BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Penerimaan pajak merupakan sumber APBN yang paling besar kontribusinya bagi pembiayaan negara. Tetapi banyak masyarakat yang belum menyadari akan
pentingnya pajak dan pada kenyataanya masih banyak Wajib Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya sampai pada jatuh tempo. Untuk itu diperlukan peranan
penyuluhan guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sebagai kewajiban warga negara. Hal ini tertuang didalam Pasal 2 Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: PER-03PJ2013 Tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan yang menyatakan bahwa penyuluhan perpajakan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat Wajib Pajak agar semakin paham, sadar, dan peduli dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakannya. Peranan penyuluhan ini jelaslah merupakan tugas penting, tujuannya bukan
saja untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang terutama adalah meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
membayar pajak dikalangan masyarakat agar pajak yang dibayarkannya sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya.
Kontribusi masyarakat melalui pembayaran pajak digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan fasilitas-fasilitas umum, seperti membiayai fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, transportasi, memberi gaji Pegawai Negeri Sipil dan banyak hal lainnya yang ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
umum. Oleh karena itu pajak sangat penting bagi pemerintah untuk mensukseskan pembangunan.Dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2A Setiap warga Negara Indonesia
diwajibkan untuk membayar pajak. Pentingnya peranan pajak dalam kehidupan bernegara tertuang dalam definisi pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.6 Tahun
1983 sebagaimana telah disempurnakan terakhir dengan UU No.16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa pajak
digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di
jelaskan bahwa sistem perpajakan yang berlaku di indonesia adalah Self Assesment. Hal ini berarti wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung,
menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya sedangkan aparat pajak berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak.Sebagai
konsekuensi logis dari Self Assesment System tersebut maka wajib pajak harus memahami ketentuan-ketentuan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Untuk berjalannya sistem ini memerlukan sarana-sarana penunjang dibidang penyuluhan seperti fasilitas penyuluhan dan media massa yang sangat diperlukan
untuk memperluas materi-materi penyuluhan kepada masyarakat. Dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
maka penerimaan Negara dapat terus meningkat sehingga target penerimaan dari sector pajak dapat tercapai.Dalam realitas pelaksanaan Self Assesment System masih
terdapat kendala mengingat tidak semua wajib pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku.Kemungkinan masalah yang
dapat terjadi adalah kurangnya tenaga penyuluh sehingga penyuluhan yang dilakukan tidak merata yang mengakibatkan tidak semua masyarakat dapat penyuluhan tersebut
misalnya ketidaktahuan masyarakat disebabkan penyuluhan yang dilakukan fiskus belum optimal dan walaupun sudah dilakukan penyuluhan oleh fiskus sesuai dengan
ketentuan yang ada, tetapi belum membuat masyarakat paham dengan materi-materi yang disampaikan.Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan
penerimaan informasi masing-masing wajib pajak berbeda-beda. Untuk wajib pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka Self Assesment
System tidak begitu bermasalah, namun bila terjadi sebaliknya maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksanaan perpajakan.
Mengingat sebagian besar wajib pajak masih belum memahami pajak serta aturan – aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting. Dengan adanya
penyuluhan ini maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya sebagai warga negara yaitu dalam hal membayar pajak.
Pemerintah memang telah melakukan beberapa penyuluhan perpajakan di kantor-kantor pelayanan perpajakan dan kantor penyuluhan perpajakan itu sendiri.
Namun, pada prakteknya, penyuluhan yang telah dilakukan tersebut belum berjalan
secara optimal.Hal ini terindikasi dari masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.yang tercermin dari beberapa fakta berikut.
1. Jumlah wajib pajak terdaftar dibanding jumlah penduduk Republik Indonesia masih sangat sedikit.
2. Kepatuhan wajib pajak terdaftar untuk melaksanakan kewajiban perpajakan masih sangat rendah.
3. Tingginya upaya-upaya penghindaran pajak oleh masyarakat di hampir semua lapisan tanpa ada perbedaan pelaku baik yang menyangkut kapasitas intelektual,
status sosial, maupun kemampuan ekonomi. Penyuluhan melalui kantor-kantor pelayanan pajak sebenarnya masih belum
bisa dibilang efektif.Penyuluhan perpajakan sebagai suatu sistem penyampaian informasi dan bimbingan perpajakan merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
sistem self assessment agar masyarakat tergugah dan sadar untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Proses penyuluhan perpajakan dalam jangka waktu
panjang diharapkan dapat membuat wajib pajak sadar membayar pajak. Dengan proses sosialisasi yang optimal diharapkan akan membuat masyarakat sadar untuk
membayar pajak, serta memiliki kepatuhan dan komitmen moral terhadap kewajiban perpajakannya.
Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan, aparat pajak selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terkait dalam penyuluhan tersebut yaitu petugas
pajak, kondisi masyarakat yang disuluh, materi penyuluhan, metode penyuluhan
serta sarana penunjang yang digunaakan dalam penyuluhan tersebut. Bila salah satu faktor tidak sesuai maka sasaran dari penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.
Aparat penyuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penyuluhan karena kualitas dan kuantitasnya harus memadai, metode penyuluhan yang cocok dan
tepat untuk masyarakat dan didukung fasilitas yang memadai, mengingat sebagian besar wajib pajak tinggal dipedesaan yang tingkat pengetahuan dan penerimaan
informasinya masih rendah, maka penyuluh perpajakan perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang ditandai
dengan meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Bila seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan penyuluhan perpajakan yang optimal, bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia menjadi sadar, patuh, dan taat
pajak.Dengan demikian, penerimaan pajak negara Indonesia dapat menjadi maksimal sehingga pembangunan negara dapat berjalan dengan baik yang berimplikasi pada
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara
USU adalah merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Untuk itu, Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa
dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan yang dihadapi mengenai penyuluhan dan sosialisasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang “PELAKSANAAN PENYULUHAN DAN SOSIALISASI DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MEDAN BELAWAN”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri