Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturrahmi Presiden di Istana Negara Bogor, dapat dipenuhi tambahan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp 106 milyar. Dengan terkumpulnya modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992 PT Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi sebagai bank Islam pertama di Indonesia. Saat ini telah berdiri 3 Bank Syariah di Indonesia Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia, serta puluhan unit syariah dari Bank Konvensional diantaranya : BNI Syariah, BTN Syariah, Bukopin Syariah, dan lain-lain. Seriusnya Bank Indonesia untuk mengembangkan perbankan Syariah di Indonesia, BI menargetkan perbankan syariah pada tahun 2011 harus tumbuh menjadi sebesar 5 dari total perbankan di Indonesia.

2.4. Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan dan sebagainya. Akan tetapi terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. a. Akad dan Aspek Legalitas Pada prinsipnya Aspek legalitas hukum yang digunakan bank konvensional hanya berdasarkan hukum positif, berbeda halnya dengan bank syariah dimana aspek utama yang Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. diterapkan pada aspek legalitas tidak hanya bersumber dari hukum posisif semata namun lebih mengkedepankan hukum agama yakni hukum Islam. Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatanperjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut : 1. Rukun Seperti : - Penjual, - Pembeli - Barang, - Harga, - Akadijab-qabul. 2. Syarat Seperti syarat berikut : Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. - Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hukum syariah. - Harga barang dan jasa harus jelas. - Tempat penyerahan delivery harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi. - Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti yang terjai pada transaksi short sale dalam pasar modal. b. Lembaga Penyelesaian Sengketa Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya dipengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalat Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. c. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank konvensional dan bank syariah adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. bertugas mengawasi operasional bank syariah dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itulah biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional. d. Bisnis dan Usaha yang dibiayai Dalam perbankan syariah suatu pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal pokok, diantaranya sebagai berikut : 1. Apakah objek pembiayaan halal atau haram. 2. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat. 3. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesumasusila. 4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian. 5. Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata yang ilegal atau berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal. 6. Apakah proyek dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. e. Peruntukan Investasi Pada prinsipnya dana yang ditempatkan pada bank syariah harus bersumber dari yang halal, begitu pula dengan investasi yang akan ditempatkan oleh bank syariah harus pada sektor-sektor usaha yang halal, sedangkan bank konvensional mengabaikan sumber dana dan alokasi investasi dana yang akan ditempatkan tanpa memperhitungkan halal atau haram. f. Prinsip Operasional Prinsip operasional konvensional dalam penghimpunan dana dan menyalurkan kredit dari dan kepada masyarakat dengan menggunakan sistem perhitungan bunga dari jumlah dana yang ditempatkan atau pun yang disalurkan. Sedangkan bank syariah dalam penghimpunan dana menggunakan sistem perhitungan bagi hasil dan hibah bonus sedangkan dalam penyaluran dana ke masyarakat menggunakan sistem perhitungan bagi hasil untuk investasi, margin untuk transaksi jual beli, dan ujrah untuk sewa dan gadai. g. Tujuan bisnis Tujuan bisnis dari bank konvensional semata-mata hanya profit oriented hanya semata-mata mengejar keuntungan, sedangkan bank syariah selain profit oriented juga mencari falah oriented kesejahteraan bersama. h. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture Lingkungan kerja di bank syariah seyogyanya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah seperti Siddiq senantiasa berkata benar, Amanah dapat dipercaya, Tabligh mampu Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. melaksanakan tugas secara team work dimana fungsi informasi merata diseluruh fungsional organisasi dan Fathonah memiliki ketrampilan dan profesional dibidangnya dan banyak akhlak baik lainnya.

2.5. Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil