Definisi Perkembangan Perbankan URAIAN TEORITIS

Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. ∑ ∑ = = − − = n t t n t t t e e e d 1 2 2 2 1 Di dalam pengujian autokorelasi ini, maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari d U dan d L berdasarkan jumlah pengamatan dan variabel bebasnya. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H : = 0, tidak ada gejala autokorelasi H a : ≠ 0, ada gejala autokorelasi Dengan kriteria sebagai berikut : H diterima jika d U d 4 – d U , Artinya data pengamatan tidak terdapat gejala autokorelasi. H ditolak jika d d L atau d 4 – d L , Artinya data pengamatan memiliki gejala autokorelasi. Tidak ada kesimpulan jika d L ≤ d ≤ d U atau 4 – d U ≤ d ≤ 4 – d L , Artinya Uji Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan.

3.6 Definisi

• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. • Pembiayaan adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa- jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. • Suku Bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower peminjam atas pinjaman yang diterima dan imbalan lender atas investasinya. Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Perbankan

Masyarakat banyak menaruh harapan kepada bank untuk menjadi tempat penyimpanan dana yang aman bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta maupun perorangan. Bank juga diharapkan bisa melakukan kegiatan perkreditan dan berbagai jasa keuangan yang dapat melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Disamping itu juga Bank ternyata memiliki peran sebagai pemasok dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga diharapkan dapat mendukung berjalannya mekanisme kebijakan moneter. Berbagai pihak telah mengakui bahwa bank-bank di Indonesia telah gagal memainkan peran fungsi dasarnya, fungsi dasar tersebut adalah memobilisasi tabungan domestik dan asing, serta menyalurkan dana-dana tersebut secara efektif ke kegiatan-kegiatan usaha yang paling produktif atau yang paling menguntungkan secara financial. Kegagalan perbankan tidak terlepas dari ketergantungan bank terhadap perubahan tingkat suku bunga. Etika bisnis meraih nasabah funding yang hanya menggunakan cara memberikan harapan dengan tingkat suku bunga yang tinggi tanpa dibarengi dengan Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. profesionalitas dalam penyaluran kredit akan lebih membuat dunia perbankan semakin terpuruk. Kegagalan ini dapat terlihat dari tabel 4.1 yang memperlihatkan adanya penurunan secara nominal maupun pertumbuhan kredit akibat krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Tabel 4.1 Perkembangan Kredit Bank Konvensional Dalam Milyar Rupiah Periode Kredit Pertumbuhan 1992 78,919 - 1993 121,129 42,210 1994 152,738 31,609 1995 188,876 36,138 1996 234,490 45,614 1997 261,534 27,044 1998 313,118 51,584 1999 140,527 172,591 2000 227,936 87,409 2001 202,616 25,320 2002 271,850 69,234 2003 342,027 70,177 2004 438,880 96,853 2005 566,445 127,565 2006 639,151 72,706 Sumber : Bank Indonesia Kehadiran bank Islam pada tahun 1992 telah membuktikan bahwa Bank Muamalat Indonesia yang merupakan satu-satunya bank yang berdasarkan prinsip Islam beserta beberapa Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang juga menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan operasional perbankannya tetap sehat selama krisis tahun 1997 yang mendera perekonomian di Indonesia. Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. Perkembangan perbankan syariah yang sehat selama masa krisis tidak terlepas dari perkembangan pembiayaan yang disalurkan terlihat jelas dalam tabel 4.2 yang memperlihatkan bahwa bank syariah tetap mengalami pertumbuhan negative, namun hal itu dikarenakan banyak nasabah maupun investor yang menahan diri untuk melakukan pinjaman dan tidak berupaya untuk melunasi pinjaman dikarenakan beban pinjaman yang diterima nasabah tidak mengalami perubahan bahkan dapat mengalami penurunan. Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Dalam Milyar Rupiah Periode Pembiayaan Pertumbuhan 1992 56 - 1993 102 46 1994 178 76 1995 216 38 1996 312 96 1997 459 147 1998 462 3 1999 432 30 2000 1,261 829 2001 2,045 784 2002 3,104 1,059 2003 5,352 2,248 2004 11,185 5,833 2005 14,791 3,606 2006 20,498 5,707 Sumber : Bank Indonesia dan BMI Realita ini mengundang beberapa pertanyaan sampai sejauh mana relevansi bank Islam dengan upaya bangsa Indonesia untuk memulihkan dan membangun kembali perekonomian indoonesia. Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009. Pada tahun 1998 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan perbankan No.10 tahun 1998 yang isinya memberikan keleluasaan kepada Bank Syariah untuk lebih dapat berkembang sebagaimana berkembangnya Bank Konvensional. Hal ini bertujuan dengan harapan semakin berkembangnya Bank Syariah di Indonesia diharapkan mampu menjadi benteng perekonomian Indonesia bilamana krisis perekonomian kembali mendera sehingga pembangunan dapat terus berjalan dengan seimbang.

4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tingkat Suku Bunga Bank