27 mencapai tujuan. Oleh karena itu pengelolaan manajemen Sumber Daya Manusia
harus dioptimalkan. Perlu disadari bersama bahwa untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia setiap organisasi memiliki keterbatasan. Oleh karena itu
perlu melibatkan pihak lain dalam proses pengembangan Sumber Daya Manusia tersebut. Melalui cara inilah pelatihan dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hasibuan 2010:70 yaitu : ”dengan pengembangan sumber daya manusia, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat, kualitas dan
kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill dan managerial skill sumber daya manusia yang semakin baik”. Nasution 1982:71 menegaskan
“pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja
seseorang. Di mana tujuan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas”. Mengacu pada teori-teori yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa pelatihan merupakan salah satu usaha yang dapat diterapkan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang berkaitan dengan praktik pelatihan, kemampuan menguasai terapan, metode latihan, sarana dan prasarana, dan evaluasi hasil
pelatihan.
C. Tinjauan Motivasi Kerja
Robbins 2003:55 mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.
28 Ernest L. Mc. Cormick dalam Mangkunegara 2005 mengemukakan bahwa
motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja. Siagian 2002:94 mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi,
termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Karena 4 empat
pertimbangan utama yaitu: 1 Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit pro quo”, yang dalam bahasa awam dicerminkan oleh pepatah yang mengatakan
“ada ubi ada talas, ada budi ada balas”, 2 Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, 3
Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, 4 Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan tidak
adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang berbeda-beda.
Radig 1998, Soegiri 2004:27-28, 2006:24 dalam Brahmasari 2008 mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi,
penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah
kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil
kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran
29 karyawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan.
Mangkunegara 2005:101 mengemukakan bahwa terdapat 2 dua teknik memotivasi kerja pegawai yaitu: 1 Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai,
artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. 2 Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan
salah satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah
“ AIDDAS” yaitu Attention perhatian, Interest minat, Desire hasrat, Decision
keputusan, Action aksi atau tindakan, dan Satisfaction kepuasan. Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan perhatian kepada
pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya
akan menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian,
pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.
Sebagian dari teori paling lazim mengenal motivasi merujuk kepada kebutuhan sebagai kekuatan pendorong perilaku manusia. kita akan membahas tiga
penjelasan tentang bagaimana kebutuhan berfungsi memotivasi manusia.
1. Teori Hierarki
Maslow 1954 dalam Usmara 2006 mengemukakan bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori : fisiologis; keselamatan atau keamanan; rasa memiliki
belongingness atau sosial; penghargaan; dan aktualisasi diri. Kebutuhan–