Aspek Evaluasi Penilaian Kinerja

43 Bila informasi menemukan adanya kelemahan, maka umpan balik dapat menstimulasi proses pengembangan untuk mengatasi proses untuk kelemahan yang ada. Untuk manajemen sumber daya manusia, proses penilaian kinerja dapat menunjukan adanya kebutuhan akan adanya pengembangan tambahan sebagai suatu alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya hasil penilaian kinerja yang mengindikasikan bahwa seorang pegawai mempunyai potensi untuk bekerja dengan baik di suatu posisi yang dipromosikan, maka pegawai tersebut mempunyai kesempatan untuk menduduki suatu posisi yang lebih tinggi. Penilaian kinerja yang bertujuan pengembangan juga mencakup pemberian pedoman kinerja pegawai di kemudian hari. Umpan balik akan menyadarkan pegawai akan kelemahan dan kekuatan kinerja masa lalu dan menentukan arah yang harus dipilih pegawai untuk memperbaikinya. Pegawai ingin mengetahui secara khusus, bagaimana mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka di masa mendatang. Karena penilaian kinerja dirancang untuk menanggulangi masalah-masalah kinerja yang buruk, penilaian harus dirancang untuk mengembangkan pegawai dengan lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini kinerja pegawai adalah : “Hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya”, Mangkunegara, 2005 dalam Koesmono, 2005:28. Variabel kinerja pegawai ini secara operasional diukur dengan menggunakan 4 empat dimensi yang diadopsi dari Brahmasari 2008:121-122, yaitu: 44 a. Kemampuan pegawai dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya manusia yang dimiliki, dengan indikator; kemampuan, keterampilan dan kepemimpinan. b. Kemampuan pegawai dalam meningkatkan efisiensi penggunaan seluruh waktu yang dimiliki, dengan indikator; efisiensi dan efektivitas c. Kemampuan pegawai dalam beradaptasi terhadap perubahan, dengan indikator; identifikasi perubahan dan lingkungan kerja d. Kemampuan pegawai dalam mencapai target yang telah ditetapkan, dengan indikator; ketepatan kerja dan hasil kerja. Kinerja performance dipengaruhi oleh tiga faktor: 1 Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. 2 Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude sikap, personality kepribadian, pembelajaran, dan motivasi. 3 Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan job design Mangkunegara, 2005: 14. Menurut A. Dale Timple Mangkunegara, 2005:15, faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disposisional, yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan eksternal ini merupakan jenisjenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang.