan ke-tiga... 61
68.Foto intra-oral pada kunjungan ke-empat... 62
69.Elastik klas III dan anterior trapezoid... 62
70.Foto intra-oral pada kunjungan ke-enam dan grafting gingiva telah dapat dilihat... 63
71.Foto intra-oral pada kunjungan ke-tujuh... 63
72.Foto ekstra-oral sebelum dan sesudah perawatan... 64
73.Foto intra-oral sesudah perawatan... 64
74.Foto intra-oral arah oklusal dan panoramik... 65
75.Perbandingan pengukuran pada model sebelum dan sesudah perawatan... 65
76.Damon splint... 66
77.Foto ekstra-oral sebelum perawatan... 67
78.Gambaran radiografis sebelum perawatan... 67
79.Model sebelum perawatan... 68
80.Foto intra-oral sebelum perawatan... 68
81.Tomogram sebelum perawatan... 69
82. Pemeriksaan pesawat Herbst pada kunjungan pertama... 69
83.Foto intra-oral pada kunjungan ke-tujuh... 70
84.Foto ekstra-oral dan radiografis sebelum pemakaian pesawat Herbst... 70
(14)
86.Desain awal perawatan... 71
87.Penggunaan NiTi closing spring... 72
88.Desain perawatan pada kunjungan ke-tiga... 72
89.Desain perawatan pada kunjungan ke-empat... 73
90.Foto ekstra-oral sebelum dan sesudah perawatan... 74
91.Foto intra-oral sesudah perawatan... 75
92.Pandangan oklusal dan panoramik sebelum dan sesudah perawatan... 75
93.Radiografi sebelum, sesudah perawatan dan super imposed... 75
(15)
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonti Tahun 2010
Wilna Maiyestinoval
Perawatan Ortodonti dengan Menggunakan Sistem Damon xii + 82 Halaman
Sistem Damon ditemukan oleh Dr. Dwight Damon, dengan menggunakan prinsip low-force / low-friction dan dikombinasi dengan penemuan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi, Dr. Damon mendesain suatu bracket yang memiliki slide yang dapat dibuka dan ditutup tanpa perlu ligasi menggunakan elastik. Pada perawatan dengan sistem Damon, penggunaan rapid palatal expansion (RPE) tidak diperlukan dan pencabutan yang dilakukan juga dapat diminimalkan.
Bracket dari sistem Damon memiliki beberapa generasi yang diproduksi oleh perusahaan Ormco/‘A’ Company. Generasi pertama yaitu Damon SL diproduksi pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif sedikit. Kemudian pada tahun 2000 merupakan perkembangan yang paling signifikan dari sistem Damon dengan dikeluarkannya Damon 2 sebagai generasi kedua. Pada tahun 2004 Damon 3 dikeluarkan sebagai alternatif bagi pasien yang menginginkan penampilan yang estetis, dan selanjutnya pada tahun 2005 Damon 3MX diproduksi.
Fase perawatan pada sistem Damon terdiri dari empat fase yaitu fase I (initial light round wire phase), fase II (high-tech edgewise wire phase), fase III (major mechanics), dan fase IV (finishing phase).
(16)
Sistem Damon mempunyai banyak keuntungan. Namun, sistem Damon juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, keuntungan dan kekurangan tersebut perlu dijelaskan kepada pasien sebelum memilih perawatan dengan menggunakan sistem Damon ini.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perawatan ortodonti, kekuatan (force) digunakan untuk menggerakkan rahang, gigi-geligi, atau kombinasi rahang dan gigi-geligi. Sumber kekuatan itu dapat berasal dari otot-otot orofasial (misalnya pesawat fungsional), archwire, elastomer, magnet, dan lain-lain.Pada pesawat cekat yang terdiri dari attachment, archwire dan ligatures, kekuatan yang dihasilkan didapatkan dari archwire lalu ditransfer ke gigi melalui attachment. Dan attachment yang paling umum digunakan adalah bracket.1
Sistem bracket self-ligating saat ini menjadi salah satu topik yang paling populer di bidang ortodonti.2 Bracket self-ligating merupakan bracket tanpa penggunaan ligature sehingga membutuhkan beberapa prosedur untuk pemasangan archwire pada slot bracket.3 Bracket self-ligating memiliki metal labial face yang dapat dibuka dan ditutup. Sistem bracket self-ligating sebenarnya telah lama ada. Pada tahun 1935 Stolzenberg memperkenalkan bracket self-ligating Russell. Bracket self-ligating Begg dulu juga pernah digunakan. Banyak desain yang telah dipatenkan, namun hanya sedikit yang digunakan secara komersial.3,4
Desain-desain baru terus bermunculan. Pada tahun 1990-an diperkenalkan tiga bracket baru, yaitu Time bracket pada tahun 1994, Damon SL pada tahun 1996, dan Twinlock pada tahun 1998. Namun, bracket self-ligating itu tidak pernah mengalami peningkatan dalam persentase penjualannya. Perkembangan terbaru dan paling signifikan yaitu dengan diluncurkannya bracket Damon 2 dan In-Ovation pada
(18)
tahun 2000. Bracket-bracket ini menunjukkan kemajuan yang besar pada kekuatan dan kemudahan dalam penggunaannya, dan menjadi populer dengan cepat.4
Saat ini, dari banyak bracket self-ligating yang telah dipasarkan, sistem Damon bracket mungkin yang paling dikenal baik dan banyak digunakan.2,5 Nama Damon bracket diambil dari nama penemunya yaitu Dr. Dwight Damon.6,7 Sistem Damon adalah suatu pesawat cekat yang menggunakan metode self-ligating pasif dalam mengoreksi maloklusi. Generasi pertama dari sistem Damon yaitu Damon SL diproduksi oleh ‘A’ Company pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif sedikit. Setelah itu Damon Forum untuk pertama kalinya diadakan yang dihadiri oleh sedikit peserta untuk berbagi ide dan pengalaman mereka menggunakan sistem ligating pasif ini. Pada tahun 2000, generasi kedua yaitu Damon 2, dikeluarkan oleh Ormco /’A’ Company dengan modifikasi desain yang signifikan. Pada tahun 2004 dan 2005 secara berturut-turut, Damon 3 dan Damon 3MX diluncurkan oleh Ormco untuk memberikan alternatif bagi pasien yang menginginkan penampilan yang estetis.2,5,8
Bracket konvensional membutuhkan ligature metal atau elastik rings untuk mengikatkan archwire ke dalam slot bracket.1,5,9 Ligature metal membutuhkan waktu pemasangan yang lama dan beresiko terjadinya laserasi jaringan lunak. Namun ligature metal lebih mudah dibersihkan daripada elastomer.1,8 Ligature elastomer diperkenalkan pada tahun 1970-an dan menggantikan ligature metal karena prosedur pemasangannya yang lebih cepat dan mudah, tetapi ligature elastomer memiliki kekurangan yaitu menyebabkan terjadinya penumpukan plak dan kekuatan dari elastik dapat berkurang dengan cepat.1,4,8,10 Kedua metode ligasi tersebut akan
(19)
menghasilkan tekanan dan friksi negatif yang dapat memperlambat pergerakan gigi.5,6,8
Sistem Damon memiliki desain unik yang menggunakan kombinasi bracket self-ligating pasif tanpa penggunaan elastik O-rings, wire berteknologi tinggi, perawatan dengan tingkat invasif (RPE, pencabutan atau bedah) yang minimal, dan sistem low-friction dan low-force.11,12 Berdasarkan hasil penelitian Vourdouris JC, bracket konvensional dengan ligature elastik menghasilkan friksi 500-600 kali lebih besar daripada bracket self-ligating pasif. Pada bracket konvensional dengan ligature metal menghasilkan friksi 400 kali lebih besar daripada bracket self-ligating pasif. Sedangkan pada bracket self-ligating aktif menunjukkan friksi 216 kali lebih besar daripada bracket self-ligating pasif.13,14 Dengan berkurangnya friksi, sistem Damon mengoptimalkan pergerakkan gigi dan dengan kekuatan atau gaya yang lebih kecil sehingga membuat pasien merasa lebih nyaman.5,15,16 Selain itu, karena tidak adanya ligature elastik O-rings atau ligature metal menyebabkan penumpukan plak di sekitar bracket dapat berkurang dan waktu perawatan lebih singkat.12,17 Sistem Damon juga memiliki kekurangan seperti harganya yang mahal dan ukurannya yang relatif besar.5,18
Karena termasuk sistem bracket yang baru, dokter gigi yang pertama kali menggunakan sistem ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter gigi yang lain untuk mempelajari bagaimana memaksimalkan keuntungan dari sistem ini. Damon Forum diadakan untuk tujuan ini. Sejak forum pertama, Damon Forum terus berkembang dengan pesat.2 Para penemu sistem Damon dan para praktisi yang ada masih terus
(20)
mencari keunggulan, kesempurnaan, dan sedapat mungkin mengurangi relaps jangka panjang yang masih banyak dijumpai.7
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana perkembangan dan aplikasi sistem Damon dalam perawatan ortodonti?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan aplikasi sistem Damon dalam perawatan ortodonti dan diharapkan dapat bermanfaat dalam penatalaksanaan perawatan ortodonti khususnya dan kedokteran gigi pada umumnya.
1.4 Ruang Lingkup
Pada skripsi ini akan diuraikan mengenai pengertian sistem Damon, karakteristik pada sistem Damon, klasifikasi Damon bracket, biomekanika pergerakan gigi pada sistem Damon, kelebihan dan kekurangan sistem Damon, cara penggunaan sistem Damon yang meliputi prosedur bonding, teknik pemasangan archwire, teknik membuka dan menutup Damon 2, Damon 3 dan Damon 3MX, teknik debonding bracket, prosedur perawatan yang mencakup indikasi, fase-fase perawatan dan retensi, serta contoh kasus yang dirawat dengan sistem Damon.
(21)
BAB 2 SISTEM DAMON
Sistem bracket self-ligating merupakan salah satu teknologi paling maju dan inovatif yang digunakan ortodontis dalam mengoreksi maloklusi. Banyak sistem bracket self-ligating yang berkembang, dan sistem Damon bracket adalah salah satu sistem yang paling populer dan banyak digunakan di dunia saat ini.5 Sistem Damon ditemukan oleh seorang ortodontis yang berasal dari Spokane, Washington, yaitu Dr. Dwight Damon.7,19
2.1 Pengertian Sistem Damon
Dr. Dwight Damon merasa kurang puas terhadap hasil perawatan yang dicapainya, ditandai oleh banyaknya pasien yang kembali beberapa tahun setelah perawatan ortodonti dengan profil wajah pasca pencabutan yang kurang menguntungkan. Dimulai sejak sekitar dua puluh tahun yang lalu, ia melakukan riset terus-menerus untuk mencari cara yang lebih efektif dan efisien dalam merawat pasien-pasien ortodontinya. Dengan menggunakan prinsip light-force dan dikombinasi dengan penemuan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi, Dr. Damon mendesain suatu bracket yang memiliki slide sehingga dapat dibuka tutup tanpa perlu ligasi menggunakan elastik.7
Filosofi Damon tidak hanya terpusat pada bracket-nya saja, tetapi didasarkan pada light-force serta friksi dan binding yang minimal. Sistem Damon merupakan sistem yang dikembangkan untuk mencoba menyesuaikan setiap fase perawatan
(22)
dengan sistem force yang natural.2,5,13,20 Sistem Damon memiliki desain unik yang menggunakan kombinasi bracket self-ligating pasif tanpa penggunaan elastik O-rings, wire berteknologi tinggi, perawatan dengan tingkat invasif (RPE, pencabutan atau bedah) yang minimal, dan sistem low-friction dan low-force.11,12
2.2 Karakteristik pada Sistem Damon
Sistem Damon memiliki karakteristik, antara lain : 1. Self-ligating pasif
Self-ligating pasif merupakan desain bracket yang digunakan pada sistem Damon. Damon bracket tidak menggunakan ligature metal dan elastik (seperti yang digunakan pada bracket konvensional) atau clip aktif yang menekan archwire ke dalam slot bracket (seperti pada bracket self-ligating aktif) untuk meletakkan archwire pada slot bracket.13 Damon bracket memiliki slide yang bisa dibuka dan ditutup dalam arah vertikal dan juga memiliki rasio wire dan lumen yang besar. Dengan demikian, slide tidak menekan wire dan dapat mengurangi friksi dan binding sehingga tahap leveling dan aligning gigi-geligi jauh lebih efisien dan force sangat kecil dibandingkan bracket konvensional. Hal yang paling menguntungkan dari penggunaan self-ligating adalah prosedur perawatan menjadi lebih cepat.3,13,19,20
2. Low-force dan low-friction
Penelitian menunjukkan bahwa gaya ortodonti yang optimum besarnya harus cukup untuk menstimulasi pergerakan gigi tanpa menghambat vaskularisasi ke ligamen periodontal.19,21 Bracket sistem Damon didesain agar dokter gigi dapat menggunakan low-force yang optimum di seluruh fase perawatan. Berdasarkan hasil
(23)
penelitian Vourdouris (Gambar 1), dimana dilakukan pengukuran friksi yang dihasilkan oleh tiga jenis bracket yaitu bracket konvensional dengan ligature elastik O-rings dan ligature metal, bracket self-ligating aktif, dan bracket self-ligating pasif termasuk Damon SL, menunjukkan Damon bracket secara signifikan menghasilkan friksi yang minimal dibandingkan dengan bracket konvensional atau self-ligating aktif.14,19,21 Dengan friksi yang minimal pada sistem Damon bracket, archwire yang menghasilkan force yang ringan dapat bekerja maksimal dan menstimulasi pergerakan gigi dengan optimal. Low-force di setiap fase perawatan juga berarti meningkatkan kenyamanan pasien.19,21
Gambar 1. Perbandingan friksi di antara beberapa metode ligasi bracket 14 2.3 Klasifikasi Damon Bracket
Bracket dari sistem Damon yang telah dikeluarkan ada empat macam, antara lain :
1. Damon SL
Damon SL merupakan generasi pertama dari bracket sistem Damon yang diproduksi oleh ‘A’ Company pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif
(24)
sedikit.2,5,8 Damon SL (Gambar 2) memiliki slide yang dapat bergerak secara vertikal pada permukaan labial. Wire spring berbentuk U yang sangat kecil terdapat di bawah slide dan dengan menekan dua tonjolan pada slide diperoleh posisi terbuka dan tertutup dari bracket. Meskipun bracket ini telah menunjukkan tahap kemajuan yang besar, bracket Damon SL ini memiliki dua masalah utama yaitu slide-nya yang kadang sulit dibuka dan mudah patah.3,4 Harradine melakukan penelitian terhadap kekurangan Damon SL ini. Berdasarkan penelitiannya, pada 25 kasus berturut-turut yang dirawat selama lebih dari satu tahun terdapat 31 slide bracket patah (pada 15 pasien), 11 slide bracket sulit dibuka (pada 7 pasien), 1 slide bracket tidak bisa dibuka dan 5 bracket yang lepas (pada 3 pasien). Bila dibandingkan dengan bracket konvensional terdapat 15 bracket yang kehilangan ligature elastik (pada 9 pasien) dan 6 bracket yang lepas (pada 4 pasien). Slide tersebut patah disebabkan oleh sudut slide yang keras / sulit saat digerakkan.3,4,22
Gambar 2. Damon SL 3
2. Damon 2
Ketidaksempurnaan pada Damon SL mengantarkan pada perkembangan selanjutnya sistem Damon generasi kedua yaitu Damon 2 yang dikeluarkan oleh
(25)
Ormco / ’A’ Company pada tahun 2000 dengan modifikasi desain yang signifikan.2,5,8 Damon 2 (Gambar 3) tetap mempertahankan slide vertikal dan spring berbentuk U untuk mengontrol posisi membuka dan menutup, tetapi slide terletak di dalam tiewings. Dikombinasi dengan Metal Injection Moulding (MIM) dalam pembuatannya sehingga menghasilkan toleransi yang baik. Perkembangan ini hampir menghilangkan masalah dalam kesulitan membuka slide atau slide yang patah. Hal yang menguntungkan dari perubahan desain ini adalah berkurangnya ukuran bracket (Gambar 4). Dengan berkurangnya ukuran bracket, maka jarak interbracket pun semakin besar sehingga dihasilkan force yang lebih kecil.3,4 Namun, penempatan posisi bracket agak memakan waktu karena bentuk bracket yang rectangular. Oleh karena itu, pad Damon 2 didesain sebagai petunjuk untuk penempatannya. Seorang ortodontis harus memastikan bahwa pad bonding sejajar dengan axis gigi.3,8
Keterangan :
Hook untuk memudahkan ligasi elastik.
Slide terbuka maksimal sehingga slot bisa terlihat dengan baik pada saat pemasanganarchwire.
Slide MIM dengan detail yang baik sehingga lebih mudah dibuka dan ditutup
dan kekuatan saat membuka dan menutup lebih konsisten. Rounded contour yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
Permukaan pad yang cocok dengan permukaan gigi
Slot bracket
(26)
Gambar 4. Perbandingan Damon SL dan Damon 2 19
3. Damon 3
Perkembangan selanjutnya sebagai alternatif bagi pasien yang menginginkan penampilan estetis, pada tahun 2004 Ormco mengeluarkan Damon 3.2,5,8 Damon 3 (Gambar 5) memiliki tiga perubahan utama dibandingkan Damon bracket sebelumnya. Pertama, 60 % dari Damon 3 terbuat dari resin komposit sehingga penampilannya lebih estetis. Tetapi ini juga berarti Damon 3 kurang tahan terhadap pemakaian oklusal sehingga disarankan sebaiknya menghindari penempatannya di gigi-gigi rahang bawah pada pasien deep-bite. Kedua, Damon 3 memiliki spring clip chair-shaped yang vertikal di belakang slide. Ini menyebabkan slide menjadi sangat mudah untuk dibuka dan ditutup. Slide dibuka dengan menggunakan alat khusus yang mirip dengan dental probe, sedangkan untuk menutupnya cukup dengan dorongan ringan dari jari saja, dan jika slide telah tertutup sempurna maka akan ada tanda berupa suara yang bisa terdengar. Sedangkan yang ketiga, Damon 3 berbentuk rhomboid sehingga mempermudah penempatan bracket.3,8
Kemudahan dalam penggunaan mekanisme slide Damon 3 ini merupakan sebuah kemajuan yang besar daripada generasi Damon bracket sebelumnya. Hanya
(27)
saja, kekuatannya pada jangka panjang dan penggunaannya pada pasien deep-bite perlu mendapatkan perhatian.3,8
Keterangan :
1. Kombinasi clear material dan stainless steel menghasilkan penampilan yang estetis.
2. Slide yang mudah digunakan.
3. Tepi dan permukaan yang ultra-smooth sehingga nyaman bagi pasien.
4. Slot dengan empat dindingnya yang solid mempermudah pergerakan gigi yang cepat dengan sistem low-friction.
5. Basis bonding dengan retensi yang baik
Gambar 5. Damon 3 24 4. Damon 3MX
Kekurangan Damon 3 pada kekuatan bracket-nya mengantarkan pada perkembangan sistem Damon selanjutnya yaitu dengan dikeluarkannya Damon 3MX oleh Ormco pada tahun 2005.2,5,8 Damon 3MX (Gambar 6) terbuat dari metal. Bracket dan pad Damon 3MX berbentuk rhomboid dengan garis vertikal untuk penempatan yang akurat dan cepat. Damon 3MX juga memiliki lebar yang sama dengan Damon 2, tetapi tidak setinggi Damon 2. Pada dasarnya Damon 3MX memiliki mekanisme slide yang sama dengan Damon 3 dan terdapat kode gigi pada
(28)
slot bracket (Gambar 7) untuk mempermudah identifikasinya. Pada setiap bracket terdapat slot vertikal di disto-lingual untuk penempatan hook.3,,8,25
Keterangan :
1. Empat dinding yang solid yang memberikan pergerakan gigi yang cepat dengan sistem low-friction.
2. Sudut slot yang halus untuk mengurangi binding.
3. Slot vertikal untuk penempatan hook yang removable.
4. Pembuatannya dengan MIM menghasilkan kekuatan dan daya tahan yang baik.
5. Tepi dan permukaan yang ultra-smooth untuk kenyamanan yang maksimal. 6. Mekanisme slide yang mudah digunakan.
7. Desain basis dengan retensi yang optimal
Gambar 6. Damon 3MX 26
Gambar 7. Identifikasi bracket pada slotbracket (contohnya 31 untuk gigi insisivus sentralis kiri rahang bawah) 3
Jadi, di antara empat jenis Damon bracket tersebut (Gambar 8), Damon 3 memiliki nilai estetis yang lebih baik jika dibandingkan dengan Damon bracket yang lain. Dari segi kemudahan dalam penggunaan slide dan penempatan posisi bracket,
(29)
pilihan terbaik adalah Damon 3 dan 3MX daripada Damon SL dan Damon 2, sedangkan dari jarak interbracket-nya, Damon 2 dan 3MX memiliki jarak interbracket yang lebih besar.
A B
C D
Gambar 8. Versi-versi Damon bracket. A. Damon SL, B. Damon 2,
C. Damon 3, D. Damon 3MX 3-4
2.4 Biomekanika Pergerakan Gigi pada Sistem Damon
Bila kekuatan atau gaya ortodonti diberikan pada gigi dengan tekanan yang besar, maka dapat menyebabkan pembuluh darah pada periodonsium menjadi terganggu sehingga suplai darah dan oksigen ke area itu menjadi terhenti sementara (Gambar 9). Sementara itu, area tersebut mengalami nekrosis avaskular dan hialinisasi. Untuk mendapatkan pergerakan gigi secara ortodonti, osteoklas yang berasal dari pembuluh darah seharusnya meresorpsi tulang. Namun osteoklas tidak dapat disuplai pada daerah hialinisasi karena pembuluh darah terhambat. Gigi hanya
(30)
bisa bergerak jika daerah hialinisasi telah mengalami resorpsi. Selama 2-10 minggu tidak terjadi pergerakan gigi. Gigi akan mulai bergerak saat daerah hialinisasi telah mengalami resorpsi seluruhnya.15
Gambar 9. Pembuluh darah pada ligamen periodontal. A. Normal,
B. Penyumbatan pembuluh darah 9,27
Berdasarkan hasil penelitian Dr. A. M. Schwartz, kekuatan atau gaya yang digunakan dalam pergerakan gigi tidak boleh melebihi tekanan pembuluh kapiler (20-26 gr/cm2). Schwartz menyatakan bahwa jika kekuatan atau gaya yang digunakan lebih besar dari 26 gr/cm2 dapat menyebabkan terganggunya pembuluh darah pada jaringan periodontal sehingga menyebabkan nekrosis pada daerah tersebut.8,27
Penelitian yang lain oleh Dr. O. C. Tuncay menunjukkan bahwa oksigen merupakan trigger mechanism pada periodonsium. Dengan kata lain, oksigen harus ada untuk pergerakan gigi. Jika vaskularisasi terhalang pada ruang periodontal antara tulang dan gigi, oksigen pun semakin berkurang sehingga aktivitas seluler menjadi
(31)
lambat atau terhenti. Hal ini terjadi jika kekuatan yang besar digunakan untuk pergerakan gigi.19,20,27
Dr. William Proffit juga menyatakan bahwa besar kekuatan atau gaya yang optimum untuk pergerakan gigi secara ortodonti sebaiknya besarnya cukup untuk menstimulasi aktivitas seluler tanpa menghambat pembuluh darah pada ligamen periodontal.19,27 Dr. Dwight Damon menyebut daerah ini dengan istilah Biozone. Untuk tetap mempertahankan Biozone, dokter gigi harus memberikan kekuatan atau gaya yang besarnya cukup untuk menstimulasi aktivitas seluler tanpa menghambat vaskularisasi atau suplai oksigen.13,19 Maka biomekanika sebenarnya harus tetap pada Biozone. Penggunaan bracket konvensional dengan ligature elastik O-rings dan metal menyebabkan force pada daerah Biozone hampir tidak mungkin dipertahankan karena binding dan friksi yang dihasilkan. Proffit menyatakan, ”Jika kekuatan atau gaya yang diberikan cukup besar sehingga menghambat suplai darah, maka harus ada revaskularisasi sebelum gigi mulai bergerak”. Proses ini berlangsung lambat dan memperpanjang waktu perawatan.12,19,27
Sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya ortodonti yang tetap mempertahankan kekuatan atau gaya yang optimal pada Biozone, sehingga suplai darah pada periodonsium tidak terganggu dan aktivitas seluler tetap baik (Gambar 10).15 Hal ini dikenal dengan istilah Bio-adaptive therapy. Bio-adaptive therapy pada sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya 100 kali lebih kecil daripada konvensional untuk memaksimalkan tersedianya oksigen untuk remodeling periodontal.12
(32)
Gambar 10.A.Conventional force, B.Low-force12
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Damon
Sistem Damon dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan dalam pemilihan alat perawatan ortodonti. Sistem Damon mempunyai banyak kelebihan dalam penggunaannya. Meskipun demikian, sistem Damon juga mempunyai beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
2.5.1 Kelebihan
Kelebihan dari penggunaan sistem Damon, antara lain :3,5,8,15-20,22
1. Prosedur perawatan lebih cepat dan sederhana karena tidak adanya prosedur ligasi.
2. Meningkatkan kenyamanan pasien
3. Pada banyak kasus hampir tidak membutuhkan ekstraksi.
4. Karena tidak adanya ligature elastik, Damon bracket mengurangi penumpukan plak dan lebih mudah dibersihkan sehingga oral hygiene pasien baik.
5. Interval kunjungan lebih panjang (delapan hingga sepuluh minggu) dan waktu kunjungan / kontrol berkurang, dan ini sangat menguntungkan bagi dokter gigi
(33)
maupun pasien.
6. Total waktu perawatan lebih singkat dibandingkan dengan konvensional, dimana dengan sistem Damon membutuhkan rata-rata waktu perawatan 20,3 bulan sedangkan dengan konvensional membutuhkan rata-rata waktu perawatan 27,5 bulan.
7. Pergerakan gigi ke posisinya lebih natural.
8. Keharmonisan antara posisi gigi, jaringan lunak dan jaringan keras dapat dicapai dengan lebih mudah dalam waktu yang singkat.
9. Resiko terjadinya resorpsi akar berkurang. 10.Dapat digunakan pada semua usia.
2.5.2 Kekurangan
Kekurangan dari sistem Damon, antara lain :18,28 1. Biayanya yang lebih mahal.
2. Ukurannya yang relatif besar jika dibandingkan dengan bracket konvensional.
(34)
BAB 3
CARA PENGGUNAAN SISTEM DAMON
Keterampilan dan keakuratan dalam penggunaan suatu alat ortodonti merupakan hal yang esensial dalam mendukung tercapainya keberhasilan hasil perawatan ortodonti, demikian juga halnya dengan sistem Damon. Prosedur bonding, teknik pemasangan archwire, teknik membuka dan menutup bracket, serta teknik debonding bracket memerlukan keterampilan dan ketelitian dari seorang ortodontis.
3.1 Prosedur Bonding
Force yang dihasilkan dari archwire akan ditransfer ke gigi melalui bracket.1 Oleh karena itu, hubungan yang tepat antara bracket dan gigi menjadi hal yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil perawatan. Keberhasilan dalam bonding juga sangat ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dari seorang ortodontis.
Bonding Damon bracket tidak jauh berbeda dengan bracket konvensional. Damon 2 atau Damon 3MX dapat menggunakan bahan primer dan adhesive yang konvensional, sedangkan bonding Damon 3 sebaiknya menggunakan Ortho Solo primer dan Blūgloo adhesive.15
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Brazil, peneliti membandingkan kekuatan bonding dari beberapa kombinasi resin bonding, termasuk Transbond, Ormco’s Enlight dan Enlight dengan Ortho Solo, menunjukkan bahwa penambahan Ortho Solo primer secara signifikan menghasilkan kekuatan bonding
(35)
yang lebih tinggi.29 Pemberian Ortho Solo pada basis bracket sebelum penambahan adhesive dapat meningkatkan aliran adhesive ke dalam microscopic undercuts dari basis Damon 3 (Gambar 11).30 Sedangkan Blūgloo memiliki afinitas yang baik terhadap basis bracket Damon 3 dan penggunaan Blūgloo bisa meningkatkan kekuatan bonding hingga 150 %.15
Gambar 11.Microscopic undercuts dari basis Damon 3 31
Bonding Damon bracket dapat dilakukan dengan cara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect). Direct bonding merupakan cara yang umum digunakan oleh ortodontis saat ini. Adapun prosedur direct bonding Damon 3 yaitu sebagai berikut :3,15,20,32,33
1. Etching permukaan gigi dengan asam fosfat 37 % selama kira-kira 30 detik (Gambar 12A), kemudian cuci selama minimal 5 detik per tiap gigi (Gambar 12B), dan keringkan enamel gigi yang telah di-etching sehingga permukaannya terlihat seperti kapur (Gambar 12C).
(36)
Gambar 12.A.Etching, B. Cuci, C. Keringkan 32
2. Oleskan sedikit Ortho Solo primer pada permukaan gigi (Gambar 13).
Gambar 13. Penggunaan Ortho Solo 32
3. Oleskan sedikit pasta Blūgloo adhesive pada pad bracket (Gambar 14).
Gambar 14. Penggunaan pasta Blūgloo adhesive32
4. Segera pasang bracket, posisikan, dan tekan dengan tekanan ringan. Buang adhesive yang berlebih (Gambar 15). Penempatan posisi bracket sama seperti pada bracket konvensional. Namun pada bracket kaninus posisinya 1 mm lebih ke mesial
(37)
terhadap axis panjang gigi. Yang harus diperhatikan yaitu pada penempatan Damon 2, pad-nya dijadikan sebagai petunjuk penempatannya (bukan badan bracket-nya), sedangkan pada Damon 3 dan Damon 3MX karena bentuk pad dan badan bracket-nya yang rhomboid sehingga memudahkan penempatannya.
Gambar 15. Pemasangan bracket 32
5. Light curing (Gambar 16). Lamanya penyinaran pada prosedur bonding tergantung pada ukuran pad bracket-nya. Pada Damon 3 anterior dan premolar penyinaran direkomendasikan selama 10-15 detik, untuk Damon 2 dan Damon 3MX anterior dan premolar penyinaran selama 20 detik, sedangkan untuk bracket molar direkomendasikan selama 30 detik karena ukuran pad bracket-nya lebih besar.
(38)
6. Segera pasang archwire setelah light curing (Gambar 17).
Gambar 17. Pemasangan archwire 32
Indirect bonding pertama sekali diperkenalkan oleh Silverman. Saat ini telah terdapat beberapa metode indirect bonding. Keuntungan yang utama dari indirect bonding bila dibandingkan dengan direct bonding adalah posisi bracket yang lebih akurat dan waktu pemasangan bracket pada pasien menjadi lebih singkat.3,34
Pada indirect bonding memerlukan prosedur laboratorium terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan pemasangan bracket pada pasien. Adapun prosedur indirect bonding yaitu sebagai berikut : 35,36
1. Prosedur laboratorium
a. Sediakan model yang benar-benar kering. Oleskan separator medium dan biarkan hingga kering. Kemudian oleskan sekali lagi (Gambar 18).
(39)
b. Oleskan Blūgloo adhesive pada pad bracket. Jangan oleskan sealant, conditioner atau primer yang lain pada pad bracket (Gambar 19A).
c. Pasang bracket yang telah diberi Blūgloo adhesive ke model dan buang Blūgloo adhesive yang berlebih (Gambar 19B).
Gambar 19.A. Pemberian Blūgloo, B. Pemasangan bracket 35
d. Light curing selama 10-20 detik untuk setiap bracket (Gambar 20A). Letakkan model pada light curing unit selama 5-10 menit.
e. Block daerah undercut dengan menggunakan silicone impression material (Gambar 20B).
Gambar 20.A.Light curing ,B.Block undercut 35
f. Buat transfer tray, misalnya dengan two tray system yang diproses dalam Biostar machine dengan menggunakan kombinasi Bioplast / Biocryl. Kemudian
(40)
rendam model di dalam air selama 45 menit untuk memudahkan melepaskan tray (Gambar 21).
Gambar 21. Perendaman model 35
g. Lepaskan transfer tray dan bracket (Gambar 22). Cuci transfer tray / bracket dengan air untuk membuang model atau separator yang melekat, dan keringkan. Kemudian cuci lagi tray / bracket dengan air dan keringkan.
Gambar 22. Pelepasan transfer tray 35
2. Prosedur bonding pada pasien
(41)
Gambar 23. Penggunaan Ortho Solo ke basis bracket 35
b. Etsa, cuci, dan keringkan gigi. Oleskan Ortho Solo primer pada enamel yang kering (Gambar 24).
Gambar 24. Persiapan pada enamel 35
c. Gunakan adhesive light cure dengan viskositas rendah (Enlight® LV
direkomendasikan) pada basis bracket (Gambar 25A) dan pindahkan tray ke gigi pasien. Sementara menempatkan tray pada gigi pasien, berikan light curing pada bracket (Gambar 25B).
(42)
Gambar 25.A. Penggunaan adhesive light cure, B.Light curing 35
d. Lepaskan transfer tray dari gigi pasien (Gambar 26). Penambahan light cure pada bracket metal direkomendasikan setelah pelepasan tray.
Gambar 26. Pelepasan tray 35
3.2 Teknik Pemasangan Archwire
Untuk menutup Damon bracket, archwire harus dipasang terlebih dahulu ke dalam slot bracket sehingga tidak menghalangi slide bracket. Biasanya archwire bisa dipasang dengan jari dan slide bracket akan tertutup dengan mudah, baik dengan menggunakan ujung jari (untuk Damon 3 dan Damon 3MX) atau dengan Damon universal plier (untuk Damon 2).15,32
(43)
Jika mengalami kesulitan, instrumen berikut ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pemasangan archwire dan penutupan slide : 15,32
1. Damon Cool Tool
Damon Cool Tool (Gambar 27) dapat digunakan untuk pemasangan archwire (Gambar 28) sehingga mempermudah penutupan bracket. Bila instrumen sedang tidak digunakan, sebaiknya disimpan di dalam mesin pendingin, dan saat pemakaian, instrumen ini digunakan untuk mendinginkan Copper Ni-Ti archwire sehingga bisa melunakkan Copper Ni-Ti archwire sementara dan mudah dipasang ke dalam slot bracket pada kasus rotasi berat.
Gambar 27.DamonCool Tool3,32
(44)
2. Ligature Director
Ligature director merupakan instrumen yang berguna untuk pemasangan archwire pada kasus-kasus dengan gigi-gigi yang rotasi berat (Gambar 29).
Gambar 29.Ligature Director dan penggunaannya 32
3. Damon Closing Tweezer
Gunakan bagian ujung tweezer untuk memasang archwire ke dalam slot (mirip dengan cool tool) dan tekan tweezer untuk menutup slide bracket (Gambar 30).
(45)
Pada pemasangan initial archwire yaitu 0,014” Copper Ni-Ti atau pada kasus crowded berat menggunakan 0,013” Copper Ni-Ti, caranya sebagai berikut :15,32
1. Potong Copper Ni-Ti archwire sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. 2. Letakkan archwire stops di lokasi yang diinginkan, khususnya di dekat atau pada midline, atau di anterior gigi yang crowded (Gambar 31).
Gambar 31.Stop pada bracket insisivus sentralis maksila 32
3. Pasang archwire ke dalam slot bracket dan tutup slide bracket.
4. Tekan archwire stops dengan plier misalnya dengan arch-bending instrument (Gambar 32). Ujung plier yang berbentuk seperti paruh burung atau plier pemotong tidak direkomendasikan untuk digunakan karena dapat mengubah bentuk archwire secara permanen.
(46)
5. Potong ujung distal archwire yang berlebih pada bracket molar yang terakhir dipasang. Hati-hati jangan sampai menusuk pipi pasien.
3.3 Teknik Membuka dan Menutup Bracket
Damon bracket memiliki slide yang bisa dibuka dan ditutup. Slide Damon bracket untuk rahang atas dan rahang bawah didesain terbuka ke bawah. Jadi, slide bracket rahang atas terbuka ke arah oklusal, sedangkan slide bracket rahang bawah terbuka ke arah gingival.15
3.3.1 Teknik Membuka dan Menutup untuk Damon 2
Untuk membuka dan menutup Damon 2, instrumen yang direkomendasikan yaitu Damon Universal plier, dan sebelum menggunakannya, periksa ujung plier terlebih dahulu (Gambar 33).15,32
(47)
Teknik membuka Damon 2 yaitu sebagai berikut :15,32
1. Tempatkan instrumen pada sudut 60o sehingga ujung plier yang bawah berada di antara tiewings pada sisi bawah bracket, sedangkan ujung plier yang atas berada pada tepi slide bracket (Gambar 34).
2. Tekan gagang instrumen dengan tekanan yang ringan untuk membuka slide bracket dan jika diperlukan tekanan yang lebih besar dari biasanya untuk membuka slide bracket, periksa kembali posisi instrumen.
3. Jangan memutar instrumen karena dapat merusak bracket atau bracket menjadi lepas.
Gambar 34. Teknik membuka Damon 2 13,32
Sedangkan teknik menutup Damon 2 antara lain sebagai berikut : 15,32
1. Tempatkan ujung atas instrumen pada sudut 90o (Gambar 35) dan berikan tekanan yang ringan untuk menutup slide bracket.
2. Jika dibutuhkan, Damon cool tool bisa digunakan agar archwire tidak menghalangi slide bracket sehingga menutup slide bracket menjadi lebih mudah.
(48)
Gambar 35. Teknik menutup Damon 2 13,32
3.3.2 Teknik Membuka dan Menutup untuk Damon 3 dan Damon 3MX
Teknik membuka dan menutup slide Damon 3 dan Damon 3MX berbeda dengan Damon 2 karena Damon 3 dan Damon 3MX memiliki mekanisme slide yang berbeda dengan Damon 2. Instrumen yang direkomendasikan untuk membuka Damon 3 dan Damon 3MX adalah Damon 3 opening instrument. Adapun teknik membuka Damon 3 dan Damon 3MX sebagai berikut : 15,32
1. Tempatkan ujung instrumen pada sudut 90o terhadap permukaan bracket (Gambar 36) dan pastikan bahwa ujung instrumen masuk ke dalam slide (Gambar 37). Kemudian berikan tekanan ringan ke arah bawah sehingga slide bracket terbuka.
2. Jika diperlukan tekanan yang lebih besar dari biasanya untuk membuka slide bracket, periksa kembali posisi instrumen.
3. Sebaiknya hindari penggunaan scaler atau explorer untuk membuka bracket karena dapat merusak spring clip yang terdapat di dalam slide bracket.
(49)
Gambar 36. Teknik membuka Damon 3 32
Gambar 37. Penempatan Damon 3 opening instrument. A. Benar, B. Salah 32
Sedangkan teknik menutup Damon 3 dan Damon 3MX sangat lebih mudah bila dibandingkan dengan Damon 2. Untuk menutup Damon 3 dan Damon 3MX cukup hanya dengan menekan slide bracket ke arah atas dengan ujung jari dan jika slide telah tertutup sempurna akan ada tanda berupa suara ’klik’ yang jelas terdengar.3,15,32
3.4 Teknik Debonding Bracket
Tujuan dari debonding adalah untuk melepaskan perlekatan bracket dan membuang adhesive dari gigi serta mengembalikan permukaan gigi ke kondisi yang
(50)
sebisa mungkin seperti awalnya sebelum perawatan tanpa menyebabkan kerusakan iatrogenic. Untuk mencapai tujuan ini, prosedur dengan teknik yang benar merupakan hal yang sangat penting. Debonding bisa memakan waktu dan merusak enamel jika dilakukan dengan teknik yang tidak tepat dan tidak hati-hati.34
Debonding Damon 2 atau Damon 3MX dapat dengan menggunakan Damon debonding plier, sedangkan untuk Damon 3 dapat dengan menggunakan ICE debonding instrument. Pada saat debonding, wire bisa tetap pada tempatnya ataupun dilepas.15,31,37
Adapun prosedur debonding yaitu sebagai berikut :15,32,33,37
1. Dengan menggunakan instrumen, pegang bracket di bawah occlusogingival tiewings dan lepaskan bracket dengan tekanan yang ringan secara perlahan-lahan dan jangan memutar atau menarik bracket dengan paksa (Gambar 38 dan 39).
2. Untuk bracket dengan hook di bagian distal bracket, pegang bracket di bawah mesial tiewing untuk menghindari hook (Gambar 40). Lepaskan bracket dengan tekanan yang ringan secara perlahan-lahan dan jangan memutar atau menarik bracket dengan paksa.
(51)
Gambar 39.Debonding Damon 3 31
Gambar 40.Debonding pada bracket dengan hook37
3. Setelah debonding, berikan cool air / water spray pada permukaan gigi untuk melihat adhesive yang masih tersisa. Dengan memberikan cool air / water spray, maka Blūgloo akan kembali ke warna aslinya (biru) sehingga mudah terlihat adhesive yang tertinggal di permukaan gigi (Gambar 41A).
4. Buang adhesive yang tersisa dengan menggunakan carbide bur, kemudian gunakan sandpaper disc dan polishing cup atau pasta (Gambar 41B).
(52)
Gambar 41.A. Pemeriksaan Blūgloo adhesive yang masih tersisa, B. Pembuangan Blūgloo adhesive yang masih tersisa dengan menggunakan carbide bur 32
(53)
BAB 4
PROSEDUR PERAWATAN DAN CONTOH KASUS YANG DIRAWAT DENGAN SISTEM DAMON
Dr. Dwight Damon menganjurkan kepada para klinisi untuk tidak melihat teknologi ini hanya pada bracket-nya saja. Ini merupakan sistem yang dikembangkan untuk mencoba menyesuaikan setiap fase perawatan dengan sistem force yang natural. Jika seorang klinisi menilai teknologi baru ini hanya pada istilah ”bracket” dan menggunakan mekanika dan rencana perawatan yang konvensional, keuntungan dari friksi dan binding yang minimal seperti yang ditunjukkan melalui penelitian menjadi 25% berkurang pada saat perawatan.13 Pada bab ini akan dibahas tentang prosedur perawatan serta contoh kasus yang dirawat dengan menggunakan sistem Damon.
4.1 Prosedur Perawatan
Dr. Dwight Damon tidak hanya berfokus pada menghilangkan penggunaan ligature pada bracket-nya, tetapi ada beberapa hal yang esensial dalam mencapai keuntungan yang maksimal dari alat ortodontinya. Prinsip dasar dalam perawatan dengan menggunakan sistem Damon adalah rencana perawatan berdasarkan wajah, tidak menggunakan gaya / kekuatan ortodonti yang merusak sistem biologis selama fase perawatan, tujuan dari fase perawatan yang menggunakan Copper Ni-Ti archwire tidak hanya untuk leveling dan alignment, tetapi juga untuk membentuk lengkung gigi yang spesifik untuk setiap pasien melalui adaptasi fungsional, complete
(54)
leveling, alignment dan rotational control membutuhkan full-depth rectangular archwire, pada saat working / final phase perawatan membutuhkan wire yang kaku, dan pemilihan retensi membutuhkan pertimbangan yang hati-hati.38
4.1.1 Indikasi
Untuk memulai pergerakan gigi secara fisiologis, maka hal yang esensial adalah memulai perawatan setiap kasus dengan force yang ringan. 0,014 inci Copper Ni-Ti archwire direkomendasikan sebagai initial wire yang dapat menghasilkan gaya ortodonti yang sangat ringan untuk pergerakan gigi yang fisiologis dan tahap aligning gigi dengan cepat.8,20,33
Sistem Damon menghasilkan perubahan yang signifikan pada bentuk lengkung gigi. Bentuk lengkung gigi dicapai melalui keseimbangan force dari pipi, lidah, dan jaringan periodontal dengan penambahan force yang ringan dari initial archwire.15,38 Sistem Damon menyebabkan sedikit protrusi pada anterior, tetapi secara signifikan menghasilkan ekspansi lateral pada daerah posterior. Ekspansi lateral pada daerah posterior terutama dicapai melalui pergerakan gigi bodily dengan tipping yang minimal (Gambar 42), sehingga penggunaan RPE / RME tidak diperlukan pada sistem Damon. Dr. Dwight Damon lebih melihat ini sebagai ”adaptasi” daripada ekspansi. Perbedaannya yaitu pada penggunaan force yang ringan untuk memudahkan ”adaptasi”. Bentuk lengkung gigi bukan dicapai melalui wire yang kaku atau dengan force yang besar seperti pada alat ekspansi.8,20,38,39
(55)
Gambar 42. Horizontal computed tomography (CT) scan yang diambil
4 tahun, 8 bulan setelah perawatan. A. Adaptasi lateral pada maxilla dengan pergerakan bodily dan tipping yang minimal, B. Adanya tulang pada permukaan labial dan lingual semua gigi 39
Meskipun pada banyak kasus yang dirawat dengan sistem Damon tidak memerlukan ekstraksi, namun konsep sistem Damon bukanlah filosofi “non-ekstraksi”. Ada saatnya pada situasi tertentu ekstraksi tetap perlu dilakukan. Konsep rencana perawatan berdasarkan wajah (face-driven orthodontic) kembali ditekankan dimana ekstraksi direncanakan untuk mencapai perubahan yang diharapkan pada estetis wajah.2,5,13 Ekstraksi dibutuhkan pada situasi berikut ini :13
1. Diskrepansi midline yang berat. 2. Kasus-kasus bedah.
3. Untuk memperbaiki kontur tulang dan jaringan di sekitar gigi dengan posisi yang buruk tanpa menyebabkan efek negatif terhadap profil wajah pasien.
4. Pada beberapa kasus yang membutuhkan koreksi oklusi anteroposterior. 5. Pada kasus protrusi bimaxillary berat.
6. Pada kasus crowded berat dimana jika tidak dilakukan ekstraksi akan menimbullkan efek negatif terhadap profil wajah.
(56)
4.1.2 Fase-fase Perawatan
Sistem Damon tidak hanya menggunakan satu wire dalam perawatannya. Pada saat pemilihan archwire, dokter gigi sebaiknya menggunakan archwire yang tetap pada optimal force zone di setiap fase perawatan.13,33 Pada awalnya, sistem Damon hanya memiliki bracket dengan slot 0,022 inci. Namun saat ini sistem Damon juga telah mempunyai bracket dengan slot 0,018 inci. Meskipun demikian, pemakaian Damon bracket dengan slot 0,022 lebih sering menjadi pilihan dengan alasan force yang lebih ringan dihasilkan dengan binding dan friksi yang lebih minimal pada slot 0,022 daripada slot 0,018. Pada sistem self-ligating pasif, rasio wire dan lumen menjadi kuncinya.15,20
Berikut ini 4 fase perawatan yang direkomendasikan pada sistem Damon :
1. Fase I (Initial light round wire phase)
Pada fase pertama ini harus dipertimbangkan dalam pemilihan archwire-nya untuk meminimalkan binding antara slot bracket ligating pasif dengan archwire. Sistem Damon merekomendasikan penggunaan round Copper Ni-Ti archwire sebagai initial archwire yang menghasilkan force yang cukup untuk menstimulasi aktivitas seluler tanpa menghambat vaskularisasi ke periodonsium.13
Copper Ni-Ti alloy memiliki sifat noncorrosive dan thermoelastic yang baik untuk leveling, alignment dan rotation control pada fase initial.15,40 Copper Ni-Ti alloy memiliki shape memory effect dimana wire bisa mengalami deformasi dan kembali ke bentuk semula karena adanya perubahan temperatur.3,15 Dr. Buehler menyebut perubahan temperatur itu dengan istilah temperature transition range (TTR).40 Dengan pendinginan, alloy dalam bentuk martensite memudahkan
(57)
pemasangan wire ke dalam slot bracket atau bahkan pada gigi-gigi irregular. Kemudian, karena temperatur rongga mulut, alloy menjadi bentuk austenite dimana wire kembali ke bentuk semula dan menghasilkan gaya ortodonti dalam jangka waktu yang lama.15,40 Dengan penambahan copper pada Copper Ni-Ti alloy, alloy ini memiliki TTR ± 2 oC, sedangkan Ni-Ti alloy yang lain memiliki TTR ± 5 oC.15,33 Hal ini menyebabkan Copper Ni-Ti memiliki kontrol TTR yang lebih akurat, menghasilkan force yang lebih konstan, serta mengurangi friksi dari wire.15,33,40
Pada fase pertama ini, untuk Damon bracket dengan slot 0,022 direkomendasikan pemakaian 0,014 Copper Ni-Ti sebagai initial archwire selama 10 – 20 minggu (interval kunjungan 10 minggu) untuk menstimulasi aktivitas seluler dan memulai pergerakan gigi secara fisiologis. Pada pasien yang sangat sensitif, crowded berat atau dengan kondisi periodontal yang buruk, disarankan sebaiknya menggunakan 0,013 Copper Ni-Ti archwire.13,15,20,32 Pada bracket dengan slot 0,018, beberapa klinisi menggunakan 0,012 Copper Ni-Ti sebagai initial archwire, sedangkan banyak dokter gigi yang lain merasa wire ini terlalu kecil dan tidak menghasilkan force yang cukup untuk memulai pergerakan gigi. Maka Dr. Damon merekomendasikan 0,014 Copper Ni-Ti archwire untuk memulai perawatan.33
Adakalanya 0,016 Copper Ni-Ti archwire digunakan sebagai archwire kedua pada kasus crowded berat jika dibutuhkan sedikit force yang lebih besar untuk meneruskan leveling dan aligning sehingga belum mungkin dilanjutkan ke fase kedua.13,15,33
Tujuan dari fase pertama ini adalah memulai pergerakan gigi, leveling, aligning, memulai perkembangan lengkung gigi, dan mengoreksi 90% rotasi. Bila
(58)
minimal 90% rotasi telah terkoreksi dalam waktu 10-20 minggu, maka perawatan bisa dilanjutkan ke fase kedua.13,15,20,32
2. Fase II (High-tech Edgewise wire phase)
Fase kedua merupakan fase terpenting dalam sistem Damon. Pada fase kedua umumnya digunakan 0,014 x 0,025 Copper Ni-Ti archwire sebagai rectangular wire pertama selama 10 – 20 minggu (interval kunjungan 8 – 10 minggu), baik pada slot bracket 0,022 maupun pada slot bracket 0,018. Tujuan dari fase ini adalah menyelesaikan leveling dan aligning, koreksi rotasi yang tersisa, kontrol angulasi mesiodistal akar gigi, memulai kontrol torque dan penyatuan ruang anterior, serta meneruskan perkembangan bentuk lengkung gigi. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan 0,018 x 0,025 Copper Ni-Ti wire pada slot bracket 0,022 atau 0,016 x 0,025 Copper Ni-Ti wire pada slot bracket 0,018 dengan interval kunjungan 4 – 6 minggu untuk penambahan kontrol torque, meneruskan penutupan ruang anterior dan perkembangan lengkung gigi. Pada fase ini, elastic chain bisa digunakan untuk penyatuan ruang anterior. Elastic chain force-nya bisa berkurang dengan cepat dan menyebabkan penumpukan plak sehingga pasien harus mengunjungi ortodontis lebih sering dibandingkan pada fase pertama.13,15,20,32,33
Pada fase kedua ini sangat penting dilakukan pengambilan panoramic X-ray untuk mengevaluasi akar gigi dan lakukan reposisi bracket jika diperlukan sebelum memulai fase ketiga (major mechanics).8,13,20 Perawatan dapat dilanjutkan ke fase ketiga jika ukuran dan bentuk lengkung gigi telah tercapai serta pemasangan stainless steel wire bisa dilakukan dengan mudah.15,20
(59)
3. Fase III (Major mechanics)
Fase ketiga (major mechanics) merupakan fase kerja (working phase) dari perawatan. Pada Damon bracket dengan slot 0,022 direkomendasikan pemasangan 0,019 x 0,025 stainless steel wire pada rahang atas dan 0,016 x 0,025 stainless steel wire pada rahang bawah sedangkan pada bracket dengan slot 0,018 disarankan menggunakan 0,016 x 0,025 stainless steel wire. 8,13,15,20,32,33 Stainless steel wire sangat cocok digunakan sebagai working wire untuk penutupan ruang ekstraksi atau ruang posterior, akhir kontrol torque, koreksi hubungan antero-posterior serta mempertahankan lengkung gigi.13,15 Stainless steel wire dengan harga yang ekonomis memiliki kekuatan dan kekerasan yang tinggi, serta menghasilkan friksi yang rendah.15 Pemasangan stainless steel wire ini selama 20 – 30 minggu dengan interval kunjungan 6 minggu.15,20,32
4. Fase IV (Finishing phase)
Jika kontrol torque yang diperlukan sedikit, stainless steel wire yang digunakan pada fase ketiga bisa digunakan sebagai finishing wire. Jika kontrol torque yang diperlukan lebih besar pada working phase, maka pemasangan TMA (Titanium-Molybdenum alloy) wire dianjurkan.13,15 TMA wire lebih elastis dan menghasilkan force yang lebih ringan jika dibandingkan dengan stainless steel wire. Namun TMA wire lebih mahal dan memiliki friksi yang tinggi, tetapi dengan teknik ion beam implantation, Ormco menyatakan friksi Low-Friction TMA berkurang 54% bila dibandingkan dengan TMA wire konvensional.3,15,33
Pada Damon bracket dengan slot 0,018 direkomendasikan pemasangan 0,017 x 0,025 Low-Friction TMA, sedangkan pada Damon bracket dengan slot 0,022
(60)
dianjurkan menggunakan 0,019 x 0,025 atau 0,017 x 0,025 TMA wire. Fase finishing dijalani selama 10 minggu dengan interval kunjungan 4 minggu.13,15,32,33
4.1.3 Retensi
Pemakaian retensi harus dipertimbangkan dalam perawatan ortodonti. Salah satu tujuan perawatan ortodonti adalah menempatkan gigi pada posisi yang stabil di dalam rongga mulut. Namun pada faktanya tidak ada perawatan yang benar-benar bisa menjamin stabilitas jangka panjang.38 Pada pasien harus ditekankan pentingnya pemakaian retensi. Pada dasarnya ada tiga jenis retensi yang digunakan pada sistem Damon yaitu :3,8,13,15,38
1. Pada maksila digunakan fix lingual retainer (0,016” x 0,022” Reliance Hilgers Bond-a-braid wire) pada permukaan palatal keempat gigi anterior maksila.
2. Pada mandibula digunakan fix lingual retainer (0,026” round stainless steel archwire) pada permukaan lingual keenam gigi anterior mandibula yang di-bonding dengan menggunakan Transbond (Unitek).
3. Interarch retention yaitu Damon Splint / retentive splint (Gambar 43) pada pasien klas II atau klas III dan digunakan di malam hari. Retensi ini bisa terbuat dari Biocryl atau Essix dan berguna untuk mempertahankan adaptasi lengkung gigi yang dicapai pada fase alignment.
Terkadang pada sistem Damon juga digunakan transparent plastic overlay retainer setelah pemakaian fix lingual retainer.15
(61)
Gambar 43.Damon splint 38
4.2 Contoh Kasus yang Dirawat dengan Sistem Damon
Pada subbab ini akan diperlihatkan beberapa contoh kasus yang dirawat dengan sistem low-force / low-friction. Pada kasus-kasus berikut ini memperlihatkan rencana perawatan berdasarkan wajah bisa menjadi fokus utama. Adaptasi fisiologis yang dicapai, mekanikanya yang sederhana, serta keuntungannya bagi operator maupun pasien dapat dilihat melalui kasus-kasus berikut ini.13
KASUS 113
Seorang laki-laki remaja berusia 14 tahun 6 bulan dengan kasus Klas I, crowded berat. Pada perawatan konvensional, ekstraksi perlu dilakukan pada pasien ini, sedangkan dengan sistem Damon, ekstraksi tidak dilakukan dan perawatan selesai dalam waktu 14 bulan 2 minggu dengan 7 kali kunjungan.
Diagnosa
Pemeriksaan wajah (Gambar 44) :
1. Profil wajah cekung
(62)
3. Kurangnya dukungan wajah lateral.
Gambar 44. Foto ekstra-oral sebelum perawatan. A. Profil wajah tampak dari depan,
B. Saat tersenyum, C. Dari samping 13 Pemeriksaan radiografis (Gambar 45)
(63)
Pemeriksaan intra-oral (Gambar 46 dan 47) : 1. Lengkung maksila dan mandibula yang sempit
2. Kekurangan panjang dan lebar lengkung maksila dan mandibula 3. Insisivus maksila dan mandibula tipping ke lingual
4. Posisi insisivus relatif retrognatik terhadap mandibula 5. Insisivus rahang atas yang over-erupsi
6. Kaninus dengan posisi yang tinggi dan ke arah labial
7. Tulang dan jaringan yang minimal menutupi permukaan labial kaninus maksila dan mandibula.
8. Ekstraksi molar ketiga mandibula sebelum perawatan karena posisinya yang buruk.
Gambar 46. Model sebelum perawatan 13
(64)
Tujuan Perawatan
Dalam menentukan tujuan perawatan, perlu diperhitungkan efek dari rencana perawatan terhadap wajah pasien saat dia berumur 30 tahun. Semua saudaranya memiliki hidung dan dagu yang menonjol. Mekanika perawatan didesain untuk memajukan gigi anterior ke depan, sehingga memberikan dukungan pada wajah.
Tujuan perawatan pada pasien ini yaitu :
1. Memberikan force yang ringan untuk bekerja dengan otot orofasial, tulang dan jaringan sehingga didapatkan posisi gigi yang baru secara fisiologis.
2. Mendapatkan panjang lengkung maksila dan mandibula. 3. Tidak menggunakan rapid palatal expansion
4. Mencapai hubungan bibir dan gigi anterior rahang atas yang tepat.
5. Memperbaiki dukungan tulang, jaringan, dan vaskular di sekitar kaninus rahang atas dan rahang bawah.
6. Memperbaiki profil dan dukungan wajah lateral.
Tahapan Perawatan
Torque yang dipilih pada Damon bracket yaitu +7o untuk insisivus sentralis maksila dan +3o untuk insisivus lateral maksila, sedangkan untuk insisivus sentral dan lateral mandibula dipilih bracket dengan torque -6o. Bracket ini dipilih untuk menjaga
posisi insisivus dan mencegahnya bergerak ke anterior. Pada awal perawatan dilakukan pemasangan bracket pada gigi molar kedua
kanan sampai molar kedua kiri maksila dan bite plate dipasang pada mandibula untuk membuka gigitan dan mengoreksi crossbite insisivus lateral maksila. Operator
(65)
menginginkan gigi anterior maksila bergerak ke depan dan 0,014 Ni-Ti SE digunakan sebagai initial archwire. Stop ditempatkan di antara premolar kiri yang dapat membatasi leveling dan aligning lengkung maksila. Crimpable stop seharusnya ditempatkan pada anterior kaninus (Gambar 48).
Gambar 48. Foto intra-oral pasien pada awal perawatan. A. Sisi kanan, B. Tampak depan,
C. Sisi kiri, D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan pertama (2 bulan 2 minggu) tetap dilanjutkan pemakaian 0,014 Ni-Ti SE archwire pada maksila dan pemakaian bite plate pada mandibula (Gambar 49). Selanjutnya pada kunjungan ke-dua (5 bulan) dilakukan pemasangan bracket pada gigi molar kedua kanan sampai molar kedua kiri maksila. 0,014 x 0,025 Ni-Ti SE archwire ditempatkan pada maksila dan 0,014 Ni-Ti SE archwire pada mandibula (Gambar 50). Oklusi Klas I tetap dipertahankan.
(66)
Gambar 49. Foto intra-oral pasien pada kunjungan pertama. A. Sisi kanan,
B. Tampak depan, C. Sisi kiri, D. Pandangan oklusal maksila 13
Gambar 50. Foto intra-oral pasien pada kunjungan ke-dua. A. Sisi kanan,
B. Tampak depan, C. Sisi kiri, D. Pandangan oklusal maksila 13
Pada kunjungan ke-tiga (7 bulan 2 minggu) dilakukan pemasangan 0,016 x 0,025 Ni-Ti SE pada maksila dan 0,014 x 0,025 Ni-Ti SE pada mandibula (Gambar 51). Pada gigi yang masih crowded 0,014 x 0,025 Ni-Ti SE digunakan untuk menyelesaikan fase inisial.
(67)
Gambar 51. Foto intra-oral pada kunjungan ke-tiga. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-empat (9 bulan 2 minggu) dilakukan pengambilan foto panoramik (Gambar 52A). Akar gigi dan posisi bracket dievaluasi, dan bracket yang kurang baik diganti sebelum pemasangan archwire. Kemudian dilakukan pemasangan 0,019 x 0,025 SS preposted archwire pada maksila dan bilateral V-elastics 5/16 inci 6 oz (Gambar 52B). Crimpable hook ditempatkan pada 0,014 x 0,025 Ni-Ti SE mandibula. Insisivus sentral dan lateral maksila diligasi dengan steel ligature wire untuk mencegah terbukanya ruang (Gambar 53). Alignment mandibula dibandingkan dengan evaluasi sebelumnya.
(68)
Gambar 53. Foto intra-oral pada kunjungan ke-empat. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-lima (12 bulan) dilakukan pemasangan 0,016 x 0,025 preposted stainless steel archwire pada mandibula. Karena kontrol torque telah selesai, maka diharapkan penutupan gigitan.Tieback digunakan untuk menjaga ruang posterior tetap tertutup. Archwire pada maksila diperbaiki dan pemakaian bilateral V-elastic tetap dilanjutkan. Kemudian posterior box elastic mulai dipasang (Gambar 54 dan 55).
Gambar 54. Foto intra-oral pada kunjungan ke-lima. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
(69)
Gambar 55.Posterior box elastic13
Pada kunjungan ke-enam (13 bulan 2 minggu) archwire maksila dan mandibula diperbaiki dan pemakaian bilateral posterior V-elastic tetap dilanjutkan. Kemudian dijadwalkan untuk debonding (Gambar 56).
Gambar 56. Foto intra-oral pada kunjungan ke-enam. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-tujuh (14 bulan 2 minggu) dilakukan debonding pada maksila dan mandibula. Foto ekstra-oral, intra-oral dan radiografi perawatan dapat dibandingkan sebelum dan sesudah perawatan (Gambar 57, 58, 59 dan 60).
(70)
Gambar 57. Foto ekstra-oral sebelum dan sesudah perawatan
A. Profil wajah saat tersenyum, B. Dari samping 13
Gambar 58. Foto intra-oral arah oklusal dan panoramik.
(71)
Gambar 59. Foto intra-oral sesudah perawatan. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri 13
Gambar 60. Gambaran radiografis sebelum dan sesudah perawatan 13
Retensiyang digunakan pada pasien yaitu :
1. 0,016 x 0,022 Bond-a-Braid archwire yang di-bonding pada gigi insisivus lateral kanan sampai insisivus lateral kiri maksila.
2. 0,026 stainless steel round pada gigi kaninus kanan sampai kaninus kiri mandibula.
3. Clear plastic overlay retainer untuk lengkung maksila dan mandibula. 4. Damon splint yang digunakan pada malam hari selama 1 tahun pertama.
(72)
KASUS 213
Seorang pria berusia 43 tahun 1 bulan dengan kasus Klas I, crowded berat, profil sangat datar dan diindikasikan grafting gingiva. Kasus ini sama dengan kasus 1 pada pasien berusia 14 tahun. Ini menunjukkan respon perawatan, mekanika dan waktu yang hampir sama antara remaja dan dewasa dengan sistem ini. Pada pasien berusia 14 tahun menjalani waktu perawatan selama 14 bulan 2 minggu dengan 7 kali kunjungan setelah pemasangan, sedangkan pada pasien dewasa lamanya perawatan 15 bulan 1 minggu dengan 8 kali kunjungan setelah pemasangan bracket. Jika dibandingkan dengan ortodonti konvensional perlu dilakukan ekstraksi empat gigi, menggunakan force yang lebih besar sehingga tidak nyaman bagi pasien, dan waktu perawatan selama 22-24 bulan atau lebih.
Diagnosa
Pemeriksaan wajah (Gambar 61) : 1. Profil wajah datar
2. Hidung menonjol
3. Kurangnya dukungan wajah lateral 4. Bibir tipis.
(73)
Gambar 61. Foto ekstra oral sebelum perawatan A. Profil wajah tampak dari depan,
B. Saat tersenyum, C. Dari samping 13 Pemeriksaan radiografis (Gambar 62)
Gambar 62. Pemeriksaan radiografis 13 Pemeriksaan intra-oral (Gambar 63 dan 64) :
1. Cenderung ke arah gigi Klas III dengan anterior crossbite. 2. Lengkung maksila dan mandibula yang sempit
(74)
3. Kurangnya panjang dan lebar lengkung maksila dan mandibula 4. Oklusi anterior end-to-end
5. Daerah kaninus rahang atas membutuhkan grafting gingiva 6. Akar gigi yang panjang
Gambar 63. Model sebelum perawatan 13
Gambar 64 . Foto intra-oral sebelum perawatan. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri 13 Tujuan Perawatan :
1. Menggunakan low-force untuk mendapatkan posisi gigi yang baru secara fisiologis dan keharmonisan antara otot wajah, lidah, tulang dan jaringan
2. Memperbaiki profil dan dukungan wajah
3. Mendapatkan panjang lengkung maksila dan mandibula
4. Memberikan tulang yang baik dan dukungan vaskular sebelum dilakukan grafting.
(75)
5. Mendapatkan hubungan yang baik antara gigi anterior rahang atas dengan bibir.
Tahapan Perawatan
Torque yang dipilih pada Damon bracket yaitu +7° untuk insisivus sentral maksila, +3° untuk insisivus lateral maksila, dan -6° untuk insisivus sentral dan lateral mandibula. Pemilihan torque pada bracket ini untuk menjaga posisi insisivus dan mencegahnya bergerak ke anterior. Pada kaninus kiri rahang bawah dipilih Damon bracket dengan torque +7°. Torque ini dipilih karena inklinasi gigi ke arah distal. Bracket dengan torque +7° akan menyebabkan uprighting gigi kaninus ke posisi 0°.
Pada awal perawatan dilakukan pemasangan bracket pada gigi molar kedua kanan sampai molar kedua kiri maksila dan mandibula. 1/2 bracket dipasang pada insisivus lateral maksila dan insisivus lateral kanan mandibula karena ruangnya tidak cukup untuk ukuran Damon bracket. Ni-Ti spring digunakan dan 1/2 bracket diikatkan ke archwire dan spring dengan ikatan ringan. 0,014 Ni-Ti SE archwire dipasang pada kedua rahang dan stop-nya ditempatkan pada regio anterior (Gambar 65).
(76)
Gambar 65. Foto intra-oral pada awal perawatan. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan pertama (2 bulan 2 minggu) spring dilepaskan dan bracket biasa dipasang. Pada kunjungan ke-dua (4 bulan 3 minggu) 1/2 bracket dilepaskan dan Damon bracket dipasang pada insisivus lateral maksila dan insisivus lateral kanan mandibula dan pemakaian 0,014 Ni-Ti dilanjutkan (Gambar 66).
Gambar 66. Foto intra-oral pada kunjungan ke-dua. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
(77)
Pada kunjungan ke-tiga (6 bulan 1 minggu) dilakukan rebonding insisivus lateral kiri maksila dan premolar kedua kiri mandibula. 0,014 x 0,025 Ni-Ti SE archwire dipasang pada maksila dan mandibula. Ekspansi lateral pada daerah premolar dan daerah kaninus rahang atas yang siap untuk di-grafting perlu diperhatikan. Pada kunjungan ini grafting ditunda karena masalah asuransi (Gambar 67).
Gambar 67. Foto intra-oral pada kunjungan ke-tiga. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-empat (8 bulan 3 minggu) dilakukan pemasangan 0,018 x 0,025 Ni-Ti SE archwire pada maksila dan mandibula. High-technology archwire dan otot orofasial bekerja membentuk lengkung gigi. Kemudian pasien dirujuk untuk dilakukan grafting gingiva pada kaninus rahang atas. Gigitan terbuka pada anterior diperhatikan (Gambar 68).
(78)
Gambar 68. Foto intra-oral pada kunjungan ke-empat. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-lima (11 bulan 2 minggu) dilakukan pemasangan 0,019 x 0,025 preposted stainless steel archwire pada maksila dan mandibula. Elastik Klas III dan anterior trapezoid 5/16 inci 6 oz (Gambar 69) mulai digunakan sepanjang hari.
Gambar 69. Elastik Klas III dan anterior trapezoid 13
Pada kunjungan ke-enam (13 bulan) archwire pada maksila dan mandibula diperbaiki dan hasil grafting gingiva telah terlihat. Pemakaian elastik Klas III dan anterior trapezoid dilanjutkan. Gigitan anterior terlihat telah tertutup (Gambar 70).
(79)
Gambar 70. Foto intra-oral pada kunjungan ke-enam dan hasil grafting gingiva telah dapat dilihat.
A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri, D. Pandangan oklusal maksila,
E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-tujuh (14 bulan 1 minggu) archwire maksila dan mandibula diperbaiki dan elastik yang sama tetap digunakan (Gambar 71).
Gambar 71. Foto intra-oral pada kunjungan ke-tujuh. A. Sisi kanan, B. Tampak depan, C. Sisi kiri,
D. Pandangan oklusal maksila, E. Pandangan oklusal mandibula 13
Pada kunjungan ke-delapan (15 bulan 1 minggu) dilakukan debonding pada rahang atas dan rahang bawah. Pada kunjungan ke-delapan ini dapat dilihat hasil
(80)
perawatan yang bisa dibandingkan dengan sebelum perawatan, baik dari wajah, susunan gigi-geligi maupun perkembangan rahang (Gambar 72, 73, 74 dan 75).
Gambar 72. Foto ekstra-oral sebelum dan sesudah perawatan
A. Profil wajah saat tersenyum, B. Dari samping 13
(81)
Gambar 74. Foto intra-oral arah oklusal dan panoramik.
A. Sebelum perawatan, B. Sesudah perawatan 13
(1)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Nama sistem Damon diambil dari nama penemunya yaitu Dr. Dwight Damon. Sistem Damon merupakan suatu perawatan ortodonti dengan menggunakan bracket self-ligating pasif tanpa pemakaian elastik O-rings, menggunakan wire berteknologi tinggi, memiliki perawatan dengan tingkat invasif (RPE, pencabutan atau bedah) yang minimal dan memiliki sistem low-friction dan low-force. Perawatan dengan sistem Damon biasanya dengan pencabutan yang minimal. Meskipun demikian, filosofi sistem Damon bukanlah ”non-ekstraksi”. Ada saatnya pada situasi tertentu, pencabutan tetap diperlukan dan konsep rencana perawatan berdasarkan wajah kembali ditekankan, sehingga pilihan ekstraksi direncanakan dengan tujuan mendapatkan wajah yang lebih estetis.
Bracket dari sistem Damon memiliki beberapa generasi dan diproduksi oleh Ormco/’A’ Company. Generasi pertama dari sistem Damon yaitu Damon SL dikeluarkan pada tahun 1996 dengan distribusi yang relatif sedikit. Damon SL ini memiliki kekurangan pada slide-nya yang kadang sulit dibuka dan mudah patah. Sistem Damon generasi kedua yaitu Damon 2 diproduksi pada tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2004 Ormco mengeluarkan Damon 3 yang memiliki nilai estetis yang lebih baik dibandingkan generasi Damon bracket sebelumnya sehingga dapat dijadikan pilihan bagi pasien yang menginginkan penampilan yang estetis. Damon 3 memiliki mekanisme slide yang berbeda dari generasi Damon bracket
(2)
sebelumnya dan lebih mudah digunakan. Meskipun demikian, Damon 3 memiliki kekurangan pada kekuatan bracket-nya dan penggunaannya pada pasien deep-bite
sebaiknya dihindari. Selanjutnya Damon 3MX dikeluarkan pada tahun 2005 yang pada dasarnya memiliki mekanisme slide yang sama dengan Damon 3 dan terbuat dari metal.
Damon bracket memiliki slot 0,022 inci dan 0,018 inci. Meskipun demikian
Damon bracket dengan slot 0,022 lebih sering digunakan dengan alasan force yang lebih ringan dihasilkan dengan friksi dan binding yang lebih minimal pada slot 0,022 daripada slot 0,018.
Keuntungan sistem Damon yaitu prosedur perawatan menjadi cepat dan sederhana karena tidak adanya prosedur ligasi. Interval kunjungan pada penggunaan sistem Damon lebih panjang (8 – 10 minggu) dan waktu kunjungan berkurang sehingga ini sangat menguntungkan bagi ortodontis maupun pasien. Waktu perawatan juga lebih singkat dan menghasilkan pergerakan gigi ke posisinya yang natural. Selain itu dengan low-force / low-friction, pasien merasa lebih nyaman dan oral hygiene pasien juga baik karena tidak adanya ligature elastik. Sistem Damon dapat digunakan pada semua usia, baik pada masa gigi bercampur maupun gigi permanen. Sistem Damon ini juga memiliki kekurangan seperti harganya yang lebih mahal dan ukuran bracket yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan bracket
konvensional.
Prosedur bonding pada Damon bracket tidak jauh berbeda dengan bracket
konvensional. Pada Damon 2 atau Damon 3MX dapat menggunakan bahan primer
(3)
menggunakan Ortho Solo primer dan Blūgloo adhesive. Bonding Damon bracket
dapat secara langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect). Yang perlu diperhatikan dalam bonding Damon bracket yaitu posisi penempatan bracket-nya. Pada Damon 2 pad bracket-nya dijadikan sebagai petunjuk dalam penempatannya, bukan badan bracket-nya. Sedangkan pada Damon 3 dan Damon 3MX karena badan dan pad bracket-nya berbentuk rhomboid sehingga memudahkan penempatannya.
Fase perawatan pada sistem Damon terdiri dari fase I (initial light round wire phase), fase II (high-tech edgewise wire phase), fase III (major mechanics), dan fase IV (finishing phase). 0,014 inci Copper Ni-Ti archwire direkomendasikan sebagai
initial archwire, dan penggunaan archwire yang lebih besar dari ini tidak diperbolehkan. Pada fase II direkomendasikan penggunaan Copper Ni-Ti archwire
yang rectangular, sedangkan pada fase III menggunakan stainless steel wire. Pada fase IV, jika kontrol torque yang diperlukan sedikit, stainless steel wire yang digunakan pada fase III bisa digunakan sebagai finishing wire. Namun, jika kontrol
torque yang diperlukan lebih besar, maka penggunaan TMA wire dianjurkan. Retensi yang sering digunakan pada sistem Damon adalah fix lingual retainer dan
Damon splint.
5.2 Saran
Sistem Damon telah berkembang dengan pesat dan terus-menerus. Sebagai teknologi baru, penelitian-penelitian dan observasi klinis yang lebih lanjut diperlukan untuk mencari keunggulan, kesempurnaan, stabilitas perawatan jangka panjang, dan memaksimalkan keuntungan dari sistem Damon ini.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
1. Esmaili S. Ligation properties of a self-ligating composite bracket : an in vitro study. Thesis. Sweden: Göteborg University, 2004: 4-8.
2. Eitzen C. Advances in orthodontics – the damon bracket system. 2009. <www.dentalcompare.com> (2 September 2009)
3. Birnie D, Harradine N. Excellence in orthodontics 2006 lecture course. London: The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, 2006 : 136 – 218.
4. Harradine NWT. Self-ligating brackets : where are we now? Journal of Orthodontics 2003; 30: 262-6.
5. HDA (Health Development Advice). The damon system. 2009 <www.hda-online.org.uk> (6 September 2009)
6. Barron T. The damon systemtm of low friction/low force orthodontics.
<www.barronbraces.com> (2 September 2009)
7. PDGI. Kait-kait damon lembaran baru dalam bidang ortodonti?. 2009 <www.pdgi-online.com> (14 Agustus 2009)
8. Lin JJJ. Creative orthodontics, blending the damon system & TADs to manage difficult malocclusions. Taiwan: Yong Chieh Company, 2007: 123-55.
9. Ed, Amley R. Passive self-ligating brackets + high-tech wires = low force & low friction. Orthodontic News Issue 2006-2007
10.Forsberg, Brattstrom V, Malmberg E, Nord CE. Ligature wires and elastomeric rings; two methods of ligation and their association with microbial colonization of streptococcus mutans and lactobacilli. European Journal of Orthodontics, 1991 (abstract)
11.Sutrisno R. Damon system, passive self-ligating brackets. 2009. <www.rudysutrisno.blogspot.com> (30 September 2009)
12.Bernie KM. Clinical considerations for the dental hygienist in orthodontic therapy. CDHA Journal; 23(2): 11-2.
(5)
14.Vourdouris JC. Interactive edgewise mechanisms: form and function comparison with conventional edgewise brackets. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1997 (abstract)
15.Baek SH, Kim KD, Hwang SJ. New trend in orthodontics ; basic principles, biomechanics, and clinical application of damon system. Korea: Shinhung International Inc, 2007 : 16-118.
16.Tagawa D. The damon system vs conventional appliances : a comparative study.
Clinical Impressions 2006; 15 (1): 5.
17.Eberting JJ, Straja SR, Tuncay OC. Treatment time, outcome, and patient satisfaction comparisons of damon and conventional brackets. Clinical Orthodontics and Research 2001; 4: 228-34
18.Mahony D. Bringing orthodontics into the 21st century. Dental News 2006; 13 (4) : 26 – 30.
19.Damon D. Introducing the damon sistem II. Clinical Impression 1999; 8(2): 2-5. 20.Bagden A. A conversation, the damon system : questions and answers. Clinical
Impressions 2005; 14(1): 4-12.
21.Ormco. Passive self ligation. <http://www.ormco.com/index/damon-thesystem-passiveselfligation> (27 Agustus 2009)
22.Harradine NWT. Self-ligating brackets and treatment efficiency. Clinical Orthodontics and Research 2001; 4: 220-7.
23.Ormco. Damon 2 the most populer self-ligation system in the world.
<http://www.ormco.com/index/damon-thesystem-damon2> (18 Agustus 2009) 24.Ormco. Damon 3 : Exceptional beauty and extraordinary performance
<http://www.ormco.com/index/damon-products-damon3-2> (18 Agustus 2009) 25.Ormco. Damon 3MX : Exceptional strength for extraordinary performance.
<www.ormco.com/index/damon-products-damon3mx-2> (30 September 2009) 26.Ormco Europe. Damon 3MX : for improved tooth position and facial aesthetics.
<https://www.ormcoeurope.com/EN/products/damon_system/new_damon_3mx> (28 Oktober 2009)
27.Borkowski RN. The biologically based case for truly light-force mechanics. Clinical Impressions 2004; 13 (1): 19-22.
(6)
28.Kunik. What are damon braces? <http://www.drkunik.com> (1 September 2009) 29.Swartz ML. Bond strength of a universal orthodontic bonding agent. Clinical
Impressions 2005; 14 (1): 14-6.
30.Waugh RL. Optimizing bond retention. Clinical Impressions 2005; 14 (1): 27. 31.Ormco. Re-positioning and re-bonding damon 3 brackets.
<www.orthomax.ee/wp.../Repositioning-D3-Clinical-Procedure-Update.pdf> (18 Januari 2010)
32.Damon D, Bagden A. Damontm system quick start guide. Orange: Ormco : 1-8.
33.Ormco. Damon the system ask dr damon. <http://www.ormco.com/index/damon-thesystem-askdrdamon> (27 Agustus 2009)
34.Zachrisson BU, Büyükyilmaz T. Bonding in orthodontics. In : Graber TM, Vanarsdall RL. Orthodontics current principles and techniques. Missouri: Mosby Inc, 2004 : 605-12.
35.Ormco. Damon 3 bracket bonding procedures. <http://www.ormco.com/index/ damon-intheclinic-bondingprocedure> (27 Agustus 2009)
36.Huge SA. The customized lingual appliance set-up service (class) system. In : Romano R. Lingual orthodontics. London: BC. Decker, 1998 : 170-2.
37.Ormco. Damon debonding procedure. Fast Track June 2004; 1 (1) : 6.
38.Pollard AP. Capturing the essence of the damon approach. Clinical Impressions 2003; 12 (2): 4-9.
39.Damon D. Stability of the damon system. Clinical Impressions 2006; 15 (1): 16-7. 40.Brady PB. Clinical applications of copper Ni-Ti. Clinical Impressions 1995; 4