1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better
business, dan better living. Mardikanto,1993
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:PER-03PJ2013 Tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan Pasal 2 menyatakan Penyuluhan Perpajakan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perpajakan, serta mengubah perilaku masyarakat Wajib Pajak agar semakin paham, sadar, dan peduli
dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Penyuluhan Perpajakan harus
dilaksanakan dengan memperhatikan Metode Penyuluhan, Teknik Penyuluhan, Materi Penyuluhan, Penyuluh, dan Sarana Pendukung Penyuluhan.
C. Metode Penyuluhan Perpajakan
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-03PJ2013
TentangPedoman Penyuluhan Perpajakan Pasal 3, Metode Penyuluhan adalah cara kerja teratur dan sistematis yang digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan penyuluhan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap orang belajar lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup
dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.
Penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih
banyak metode penyuluhan yang akan digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu. Pengalaman penelitiaan di negara- negara
berkembang menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara tahapan adopsi seseorang dengan pendekatan yang harus dilakukan, karena ada perbedaan kecepatan
seseorang dalam mempelajari sesuatu.Sekelompok orang mungkin telah sampai pada tahap mencoba sesuatu hal yang baru sehingga mereka ingin mempraktikkannya.
Teteapi dilain pihak bisa terjadi, hanya sampai pada tahap ,menyadari dan atau berminat. Oleh karena itu, penggunaan kombinasi berbagai metode penyuluhan akan
lebih efektif.
Menurut Pendapat Mounder metode penyuluhan digolongkan menjadi 3 tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai:
1. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini,
penyuluhan berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam
metode ini adalah: Anjangsana, surat-menyurat, Kontak informal, Undangan, Hubungan telepon, Magang.
2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh
berhubungan dengan sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain: Ceramah dan diskusi,
Rapat, Demonstrasi, Temu karya, Temu lapang, Perlombaan, Pemutaran slide, Penyuluhan kelompok lainnya.
3. Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau
sasaran yang lebih luas massa. Beberapa metode yang termasuk dalam golongan itu, antara lain: Rapat umum, Siaran melalui media massa,
Penerbitan visual, Pemutaran film.
Hal ini bertujuan untuk menyajikan materi penyuluhan dengan cara lebih menarik, sehingga dapat dipergunakan untuk penyuluhan bagi anggota masyarakat
yang masih awam dalam masalah yang disampaikan.
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik
komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung
bertatap muka dengan sasaran. 2.
Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau
media. Misalnya siaran melalui radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima
melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya sosialisasi
melalui siaran perpajakan melalui radio dan hubungan telepon setara alat-alat audiotif lainnya.
3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam
indra secara kombinasi. Misalnya Siaran melalui televisi didengar dan dilihat dan lain sebagainya.
Dalam melaksanakan kegiatannya, penyuluhan menerapkan suatu cara atau metode tertentu yang harus dilakukan Wiriatmaja,1973 yaitu :
1. Pengenalan keadaan, gambaran atau situasi sebelum melaksanakan kegiatan
penyuluhan, penyuluh harus terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut :
1 Mempersiapkan dirinya sendiri untuk jadi penghubungkomunikator
atau penyuluh yang baik. 2
Mengenal daerah kerjanya termasuk perihal masyarakat sasaran, kebudayaan, dan masalah-masalahnya dalam lingkup perpajakan.
2. Perencanaan Planning, agar tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik,
perlu disusun suatu rencana tentang jalannya kegiatan-kegiatan. Yang termasuk dalam rencana tersebut adalah yang dikenal dengan istilah 4 W dan
1 H, yaitu : •
Apa yang harus dilakukan What •
Di mana dilakukannya Where •
Kapan melakukannya When •
Siapa yang melakukan Who •
Bagaimana melakukannya How
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, maka di dalam perencanaan tersebut, perlu disusun hal-hal sebagai berikut :
a. Program, yaitu suatu pernyataan yang dikeluarkan untuk menimbulkan
pengertian dan perhatian mengenai suatu kegiatan. Lebih jelasnya program berisi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa perlu dilakukan.
b. Rencana Kerja, yaitu suatu acara kegiatan-kegiatan yang disusun sedemikian
rupa sehingga memungkinkan pelaksanaan program secara efisien yang menyangkut tentang bagaimana, kapan, di mana, dan siapa.
c. Kalender kerja, yaitu suatu rencana kerja yang disusun menurut urutan waktu
kegiatan.
D. Teknik Penyuluhan Perpajakan