2. Perkembangan dan kematangan
Perkembangan dan kematangan memiliki hubungan erat pada proses penyesuaian diri. Kematangan diri seorang muallaf dapat dilihat dari segi
pengetahuan, moral, emosi dan sosial yang mempengaruhi bagaimana ia dapat melakukan penyesuaian diri dalam kehidupannya.
Dini merasa pengetahuan dan pembelajaran yang ia dapat bukannya hanya melalui buku saja tetapi juga dari kehidupan dan pengalaman orang lain.
Kesukaannya mendengarkan ceramah membuatnya lebih memahami bagaimana kehidupan dan tata cara seorang muslim. Mendengarkan ceramah dari seorang
ustadz sudah ia lakukan sebelum memutuskan menjadi muallaf. Ia merasakan ketenangan hati setelah mendengar ceramah tersebut, walau hanya melalui media
televisi. “Terus kakak sering diajak pengajian sama kawan, ikut acara-acara dakwah
gitu dua kali seminggu paling sedikit dek jadi ringan langkah kakak k an.”
W2P2b60-63h46 “banyak kali dek. Kitakan belajar bukan dari buku aja. Dari kehidupan dan
pengalaman orang lain juga.” W2P2b70-72h46
“iyalah dek. Lingkungan dan orang-orang sekitar kakak itu yang kakak lihat juga.Mereka juga ngajari kakak banyak hal.Dan banyak kalipun
mempengaruhi perkembangan diri yang kakak rasakan sekarang ini dek.” W2P2b87-92h46
Pembelajaran yang diperoleh dari ceramah yang disampaikan oleh ustadz menjadikannya orang yang lebih bersabar agar Tuhan melapangkan kuburnya
kelak. Ketika emosinya mulai muncul ia selalu ingat dengan isi ceramah tersebut. Setelah itu ia mengingat Tuhan dan merasakan ketenangan. Dini pun merasa malu
apabila ia terus menjadi seorang individu yang tidak dapat mengontrol emosinya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan umur yang terus bertambah, dengan bersabar ia ingin kelihatan lebih muda, menjaga kesehatannya dan mendapatkan teman lebih banyak.
“karena kakak sering ikut ceramah itu ya kan pak ustad kan sering bilang orang sabar disayang Allah. Orang yang sabar dilapangkan kuburnya.Jadi
kadang kalau kakak marah suka teringat kata pak ustad itu haha tertawa.Kalau mau marah yaudah mending kakak tarik nafas terus ngucap
“Astagfirullah” habis itu tenang lagi.” W2P2b94-101h47
“banyaklah dek. Dari pemikiran, sikap, tingkahlaku, emmm cara berperilaku sama orang lah. Masih banyak lagi.”
W2P2b117-119h47
“pastilah dek. Kakak ngerasa ya kayaknya malah lebih dewasa dari kakak yang ada disebelah kakak ini menunjuk kak Zara.”
W2P2b124-126h47 Banyak perubahan-perubahan terjadi yang dirasakan oleh Dini. Perubahan
dari segi pemikiran, tingkahlaku dan tata cara berperilaku kepada orang lain. Dengan perubahan yang ia alami, ia merasa lebih dewasa dibandingkan kakaknya
Zara. Sebelum ia memutuskan menjadi muallaf, ia belajar memahami Islam dari teman-temannya. Dari merekalah Dini pelan-pelan menerapkan ajaran agama
Islam di dalam dirinya. Perubahan yang terjadi merupakan tuntutannya sebagai muslim bukan
paksaan dari orang lain. Ia menganggap harus dapat menyesuaikan diri dengan agama yang ia anut. Menghormati orang yang lebih tua, tolong menolong, sopan
santun dan menghargai sesama muslim ia terapkan pada kehidupannya. Tatacara dalam ajaran agama Islam juga ia terapkan. Tatacara tersebut bukan
memaksakannya, namun ia menyadari sudah seharusnya menjalankan semua ajaran agama Islam yang ada.
Universitas Sumatera Utara
“Islam itu mengajarkan manusia harus gimana, bersikap seperti apa, berpakaian dan lain-lain jugalah. Bukan memaksakan tapikan kalau kita
udah tau seharusnya seperti itu ya sebaiknya dijalankan.” W2P2b133-137h47
“Harus menghargai sesama, tolong menolong, sopan santun misalnya menunduk kalau jalan didepan orang yang lebih tua, salam tangan.”
W2P2b137-141h47 Dini merasa belajar agama Islam tidak ada habisnya dan harus lebih banyak
lagi belajar agar menjadi lebih baik. “haha enggak ada habisnya dek sebenarnya kalau kita terus belajar dan
pengen tahu gimana tentang Islam, itukan dek.” W2P2b144-147h48
3. Keadaan psikologis