Kemampuan mengungkapkan perasaan Deskripsi data I 1. Identitas diri Partisipan I

dapat lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sekarang. “Dulu saya manusia yang tidak punya tujuan setelah menjadi muallaf saya mempunyai tujuan hidup yang pasti. Merasa menjadi manusia yang lebih baik, dapat mengontrol amarah, tidak ngomong sembarangan.Dulu itu saya suka kali kata kasar .” W1P1b927-933h19 “Tapi ya Alhamdulillah sekarang ini kalau mau marah istighfar.Enggak sembarangan lagilah dek.Kakak takut. Kan banyak orang yang bilang kalau kita ngucapin sesuatu yang enggak baik sama orang lain ntar bisa balik kekitanya.” W1P1b933-939h19 “Dan kekurangan saya ini juga masih banyak dek.Semoga bisa jadi lebih baik lagi.Amiin.Itu aja.Pasti dan pasti itu terjadi. ” W1P1b929-931h19 Ia merasa memiliki kekurangan pada dirinya, namun keinginannya terus menjadi manusia yang lebih baik lagi dimasa depan. “Kadang-kadang memang enggak bisa ketahan yakan tapi habis itu Istighfar minta ampun.Ya gitulah dek namanya manusia.Dan kekurangan saya ini juga masih banyak dek.Semoga bisa jadi lebih baik lagi.Amiin.Itu aja.Pasti dan pasti itu terjadi.” W1P1b945-947h20

4. Kemampuan mengungkapkan perasaan

Rangkaian emosi selalu ada pada individu dalam setiap permasalahan yang dihadapinya. Bagaimana kemampuan seorang individu menyesuaikan diri dengan apa yang ia hadapi dalam kehidupan, dan kemampuan mengungkapkan perasaan menjadi salah satu indikatornya. Individu dengan penyesuaian diri yang baik mampu merasakan dan mengungkapkan perasaan melalui berbagai macam emosi yang tepat, mengatur, menempatkan emosi dibawah kendali diri sendiri, dan mencari alternative lain dalam mengungkapkan emosi. Universitas Sumatera Utara Ia merasa takut pada saat akan mengatakan kepada sang ibu atas keputusannya menjadi muallaf. Namun, ketika sang ibu sudah mengetahui hal tersebut semua permasalahan yang ia dapatkan dari lingkungan sekitar bukan merupakan suatu permasalahan yang besar. Dan Zara menerima setiap konsekuensi yang ia dapatkan. Setelah Zara menjadi muallaf, permasalahan yang ia alamiia ceritakan kepada kakaknya. Perasaan marah, kesal, dan perasaan negatif lainnya sering ia lampiaskan dengan sang kakak. Zara lebih terbuka dengan kakaknya dibandingkan dengan teman-teman kerjanya. Karena ia merasa kakak dapat memahami emosinya daripada teman-temannya. “diaa.. Kak Yuli tersenyum. Karena dia merupakan sumber inspirasi, motivator yang sangat baik.” W1P1b935-937h19 “Dari agama saya masih Kristen sampek jadi muslim pun dia mau aja dengeri ceritanya kakak.Anehkan kalau dipikir-pikir awalnya saya bukan keluarganya dia tapi dia tetap mau ngasi nasihat dan masukan untuk kakak. Pada waktu tertentu ketika ia tidak dapat mengendalikan amarahnya terhadap perilaku saudara ataupun teman kerjanya, Zara hanya bisa beristighfar dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Terkadang ia juga mengeluh karena pekerjaan yang menumpuk. Dan pendapatan yang ia peroleh tidaksesuai dengan hasil jeripayahnya. Dibalik ungkapan emosi dan perasaan negatif tersebut, kadang ia memikirkan apa yang telah ia lakukan, melihat alasan kemarahan dan mengungkapkan rasa bersalahnya kepada Tuhan. Hal ini ia lakukan ketika emosi yang ia rasakan mulai mereda dan nasihat dari sang kakak yang membuatnya Universitas Sumatera Utara sadar akan kekurangan yang ada didalam dirinya. Ia merasa beruntung dengan keadaan seperti ini yang dapat membuatnya lebih baik dari sebelumnya.

5. Hubungan Interpersonal